UTS EKSPLORASI
GEOTHERMAL
Teknik Geofisika ITS
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan Ika Karlina dkk dengan menggunakan
metode geolistrik resistivitas di dapat 21 sumber mata air panas yang tersebar pada daerah
patahan di blawan dengan ph netral dimana menandakan daerah tersebut memang memiliki
potensi panas bumi. Selain itu dari hasil penelitian Raehanayati dkk dengan menggunakan
metode gayaberat didapat bahwa pada daerah yang memiliki manifestasi air panas didominasi
oleh batuan 1 karena memiliki nilai densitas paling rendah yang berada pada daerah Blawan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa reservoir panasbumi daerah Blawan-Ijen didominasi oleh
batuan yang memiliki porositas tinggi (densitas rendah) dan tingkat permeabilitasnya tinggi
dengan jumlah volume sebesar 101.20 juta m3.
Dari gambar citra yang di download www.geomapsrl.it juga dapat disimpulkan bahwa
daerah blawan memiliki potensi panas bumi dengan adanya sumber airpanas yang dapat dilihat
pada gambar berikut yang ditandai oleh lingkaran merah dimana adanya keberadaan air yang
berwarna biru.
resapan air maupun sebagai keluarnya maifestasi hidrotermal seperti yang ditunjukkan oleh
gambar berikut:
Arjuno Welirang
Pulau:
Provinsi:
Jawa
Jawa Timur
Posisi Bujur:
112o29'12.00" - 112o37'39.00"
Posisi Lintang:
7o37'56.00" - 7o49'51.00"
Temperatur Manifestasi:
50.00 - 140.00oC
Geotermometer:
260.00oC
Cadangan Terduga:
280
Hasil survey geologi menyebutkan tatanan tektonik daerah Arjuno Welirang berada
pada jalur magmatik Jawa Bagian Selatan dengan susunan berupa batuan vulkanik Kuarter.
Hasil statigrafi menyebutkan bahwa daerah penyelidikan terdiri dari 18 (delapan belas) satuan
batuan, yang semuanya berupa batuan vulkanik dengan umur absolut batuan berkisar 200.000
tahun lalu (Lab.PSG,2010) hasil dari baruan pada lava andesit welirang II. Diketahui juga
bahwa sumber panas kemungkinan diakibatkan oleh aktivitas vulkanik terakhir pada komplek
Arjuno Welirang dengan batuan penudung (caprock) diperkirakan berada pada daerah alterasi
Gunung Pundak dan pada batuan lava andesit muda produk Gunung Welirang dan reservoir
diperkirakan berada pada satuan Arjuno Welirang tua (lava dan piroklastik).
Pada kompleks gunung ini juga telah dilakukan survey Geomagnet yang menghasilkan
kontur anomali magnet. Hal ini mengindikasikan adanya zona struktur ring fractures dibagian
tenggara, serta daerah subsiden dibagian barat daya daerah penyelidikan
Mata air panas Pedusan 1, 2 dan mata airpanas Gembor terletak pada sesar F.3 dan
F.4 dekat dengan titik B.700 dan titik A.2750 berlokasi pada daerah transisi antara
anomali magnet rendah dan sedang, hal tersebut mengindikasikan telah terjadi
proses demagnetisasi (ubahan) akibat proses hidrotermal dibawah permukaan
ataupun disebabkan oleh adanya batuan piroklastik. Anomali Bouguer memperlihatkan pola
umum rendah di utara dan timur yang diinterpretasikan sebagai sedimen vulkanik, relatif
sedang di bagian tengah yang diduga berkaitan dengan lava andesit produk gunungapi komplek
Arjuno-Welirang dan cendrung semakin tinggi ke arah baratdaya menunjukkan keberadaan
gunungapi Anjasmoro.
Selanjutnya adalah survey gaya berat. Hasil anomali sisa (residual) memeperlihatkan
respon sedimen vulkanik dengan anomali rendah di bagian utara dengan nilai rendah akibat
ubahan di utara AP. Padusan dan sekitar Gunung Punda yang membuka ke arah puncak
Welirang.
Analisis anomali sisa menunjukkan beberapa struktur geologi daerah Arjuno-Welirang
seperti sesar berarah hampir utara-selatan (F1), indikasi aliran erupsi samping Gunung Punda
dan Bulak (F3,F4 dan F5), zona ring fracture yang membuka ke puncak Welirang (F6), sesar
berarah baratlaut-tenggara (F7) dan 2 sesar berarah barat-timur (F8 dan F9).
Struktur geologi yang berperan sebagai pengontrol munculnya manifestasi panas bumi
di daerah ini adalah sesar berarah barat timur untuk AP. Coban (F8) dan AP Cangar (F9) dan
sesar berarah baratlaut-tenggara (F7) untuk AP Padusan dengan sumber panasnya dari komplek
Gunungapi Arjuno-Welirang.
