Anda di halaman 1dari 28

KERTAS KERJA PERORANGAN

OIL & GAS OPERATION TRAINING AND INTERNSHIP

ANALISA SEDERHANA PENGGUNAAN SUCKER


ROD PUMP (SRP)

DISUSUN OLEH:
PURWANA ADI NUGRAHA

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MINYAK DAN


GAS BUMI

JL SOROGO NO.1 CEPU 58315, BLORA


JAWA TENGAH
INDONESIA
2022
PAPER OF TRAINNING
OIL AND GAS OPERATING TRAINNING AND INTERSHIP
INTERSHIP SIMPLE ANALYSIS OF SUCKER ROD PUMP

(SRP)

DISUSUN OLEH:
PURWANA ADI NUGRAHA

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MINYAK DAN


GAS BUMI

JL SOROGO NO.1 CEPU 58315, BLORA


JAWA TENGAH
INDONESIA
2022
ANALISA SEDERHANA PENGGUNAAN SUCKER ROD
PUMP (SRP)
KERTAS KERJA PERORANGAN

Oleh:

PURWANA ADI NUGRAHA

Peserta Pelatihan : Oil & Gas Operation Training and


Internship

Universitas : Universitas Trisakti

Tanggal Pelaksanaan : 22 Agustus 2022 – 3 Agustus 2022

Disetujui oleh Penguji :


LEMBAR PENGESAHAN

ANALISA SEDERHANA PENGGUNAAN SUCKER ROD


PUMP (SRP)

Dibuat untuk Memenuhi Salah satu Syarat dalam Menempuh Pelatihan Oil & Gas
Operation Training and Internship pada
PPSDM MIGAS CEPU

Oleh :
PURWANA ADI NUGRAHA

Disetujui oleh Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas

Oleh:

Pembimbing

Asyik Kurniawan S.ST


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT, yang
telah memberikan rahmat dan hidayah nya sehingga penulis dapat
menyeselaikan kerja perorangan yang berjudul “Analisa Sederhana Penggunaan
SRP (Sucker Rod Pump” dengan tidak ada kekurangan apapun.

Kertas Kerja Perorangan di PPSDM MIGAS ini dapat diselesaikan


berkat bantuan dan dorongan dari berbagai macam pihak, pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Keluarga tercinta, atas doa dan dukungan baik dari segi moril maupun
materil
2. Bapak Asyik Kurniawan selaku Pembimbing KKP di PPSDM MIGAS
3. Segenap staff PPSDM MIGAS yang telah memberikan ilmu, bantuan
dan kemudahan dalam penyusunan laporan diklat ini
4. Teman-teman Teknik Perminyakan Universitas Trisakti dan seluruh
pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Cepu, 31 Agsutus 2022

Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN……...………………………………… iii

KATA PENGANTAR……………………………………………... iv

DAFTAR ISI………………………………………………………..v

DAFTAR GAMABAR ….………………………………………… vi

BAB1 PENDAHULUAN………………………………………….. 1

1,1 Latar Belakang…………………………………………. 1

1.2 Rumusan Masalah………………………………………2

1.3 Batasan Masalah……………………………………….. 2

1.4 Sistematis Penulisan…………………………………… 2

BAB II TEORI DASAR…………………………………………… 4

2.1 Artificial Lift…………………………………………...4

2.2 Jenis – Jenis Artificial Lift……………………………...5

2.2.1 Electric Submersible Pump (ESP)…………… 5

2.2.2 Jet Pump………………………………………6

2.2.3 Gas Lift………………………………………. 7

2.2.4 Sucker Rod Pump (SRP)……………………...8

BAB III PEMBAHASAN…………………………………………..11

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN…………………………... 19

4.1 Kesimpulan…………………………………………….. 19

4.2 Saran…………………………………………………… 19

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………… 21

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Electric Submersible Pump…………………………………………..5

Gambar 2.2 Jet Pump....................................................................................................


6

Gambar 2.3 Gas Lift.....................................................................................................


7

Gambar 2.4 Sucker Rod Pump......................................................................................


8

Gambar 2.5 Jeni – Jenis Sucker Rod Pump...................................................................


9

Gambar 3.1 Counter Weight........................................................................................


12

Gambar 3.2 Pitman........................................................................................................


13

Gambar 3.3 Walking Beam...........................................................................................


