Anda di halaman 1dari 83

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA GEOLOGI, MINERAL DAN BATUBARA

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

DIKLAT K3 PELEDAKAN
PADA KEGIATAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
2021
OUTLINE

DASAR HUKUM

PENGERTIAN

01

03 02

04

PERSONIL
PELEDAKAN
KESELAMATAN
PELEDAKAN

PPSDM GEOMINERBA 2
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA GEOLOGI, MINERAL DAN BATUBARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

I.DASAR HUKUM
DASAR HUKUM
▪ UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
▪ UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
▪ UU No. 3 Tahun 2020 tentang Perubahan atas UU No.4 Tahun 2009
▪ PP No. 55 Tahun 2010 tanggal 5 Juli 2010, tentang Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara.
▪ Permen ESDM No. 26 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik
dan Pengawasan Pertambangan Mineral dan Batubara.
▪ Peraturan KaPolri Nomor 17 Tahun 2017 tentang Perizinan, Pengamanan, dan Pengendalian
Bahan Peledak Komersial.
▪ Kepmen ESDM No. : 1806 K/30/Mem/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Penyusunan,
Evaluasi, Persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya, Serta Laporan Pada Kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral Dan Batubara
▪ Dasar
Kepmen ESDM No. 1827 K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik
Pertambangan yang Baik.
▪Hukum
Keputusan Dirjen Minerba Kementerian ESDM No. 309.K/30/DJB/2018 Tentang Petunjuk
Teknis Keselamatan Bahan Peledak dan Peledakan Serta Keselamatan Fasilitas Penimbunan
Bahan Bakar Cair Pada Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara
▪ Keputusan Dirjen Minerba Kementerian ESDM No. 185.K/37.04/DJB/2019 tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Keselamatan Pertambangan Dan Pelaksanaan, Penilaian Dan Pelaporan
SMKP.

PPSDM GEOMINERBA 4
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA GEOLOGI, MINERAL DAN BATUBARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

II. PENGERTIAN
PENGERTIAN
Bahan Peledak
Suatu bahan kimia senyawa tunggal atau campuran berbentuk padat, cair, gas atau campurannya
yang apabila dikenai suatu aksi panas, benturan, gesekan atau ledakan awal akan mengalami
suatu reaksi kimia eksotermis sangat cepat yang hasil reaksinya sebagian atau seluruhnya
berbentuk gas dan disertai panas dan tekanan sangat tinggi yang secara kimia lebih stabil.
Detonator
Suatu benda yang mengandung isian bahan peledak yang digunakan sebagai penyala awal ledakan
dan dalam hal ini termasuk detonator listrik, detonator biasa, detonator bukan listrik (nonel) atau
detonator tunda, dan detonator elektronik.
Bahan Ramuan
Bahan Ramuan adalah bahan baku yang apabila dicampur dengan bahan tertentu akan menjadi
bahan peledak peka primer.
Bahan Peledak Peka Primer
Bahan Peledak Peka Primer adalah bahan peledak yang hanya dapat meledak dengan
menggunakan primer atau booster dengan detonator
Bahan Peledak Peka Detonator
Bahan peledak yang dapat meledak dengan detonator.

PPSDM GEOMINERBA 6
PENGERTIAN

Bahan Peledak Karena bahan peledak sangat


sensitif terhadap : peka/sensitif maka penanganannya
❖ Panas harus dilakukan dengan hati-hati dan
harus terhindar dari pengaruh ekstrim
❖ Gesekan dari luar seperti panas gesekan
❖ Pukulan maupun benturan

❖ Getaran Orang yang menangani bahan


❖ Benturan peledak dituntut memiliki keterampilan/
kemampuan tersendiri dalam
❖ Arus Liar mempersiapkan peledakannya
❖ Medan Magnite sehingga aman terhadap orang
maupun peralatan

PPSDM GEOMINERBA 7
PENGERTIAN
Pekerjaan Peledakan
Pekerjaan yang terdiri atas peracikan bahan peledak, pembuatan
primer, pengisian dan penyumbatan lubang ledak, perangkaian dan
penyambungan suatu pola peledakan, penyambungan suatu sirkuit alat
penguji atau mesin peledak, penetapan daerah bahaya, menyuruh
orang menyingkir dan berlindung, pengujian sirkuit peledakan,
peledakan lubang ledak, penanganan kegagalan peledakan, dan
pengendalian akibat peledakan yang merugikan seperti lontaran batu,
getaran tanah, kebisingan, dan tertekannya udara yang mengakibatkan
efek ledakan.

