Anda di halaman 1dari 6

Nama : Purwana Adi Nugraha

NIM : 071001900076

Tugas 1

1. Metoda eksplorasi panas bumi

Ekplorasi panas bumi dapat diketahui dengan cara menentukan nilai resistivitas batuan
dengan menggunakan beberapa metode yaitu eloktromagnetik, gravitasi, seismic,
geomagnetic dan geolistik. Dari beberapa metode dalam penentuan eksplorasi panas bumi
banyak kelebihan jika menggunakan metode geolistrik.

2. Metode Eksplorasi Panas Bumi

Eksplorasi panas bumi dapat diketahui dengan cara menentukan nilai resistivitas
batuan dengan menggunakan beberapa metode yakni elektromagnetik, gravitasi, seismik,
geomagnetik dan geolistrik.

• Metode Elektromagnetik = Metode elektromagnetik ini biasanya digunakan untuk


eksplorasi benda- benda konduktif atau benda-benda yang mampu menghantarkan
listrik serta mampumemberikan respon terhadap gaya magnet
• Metode Gravitasi = Bertujuan untuk menginterpretasikan struktur bawah
permukaan daerah sumber air panas, dapat menjelaskan struktur bawah permukaan
dan zona keluarnya fluida panas bumi ke permukaan.
• Metode Seismik = Salah satu bagian dari seismologi eksplorasi
yangdikelompokkan dalam metode geofisika aktif, dimana pengukuran dilakukan
dengan menggunakan ‘sumber’ seismik (palu, ledakan,dll)
• Metode Geomagnetik = dengan memanfaatkan sifat mangnet batuan di bawah
permukaan unutuk mengetahui keterdapatan geothermal dan struktur bawah
permukaan.
• Metode Geolistrik = metode yang digunakan untuk mempelajari keadaan bawah
permukaan dengan cara mempelajari sifat aliran listrik di dalam batuan di bawah
permukaan bumi.

3. Model konseptual reservoir geothermal


Salah satu model konseptual nya yakni Model konseptual ini merupakan cross-section
arah barat laut – tenggara. Model konseptual ini berupa kaldera dengan zona reservoir yang
berada di dalamnya. Daerah recharge zone berada di sekitar kaldera yang memiliki banyak
struktur dan merupakan batuan sedimen. Bagian top reservoir memiliki temperatur 300°C
dengan batuan sedimen yang teralterasi dan memiliki resistivitas sekitar 50 – 200 ohm m.

4. Model well targeting

Keberadaan struktur dalam lapangan geothermal mempunyai peranan penting untuk


terbentuk zona reservoir terutama untuk lapangan geothermal non vulkanis. Hal ini
dikarenakan struktur tersebut akan membentuk zona fracture sehingga formasi batuan yang
ada disekitarnya menjadi permeable. Inversi 2D magnetotelurik dan forward 2D gravity
merupakan salah satu metode yang mutakhir untuk menentukan pola struktur dan zona
permeabel dalam sistem panas bumi, tentu saja dengan didukung data geologi dan
geokimia. Dari hasil analisa dari kedua metode tersebut di atas, diketahui bahwa struktur
sesar Palu Koro dan Sesar Bora sebagai sesar utama yang membentuk reservoar panas
bumi. Hal ini diperkuat dengan analisa geokimia dimana suhu reservoar pada daerah
tersebut berkisar 2000C dengan kedalam sekitar 1500 – 2000 meter dengan mata air panas
Bora sebagai Up flow. Dari hasil perhitungan cadangan dengan metode volumetrik,
didapatkan potensi yang dapat dikembangkan sekitar 52 MW dengan luas zona prospek 26
km2.

5. Pengendalian pengeboran geothermal

Tahap pengeboran dalam eksplorasi geothermal, adalah tahapan yang sangat penting
dan mahal, bahkan bisa melebihi separuh dari biaya produksi yang dibutuhkan
dalamsebuah proyek geothermal. Tingginya biaya pengeboran sistem geothermal,
disebabkan oleh:

• Sifat target fluida di dalam reservoir biasanya bersifat: (1) corrosive, (2)
temperature tinggi, dan (3) tekanan tinggi, yang mengharuskan penggunaan
peralatan khusus yang lebih tahan pada ketiga hal tersebut diatas.
• Diameter lubang yang besar.