13

Gambar 3.4 Hourse Head..............................................................................................


14

Gambar 3.5 Stuffing Box.............................................................................................


15

Gambar 3.6 Sampson Post.............................................................................................


15

Gambar 3.7 Peralatan Bawah Permukaan SRP.............................................................


17

v
i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk memproduksi minyak pada lapangan produksi tidak terlepas dengan


adanya penurunan tekanan resrervoir, yang dimana ketika sumur sudah tidak
dapat lagi memproduksi secara alamiah maka perlu diganti metode produksi
nya dengan menggunakan metode pengangkatan buatan (artificial lift) dengan
menggunakan sucker rod pump (SRP).

Dalam kinerja nya alat sucker rod pump harus dapat selalu di pantau atau
diawasi, karena semakin lama suatu sumur diproduksikan maka dapat
mengakibatkan tekanan reservoir nya akan semakin menurun dan hal ini
berdampak pada menurun nya puncak cairan fluida di dalam sumur, sehingga
mengakibatkan kapasitas produksi sucker rod pump tidak sesuai lagi dengan
kapasitas produksi formasi nya.

Pada tenaga pendorong yang memindahkan minyak dari reservoir berasal


dari natural flow (energi alami). Energi yang sebenarnya menyebabkan sumur
dapat menghasilkan adalah hasil dari perbedaan tekanan antara reservoir
dengan wellbore.

Jika perbedaan tekanan antara reservoir dan surface producing facilities


cukup besar, dimana sumur akan mengalir secara alami ke permukaan hanya
menggunakan energi alami yang berasal dari reservoir. Sepanjang umur sumur
produksi, tekanan reservoir mungkin menjadi tidak cukup untuuk mengalir
secara alami melalui fasilitas produksi permukaan. Pada kejadian ini maka
pompa pengangkat buatan (artificial lift pump) biasanya digunakan untuk
mempertahankan produksi.

1
Salah satu pompa pengangkat buatan yang digunakan untuk mengangkat
fluida dari dalam sumur adalah sucker rod pump. Dimana sucker rod pump ini
merupakan pompa yang sederhana, efisien, dan mudah bagi pekerja yang
dilapangan dalam mengoprasikan nya. Sucker rod pump sendiri memberikan
energi mekanik untuk mengangkat minyak dari bottom – hole ke permukaan.
Sucker rod pump ini termasuk dalam artificial lift pump tertua yang sampai
saat ini masih digunakan, namun pada kedalaman wellbore merupakan salah
satu masalah keterbatasan sucker rod pump (SRP) ini.

1.2 Tujan Penulisan

Kertas Kerja Perorangan (KKP) ini ditulis untuk beberapa tujuan, yaitu :

1. Untuk mengetahui tentang SRP


2. Mengetahui bagian – bagian dari SRP
3. Mengetahui fungsi dari bagian – bagian nya
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari SRP
5. Mengetahui cara kerja nya

1.3 Batasan Masalah


Ruang lingkup permasalahan pada Kertas Kerja Perorangan (KKP)
dibatasi hanya pada menjelaskan bagaian bagaian sucker rod pump (SRP)
sampai cara kerja dari sucker rod pump (SRP) untuk meningkatkan laju
produksi.
1.4 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan ini, penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai


berikut :

 Bab I Pendahuluan
Bab ini terdiri dari Latar Belakang, Tujuan Penulisan, Batasan Masalah,
dan Sistematika penulisan.

2
 Bab II Teori Dasar
Bab ini menjelaskan mengenai artificial lift secara umum.
 Bab III Pembahasan
Bab ini menjelaskan alur kerja dari sucker rod pump (SRP) pada sumur
produksi untuk meningkatkan laju produksi minyak.
 Bab IV Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari penulisan Kertas Kerja Peroranga
(KKP).

3
BAB II
TEORI DASAR

2.1 Artificial Lift

Pada setiap sumur minyak yang siap untuk diproduksikan, diharapkan


minyak akan mengalir sampai kepermukaan dengan menggunakan tenaga atau
tekanan reservoir yang tersedia secara alamiah pada reservoir sumur minyak itu
secara alamiah (natural flow). Biasanya proses ini akan berlangsung sampai pada
titik dimana tenaga yang tersedia akan berkurang, sehingga kemampuan untuk
mengangkat fluida yang masih ada didalam sumur dapat mengalir lagi
kepermukaan, maka diperlukan tenaga pengganti yang lazim disebut dengan
artificial lift.