Kemudian adalah survey Magnetotellurik, menghasilkan tahanan jenis rendah yang
tersebar di sekitar fumarol Gunung Welirang melebar ke utara melewati mata air panas Padusan
dan membuka ke sebelah barat dan baratdaya melalui mata air panas Cangar dan mata air panas
Coban. Tahanan jenis rendah yang diinterpretasikan sebagai batuan penudung ini tersebar dari
mulai permukaan hingga kedalaman sekitar 3000 meter dengan ketebalan antara 1000 meter
hingga 2500 meter. Reservoir panas bumi diperkirakan berada di bawah batuan penudung
yangtersebar di bagian tengah antara fumarol Gunung Welirang, mata air panasCangar, mata
air panas Coban, dan mata air panas Padusan. Puncak dari reservoir ini berada pada kedalaman
sekitar 1500 meter dansemakin mendalam ke arah utara dan baratdaya yang dapat
mencapaikedalaman sekitar 2500 meter.
Daerah prospek panas bumi berada di sebelah barat dan baratdaya puncak Gunung
Welirang (bagian tengah antara fumarol Gunung Welirang, mata air panas Cangar, mata air
panas Coban, dan mata air panas Padusan) dengan luas sekitar 20 km2.
Preliminary study yang telah dilakukan akan menghasilkan data potensi panas bumi
seperti berikut.
Dimana daerah prospek dilambangkan dengan warna biru dimana berhimpitan dengan
daerah dengan anomali MT yang bernilai resis rendah yaitu lebih kecildari 10 m ohm. Dapat
juga dilihat pada daerah prospek terdapatnya patahan yang melewati dataran tinggi ke daerah
prospek dimana dapat didentifikasikan sebagai area resapan.
Eksplorasi
Tujuan dari survei lanjut adalah:
-
Mendapatkan informasi yang lebih baik mengenai kondisi geologi permukaan dan
bawah permukaan.
Mengidentifikasi daerah yang diduga mengandung potensi panas bumi
Dari hasil eksplorasi rinci dapat diketahui dengan lebih baik mengenai penyebaran
batuan, struktur geologi, daerah alterasi hidrothermal, geometri cadangan panas bumi,
hidrologi, sistim panas bumi, temperatur reservoir, potensi sumberdaya serta potensi listriknya.
a. Survei Geologi Lanjut
Survei geologi ini bertujuan untuk mengetahui penyebaran batuan secara mendatar
maupun secara vertikal, struktur geologi, tektonik dan sejarah geologi dalam kaitannya dengan
terbentuknya suatu sistim panas bumi termasuk memperkirakan luas daerah prospek dan
sumber panasnya.
b. Survei Geokimia Lanjut
Hasil analisis kimia fluida dan isotop air dan gas dari seluruh manifestasi panas
permukaan dan daerah lainnya berguna untuk memperkirakan sistim dan temperatur reservoir,
asal sumber air, karakterisasi fluida dan sistim hidrologi dibawah permukaan.
c. Survei Geofisika
Ada beberapa jenis survei geofisika, yaitu:
Survei resistivity
Survei gravity
Survei magnetic
Survei Macro Earth Quake (MEQ)
Survei aliran panas
Survei Self Potential
Survei geofisika yang pertama kali dilakukan umumnya adalah survei resistivity
konfigurasi Schlumberger, gravity dan magnetik karena peralatannya mudah didapat dan
biayanya murah.
Dari ketiga survei geofisika ini diusulkan daerah prospek panas bumi untuk di survei
lebih detail dengan metoda yang lebih mahal yaitu Magnetotelluric (MT) atau Control Source
Audio magnetotelluric (CSAMT) untuk melihat struktur fisik batuan dengan kedalaman yang
jauh lebih dalam.
d. Analisa dan Interpretasi Data
3. Lihat UU Panas Bumi, terkait dengan hal-hal yang diatur dalam UU Panas Bumi
tersebut dan tahapan pengembangan potensi geotermal:
a. Bagaimana relasi resiko dan nilai investasinya pada setiap tahap?
4. Lengkapi tabel eksplorasi geothermal dibawah ini, lengkapi dengan gambar yang
sesuai:
Caprock
a. Fenomena yang diamati permukaan
b. Fenomena bawah permukaan (model)
Model penampang yang menunjukkan suatu caprock yang ditandai dengan nilai resistivitas
yang rendah.
Model sourcerock yang tidak berasosiasi dengan vuklakin dimana sourcerock berupa
cekungan sedimen dalam yang memiliki suhu tinggi.
