PROPOSAL PENELITIAN
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN
PERSYARATANMENCAPAI DERAJAT SARJANA (S1)
DIAJUKAN OLEH :
ARVID RAMADHAN.A
F1G114054
Proposal Penelitian
PENENTUAN
Diajukan Oleh
ASTIN
F1H113046
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Geofisika
A. Latar Belakang
Indonesia dengan letak astronomi 94°-141°BT dan 6°LU - 11°LS terletak di
wilayah ring of fire yaitu daerah pertemuan 3 lempeng tektonik dan 1 lempeng
tektonik kecil. Ketiga lempeng tektonik itu adalah lempeng indo-australia,
lempeng Eurasia dan lempeng pasifik serta lempeng kecil Filipina . lempeng-
lempeng tektonik ini saling bergerak satu sama lain dengan sangat lambat (0 – 20
cm pertahun (gunawan 2005)), yang nantinya bias mengakibatkan tumbukan
sehingga terbentuk gunung berapi . keberadaan gunung berapi ini dapat menjadi
sumber energy panas bumi. Pada prinsipnya gunung berapi yang di gunakan
dalam eksplorasi panas bumi adalah gunung api semi active, yang sedang
mengalami proses cooling down.
Gambar 1.1 lokasi lapangan geothermal awibengkok. (1a) peta Indonesia dengan lokasi
area penelitian. (1b) peta jawa barat dengan pusat vulkanik. Kontrak area awibengkok
(kotak merah).
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui delineasi zona rekahan pada
reservoir geothermal menggunakan metode mikroseismik.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi keilmuan
1) Diharapkan dengan dilaksanakannya penelitian ini, dapat menarik minat bagi
penelitian lainnya untuk mengkaji lebih jauh mengenai kondisi geologi daerah
penelitian terutama pada reservoir geothermal.
2) Sebagai sumber referensi yang bersifat ilmiah.
3) Memperkaya pengetahuan mengenai geofisika terutama tentang penelitian ini.
3. Bagi masyarakat
Memberikan informasi geofisika mengenai potensi yang menguntungkan maupun
merugikan bagi masyarakat.
II. TINJAUAN PUSTAKA
K-Ar dan Ar/ Ar. Ating bahan organic carbon-40 dalam endapan stratigrafi yang
lebih tinggi dari unit ini yang menegaskan bahwa hal itu lebih tua dari 40.000 tahun SM.
Studi geokimia batuan vulkanik dari gunung salak dan ventilasi yang terkait
menunjukan bahwa tren yang berbeda terjadi karena variasi proses magmatic dalam level
dangkal (stimac., et al.,2008).
B. Gelombang seismik
Efek yang di timbulkan oleh adanya gelombang seismic dari gangguan alami
(seperti : pergerakan lempeng (tektonik), bergeraknya patahan, aktivitas gunung api, dsb)
adalah apa yang kita kenal sebagai fenomena gempa bumi. Gelombang seismic adalah
bentuk gelombang elastic yang menjalar dalam medium bumi, beberapa medium yang
dapat menjalarkan gelombang yang mempunyai komponen impedansi, seismik (atau
akustik) impedansi Z didefenisikan dalam persamaan 2.1 (Haris, 2006) :
(2.1)
Dimana, v adalah kecepatan gelombang seismik , dan p adalah densitas dari batuan. Saat
gelombang seismic melewati dua medium yang memiliki perbedaan impedansi, maka
energy dari gelombang akan di pantulkan (reflected) dan yang lainya akan di teruskan
(transsmited).
yaitu 2πr . Ada dua jenis gelombang badan, yaitu : gelombang primer dan gelombang
sekunder.
Adalah salah satu dari dua jenis gelombang seismik, sering juga di sebut gelombang
tanah ( di namakan demikian karena merambat di dalam tanah ), adalah gelombang yang
di timbulkan oleh gempa bumi dan terekam oleh seismometer.
Merupakan gelombang seismic yang memiliki kecepatan paling tinggi (6-7 km/detik)
dibandingkan gelombang-gelombang seismik lainya dan pertama kali tiba pada setiap
stasiun pengukuran seismik, dimana jenis gelombang berikutnya yang dating di namakan
S-waves atau gelombang sekunder . hal ini berarti bahwa partikel-partikel yang berada di
dalam tanah (tubuh dari bumi) memiliki vibrasi-vibrasi sepanjang atau sejajar dengan
arah perambatan energy dari gelombang yang merambat tersebut.