Artificial lift merupakan salah satu metode pengangkatan fluida sumur


dengan cara mengintroduksi tenaga tambahasan ke dalam sumur dimana metode
ini diterapkan apabila tenaga alami reservoir sudah tidak lagi mampu mendorong
fluida ke permukaan atau sumur yang sudah tidak dapat lagi memproduksikan
kandungan hidrokarbonnya ke permukaan dengan kemampuan sendiri (natural
flow). Introduksi tenaga tambahan yang ada itu terdiri dari pompa (sucker rod,
centrifugal multistage, hydraulic, dan jet), gas lift (continuous dan intermittent),
dan chamber lift. Hilangnya tenaga pengangkatan suatu sumur disebabkan
turunnya tekanan reservoir sehingga perbedaan tekanan yang ada tidak
mencukupi. Maksud “sembur buatan” (artificial lift) adalah untuk
mempertahankan tekanan produksi dasar-sumur yang berkurang sehingga formasi
dapat memberikan fluida reservoar yang diinginkan. Pada tahap awal suatu sumur
dapat mampu melakukan tugas ini dengan tenaganya sendiri. Pada tahap masa
aliran yang lebih akhir, sumur hanya mampu memproduksikan sebagian dari
fluida yang diinginkan. Pemasangan artificial lift pada suatu sumur masih
termasuk dalam primary recovery. Mempertahankan tekanan aliran dasar-sumur
yang diperlukan adalah dasar untuk perencanaan (desain) setiap instalasi sembur

4
buatan. Jika suatu tekanan ”drawdown” yang ditentukan sebelumnya dapat
dipertahankan, sumur akan memproduksikan fluida yang diinginkan. Jenis-jenis
artificial lift antara lain adalah Electric Submersible Pump, Jet Pump, Gas Lift,
dan Sucker Rod Pump. Pemilihan artificial lift yang tepat untuk sebuah sumur
ditentukan dari berbagai parameter seperti Inflow Performance, kondisi reservoir,
jenis fluida, kondisi lubang sumur, ketersediaan bahan dan peralatan, dan lainnya.

2.2 Jenis – Jenis Artificial Lift

Dibawah ini sedikit penjelasan dan jenis – jenis artificial lift

2.2.1 Electric Submersible Pump (ESP)

Gambar 2.1 Electric Submersible Pump

Electric Submersible Pump (ESP) adalah sejenis pompa sentrifugal


berpenggerak motor listrik yang didesain untuk mampu ditenggelamkan di dalam
sumber fluida kerja. Tujuannya adalah untuk dapat menghindari terjadinya
kavitasi pada pompa. Pompa dengan desain khusus ini digunakan pada kondisi-
kondisi yang khusus pula. Seperti untuk mengangkat air dari sumber / mata air
yang berada di dalam tanah, mengangkat fluida berwujudsludge (lumpur), dan
juga mengangkat minyak mentah pada proses pengeboran minyak bumi. ESP

5
yang digunakan pada proses pengangkatan minyak bumi dari perut bumi termasuk
teknologi yang paling canggih dan efisien hingga saat ini. Namun disisi lain
teknologi ini juga tidak murah. Karena selain desain konstruksi pompa dan motor
listrik yang khusus, diperlukan juga teknologi kabel listrik yang harus tahan
korosi, serta tahan terhadap tekanan dan temperatur tinggi. Pompa ini berjenis
sentrifugal multistage dengan jumlah stage yang disesuaikan dengan kondisi
lapangan. Setiap stage terdiri atas impeller dan difuser yang berfungsi untuk
meningkatkan tekanan fluida serta mengalirkannya langsung ke stage selanjutnya.
Diameter pompa umumnya berukuran 90-254mm, dengan ukuran panjangnya
yang bervariasi di 1m hingga 8,7m. Motor listrik yang digunakan adalah berfasa
tiga dengan kebutuhan daya antara 7,5kW hingga 560kW pada frekuensi 60Hz.
Efisiensi pompa ini akan turun drastis apabila fluida kerja yang dipompa (minyak
bumi) bercampur dengan gas alam, karena akan menimbulkan kavitasi. Untuk
mengatasi hal ini diperlukan instalasi separator gas pada sistem pompa.