PPSDM GEOMINERBA 8
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA GEOLOGI, MINERAL DAN BATUBARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

III.PERSONIL
PELEDAKAN
PERSONIL PELEDAKAN

Peraturan Menteri ESDM No. 42 Tahun 2016


Tentang
Standardisasi Kompetensi Kerja
di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara

Pasal 4
(1) Setiap tenaga kerja yang bekerja di bidang pertambangan mineral
dan batubara wajib memiliki kompetensi kerja di bidang mineral dan
batubara

PPSDM GEOMINERBA 10
PERSONIL PELEDAKAN

Pendidikan dan Pelatihan Pekerjaan Peledakan


a. Untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dalam
pekerjaan peledakan, KTT /PTL harus menyediakan sarana
pendidikan kepada orang yang akan bertugas dalam pekerjaan
peledakan, terutama bagi yang belum menunjukkan
kemampuannya sebagai juru ledak.

b. KTT /PTL harus menyusun program pendidikan dan pelatihan


pekerjaan peledakan dan memastikan bahwa calon juru ledak
selalu bekerja di bawah pengawasan yang ketat dari juru ledak
yang ditugaskan sebagai bagian dari pelaksanaan program
tersebut.

PPSDM GEOMINERBA 11
PERSONIL PELEDAKAN
JURU LEDAK
Adalah seseorang yang diangkat oleh Perusahaan Pertambangan atau
KTT/PTL yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan peledakan dan/atau
melakukan inisiasi peledakan serta memiliki Kartu Izin Meledakkan (KIM).

PPSDM GEOMINERBA 12
PERSONIL PELEDAKAN

Pengangkatan dan Kualifikasi Juru Ledak

a) KTT/PTL mengangkat orang yang berkemampuan dalam


melaksanakan pekerjaan peledakan.
b) Pekerjaan peledakan sebagaimana dimaksud dalam huruf (a)
terdiri atas persiapan peledakan dan pelaksanaan peledakan.
c) Orang yang melakukan pelaksanaan peledakan dipersyaratkan
memiliki Kartu Pekerja Peledakan (KPP) dan/atau Kartu Izin
Meledakkan (KIM).
d) KPP dan KIM diberikan kepada orang yang berhubungan
dengan bahan peledak dan peledakan sesuai ketentuan yang
berlaku.

PPSDM GEOMINERBA 13
PERSONIL PELEDAKAN

KPP PERTAMA
• Mencakup pengamanan
bahan peledak dan
menyumbat lubang ledak;
• Pelatihan diselenggarakan
secara internal oleh
KTT/PTL.
• Disahkan oleh KTT/PTL
untuk jangka waktu 2 (dua)
tahun.

PPSDM GEOMINERBA 14
PERSONIL PELEDAKAN
KPP MADYA
• Mencakup pekerjaan, mengangkut bahan peledak peka detonator,
detonator, bahan peledak peka primer dan bahan ramuan ke lokasi
peledakan, administrasi gudang bahan peledak, meramu bahan peledak
primer, mengisi bahan peledak ke lubang ledak, merangkai dan
menyambung bahan peledak;
• Pelatihan dilakukan oleh instansi terkait.
• Disahkan oleh KaIT /Kepala Dinas atas nama KaIT untuk jangka waktu 2
(dua) tahun.

PPSDM GEOMINERBA 15
PERSONIL PELEDAKAN

KIM hanya berlaku untuk tambang yang tercantum dalam kartu tersebut dan
nama Juru Ledak didaftarkan dalam Buku Tambang.
Bagi pekerja peledakan yang memiliki KIM tetapi tidak melaksanakan pekerjaan
maka KIM tersebut dikembalikan kepada KaIT/Kepala Dinas atas nama KaIT
dan diganti menjadi KPP Madya.
Setiap sertifikat Juru Ledak yang diberikan oleh instansi di dalam ataupun di
luar Indonesia dapat diakui oleh KaIT dan nilainya sama dengan sertifikat juru
ledak sehingga dapat digunakan untuk mendapatkan KIM.
Apabila Juru Ledak yang memiliki KIM tidak bekerja lagi di tempat kerja semula
maka KTT mengembalikan KIM yang bersangkutan kepada KAIT dengan
menyertakan surat pernyataan paling lambat dalam jangka waktu 1 (satu)
bulan.

PPSDM GEOMINERBA 16
PERSONIL PELEDAKAN
KIM
• Mencakup pekerjaan, menguji pola peledakan, menetapkan daerah
bahaya peledakan, menyuruh orang menyingkir dan berlindung,
meledakkan lubang ledak, menangani kegagalan peledakan,
menyambung sirkit peledakan ke sirkit detonator, mengendalikan akibat
peledakan, memastikan hasil peledakan.
• Pelatihan dilakukan oleh instansi terkait.
• Disahkan oleh KaIT /Kepala Dinas atas nama KaIT untuk jangka waktu 2
(dua) tahun.

