GEOMORFOLOGI
Disusun Oleh:
Savikri Misbahul Umar
21100120140111
LABORATORIUM GEOMORFOLOGI
DAN GEOLOGI FOTO
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
NOVEMBER 2020
LEMBAR PENGESAHAN
hari :
pukul :
PENDAHULUAN
1.1 Maksud
Maksud dari penulisan Laporan Praktikum ini adalah untuk melakukan Delineasi
peta kontur daerah Gunung Marapi Bukittinggi dan sekitarnya.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan Laporan Praktikum Geomorfologi acara Bentuklahan SDV
ini adalah untuk :
1. Mengetahui bentuklahan daerah Gunung Marapi Bukittinggi
2. Mengetahui klasifikasi bentuklahannya
1.3 Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Rabu, 4 November 2020
Pukul : 19.00 – 21.00
Tempat : Purbalingga
BAB II
GEOLOGI REGIONAL
Daerah yang kami teliti, area Gunung Marapi Bukittinggi dan sekitarnya
memiliki geomorfologi atau bentuklahan yang porposional antara struktural,
denudasional, dan vulkanik. Pada daerah ini terdapat area pegunungan yang terdiri
dari Gunung Marapi, Gunung Sago, dan Gunung Singgalang. Di bagian barat laut
Gunung Singgalang, terdapat Danau Maninjau yang terletak di daerah Lubukbasung.
Danau ini mempunyai ketinggian 1400 mdpl pada puncaknya dan di tengah danau,
yaitu pemukiman warga mempunyai tinggi berkisar 600 – 800 mdpl. Di sebelah timur
Gunung Singgalang, terdapat Gunung Marapi dengan tinggi sekitar 2800 mdpl dan
Gunung Sago dengan tinggi sekitar 2000 mdpl. Disebelah utara Gunung Marapi ada
dataran yang merupakan bentuklahan denudasional dan struktural, yang di mana
daerah tersebut adalah daerah Bukittinggi dan Payakumbuh..
METODOLOGI
Mulai
Deliniasi bentuk
lahan, pola aliran
sungai, dan jaringan
jalan
Membuat sayatan
Perhitungan
Morfometri
Klasifikasi relief
Selesai
Membuat Profil
Membuat sayatan Normal dan
AB sepanjang 25 cm Eksagrasi sayatan
AB
BAB IV
HASIL PENGERJAAN
PEMBAHASAN
b. Struktural
Pada bentuklahan struktural yang sudah saya delineasi, bentuk
lahan tersebut memiliki ketinggian kontur yang landai dan terstruktur.
c. Denudasional
Sedangkan pada bentuklahan denudasional, menurut saya
mengapa bentuklahan tersebut saya pilih, karena ketinggian kontur yang
rendah dan jarak konturnya yang berjauhan satu sama lain dan cenderung
tidak teratur.
5.2 Interpretasi Penampang Geomorfologi
5.3 Morfogenesa
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum ini, dapat disimpulkan bahwa :
1. Kota Magelang memiliki bentuklahan yang bervariasi mulai dari vulkanik,
struktural, denudasional, dan fluvial. Di samping itu, bentuklahan tersebut
juga memiliki ketinggian kontur yang beragam, mulai dari 200 – 1250 mdpl.
2. Menurut klasifikasi yang telah buat berdasarkan tabek Van Zuidam (1946),
diperoleh data sebagai berikut :
a. Vulkanik
Dengan ΔH = 2750 - 250
= 2500
Diklasifikasikan sebagai Pegunungan Sangat Curam
% Lereng = 30%
Diklasifikasikan sebagai Berbukit Terjal
b. Struktural
Dengan ΔH = 1500 - 250
= 1250
Diklasifikasikan sebagai Pegunungan Sangat Curam
% Lereng = 16,6%
Diklasifikasikan sebagai Berbukit Bergelombang
c. Denudasional
Dengan ΔH = 1250 - 250
= 1000
Diklasifikasikan sebagai Pegunungan Sangat Terjal
% Lereng = 12%
Diklasifikasikan sebagai Bergelombang Miring
6.2 Saran