2.2.2 Jet Pump

Gambar 2.2 Jet Pump

Jet pump merupakan pompa yang memiliki kecepatan tinggi untuk


mengangkat minyak bumi ke permukaan. Pompa jet pump ini pula biasanya
diperuntukkan untuk sumur yang baru diproduksi, lalu setelah sumur telah bersih
dari padatan – padatan maka akan diganti dengan hydraulic pump. Jet pump
sendiri di golongkan sebagai free pump sehingga mudah untuk diangkat jika akan

6
mengalami perbaikan maupun pembersihan. Adapun peralatan utama dari jet
pump ini yaitu:

 Power fluid tubing


 Production tubing
 Nozzle
 Throat
 Diffuser

Jet pump sendiri bekerja berdasarkan transfer momentum antara dua fluida,
dimana fluida bertekanan tinggi dipompakan melewati noozle dan akan
bercampur dengan fluida produksi di pipa pencampur (throat) sehingga pada titik
keluar nozzle dihasilkan kecepatan yang tinggi (jet), yang akan merubah energi
potensial menjadi energi kinematic.

2.2.3 Gas Lift

Gambar 2.3 Gas Lift

Gas Lift adalah salah satu bentuk sistem pengangkatan buatan (artificial
lift) yang lazim digunakan untuk memproduksikan fluida dari sumur-sumur
minyak bumi. Penggunaan gas lift valve merupakan metode yang paling umum
digunakan dalam injeksi gas. Gas diinjeksikan melalui annulus antara casing dan
tubing kemudian gas masuk ke dalam tubing dan mempengaruhi fluida yang

7
terdapat didalamnya.Sistem ini bekerja dengan cara menginjeksikan gas
bertekanan tinggi kedalam annulus (ruang antara tubing dan casing), dan
kemudian kedalam tubing produksi sehingga terjadi proses aerasi (aeration) yang
mengakibatkan berkurangnya berat kolom fluida dalam tubing. Gas yang
bercampur dengan fluida reservoir menyebabkan menurunnya densitas fluida dan
gradien tekanan di dalam lubang sumur, sehingga tekanan dasar sumur yang lebih
kecil mempermudah fluida reservoir mengalir ke permukaanSehingga tekanan
reservoir mampu mangalirkan fluida dari lubang sumur menuju fasilitas produksi
dipermukaan. Syarat utama dari sistem ini adalah ketersediaan gas bertekanan
tinggi yang digunakan untuk proses aerasi fluida dalam lubang sumur. Gas
bertekanan tinggi tersebut dapat berasal dari sumur gas yang masih memiliki
tekanan tinggi, atau dari sistem kompresi gas dengan menggunakan kompresor.
ada dua jenis gas lift yang digunakan untuk mengangkat fluida reservoir yaitu gas
lift side pocket mandrel (SPM) dan gas lift conventional mandrel. Sedangkan, gas
lift yang sering digunakan adalah gas lift side pocket mandrel. Gambar dibawah
ini merupakan perbedaan gas lift side pocket mandrel dan gas lift conventional
mandrel.

2.2.4 Sucker Rod Pump (SRP)

Gambar 2.4 Sucker Rod Pump

8
Pompa angguk atau sering juga disebut sucker rod pump adalah salah satu
jenis pompa pada industri hulu migas yang menggunakan metode artifical lift
(tenaga bantuan) dalam pengangkatan minyak bumi dari dalam sumur. Pompa ini
menggunakan piston sebagai komponen utamanya serta bantuan tenaga listrik
atau gas sebagai sumber tenaga dalam proses pengangkatan minyak mentah dari
bawah permukaan tanah. Pompa jenis ini biasanya dipergunakan pada sumur-
sumur yang memiliki partikel-partikel pada di dalamnya dan sering juga
diaplikasikan pada sumur-sumur tua.

American Petroleum Institute (APl) menyatakan bahwa pumping unit yang


digunakan pada sumur minyak terdiri dari 3 jenis, yaitu conventional type, low
torque unit dan air balance unit.