PPSDM GEOMINERBA 17
PROSES PENERBITAN
KARTU IZIN MELEDAKAN
Evaluasi:
1. KIM lama jika perpanjangan dilampirkan
SURAT PERMOHONAN 2. Sertifikat kompetensi juru ledak yang lebih SURAT PERMOHONAN
PENERBITAN KIM PENERBITAN KIM
dari 6 bulan masa berlakunya maka harus
BARU PERPANJANGAN
mengikuti penyegaran juru ledak
3. KIM yang telah lewat masa berlaku lebih dari
1 tahun maka harus mengikuti penyegaran
juru ledak

EVALUASI KELENGKAPAN TIDAK EVALUASI KELENGKAPAN


TIDAK PERMOHONAN KIM
PERMOHONAN KIM MELENGKAPI
PERSYARATAN
YA YA

PEMBUATAN PEMBUATAN
KIM KIM

PENGESAHAN PENGESAHAN
KIM KIM

PPSDM GEOMINERBA 18
UJI PENYEGARAN

1) Bagi seseorang yang telah memiliki sertifikat juru ledak


namun tidak mengajukan permohonan KIM dalam waktu 6
(enam) bulan atau lebih sejak tanggal terbit sertifikat maka
kepada yang bersangkutan untuk dapat memperoleh KIM
dipersyaratkan mengikuti ujian penyegaran dan dinyatakan
lulus uji penyegaran tentang keselamatan penanganan bahan
peledak dan peledakan oleh KaIT/Kepala Dinas atas nama
KaIT.
2) Bagi juru ledak dimana KIM yang dimiliki sudah
kedaluwarsa 1 (satu) tahun atau lebih maka yang
bersangkutan dipersyaratkan mengikuti dan lulus uji
penyegaran tentang keselamatan penanganan bahan peledak
dan peledakan oleh KaIT/Kepala Dinas atas nama KaIT.
(Kepmen 1827 Tahun 2018)

PPSDM GEOMINERBA
UJI PENYEGARAN

Tata cara pelaksanaan uji penyegaran tentang keselamatan


penanganan bahan peledak dan peledakan untuk memperoleh
KIM antara lain:
a. tim penguji merupakan Inspektur tambang atau orang yang
mendapatkan penunjukan dari KaIT/Kepala Dinas atas nama
KaIT;
b. memahami proses kegiatan peledakan yang dibuktikan dengan
telah mengikuti diklat dan/atau sebagai pengajar diklat
pengawasan bahan peledak dan kegiatan peledakan dan/atau
sebagai pengajar pada diklat juru ledak kelas 2 (dua) dan/atau
sebagai penguji kompetensi diklat juru ledak kelas 2 (dua); dan
c. tertuang di dalam surat penunjukan oleh KaIT/Kepala Dinas
atas nama KaIT.
(Kep Dirjen Minerba No. 309 Tahun 2018)

PPSDM GEOMINERBA
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA GEOLOGI, MINERAL DAN BATUBARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

IV. KESELAMATAN
PELEDAKAN
Keputusan Menteri ESDM 1827 K/30/MEM/2018
Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan Yang Baik
LAMPIRAN III
(PEDOMAN PELAKSANAAN KESELAMATAN PERTAMBANGAN DAN
KESELAMATAN PENGOLAHAN/PERMURNIAN MINERBA)
B. PELAKSANAAN KESELAMATAN OPERASI PERTAMBANGAN MINERBA

Keselamatan Bahan Peledak Dan Peledakan


A. Penyimpanan atau penimbunan bahan peledak Materi
B. Jarak aman gudang bahan peledak Sebelumnya

A. Pengangkutan bahan peledak


B. Pemboran untuk peledakan
C. Peralatan dan perlengkapan peledakan
D. Pekerjaan peledakan
E. Peledakan menggunakan kendali jarak jauh
F. Radius aman peledakan
G. Peledakan dengan penanganan khusus
H. Peledakan tidur
I. Pasca peledakan dan peledakan mangkir

PPSDM GEOMINERBA 22
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA GEOLOGI, MINERAL DAN BATUBARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

A. PENGANGKUTAN
BAHAN PELEDAK

23
PENGANGKUTAN BAHAN PELEDAK

PPSDM GEOMINERBA 24
PENGANGKUTAN BAHAN PELEDAK

1) Bahan peledak diserahkan dan disimpan di gudang dalam jangka waktu tidak
lebih dari 24 (dua puluh empat) jam sejak tibanya dalam wilayah kegiatan
pertambangan.

2) Bahan ramuan diserahkan dan disimpan di gudang dalam jangka waktu tidak
lebih dari 24 (dua puluh empat) jam sejak tibanya dalam wilayah kegiatan
pertambangan jika menggunakan angkutan darat, dan sejak selesai bongkar
muat jika menggunakan angkutan air.