Fluida yang diproduksi adalah air (secara komersial, harganya tidak tinggi), maka
dibutuhkan flow-rate yang tinggi untuk dapat menutup biaya produksi. Hal ini berarti
membutuhkan lubang bor yang besar dan casing yang besar.
6. Uji komplesi

Uji komplesi adalah pengujian sumur yang dilakukan untuk mengetahui kedalaman
zona produksi dan kedalaman pusat rekahan-rekahan (feed zone) serta produktivitasnya.
Uji komplesi dalam sumur panas bumi ada tiga macam, yaitu spinner test, water loss test,
dan gross permeability test.

7. Drawndown dan build up test

Pressure drawdown testing adalah suatu pengujian yang dilaksanakan dengan


jalan membuka sumur dan mempertahankan laju produksi tetap selama pengujian
berlangsung. Sebagai syarat awal, sebelum pembukaan sumur tersebut tekanan
hendaknya seragam di selutuh reservoir yaitu dengan menutup sumur semsntara,
waktu agar dicapai keseragaman tekanan di reservoirnya. Pada dasarnya pengujian
ini dapat dilakukan pada:

• Sumur baru
• Sumur – sumur lama yang telah ditutup sekian lama hingga dicapaikan
keseragaman tekanan reservoir.
• Sumur-sumur produktif yang tidak dapat dilakukan pressure build-uptest,
dikarenakan sumur tidak memungkinkan untuk menghentikan produksi.

Pressure build test adalah salah satu test tekanan dengan Teknik pengujian
transient tekanan yang paling dikenal dan banyak dilakukan. Test ini dilakukan
pertama – pertama dengan cara memproduksikan sumur selama selang waktu tertentu
dengan lajuproduksi yang tetap, setelah itu dilakukan penutupan sumur untuk
sementara waktu yang menyebabkan naik nya tekanan yang dicatat sebagai fungsi
waktu. Gangguan ini akan menyebabkan timbulnya tekanan yang bergerak menyebar
kearah luar dari sumur dan akhirnya akan mencapai batas reservoir.

8. gas correction for flow measurement

Untuk menentukan laju alir yang dikoreksi, menentukan gas yang pengukurannya
dikalibrasi di kolom kiri. Pindah ke kanan ke gas yang sedang digunakan, kalikan laju
aliran yang ditunjukan pada meter dengan factor koreksi. Ini akan sama saja dengan
perkiraan laju aliran gas yang digunakan.

9. Stimulasi acid pada sumur geothermal


Pengasaman (acidizing) adalah proses perbaikan sumur untuk mengatasi atau
mengurangi kerusakan formasi dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas suatu
sumur. Pekerjaan ini dilakukan dengan cara melarutkan sebagian batuan, sehingga
meningkatkan permeabilitas akibat pelarutan atau reaksi antara asam dan batuan. Stimulasi
pengasaman secara umum dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu: pencucian dengan
asam (Acid Washing), pengasaman matriks (Matrix Acidizing) dan perekahan dengan
asam (Acid Fracturing).

➢ Pencucian Dengan Asam (Acid Washing)


Acid washing merupakan suatu operasi yang didesain untuk mengurangi dan
menghilangkan scale yang terdapat di lubang sumur. Sejumlah asam dengan
konsentrasi tertentu diinjeksikan ke interval yang telah ditentukan pada lubang
sumur. Sehingga asam akan bereaksi dengan endapan scale di sekitar lubang sumur
atau yang terdapat pada seloted liner, selanjutnya asam disirkulasikan untuk
mempercepat proses pelarutan.
➢ Pengasaman Matriks (Matrix Acidizing)
Matrix acidizing dilakukan untuk mengatasi masalah kerusakan formasi yang
terjadi disekitar lubang sumur. Sejumlah asam diinjeksikan ke formasi dengan
tekanan dan laju injeksi di bawah tekanan rekah formasi, sehingga larutan asam
akan menembus formasi melalui pori batuan tanpa menimbulkan rekahan di
formasi. Pengasaman matriks dapat dilakukan pada formasi batu pasir atau formasi
batuan karbonat
➢ Perekahan Asam (Acid Fracturing)
Teknik pengasaman ini biasanya hanya digunakan untuk batuan karbonat
(limestone/dolomite). Pada acid fracturing dibutuhkan jumlah asam yang relatif
besar dibandingkan dengan pengasaman matriks. Prinsip rekahan asam hampir
sama dengan rekahan hidraulik, yaitu tekanan injeksi asam lebih besar dari pada
tekanan rekah formasi.

