DISUSUN OLEH:
PURWANA ADI NUGRAHA
(SRP)
DISUSUN OLEH:
PURWANA ADI NUGRAHA
Oleh:
Dibuat untuk Memenuhi Salah satu Syarat dalam Menempuh Pelatihan Oil & Gas
Operation Training and Internship pada
PPSDM MIGAS CEPU
Oleh :
PURWANA ADI NUGRAHA
Disetujui oleh Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas
Oleh:
Pembimbing
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT, yang
telah memberikan rahmat dan hidayah nya sehingga penulis dapat
menyeselaikan kerja perorangan yang berjudul “Analisa Sederhana Penggunaan
SRP (Sucker Rod Pump” dengan tidak ada kekurangan apapun.
1. Keluarga tercinta, atas doa dan dukungan baik dari segi moril maupun
materil
2. Bapak Asyik Kurniawan selaku Pembimbing KKP di PPSDM MIGAS
3. Segenap staff PPSDM MIGAS yang telah memberikan ilmu, bantuan
dan kemudahan dalam penyusunan laporan diklat ini
4. Teman-teman Teknik Perminyakan Universitas Trisakti dan seluruh
pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………... iv
DAFTAR ISI………………………………………………………..v
BAB1 PENDAHULUAN………………………………………….. 1
4.1 Kesimpulan…………………………………………….. 19
4.2 Saran…………………………………………………… 19
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………… 21
v
DAFTAR GAMBAR
v
i
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kinerja nya alat sucker rod pump harus dapat selalu di pantau atau
diawasi, karena semakin lama suatu sumur diproduksikan maka dapat
mengakibatkan tekanan reservoir nya akan semakin menurun dan hal ini
berdampak pada menurun nya puncak cairan fluida di dalam sumur, sehingga
mengakibatkan kapasitas produksi sucker rod pump tidak sesuai lagi dengan
kapasitas produksi formasi nya.
1
Salah satu pompa pengangkat buatan yang digunakan untuk mengangkat
fluida dari dalam sumur adalah sucker rod pump. Dimana sucker rod pump ini
merupakan pompa yang sederhana, efisien, dan mudah bagi pekerja yang
dilapangan dalam mengoprasikan nya. Sucker rod pump sendiri memberikan
energi mekanik untuk mengangkat minyak dari bottom – hole ke permukaan.
Sucker rod pump ini termasuk dalam artificial lift pump tertua yang sampai
saat ini masih digunakan, namun pada kedalaman wellbore merupakan salah
satu masalah keterbatasan sucker rod pump (SRP) ini.
Kertas Kerja Perorangan (KKP) ini ditulis untuk beberapa tujuan, yaitu :
Bab I Pendahuluan
Bab ini terdiri dari Latar Belakang, Tujuan Penulisan, Batasan Masalah,
dan Sistematika penulisan.
2
Bab II Teori Dasar
Bab ini menjelaskan mengenai artificial lift secara umum.
Bab III Pembahasan
Bab ini menjelaskan alur kerja dari sucker rod pump (SRP) pada sumur
produksi untuk meningkatkan laju produksi minyak.
Bab IV Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari penulisan Kertas Kerja Peroranga
(KKP).
3
BAB II
TEORI DASAR
4
buatan. Jika suatu tekanan ”drawdown” yang ditentukan sebelumnya dapat
dipertahankan, sumur akan memproduksikan fluida yang diinginkan. Jenis-jenis
artificial lift antara lain adalah Electric Submersible Pump, Jet Pump, Gas Lift,
dan Sucker Rod Pump. Pemilihan artificial lift yang tepat untuk sebuah sumur
ditentukan dari berbagai parameter seperti Inflow Performance, kondisi reservoir,
jenis fluida, kondisi lubang sumur, ketersediaan bahan dan peralatan, dan lainnya.
5
yang digunakan pada proses pengangkatan minyak bumi dari perut bumi termasuk
teknologi yang paling canggih dan efisien hingga saat ini. Namun disisi lain
teknologi ini juga tidak murah. Karena selain desain konstruksi pompa dan motor
listrik yang khusus, diperlukan juga teknologi kabel listrik yang harus tahan
korosi, serta tahan terhadap tekanan dan temperatur tinggi. Pompa ini berjenis
sentrifugal multistage dengan jumlah stage yang disesuaikan dengan kondisi
lapangan. Setiap stage terdiri atas impeller dan difuser yang berfungsi untuk
meningkatkan tekanan fluida serta mengalirkannya langsung ke stage selanjutnya.