Gambar 2.5 Jenis – Jenis Sucker Rod Pump

1. Conventional Type

Pada jenis ini, walking beam akan dipotong oleh samson post pada bagian
tengah. Jenis pomp aini banyak dipergunakan pada sumur minyak yang memiliki
berbagai macam ukuran, bahkan sampai mencapai 100 horse power. Sucker Rod
Pump jenis conventional type terdiri dari dua bagian, yaitu:

9
a) Crank Counter Balance System, dimana counter weight dipasang pada
crank.
b) Beam Counter Balance System; dimana balancing load (counter
weight) dipasang pada walking beam.
2. Low Torque Unit (Mark II unitorque pumping unit)

Untuk Sucker Rod Pump jenis ini, walking beam akan ditopang oleh
samson post pada bagian ujung belakang. Umumnya, unit ini membutuhkan
tenaga yang tergolong lebih sedikit bila dibandingkan dengan conventional type.
Jenis ini banyak digunakan pada sumur yang memproduksi minyak bumi dalam
jumlah besar. Ukuran tenaga yang dimiliki mencapai 120 horse power.

3. Air Balance Unit

Balance unit tidak menggunakan conunter weight, melainkan digantikan


oleh tabung udara yang bertekanan. Jenis ini memiliki kinerja yang lebih ringan
dan lebih kecil bila dibandingkan dengan jenis-jenis yang telah disebutkan di atas.
Ukuran yang tersedia untuk jenis ini terbatas, namun tenaga yang dimiliki dapat
mencapai 150 horse power.

10
BAB III

PEMBAHASAN

Sucker rod pump (SRP) adalah sebuah pompa angguk yang merupakan
salah satu cara dari metode pengangkatan buatan (artificial lift) dalam upaya
untuk optimasi produksi pada sumur alam (natural flow), dimana laju produksi
yang diperoleh tidak optimasi yang sesuai dengan kemampuan berproduksinya.
Hal ini akibat dari tekanan static sumur yang telah menurun dan tidak mampu lagi
untuk mendorong fluida dari dasar sumur untuk naik ke permukaan secara
optimal. Pompa sucker rod pump (SRP) yang dikenal juga dengan pompa angguk
merupakan suatu metode yang memanfaatkan sumber tenaga berupa listrik atau
gas dari prime mover untuk menggerakkan pompa sehingga fluida dapat naik ke
permukaan.

Sucker rod pump (SRP) memiliki alat bagian atas permukaan (surface)
hingga ke bagian bawah permukaan (subsurface), peralatan sucker rod pump
(SRP) di permukaan (surface), yaitu :

1. The primer mover


Ini berfungsi untuk menyediakan tenaga penggerak sehingga pumping
unit bisa bergerak
2. Gear reducer
untuk mengurangi kecepatan putaran [rime mover ke kecepatan yang
diperlukan.
3. V Belt
V Belt ini merupakan sabuk untuk memindahkan gerak dari prime
mover ke gear reducer
4. Crank shaft
Crank shaft merupakan poros dari crank yang berfungsi untuk
mengikat crank pada gear reducer dan meneruskan gerak.

11
5. Counter weight
berfungsi sebagai menyeimbangkan gerakan saat upstroke dan
downstroke dengan cara menyimpan tenaga prime mover pada saat
down stroke dimana tenaga yang diperlukan minimum dan
mengeluarkan tenaga pada saat upstroke sehingga terjadi perataan
pembebanan.

Gambar 3.1 Counter weight


6. Crank
Crank merupakan sepasang tangkai yang menghbungkan crank shaft
pada gear reducer dengan counter balance.
7. Pitman
Pitman adalah sepasang tangkai yang menghbungkan antara crank
pada pitman bearing, fungsi dari ini adalah merubah dan meneruskan
gerak berputar

12
Gambar 3.2 Pitman

8. Walking beam
Fungsi dari walking beam yaitu untuk meneruskan gerak naik turun
yang dihasilkan oleh pasangan pitman-crank-counter balance ke
rangkaian pompa di dalam sumur melalui rangkaian rod.

Gambar 3.3 Walking beam


9. Horse head
Berfungsi untuk menurunkan gerak dari walking beam ke unit pompa
di dalam sumur melalui bridle, polished rod dan sucker string.

