GEOLOGI REGIONAL
JAWA BARAT
Nama :
N.P.M :
KATA PENGANTAR
Hal.
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iii
1. PENDAHULUAN 1
1.1 Blok Banten 1
1.2 Blok Jakarta - Cirebon 2
1.3 Blok Bogor / Blok Sukabumi - Cilacap 3
1.4 Blok Pegunungan Selatan 3
1.5 Kondisi Geologi Umum 5
1.6 Fisiografi Umum 6
Hal.
3. STRUKTUR GEOLOGI 35
3.1 Daerah Struktur Ciletuh 35
3.2 Daerah Struktur Jampang Kulon 37
3.3 Daerah Struktur Lembah Cimandiri 37
3.3.1 Sesar Naik Gunung Walat 38
3.3.2 Sesar Turun Batuasih 41
3.3.3 Sinklin Walat 41
3.4 Daerah Struktur Rajamandala 41
3.5 Daerah Struktur Purwakarta 42
4. PUSTAKA 46
6. JADWAL ACARA 52
- Sabtu / 20 Februari 2021 52
- Minggu / 21 Februari 2021 52
- Senin / 22 Februari 2021 53
- Selasa / 23 Februari 2021 54
- Sabtu / 27 Februari 2021 - Presentasi Tiap Grup 54
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar : Hal.
1 Blok Mandala Struktural Batuan Sedimen Jawa Barat 4
2 Peta Fisiografi Jawa Barat 7
3 Stratotipe Gabungan Fm. Ciletuh 12
4 Penampang Stratigrafi Formasi Bayah 15
5 Penampang Stratigrafi Formasi Batuasih 17
6 Penampang Stratigrafi Formasi Rajamandala 19
7 Penampang Stratigrafi Formasi Jampang 21
8 Penampang Stratigrafi Fm. Citarum 23
9 Penampang Stratigrafi Fm. Saguling 25
10 Penampang Stratigrafi Fm. Cibulakan 27
11 Penampang Stratigrafi Fm. Bantargadung 29
12 Penampang Stratigrafi Fm. Bojonglopang 31
13 Struktur Geologi Daerah Ciletuh 36
14 Struktur Geologi Daerah Struktur Lembah Cimandiri 39
15 Daerah Struktur Jampang & Blok Cimandiri 40
16 Geologi Daerah Saguling 43
17 Penampang Geologi Daerah Struktur Rajamandala 44
18 Geologi Daerah Sanghyang Tikoro 45
19 Penampang stratigrafi terpulihkan Utara - Selatan 58
20 Diagram Stratigrafi Jampang - Sukabumi 59
21 Diagram Stratigrafi Daerah Rajamandala 60
I - PENDAHULUAN
Berdasarkan kepada sifat-sifat struktur batuan sedimennya,
Martodjojo (1975) membagi Jawa Barat menjadi empat mandala,
(lihat gambar 1 ) yaitu :
1. Blok Jakarta - Cirebon
2. Blok Bogor
3. Blok Pegunungan Selatan Jawa Barat
4. Blok Banten.
Daerah ekskursi mencakup dua blok yang ada, yaitu Blok Bogor
dan Blok Pegunungan Selatan Jawa Barat (Martodjojo, 1984,
memasukkan keduanya sebagai Mandala Cekungan Bogor).
Sedangkan secara fisiografi Van Bemmelen, 1949,
memasukannya kedalam Zona Bogor, Zona Bandung dan Zona
Pegunungan Selatan. Tatanan stratigrafi, tektonik serta evaluasi
geologi Tersier dari ketiga mandala blok pertama telah diketahui
dan kurang lebih dimantapkan, sedangkan Blok Banten, mungkin
karena sebahagian besar daerahnya ditutupi oleh endapan Kuarter,
evolusi geologinya masih belum jelas. Mandala Banten
dipisahkan dari ketiga mandala lainnya oleh suatu ketidak
selarasan struktur yang mungkin berupa sesar utama.
Struktur geologi Jawa Barat terdiri dari tiga arah, yakni arah
Meratus, Arah Sumatera dan Arah Utara - Selatan. Sesar-sesar
tertua berarah Meratus, kemudian disusul oleh sesar-sesar arah
Sumatera. Sesar arah Utara-Selatan hanya diketemukan di daerah
Paparan Utara dan dianggap tidak mempunyai hubungan langsung
dengan evolusi Cekungan Bogor.
Cekungan Bogor ini berubah statusnya dari waktu ke waktu. Pada
kala Eosen Tengah, Cekungan Bogor merupakan cekungan depan
busur. Perkembangan Cekungan Bogor paling jelas adalah mulai
Kala Oligosen-Miosen, cekungan berupa laut dangkal. Pada Kala
Awal Miosen, cekungan merupakan cekungan belakang busur dan
batasnya melebar ke Selatan. Pada Kala Pliosen Akhir, Cekunga n
Bogor sudah berupa daratan yang ditempati oleh jalur magmatis
dan merupakan akhir dari cekungan ini.
