Anda di halaman 1dari 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/352477544

PEMANFAATAN BEBERAPA METODE GEOFISIKA DALAM


PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM GEOTHERMAL

Chapter · June 2021

CITATIONS READS
0 174

1 author:

Fitria Maharani Putri Iwan Noho


Universitas Negeri Gorontalo
1 PUBLICATION 0 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Fitria Maharani Putri Iwan Noho on 17 June 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PEMANFAATAN BEBERAPA METODE
GEOFISIKA DALAM PENGELOLAAN
SUMBER DAYA ALAM GEOTHERMAL

FITRIA MAHARANI PUTRI IWAN NOHO


TEKNIK GEOLOGI, UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
fitria_s1geologi@mahasiswa.ung.ac.id

A. Pendahuluan
Indonesia kaya akan sumber daya alam tetapi kebutuhan
akan sumber daya tersebut juga terbilang tinggi. Kebutuhan
sumber daya alam di Indonesia meningkat setiap tahunnya.
Kebutuhan sumber daya alam yang terus meningkat ini harus
diimbangi dengan ketersediaan sumber energinya. Salah satu
sumber daya alam yang saat ini banyak dimanfaatkan adalah
panas bumi. Fakta menunjukan bahwa Indonesia merupakan
daerah yang berpotensi akan sumber daya alam termasuk
sumber daya panas bumi. Penentuan daerah sumber panas bumi
di permukaan yaitu dengan adanya lumpur panas, tanah panas,
tanah beruap, kolam air panas dan kolam lumpur panas. Adanya
aktivitas gunung berapi banyak memberikan manfaat bagi
manusia dimana salah satu manfaat tersebut adalah adanya
potensi geothermal.

Geofisika 1
Pembentukan sumber panas bumi berasal dari dapur
magma di bawah permukaan bumi. Kemudian panas dari
magma mengalir ke batuan sekitarnya melalui proses konveksi
dan konduksi dengan bantuan air. Ketika air sampai ke sumber
panas maka temperatur yang diterima oleh air tinggi jika
temperatur terus meningkat maka akan mengakibatkan volume
dan juga tekanan. Ketika tekanan di permukaan lebih rendah
dari tekanan di bawah permukaan, maka fluida akan bergerak
ke atas. Ketika ada celah antara sebagian fluida ke permukaan,
maka fluida tersebut akan muncul sebagai manifestasi di
permukaan. Adanya manifestasi permukaan ini dapat menjadi
petunjuk adanya panas bumi di bawah permukaan di sekitar
lokasi tersebut.
Energi panas bumi mampu menghemat penggunaan
minyak bumi atau bahan bakar fosil lainnya sampai jutaan
barel setiap tahunnya. Energi panas bumi merupakan jenis
sumber energi yang menjadi dambaan manusia sejak lama,
karena termasuk jenis energi yang tidak pernah habis dan
terbarukan (renewable). Hal ini menunjukkan perlunya
pengelolaan yang baik tentang potensi sumber daya panas bumi
dan potensi bencana di wilayah panas bumi.
B. Pembahasan
Sumber geotermal terjadi pada: Intrusi magma sehinga
dapat memberikan panas yang besar, aliran panas permukaan

Geofisika 2
yang tinggi akibat kerak tipis dan gradien suhu tinggi, kenaikan
air tanah yang telah beredar sampai kedalaman beberapa
kilometer dan telah dipanaskan akibat gradien suhu normal,
isolasi batuan yang memiliki konduktivitas termal yang
rendah,dan anomali panas batuan dangkal oleh radioaktif unsur
(Wright, 1988)
Bidang Geofisika berperan dalam tahap survei
pendahuluan serta tahap eksplorasi panas Bumi dan Wilayah
Kerja. Suatu lapangan panas bumi memiliki karakteristik sistem
panas bumi dengan ciri khas tersendiri. Sehingga metode
Geofisika bisa digunakan untuk mengetahui sifat fisik batuan
yang ada di bawah permukaan. Keberadaan dari sistem panas
bumi bisa diperkirakan dengan adanya anomali dari sifat fisik
batuan itu sendiri. Berikut beberapa metode geofisika yang
sering digunakan dalam pengelolaan sumber panas bumi, yaitu:
1. Metode Geolistrik
Metode Geolistrik resistivitas adalah salah satu metode dari
geofisika yang dapat digunakan secara efektif untuk eksplorasi
panas bumi. Metode geolistrik resistivitas ini digunakan dalam
mempelajari keadaan bawah permukaan dengan cara
mempelajari sifat aliran listrik di dalam batuan yang berada di
bawah permukaan bumi. Berbagai faktor berkontribusi untuk
meningkatkan kontras resistivitas antara sistem panas bumi
dengan batuan yang berada disekitarnya. Faktor - faktor ini