Baik gelombang-P atau gelombang-S dapat membantu ahli seimologi untuk mencari
letak hiposenter (kedalaman) dan episenter (posisi) gempa. Kecepatan dari gelompang-P
lebih besar dari gelombang-S (jika merambat dalam medium yang sama).
Secara pendekatan umum untuk bumi yang di anggap isotropis besarnya kecepatan
masing-masing gelombang tersebut adalah (Rosid, 1988)
Gelombang P
(2.2)
Gelombang S
(2.3)
Gelombang Rayleigh
V = 0,9194 V (2.4)
Gelombang love
Dimana atau μ adalah konstanta lame dan ρ adalah rapat massa batuan. Dari
perumusan di atas dapat di pastikan bahwa gelombang P selalu lebih cepat dari pada
gelombang lainnya, sehingga pada seismogram gelombang P akan selalu tercatat paling
awal.
(2.6)
Dimana, σ adalah poisson ratio. Dalam kaitanya dengan daerah prospek geothermal
ternyata gelombang bodi dapat di jadikan sebagai sala satuh indikatornya. Factor-faktor
kandungan air, kandungan celah/retakan, porositas, temperature, metamorfosa, tekanan
dan tipe batuan dapat mempengaruhi cepat rambat gelombang. Saturasi air dapat
memberikan efek yang lebih besar terhadap gelombang P dari pada gelombang S. cepat
rambat gelombang P akan bertambah sebesar 20% apabila suatu batuan kering tersaturasi
oleh air, sedangkan gelombang S tidak mengalami perubahan kecepatan (Rosid, 1988).
A. Gelombang Rayleigh
B. Gelombang love
C. Mekanisme Gempa
Mekanisme gempa pada mulanya di kenal sebagai suatu bencana yang tiba-tiba
saja dating dan merusak kehidupan manusia. Dengan berkembangnya tingkat pemikiran
dan daya analisa manusia. Maka timbul keyakinan bahwa segala sesuatu ada
penyebabnya. Sehingga mendorong manusia untuk mempelajari factor-faktor yang ada di
dalam bumi yang menyebabkan timbulnya gempa.
Dari berbagai pengamatan gempa bumi, maka diyakini adanya suatu tempat
dimana gempa bumi bermula. Temppat tersebut disebut sebagai focus, hiposenter atau
sumber gempa. Tempat di muka bumi ( permukaan) yang tepat di atas fokus tersebut
sebagai episenter.
Berdasarkan teori reid mengenai elastitic rebound, gempa bumi bermula dari
gerakan slip yang terjadi secara spontan sesar aktif karena akumulasi strain elastic dalam
periode panjang untuk mencari kestabilan baru.
D. Macam-macam Gempa
Gempa bumi merupakan fenomena alam yang sudah tidak asing lagi. Gempa dapat
digolongkan menjadi beberapa kategori yaitu :menurut proses terjadinya, bentuk
episentrumnya, jaraknya dan lokasinya.
Berdasarkan bentuk episentrumnya, dapat dibagi menjadi dua jenis gempa, yaitu
sebagai berikut:
Menurut jaraknya
Berdasarkan jaraknya, gempa dapat d bagi menjadi 3 jenis yaitu sebagai berikut :
Menurut lokasinya
Banyak metode yang dilakukan oleh ahli seismologi untuk menentukan episenter
ataupun hiposenter dan origin time suatu gempa, antara lain yaitu sebagai berikut
(Susilawati, 2008):
1. Metode lingkaran.
2. Metode hiperbola.
3. Metode bola.
4. Metode tripartit.
5. Metode geiger.
Apabila gelombang P datang distasiun pada saat TPA dan gelombang S pada saat
Tsa, sedangkan lintasan yang di tempuhnya berjarak DA, maka dapat di peroleh waktu
tempuh dari pusat gempa ke stasiun A untuk gelombang P sebesar :
(2.7)
Karena kecepatan gelombang P selalu lebih besar dari pada gelombang S maka
antara TP dan TS juga ada selisih waktu. Dan engan dua perumusan di atas dapat
diturunkan perumusan jarak episenter dalam bentuk :
(2.9)
Dengan cara yang sama untuk stasiun yang lain dapat di cari juga jarak
episenternya D, sehingga secara umum perumusan di atas dapat di tuliskan dalam bentuk:
(2.10)
Dimana :
a. Observasi lapangan
Observasi lapangan dilakukan sebelum melakukan pengambilan data dengan tujuan
untuk orientasi medan dan untuk mengetahui kondisi daerah penelitian, selain itu juga
untuk mengetahui gambaran keadaan geologi daerah penelitian secara umum.