2.1 Stratigrafi
Ciri batas bawah dari Fm. Batuasih dengan Fm. Bayah di Gn.
Walat, ditandai oleh berkurangnya atau hilangnya pasir dan
konglomerat pada Fm. Bayah. Lempung pada Fm. Batuasih
bagian bawah sulit dibedakan dengan sisipan lempung yang tebal
di Fm. Bayah. Batas atas di daerah tepinya terlihat jelas berupa
batugamping (di bagian atas), sedangkan bagian bawahnya secara
berangsur berubah menjadi lempung, napal hitam dari Fm.
Batuasih. Formasi Batuasih merupakan lingkungan transisi dari
dominan lingkungan darat (pasir konglomerat dari Fm. Bayah di
Gn. Walat) ke lingkungan lautan (gamping dari Fm.
Rajamandala).
Kedudukan stratigrafi dari Fm. Batuasih dan Fm. Bayah di bawah
mungkin tidak selaras, sedangkan batas atasnya dengan Fm.
Rajamandala adalah selaras. Lingkungan pengendapan Fm.
Batuasih adalah laut transisi dengan kondisi reduksi pada bagian
bawahnya. Formasi Batuasih terletak tidak selaras diatas Fm.
Bayah yang mengandung sisipan batu bara. Dari sini dapat
disimpulkan bahwa proses transgresi telah menerus di Selatan,
menutupi suatu lembah yang dulunya merupakan punggungan
busur luar yang berlingkungan darat. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa Cekungan Bogor mulai terlihat pada umur
Akhir Oligosen ini.
Dapat disimpulkan bahwa umur dari Fm. Batuasih ini adalah
Oligosen Akhir (N2 - N4), dengan lingkungan pengendapan
berupa laut transisi pada kondisi reduksi di bagian bawahnya.
Formasi Batuasih yang berbatasan dengan Formasi Bayah dan
Formasi Rajamandala menunjukkan morfologi yang terendah, hal
ini disebabkan karena kedua satuan yang membatasi mempunyai
ketahanan erosi yang lebih besar, sehingga morfologi Formasi
Batuasih selalu merupakan lembah diantara kedua perbukitan
tersebut.
3. STRUKTUR GEOLOGI
4. PUSTAKA
1. Asikin, S. 1992, Diktat Geologi Struktur Indonesia, Jurusan Teknik .
Geologi, Institut Teknologi Bandung
2. Martodjojo, Soejono, 1984, Evolusi Cekungan Jawa Barat, Disertasi
S3, ITB Bandung.
3. Sudjatmiko, 1972. Peta Geologi Lembar Cianjur, Jawa, skala
1:100.000. Direktorat Geologi, Bandung.
4. Koolhoven. 1933. Geologische Kaart van Java,Blad 14. Bajah
5. Hamilton, W., 1979. Tectonics of the Indonesian Region, U.S.
geological Survey profesional Paper, 1078, 345.p.
6. Harsono, W.F. 1977.The Cromong Carbonat Rocks and Their
Relathionship with The Cibulakan and Parigi Formation, Proccedings
Indonesian Petroleum Association.
7. Harting, A., 1929, A short geological description of the mountain
Tagogapoe and Tjitaroem, Fourth Pacific Science Congress, Java.
8. Katili, J.A.,1973, Volcanism and Plate Tectonics in Indonesian Island
Arc,Tectonophys., v.26.,p 165 – 188.
9. Kupper, H., 1941, Bijdrage Tot de Stratigraphy Van het Tagogapoe
and Gn. Masigit gebeid (Noord Prianger, Java), De Ing. Ned.
Ind.,No.12.
10. Martodjojo, S., Suparka S., Hadiwisastra, S., 1978, Status Formasi
Ciletuh Dalam Evolusi Jawa Barat. Geologi Indonesia Vol 5. (2).
11. Sukamto, R. 1975. Peta Geologi Lembar Jampang dan Balekambang,
Jawa Barat
12. Suparka S., Hadiwisastra, S., 1977: Suatu Tinjauan Mengenai Formasi
Citirem. Berita Direktorat Geologi V.9. N. 15
13. Thayyib S. Endang, Said S.E., Siswoyo, Prijomarsono S., 1977: The
status of the Melange Complex in Ciletuh area, South – West Java.
Proceedings IPA ke 6, Jakarta.
