Tujuannya memetakan aliran panas dangkal secara vertikal dan horizontal pada daerah prospek sehingga dapat
diketahui sebaran prospek panas dan aliran panas dangkal secara vertikal dan horizontal dengan membandingkan
karakteristik batuan dan fluida dalam sistem panas bumi di daerah Sumani. Hasilnya Pengukuran temperatur dasar
lubang memperlihatkan temperatur berkisar antara 26,14 hingga 37,22 oC dengan rata-rata 28,71 oC. Nilai gradien
termal permukaan yang terukur berkisar antara 0,003 hingga 1,470 oC/m dengan rata – rata 0,078 oC/m. Nilai aliran
panas (heat flow) permukaan daerah survei berkisar antara 0,009 hingga 3,477 W/m2, dengan rata-rata 0,220 W/m2.
Terdapat konsistensi zona anomali hasil pengukuran temperatur dasar lubang, gradien termal dan aliran panas
kesemuanya terkonsentrasi di sekitar pemunculan manifestasi air panas Way Selabung memanjang ke arah air panas
Lubuk Suban dengan luas sekitar ± 3,95 km2
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemodelan inversi 2-D dalam menentukan letak, delineasi, dan kedalaman
sistem panas bumi Way Selabung. Hasil pemodelan 2-D memperlihatkan bagian atas terdapat kelompok nilai
tahanan jenis rendah <10 Ohm.m dengan ketebalan sekitar 1500 meter dari permukaan yang diinterpretasikan
sebagai batuan penudung. Di bagian bawahnya terdapat kelompok nilai tahanan jenis sekitar 30-100 Ohm.m dengan
kedalaman 1500 meter hingga 1750 meter yang diinterpretasikan sebagai zona reservoir
Maksud penyelidikan ini adalah untuk melokalisir pemunculan manifestasi panas di permukaan dan
mengidentifikasi kondisi geologi serta karakteristik geokimia daerah panas bumi Wai Selabung, dengan tujuan untuk
mengetahui indikasi batuan perangkap panas dan temperatur fluida di kedalaman (reservoir). Hasilnya Fluida panas
bumi termasuk tipe klorida bikarbonat dengan temperatur reservoir sekitar
176oC (geotermometer Na-K). Sumber panas diperkirakan berhubungan dengan aktivitas vulkanik lava basalt Tebat
gayat yang berumur Kuarter. Batuan penudung diperkirakan berasal dari proses silisifikasi dan alterasi mineral
lempung
yang tersebar di sekitar air panas pada lava tua Akarjangkang. Permeabilitas batuan sebagai reservoir dalam sistem
panas bumi Wai Selabung diperkirakan
pada batuan produk Vulkanik Akarjangkang danbatupasir yang telah terkekarkan kuat.
untuk menganalisis model resistivitas yang dihasilkan dari inversi 2D data magnetotellurik dalam mode TE, TM dan
TE-TM. Berdasarkan model-model tersebut, ditentukan mode untuk menghasilkan model yang paling representatif
untuk membantu interpretasi sistem panas bumi “WS”. Hasil dari ketiga mode tersebut menunjukkan bahwa mode
TE didominasi oleh resistivitas rendah dengan rentang nilai kurang dari 10Ωm dan resistivitas sedang dengan
rentang nilai 35-250 Ωm. Mode TE menghasilkan kontras resistivitas vertikal. Mode TM menggambarkan
resistivitas tinggi di barat daya dan pusat garis dengan nilai lebih dari 470Ωm sehingga menghasilkan kontras
resistivitas lateral. Sedangkan mode TE-TM merupakan gabungan dari mode TE dan TM, namun pada penelitian ini
mode TE-TM lebih mirip dengan mode TM. Mode TETM menggambarkan distribusi resistivitas baik secara vertikal
maupun lateral. Berdasarkan analisis terhadap ketiga mode tersebut, dapat disimpulkan bahwa mode TE-TM
merupakan model yang paling representatif.