Geofisika 3
menjadikan nilai resistivitas di lapangan panas bumi relatif
terhadap batuan yang ada disekitarnya.
Resistivitas menurun dengan kenaikan temperatur.
Peningkatan temperatur menyebabkan peningkatan kelarutan
dan akibatnya terjadi peningkatan salinitas dan penurunan
resistivitas. Ruang pori di bagian tengah lapangan panas bumi
meningkat dengan kenaikan temperatur sehingga resistivitas
berkurang. Dalam sistem panas bumi klasik, biasanya
resistivitasnya sekitar 5 Ωm sedangkan batuan disekitarnya bisa
lebih dari 100 Ωm. Resistivitas menurun dengan kenaikan
temperatur pada sistem panas bumi yang didominasi cairan.
Umumnya cekungan sedimen besar yang kaya akan clay sand
ditandai dengan resistivitas rendah. Oleh sebab itu, penurunan
resistivitas tidak dapat ditafsirkan sebagai reservoar panas bumi
pada cekungan sedimen, kecuali ada beberapa bukti langsung.
Metode geolistrik resistivitas dalam eksplorasi panas bumi ini
telah digunakan pada beberapa penelitian.
Berdasarkan variasi tahanan jenis batuannya, metode
geolistrik (tahanan jenis) sangat bagus digunakan untuk
mengetahui kondisi atau struktur geologi bawah permukaan.
Survei geolistrik sangat bagus dilakukan pada daerah dengan
kontras tahanan jenis yang cukup jelas terhadap sekitarnya
seperti untuk keperluan eksplorasi panas bumi.
2. Metode Seismik

Geofisika 4
Pada proses eksplorasi sumber daya alam di bumi saat ini
sering digunakan metode geofisika yang didasarkan pada
konsep penjalaran gelombang pada medium di dalam bumi
yaitu metode seismik. Metode ini memanfaatkan perambatan
gelombang melalui bumi/batuan. Karena perambatan ini
tergantung pada sifat elastis dari batuan.
Di beberapa tahun terakhir, banyak pengembangan baru
dalam aplikasi metode seismik dalam eksplorasi geotermal.
Metode seismik ini diklasifikasikan menjadi dua metode, yaitu
aktif dan pasif. Metode aktifnya, yaitu dengan menggunakan
refraksi seismik yang mana berguna dalam memprediksi
kedalaman reservoir geotermal. Sedangkan metode pasifnya,
yaitu dengan menggunakan survei noise tanah seismik, yang
mana semakin tinggi level noise seismik pada suatu daerah
mencerminkan bahwa terdapat reservoir geotermal pada daerah
tersebut.
Pada eksplorasi panas bumi dilakukan berbagai tahap
sampai dilakukannya produksi panas bumi yaitu: survey awal,
eksplorasi, pengeboran, quality control, eksploitasi, dan
pemanfaatannya. Hampir di semua tahap seismik alam dapat
digunakan untuk memaksimalkan hasil yang diperloeh. Mulai
dari identifikasi seismik alam hingga perkiraan cadangan yang
tersedia di tempat berpotensi panas bumi.
C. Penutup

Geofisika 5
a. Kesimpulan
Indonesia merupakan salah satu negara dengan sumber
daya alam tertinggi di dunia. Namun kebutuhan sumber daya
alam di Indonesia juga terbilang tinggi. Salah satu sumber daya
yang banyak dimanfaatkan adalah panas bumi. Energi panas
bumi merupakan jenis sumber energi yang menjadi dambaan
manusia sejak lama, karena termasuk jenis energi yang tidak
pernah habis dan terbarukan (renewable). Hal ini menunjukkan
perlunya pengelolaan yang baik tentang potensi sumber daya
panas bumi. Metode – metode geofisika dibutuhkan dalam
pengelolaan geothermal/panas bumi, antara lain: Metode
geolistrik resistivitas ini digunakan dalam mempelajari keadaan
bawah permukaan dengan cara mempelajari sifat aliran listrik di
dalam batuan yang berada di bawah permukaan bumi. Berbagai
faktor berkontribusi untuk meningkatkan kontras resistivitas
antara sistem panas bumi dengan batuan yang berada
disekitarnya. Kemudian Metode seismic diklasifikasikan
menjadi dua metode, yaitu aktif dan pasif. Metode aktifnya,
yaitu dengan menggunakan refraksi seismik yang mana berguna
dalam memprediksi kedalaman reservoir geotermal. Sedangkan
metode pasifnya, yaitu dengan menggunakan survei noise tanah
seismik, yang mana semakin tinggi level noise seismik pada
suatu daerah mencerminkan bahwa terdapat reservoir geotermal
pada daerah tersebut.