5.1 Kepanitiaan :
1. Penanggungjawab : Ketua Jurusan Teknik Geologi
2. Koordinator Kegiatan : Dr. Ir. Bambang Sunarwan, MT.
Gelondong : Andri
Panduan Ekskursi Regional Jawa Barat 2020
50
Regu - 1
Pembimbing :
1 Aditya Ardhani 055116002
2 Sugih Wiarto 055116003
3 Yaomal Bahsyar 055116004
4 Mudrick Fadillah 055116006
5 Rizki Maulana Putera 055116007
6 Angga Permana 055116008
7 Yega Yuditia 055116010
Regu - 2
Pembimbing :
1 Andi Nuryandi 055116014
2 Embun Hanapi 055116017
3 Andri 055116018
4 Alif Fiqrakzukhruf 055116019
5 Ina 055116020
6 M. Edo Anugrah 055116023
7 Alif Fauzan Wisnugroho 055116024
Regu - 3
Pembimbing :
1 Alvian Nur Aditya 055116025
2 Muhammad Nasir 055116026
3 Fajar Imani Ramadhan 055116027
4 Suci Julian Hastiana 055116028
5 Muhammad Tangguh I.T. 055116029
6 Umi Tri Ani Nadia Hanifa 055116030
Regu - 4
Pembimbing :
1 Abdurrachman Fazri 055116032
2 Latif Marthakusuma 055116033
3 Muhamad Arfadillah 055116034
4 Dinda Amelia Vermata 055116035
5 Ade Purnama Samsudin 055116036
6 Putri Rahmawati 055116037
7 Azzam Fath Al-Barry U. 055116041
Regu – 5
Pembimbing :
1 Redho Maulana 055116043
2 Indra Ilhamsyah 055116045
3 Suryo Herlambang K. 055116046
4 Nursonia Komalasari Ak M. 055116047
5 Awang Billy Hishelma N. A. 055115052
6 Irvanil Fauzan 055114127
7 Olivia Dwikartika 055114094
8 M ega dwisatriawan 055119791
6. JADWAL ACARA
No Waktu Acara
1 07.00 - 08.00 1 jam Sarapan pagi dan pengumpulan tugas-
tugas
2 08.00 - 09.30 1,5 Jam Perjalanan menuju Lembang
3 09.30 - 11.30 2 jam Pengamatan batuan, struktur & moroflogi
patahan lembang
5 11.30 - 14.30 3 Jam Menuju Jatiluhur, makan siang di
perjalanan
6 14.30 - 16.00 1,5 jam Pengamatan Fm. Cibulakan
8 16.00 - ......... Kembali ke Bogor
Catatan :
Sewaktu-waktu jadwal dapat berubah tanpa pemberitahuan terlebih dahulu
7. PEMERIAN SINGKAPAN
Hari Pertama
Sta. Lokasi Pengamatan Analisis
1. Sungai Kontak antara Fm. ➢ Jenis dan batas kontak kedua
Batuasih, dekat Batuasih dengan formasi.
penambangan Fm. Rajamandala
➢ Bagaimana hubungan kedua
kapur Bintang.
formasi tersebut dengan Fm. Bayah
yang berada di atasnya.
➢ Buat sketsa hubungan ketiga
formasi tersebut.
2. Penambangan Formasi Bayah. ➢ Batuan apa saja yang ada pada Fm.
pasir kuarsa Bayah
PT. Semen
Cibinong ➢ Struktur sedimen yang berkembang.
➢ Fragmen pembentuk batuan kuarsa,
untuk disebandingkan dengan Fm.
Bayah di daerah Bayah dan Ciletuh.
3. Curug Pareang Kontak sesar Fm. ➢ Jenis dan batas kontak kedua lokasi.
Jampang dengan
➢ Ciri litologi dari kedua formasi
Fm. Bojonglopang
tersebut.
➢ Jenis sesar yang berkembang.
Hari ke dua
Sta. Lokasi Pengamatan Analisis
4. Teluk Ciletuh Batuan melange, ➢ Ciri perbedaan / batas antara
Formasi Ciletuh melange & Fm. Ciletuh.
bagian bawah dan
struktur geologi ➢ Arah foliasi dari fillit.
➢ Top dan bottom pada struktur load
cast di Fm. Ciletuh.
➢ Struktur geologi yang terbentuk
Hari ke tiga
Sta. Lokasi Pengamatan Analisis
10 Cipanas Singkapan btgmp ➢ Ciri umum Formasi Batuasih,
Saguling Fm. Rajamandala, Formasi Rajamandala & Formasi
btlp Fm. Batu- Citarum.
asih & btpsr Fm.
Citarum ➢ Jenis Kontak Formasi.
Hari ke empat
Sta. Lokasi Pengamatan Analisis
1 Bukit Tagog / Singkapan lava ➢ Morfologi Patahan Lembang
Gn. Batu andesit Patahan
Lembang ➢ Jenis & struktur batuan.