Diameter pompa umumnya berukuran 90-254mm, dengan ukuran panjangnya
yang bervariasi di 1m hingga 8,7m. Motor listrik yang digunakan adalah berfasa
tiga dengan kebutuhan daya antara 7,5kW hingga 560kW pada frekuensi 60Hz.
Efisiensi pompa ini akan turun drastis apabila fluida kerja yang dipompa (minyak
bumi) bercampur dengan gas alam, karena akan menimbulkan kavitasi. Untuk
mengatasi hal ini diperlukan instalasi separator gas pada sistem pompa.
6
mengalami perbaikan maupun pembersihan. Adapun peralatan utama dari jet
pump ini yaitu:
Jet pump sendiri bekerja berdasarkan transfer momentum antara dua fluida,
dimana fluida bertekanan tinggi dipompakan melewati noozle dan akan
bercampur dengan fluida produksi di pipa pencampur (throat) sehingga pada titik
keluar nozzle dihasilkan kecepatan yang tinggi (jet), yang akan merubah energi
potensial menjadi energi kinematic.
Gas Lift adalah salah satu bentuk sistem pengangkatan buatan (artificial
lift) yang lazim digunakan untuk memproduksikan fluida dari sumur-sumur
minyak bumi. Penggunaan gas lift valve merupakan metode yang paling umum
digunakan dalam injeksi gas. Gas diinjeksikan melalui annulus antara casing dan
tubing kemudian gas masuk ke dalam tubing dan mempengaruhi fluida yang
7
terdapat didalamnya.Sistem ini bekerja dengan cara menginjeksikan gas
bertekanan tinggi kedalam annulus (ruang antara tubing dan casing), dan
kemudian kedalam tubing produksi sehingga terjadi proses aerasi (aeration) yang
mengakibatkan berkurangnya berat kolom fluida dalam tubing. Gas yang
bercampur dengan fluida reservoir menyebabkan menurunnya densitas fluida dan
gradien tekanan di dalam lubang sumur, sehingga tekanan dasar sumur yang lebih
kecil mempermudah fluida reservoir mengalir ke permukaanSehingga tekanan
reservoir mampu mangalirkan fluida dari lubang sumur menuju fasilitas produksi
dipermukaan. Syarat utama dari sistem ini adalah ketersediaan gas bertekanan
tinggi yang digunakan untuk proses aerasi fluida dalam lubang sumur. Gas
bertekanan tinggi tersebut dapat berasal dari sumur gas yang masih memiliki
tekanan tinggi, atau dari sistem kompresi gas dengan menggunakan kompresor.
ada dua jenis gas lift yang digunakan untuk mengangkat fluida reservoir yaitu gas
lift side pocket mandrel (SPM) dan gas lift conventional mandrel. Sedangkan, gas
lift yang sering digunakan adalah gas lift side pocket mandrel. Gambar dibawah
ini merupakan perbedaan gas lift side pocket mandrel dan gas lift conventional
mandrel.
8
Pompa angguk atau sering juga disebut sucker rod pump adalah salah satu
jenis pompa pada industri hulu migas yang menggunakan metode artifical lift
(tenaga bantuan) dalam pengangkatan minyak bumi dari dalam sumur. Pompa ini
menggunakan piston sebagai komponen utamanya serta bantuan tenaga listrik
atau gas sebagai sumber tenaga dalam proses pengangkatan minyak mentah dari
bawah permukaan tanah. Pompa jenis ini biasanya dipergunakan pada sumur-
sumur yang memiliki partikel-partikel pada di dalamnya dan sering juga
diaplikasikan pada sumur-sumur tua.
1. Conventional Type
Pada jenis ini, walking beam akan dipotong oleh samson post pada bagian
tengah. Jenis pomp aini banyak dipergunakan pada sumur minyak yang memiliki
berbagai macam ukuran, bahkan sampai mencapai 100 horse power. Sucker Rod
Pump jenis conventional type terdiri dari dua bagian, yaitu:
9
a) Crank Counter Balance System, dimana counter weight dipasang pada
crank.
b) Beam Counter Balance System; dimana balancing load (counter
weight) dipasang pada walking beam.