Geofisika 6
b. Saran
Menurut saya perlu dilakukan penelitian secara langsung
agar tulisan di atas dapat lebih dimengerti.
Referensi
1. Alshehri, F., Abdelrahman, K., (2021). Groundwater
Resources Exploration Of Harrat Khaybar Area, Northwest
Saudi Arabia, Using Electrical Resistivity Tomography.
Journal Of King Saud University – Science, DOI:
https://doi.org/10.1016/j.jksus.2021.101468.
2. Bahri, A, S., Rochman, J, P, G, N., Khoiridah, S., Iswahyudi,
A., (2015). Estimasi Cadangan Batu Gamping Di Desa
Melirang, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik Dengan
Metode Resistivitas 2-Dimensi. Jurnal Geosaintek, 1(1),
15-24.
3. Hasanudin, M. (2005). Teknologi Seismik Refleksi Untuk
Eksplorasi Minyak Dan Gas Bumi. Oseana, 30, 1-10.
4. Manyoe, I, N. (2016). Model Inversi Data Geolistrik Untuk
Penentuan Lapisan Bawah Permukaan Daerah Panas Bumi
Bongongoayu, Gorontalo. Jurnal Saintek, 8(4), 358-371.
5. Manyoe, I, N., Hutagalung, R. (2020). Subsurface Shallow
Modelling Based on Resistivity Data in The Hotspring Area
of Libungo Geotermal, Gorontalo. Journal of Geoscience,
Engineering, Environment, and Technology, 5(2), 87-93.

Geofisika 7
6. Manyoe, I, N., Irfan, U, R., Suriamiharja, D, A. (2015).
Distribusi Anomali Magnetik Daerah Panas Bumi
Bogongoayu, Gorontalo. Prosiding Seminar Ilmiah Nasional
Penguatan Kemitraan Berbasis Ipteks Inovasi untuk
Kemaslahatan BMI. Makassar, September 2015.
7. Manyoe, I, N., Suriamihardja, D, A., Irfan, U, R., Eraku, S,
S., Napu, S, S, S., Tolodo, D, D. (2020). Geology and 2D
modeling of magnetic data to evaluate surface and subsurface
setting in Bongongoayu geothermal area, Gorontalo. In IOP
Conference Series: Earth and Environmental Science, ( Vol.
598, No. 1, p. 012002). IOP Publishing.
8. Montsion, R, M., Perrouty, S., Lindsay, M, D., Jessell, M,
W., Frieman, B, M. (2021). Mapping Structural Complexity
Using Geophysics: A New Geostatistical Approach Applied
To Greenstone Belts Of The Southern Superior Province,
Canada. Journal Of Tectonophysics, 812, 1-19
9. Saberi, S., Stockinger, M., Stoeckl, C., Buchmayr, B., Weiss,
H., Afsharnia, R., Hartl, K. (2021). A New Development Of
Four-Point Method To Measure The Electrical Resistivity In
Situ During Plastic Deformation. Journal Of Measurement,
180, 1-12.
10. Tarmidzi, F., Setyawan, A. (2014). Study Of Fluid Flow
in Gedongsongo Temple Manifestation Geothermal Based
On The Data Of Geophysics. Energy Procedia, 47, 101-107.

Geofisika 8
11. Putriutami, E., Harmoko, U., Widada, S. 2014. dkk.
Interpretasi Lapisan Bawah Permukaan di Area Panas Bumi
Gunung Telomoyo, Kabupaten Semarang Menggunakan
Metode Geolistrik Resistivity Konfigurasi Schlumberger.
Youngster Physics Journal, Vol.3, No.2, April 2014, pp
97-106.
12. Foeh, I. A., Lilirk, R. R., 2005. Penyelidikan
Geomagnetik di Daerah Panas Bumi Kanan Tedong di
Desa Pincara Kecamatan Masamba Kabupaten Luwu
Utara Propinsi Sulawesi Selatan. Pemaparan Hasil Kegiatan
Lapangan Subdit Panas Bumi.
Glosarium
Alterasi Hidrotermal Suatu proses yang sangat kompeks
yang melibatkan perubahan mineralogy,
kimiawi, dan tekstur yang disebabkan
oleh interaksi fluida panas dengan
batuan yang dilaluinya (wall rock), di
bawah kondisi evolusi fisio-kimia.
Reservoir/Reservoar Lapisan yang tersusun dari batuan yang
memiliki sifat sarang dan porositas
tinggi yang berperan untuk menyimpan
fluida yaitu uap dan air panas yang
berasal dari hasil pemanasan.
Biografi

Geofisika 9
View publication stats

Fitria Mahrani Putri Iwan Noho


Lahir 19 Desember 2001 di Gorontalo,
dan dibesarkan di Gorontalo. Fitria
atau biasa di panggil Putri adalah
mahasiswa Universitas Negeri
Gorontalo Program Studi S1 Teknik
Geologi semester 2.

Geofisika 10

Anda mungkin juga menyukai