10. Teknologi pemanfaatan

Salah satu pemanfaatan enegi panas bumi adalah untuk menghasilkan energi listrik.
Pemanfaatan energi panas bumi untuk pembangkit listrik secara garis besar dilakukan
dengan cara melihat resource dari panas bumi tersebut. Apabila suatu daerah memiliki
panas bumi yang mengeluarkan uap air (steam), maka steam tersebut langsung dapat
digunakan. Steam tersebut secara langsung diarahkan menuju turbin pembangkit listrik
untuk menghasilkan energi listrik. Setelah selesai steam tersebut diarahkan
menuju condenser sehingga steam tersebut terkondensasi menjadi air. Air ini selanjutnya
di recycle untuk menjadi uap lagi secara alami. Namun, bila panas bumi itu penghasil air
panas (hot water), maka air panas tersebut harus di ubah terlebih dahulu menjadi uap air
(steam). Proses perubahan ini membutuhkan peralatan yang disebut dengan heat
exchanger, dimana air panas ini dialirkan menuju heat exchanger sehingga terbentuk uap
air.

11. Manajemen reservoir geothermal

Manajemen reservoir yang baik diperlukan dalam menjaga kualitas produksi fluida
panas bumi. Seiring dengan berlangsungnya eksploitasi, terdapat beberapa perubahan yang
terjadi pada parameter reservoir yang dapat menyebabkan penurunan kualitas reservoir.
Proses mixing, boiling ataupun cooling yang mungkin terjadi di dalam reservoir panas
bumi selama eksploitasi berlangsung dapat ditandai dengan adanya perubahan komposisi
kimia fluida produksi lapangan panas bumi.
Referensi

1. Muhammad Kadri, Teguh Febri Sudarma. 2019. “Penentuan Struktur Bawah


Permukaan Daerah Geothermal Menggunakan Metode Geolistrik di Desa Penen
Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deli Serdang”. Universitas Negeri Medan.
2. Muhammad Kadri, Teguh Febri Sudarma. 2019. “Penentuan Struktur Bawah
Permukaan Daerah Geothermal Menggunakan Metode Geolistrik di Desa Penen
Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deli Serdang”. Universitas Negeri Medan.
3. Nurina KD. 2010. “PEMODELAN RESERVOIR SISTEM GEOTHERMAL
DENGAN SIMULASI RESERVOIR TOUGH2”. Jakarta: Universitas Indonesia.
4. https://www.academia.edu/37305262/METODE_ELEKTROMAGNETIK_DAL
AM_GEOFISIKA
5. http://api-smupnyk.blogspot.com/2017/06/apa-sih-itu-uji-komplesi-panasbumi-
yuk.html
6. Insyira Nur Indriana, Sugiatmo Kasmungin, Bambang Kustono. 2018.
“EVALUASI PEKERJAAN MATRIX ACIDIZING PADA SUMUR U-48
LAPANGAN PANAS BUMI ULB”. Jakarta: Uiversitas Trisakti.
7. https://www.coursehero.com/file/20217028/TEORI-DASAR1/
http://eprints.upnyk.ac.id/2798/1/RINGKASAN.pdf
8. https://www.brooksinstrument.com/en/resources/sizing-
tools#:~:text=To%20determine%20corrected%20flowrate%3A%20find,of%
20the%20gas%20being%20used.
9. Sari Rahayu Mulyati. 2021. “APLIKASI METODE PENGAMASAN
MENGGUNAKAN COILED TUBING UNIT UNTUK MENGHILANGKAN
ANGKA SCALE PADA SUMUR PANAS BUMI “SAR-1” DI LAPANGAN
WAYANG WINDU JAWA BARAT”. PEKANBARU: Universitas Islam Riau.
10. https://www.geodipa.co.id/bisnis-kami/energi-panas-bumi/
11. Nabilla Elsaphira Putri, Onnie Ridaliani, dan Widia Yanti. 2019. “ANALISIS
KONDISI RESERVOIR PANAS BUMI DENGAN MENGGUNAKAN DATA
GEOKIMIA DAN MONITORING PRODUKSI SUMUR ELS-02 LAPANGAN
ELSA”. Jakarta: Universitas Trisakti.

Anda mungkin juga menyukai