13
Gambar 3.4 Horse head
10. Bridle
Bridle merupakan nama lain dari wire line hanger, yaitu merupakan
sepasang kabel baja yang disatukan pada carrier bar.
11. Carrier bar
Ini merupakan rangkaian alat berfungsi sebagai tempat bergantungnya
rangkaian rod dan polished rod.
12. Polished rod clamp
Ini merupakan komponen yang bertumpu pada carrier bar yang
berfungsinya untuk mengeraskan kaitan polish rod pada carrier bar dan
tempat dimana dynamo meter diletakkan.
13. Polished rod
Ini berfungsi untuk menghbungkan antara rangkaian rod di dalam
sumur dengan peralatan – peralatan di permukaan.
14. Stuffing box
Ini berfungsi sebagai tempat kedudukan polish head rod sehingga
dengan demikian polish rod dapat bergerak naik turun dengan bebas.

14
Gambar 3.5 Stuffing box
15. Sampson post
Ini adalah tempat kedudukan dari walking beam pada samspon post
pada bagian atas

Gambar 3.6 Sampson post


16. Saddle bearing
Saddle bearing adalah tempat kedudukan dari walking beam pada
sampson post pada bagian atas.
17. Equalizer
Ini adalah bagian dari pitman yang dapat bergerak secara leluasa
menurut kebutuhan operasi pemompaan minyak berlangsung.
18. Brake

15
Ini berfungsi untuk mngerem gerak pomp ajika dibutuhkan, misalkan
pada saat akan dilakukan reparasi atau unit pompanya sendiri.

Adapun alat di bawah permukaan (subsurface) ini berfungsi untuk


mengalirkan fluida dari dasar sumur menuju ke permukaan. Peralatan tersebut
yaitu:

1. Tubing
Tubing ini digunanakan untuk mengalirkan minyak dari sumur ke
permukaan setelah minyak diangkat oleh pompa yang ditempatkan
pada ujung tubing.
2. Working barrel
Working barrel merupakan tempat dimana plunger dapat bergerak naik
turun seusai dengan Langkah pemompaan dan menampung minyak
sebelum diangkat oleh plunger pada saat up stroke.
3. Plunger
Ini berfungsi sebagai pengisap minyak dari formasi masuk ke dalam
barrel yang kemudian diangkat ke permukaan melalui tubing.
4. Standing valve
Berfungsi untuk memberi kesempatan minyak dari dalam sumur
masuk ke working barrel (pada saat up-stroke valve terbuka) dan untuk
menahan minyak agar tidak keluar dari working barrel pada saat
plunger bergerak ke bawah (pada saat down stoke valve tertutup)
5. Travelling valve
Merupakan ball and seat yang terletak pada bagian bawah dari plunger
dan akan bergerak ke atas dan ke bawah menurut gerakan plunger
6. Anchor
Ini di pasang pada bagian bawah dari pompa, yang mana berfungsi
untuk memisahkan gas dari minyak agar supaya gas tersebut tidak ikut
masuk kedalam pompa bersama – sama dengan minyak.

16
Gambar 3.7 Peralatan bawah permukaan SRP

Pada sucker rod string terdapat beberapa komponen, komponen itu terdiri dari,
yaitu:

 Sucker rod
merupakan batang atau rod penghubung antara plunger dengan peralatan
di permukaan. Fungsi utamanya adalah melanjutkan gerak naik turun dari
horse head ke plunger.
 Poni rod
Poni rodmerupakan rod yang mempunyai panjang yang lebih pendek dari
panjang rod umumnya (25 feet).
 Polished rod
adalah tangkai rod yang berada di luar sumur yang mengubungkan sucker
rod string dengan carier bar dan dapat naik turun di dalam stuffing box.

Prinsip kerja dari sucker rod pump terdiri dari 2 bagian. Bagian pertama
adalah bagian yang bekerja di permukaan dan kedua adalah bagian yang bekerja
di bawah permukaan. Pada bagian yang bekerja di atas permukaan, gerak rotasi
dari prime mover diubah menjadi gerak naik turun oleh sistem pitman-crank
assembly. Gerak naik turun ini lalu diteruskan melalui walking beam menuju
horse head. Kemudian gerak naik turun tersebut oleh horse head akan diubah
menjadi gerak lurus naik turun (angguk) untuk menggerakan plunger melalui
rangkaian rod. Gerakan naik turun ini akan menyebabkan terjadinya upstroke dan