2. Low Torque Unit (Mark II unitorque pumping unit)
Untuk Sucker Rod Pump jenis ini, walking beam akan ditopang oleh
samson post pada bagian ujung belakang. Umumnya, unit ini membutuhkan
tenaga yang tergolong lebih sedikit bila dibandingkan dengan conventional type.
Jenis ini banyak digunakan pada sumur yang memproduksi minyak bumi dalam
jumlah besar. Ukuran tenaga yang dimiliki mencapai 120 horse power.
10
BAB III
PEMBAHASAN
Sucker rod pump (SRP) adalah sebuah pompa angguk yang merupakan
salah satu cara dari metode pengangkatan buatan (artificial lift) dalam upaya
untuk optimasi produksi pada sumur alam (natural flow), dimana laju produksi
yang diperoleh tidak optimasi yang sesuai dengan kemampuan berproduksinya.
Hal ini akibat dari tekanan static sumur yang telah menurun dan tidak mampu lagi
untuk mendorong fluida dari dasar sumur untuk naik ke permukaan secara
optimal. Pompa sucker rod pump (SRP) yang dikenal juga dengan pompa angguk
merupakan suatu metode yang memanfaatkan sumber tenaga berupa listrik atau
gas dari prime mover untuk menggerakkan pompa sehingga fluida dapat naik ke
permukaan.
Sucker rod pump (SRP) memiliki alat bagian atas permukaan (surface)
hingga ke bagian bawah permukaan (subsurface), peralatan sucker rod pump
(SRP) di permukaan (surface), yaitu :
11
5. Counter weight
berfungsi sebagai menyeimbangkan gerakan saat upstroke dan
downstroke dengan cara menyimpan tenaga prime mover pada saat
down stroke dimana tenaga yang diperlukan minimum dan
mengeluarkan tenaga pada saat upstroke sehingga terjadi perataan
pembebanan.
12
Gambar 3.2 Pitman
8. Walking beam
Fungsi dari walking beam yaitu untuk meneruskan gerak naik turun
yang dihasilkan oleh pasangan pitman-crank-counter balance ke
rangkaian pompa di dalam sumur melalui rangkaian rod.
13
Gambar 3.4 Horse head
10. Bridle
Bridle merupakan nama lain dari wire line hanger, yaitu merupakan
sepasang kabel baja yang disatukan pada carrier bar.
11. Carrier bar
Ini merupakan rangkaian alat berfungsi sebagai tempat bergantungnya
rangkaian rod dan polished rod.
12. Polished rod clamp
Ini merupakan komponen yang bertumpu pada carrier bar yang
berfungsinya untuk mengeraskan kaitan polish rod pada carrier bar dan
tempat dimana dynamo meter diletakkan.
13. Polished rod
Ini berfungsi untuk menghbungkan antara rangkaian rod di dalam
sumur dengan peralatan – peralatan di permukaan.
14. Stuffing box
Ini berfungsi sebagai tempat kedudukan polish head rod sehingga
dengan demikian polish rod dapat bergerak naik turun dengan bebas.
14
Gambar 3.5 Stuffing box
15. Sampson post
Ini adalah tempat kedudukan dari walking beam pada samspon post
pada bagian atas
15
Ini berfungsi untuk mngerem gerak pomp ajika dibutuhkan, misalkan
pada saat akan dilakukan reparasi atau unit pompanya sendiri.
1. Tubing
Tubing ini digunanakan untuk mengalirkan minyak dari sumur ke
permukaan setelah minyak diangkat oleh pompa yang ditempatkan
pada ujung tubing.
2. Working barrel
Working barrel merupakan tempat dimana plunger dapat bergerak naik
turun seusai dengan Langkah pemompaan dan menampung minyak
sebelum diangkat oleh plunger pada saat up stroke.
3. Plunger
Ini berfungsi sebagai pengisap minyak dari formasi masuk ke dalam
barrel yang kemudian diangkat ke permukaan melalui tubing.