Bila air tersebut berasal dari reservoar panasbumi maka air tersebut hampir selalu
bersifat netral. Disamping itu air tersebut umumnya jemih dan berwarna kebiruan.
Bila air tersebut berasal dari air tanah yang menjadi panas karena pemanasan oleh uap
panas maka air yang terdapat di dalam kolam air panas umumnya bersifat asam. Sifat asam ini
disebabkan karena tejadinya oksidasi H2 didalam uap panas. Kolam air panas yang bersifat
asam (acid pools) umumnya berlumpur dan kehijau-hijauan. Kolam air panas yang bersifat
asam mungkin saja terdapat diatas suatu reservoar air panas.
b. Telaga air panas
Telaga air panas pada dasamya juga kolam air panas, tetapi lebih tepat dikatakan telaga
karena luasnya daerah permukaan air. Umumnya istilah telaga dipakai bila luas permukaannya
lebih dari 100 m2. Telaga air panas sangat jarang terdapat di alam karena telaga air panas terjadi
karena hydrothermal eruption yang sangat besar. Contohnya adalah danau Waimangu di New
Zealand. Bila didalam telaga terjadi konveksi, temperatur pada umumnya tidak berubah
terhadap kedalaman. Telaga air panas dapat terjadi di daerah dimana terdapat reservoar
dominasi air ataupun didaerah dimana terdapat reservoar dominasi uap
c. Fumarole
Hampir semua fumarole yang merupakan manifestasi permukaan dari sistim dominasi
air memancarkan uap panas basah. Temperatur uap umumnya tidak lebih dari 100oC. Fumarole
jenis ini sering disebut fumarole basah (wet fumarole). Di daerah dimana terdapat sistim
dominasi uap dapat dijumpai wet fumarole juga dry fumarole, yaitu fumarole yang
memancarkan uap bertemperatur tinggi, yaitu sekitar 100-150oC. Fumarole jenis ini sangat
jarang dijumpai di alam, salah satu contohnya adalah fumarole di Ketetahi (NZ). Kecepatan
fumarole jenis ini umumnya sangat tinggi (>100 mis).
d. Geyser
Geyser didefinisikan sebagai mata air panas yang menyembur ke udara secara
intermitent (pada selang waktu tak tentu) dengan ketinggian air sangat beraneka ragam, yaitu
dari kurang dari satu meter hingga ratusan meter. Selang waktu penyemburan air (erupsi)
jugaberaneka ragam, yaitu dari beberapa detik hingga beberapa hari. Lamanya air menyembur
ke pemukaan juga sangat beraneka ragam, yaitu dari beberapa detik hingga beberapa jam.
Geyser merupakan manifestasi permukaan dari sistim dominasi air.
e. Silika sinter
Silika sinter adalah endapan silika di permukaan yang berwarna keperakan. Umumnya
dijumpai disekitar mata air panas dan lubang geyser yang menyemburkan air yang besifat
netral. Apabila laju aliran air panas tidak terlalu besar umumnya disekitar mata air panas
tersebut terbentuk teras-teras silika yang berwarna keperakan (silica sinter teraces atau sinter
platforms). Silika sinter merupakan manifestasi pernukaan dari sistim panasbumi yang
didominasi air.
Fenomena bawah permukaan yang terkait (berikan bentuk model reservoir yang
terkait dengan fenomena di pemukaan).
a.
Mata air panas yang bersifat asam biasanya merupakan manifestasi permukaan
dari suatu sistim panasbumi yang didominasi uap. Sedangkan mata air panas yang
bersifat netral biasanya merupakan manifestasi permukaan dari suatu sistim panasbumi
yang didominasi air, umumnya jenuh dengan silica.
Metode eksplorasi: variabel yang diukur, parameter yang dicari.
Potensi sumur dan kinerjanya, sifat fluida panas bumi dan kandungan non condensible gas,
memperkirakan sifat korosifias air dan analisa keekonomian.
Fluida dua fasa (fasa uap dan cair) -> SIKLUS UAP HASIL PEMISAHAN (SEPARATED
STEAM CYCLE)
4. Fluida (air)
Skema alat
Cara kerja
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Daftar Pustaka
Setiawan Sigit, 2011, Analisa terhadap Prospek, Kendala, dan Dukungan Kebijakan.
Saptadji, Nenny Miryani Saptadji. 2009. Teknik Panas Bumi. Penerbit ITB.
UU RI nomor 27 tahun 2003 Tentang Panas Bumi.
Saptadji, Nenny Miryani. 2009. Karakterisasi Reservoir Panas Bumi. ITB.
Kasbani. Tipe Sistem Panas Bumi di Indonesia dan Estimasi Potensi Energinya.
Geothermal.itb.ac.id/sekilas_tentang_panas_bumi. Diakses 5 April 2015.