17
downstroke pada perlatan bawah permukaan. Pada saat up stroke, plunger akan
bergerak ke atas menyebabkan tekanan di bawah turun. Karena tekanan dasar
sumur lebih besar dari tekanan dalam pompa, akibatnya standing valve terbuka
dan minyak masuk ke dalam barrel. Pada saat down stroke, beban fluida yang ada
di dalam barrel dan tekanan yang diakibatkan oleh naiknya plunger, maka
standing valve menutup sedangkan travelling valve pada plunger terbuka akibat
tekanan minyak yang tidak di dalam barrel, selanjutnya pada saat up stroke
maksimum minyak akan dipindahkan ke dalam tubing. Proses ini dikakukan
secara berulang-ulang, sehingga minyak dapat mengalir ke permukaan. Ketika
gerak upstroke terjadi, maka travelling valve akan secara otomatis tertutup,
sedangkan pada saat downstroke maka standing valve akan tertutup sehingga
minyak di dasar sumur tidak masuk ke dalam barrel.

Pada sucker rod pump (SRP) ini memiliki kekurangan dan kelebihan.
Untuk keleibihan pada sucker rod pump (SRP), yaitu;

1. Tidak mudah rusak


2. Mudah diperbaiki di lapangan
3. Fleksibel terhadap laju produksi, jenis fluida dan kecepatan bisa diatur
4. Dari jauh akan terlihat jika tidak ada gerakan pada pompa SRP
5. Harga relative murah

Kemudian pada sucker rod pump (SRP) ini selain memiliki kelebihan pada
pomp aini juga memiliki kekurangan, yaitu:

1. Berat dan butuh tempat luas


2. Tidak baik untuk sumur horizontal
3. Butuh unit besar untuk laju produksi besar dan sumur dalam.

18
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Dari pembahasan yang telah dilakukan oleh penulis dalam Kertas Kerja
Perorangan ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Artificial lift merupakan salah satu metode pengangkatan fluida sumur


dengan cara mengintroduksi tenaga tambahasan ke dalam sumur
dimana metode ini diterapkan apabila tenaga alami reservoir sudah
tidak lagi mampu mendorong fluida ke permukaan atau sumur yang
sudah tidak dapat lagi memproduksikan kandungan hidrokarbonnya ke
permukaan dengan kemampuan sendiri (natural flow).
2. Jenis-jenis artificial lift antara lain adalah Electric Submersible Pump,
Jet Pump, Gas Lift, dan Sucker Rod Pump.
3. Sucker rod pump (SRP) adalah sebuah pompa angguk yang merupakan
salah satu cara dari metode pengangkatan buatan (artificial lift) dalam
upaya untuk optimasi produksi pada sumur alam (natural flow),
dimana laju produksi yang diperoleh tidak optimasi yang sesuai
dengan kemampuan berproduksinya.
4. Adapun alat di bawah permukaan (subsurface) pada socker rod pump
ini, yaitu tubing pump dan rod pump.

SARAN

Dari pembahasan yang telah dilakukan, penulis memberikan saran sebagai


berikut :

1. Pengetahuan tentang prinsip kerja dan Komponen serta peralatan di


surface dan subsurface perlu ditingkatkan lagi agar keseluruhan proses

19
produksi menggunakan sucker rod pump (SRP) berjalan dengan
lancar.
2. Perlu dilakukan perancangan sucker rod pump (SRP) agar proses
produksi berjalan dengan baik dan tidak terjadi hal hal yang tidak
diinginkan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Basya Ilham. 2021. “ANALISIS PERBANDINGAN DESAIN SUCKER


ROD PUMP MENGGUNAKAN PERHITUNGAN APi RP 11L DAN METODE
MILLS UNTUK MENINGKATKAN LAJU PRODUKSI DI SUMUR CAMEO-
14 LAPANGAN CHEVY” Pekanbaru: Universitas Islam Riau.

Puspita, Allika, dan Widartono Utoyo. 2016. “Perbandingan Keekonomian


Antara Desain Ulang Electric Submersible Pump (Esp) dan Penggunaan Sucker
Rod Pump (Srp) di Sumur Alk-20 Lapangan-x” Jakarta: Universitas Trisakti.

http://www.naldoleum.com/2017/02/teknik-produksi-artificial-lift-
metode.html

https://media.neliti.com/media/publications/101919-ID-none.pdf

https://text-id.123dok.com/document/lq5ee35wq-bagian-bagian-yang-
utama-dari-sucker-rod-pump.html

21

Anda mungkin juga menyukai