4. Standing valve
Berfungsi untuk memberi kesempatan minyak dari dalam sumur
masuk ke working barrel (pada saat up-stroke valve terbuka) dan untuk
menahan minyak agar tidak keluar dari working barrel pada saat
plunger bergerak ke bawah (pada saat down stoke valve tertutup)
5. Travelling valve
Merupakan ball and seat yang terletak pada bagian bawah dari plunger
dan akan bergerak ke atas dan ke bawah menurut gerakan plunger
6. Anchor
Ini di pasang pada bagian bawah dari pompa, yang mana berfungsi
untuk memisahkan gas dari minyak agar supaya gas tersebut tidak ikut
masuk kedalam pompa bersama – sama dengan minyak.
16
Gambar 3.7 Peralatan bawah permukaan SRP
Pada sucker rod string terdapat beberapa komponen, komponen itu terdiri dari,
yaitu:
Sucker rod
merupakan batang atau rod penghubung antara plunger dengan peralatan
di permukaan. Fungsi utamanya adalah melanjutkan gerak naik turun dari
horse head ke plunger.
Poni rod
Poni rodmerupakan rod yang mempunyai panjang yang lebih pendek dari
panjang rod umumnya (25 feet).
Polished rod
adalah tangkai rod yang berada di luar sumur yang mengubungkan sucker
rod string dengan carier bar dan dapat naik turun di dalam stuffing box.
Prinsip kerja dari sucker rod pump terdiri dari 2 bagian. Bagian pertama
adalah bagian yang bekerja di permukaan dan kedua adalah bagian yang bekerja
di bawah permukaan. Pada bagian yang bekerja di atas permukaan, gerak rotasi
dari prime mover diubah menjadi gerak naik turun oleh sistem pitman-crank
assembly. Gerak naik turun ini lalu diteruskan melalui walking beam menuju
horse head. Kemudian gerak naik turun tersebut oleh horse head akan diubah
menjadi gerak lurus naik turun (angguk) untuk menggerakan plunger melalui
rangkaian rod. Gerakan naik turun ini akan menyebabkan terjadinya upstroke dan
17
downstroke pada perlatan bawah permukaan. Pada saat up stroke, plunger akan
bergerak ke atas menyebabkan tekanan di bawah turun. Karena tekanan dasar
sumur lebih besar dari tekanan dalam pompa, akibatnya standing valve terbuka
dan minyak masuk ke dalam barrel. Pada saat down stroke, beban fluida yang ada
di dalam barrel dan tekanan yang diakibatkan oleh naiknya plunger, maka
standing valve menutup sedangkan travelling valve pada plunger terbuka akibat
tekanan minyak yang tidak di dalam barrel, selanjutnya pada saat up stroke
maksimum minyak akan dipindahkan ke dalam tubing. Proses ini dikakukan
secara berulang-ulang, sehingga minyak dapat mengalir ke permukaan. Ketika
gerak upstroke terjadi, maka travelling valve akan secara otomatis tertutup,
sedangkan pada saat downstroke maka standing valve akan tertutup sehingga
minyak di dasar sumur tidak masuk ke dalam barrel.
Pada sucker rod pump (SRP) ini memiliki kekurangan dan kelebihan.
Untuk keleibihan pada sucker rod pump (SRP), yaitu;
Kemudian pada sucker rod pump (SRP) ini selain memiliki kelebihan pada
pomp aini juga memiliki kekurangan, yaitu:
18
BAB IV
KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah dilakukan oleh penulis dalam Kertas Kerja
Perorangan ini dapat disimpulkan bahwa :
SARAN
19
produksi menggunakan sucker rod pump (SRP) berjalan dengan
lancar.
2. Perlu dilakukan perancangan sucker rod pump (SRP) agar proses
produksi berjalan dengan baik dan tidak terjadi hal hal yang tidak
diinginkan.
20
DAFTAR PUSTAKA
http://www.naldoleum.com/2017/02/teknik-produksi-artificial-lift-
metode.html
https://media.neliti.com/media/publications/101919-ID-none.pdf
https://text-id.123dok.com/document/lq5ee35wq-bagian-bagian-yang-
utama-dari-sucker-rod-pump.html
21