3) Dilarang mengangkut bahan peledak ke atau dari gudang bahan peledak atau
di sekitar tambang kecuali dalam peti aslinya yang belum dibuka atau wadah
tertutup yang digunakan khusus untuk keperluan itu.
Apabila dalam pemindahan bahan peledak dari peti aslinya ke dalam wadah
tertutup terdapat sisa, maka sisa tersebut segera dikembalikan ke gudang
bahan peledak.

PPSDM GEOMINERBA 25
PENGANGKUTAN BAHAN PELEDAK

PPSDM GEOMINERBA 26
PENGANGKUTAN BAHAN PELEDAK

PPSDM GEOMINERBA 27
PENGANGKUTAN BAHAN PELEDAK

PPSDM GEOMINERBA 28
PENGANGKUTAN BAHAN PELEDAK

• Selama pengangkutan bahan peledak dari gudang


ke lokasi peledakan, harus ada petugas keamanan
dan personil peledakan yang ikut dalam perjalanan
pengawalan, begitu juga sebaliknya jika terdapat
bahan peledak sisa yang akan dikembalikan ke
gudang bahan peledak dari lokasi peledakan
• Rotary lamp dan lampu bahaya pada unit pengangkut
harus senantiasa dinyalakan selama pengangkutan
bahan peledak.
• Unit pengawalan bahan peledak harus berada pada
posisi di depan unit pengangkut dengan jarak yang
telah disesuaikan untuk pengamanan dan harus
menyalakan sirine, rotary lamp, lampu depan dan
lampu bahaya.
• Unit pengangkut bahan peledak harus tetap berada
pada jalur unit pengawalan.

PPSDM GEOMINERBA 29
WADAH BAHAN PELEDAK

1. Kontruksi wadah harus kuat dan kokoh;


2. Wadah terbuat dari kayu, atau bahan yang bersifat tidak
menghantarkan listrik (isolator), apabila terbuat dari besi
harus dilapisi kayu atau papan atau isolator lain seperti bekas
belt conveyor dan dalam keadaan bersih, kering;
3. Tidak ada benda lain dalam wadah yang dapat
mengakibatkan benturan atau gesekan atau percikan api
seperti besi dan paku;
4. Wadah harus dilengkapi dengan kunci pengaman dan kunci
wadah harus berfungsi dengan baik.
5. Wadah harus dilengkapi dengan tulisan dan rambu
peringatan bahaya dan bahan peledak yang masih terlihat
dan terbaca dengan jelas.

PPSDM GEOMINERBA 30
PENGANGKUTAN BAHAN PELEDAK

WADAH BAHAN PELEDAK

PPSDM GEOMINERBA 31
PENGANGKUTAN BAHAN PELEDAK
Referensi: MOHAMAD AMIN TAUFAN TEGUH SUBEI SH
(KASI YANMIN DIT INTELKAM POLDA JABAR)
Dalam pembuatan handak, Produsen handak wajib memiliki :
1. Lahan untuk pabrik pembuatan handak
2. Gudang penyimpanan bahan baku handak
3. Gudang penyimpanan hasil produksi handak
PENGAMANAN
DALAM Pembuatan handak hanya dapat dilaksanakan oleh Badan
PEMBUATAN BAHAN Usaha Milik Negara atau swasta yang ditunjuk oleh
PELEDAK Pemerintah dengan persyaratan sebagai berikut:
1. harus memenuhi ketentuan teknis dari segi keselamatan
dan keamanan.
2. Memiliki logo produsen dengan ciri khusus yang hanya
diketahui oleh produsen.
3. Mencantumkan tulisan atau simbol produksi, nomor
registrasi produksi dan standard khusus tentang ukuran
serta berat setiap jenis handak yang diproduksi serta
memenuhi standar SNI.
4. kotak kemasan terbuat dari kayu atau karton yang
bertuliskan “HATI-HATI BERBAHAYA BAHAN PELEDAK
KOMERSIAL SIMPAN BAIK-BAIK”.

PPSDM GEOMINERBA 32
PENGANGKUTAN BAHAN PELEDAK
1. ANGKUTAN DARAT
a. TRUCK b. KERETA API
1) kendaraan bermotor layak 1) gerbong barang yang bebas dari
jalan. penumpang.
2) gunakan BBM oktan rendah 2) bagian dalam dilapisi kayu/
3) sistem listrik baik papan.
4) knalpot gunakan penahan 3) punya kunci tersendiri
panas dan tidak mengarah ke 4) tersedia dua buah alat pemadam
bak angkut. kebakaran dan diletakan dekat
5) rangka bak angkut baik. dengan petugas pengawal.
6) loadbak dari kayu apabila dari 5) jenis detonator dimuat terpisah.
besi harus dilapisi kayu. 6) tersedia kotak P3K dan obat-
7) maks muatan 80 % obatan lainnya.
(kecuali ammonium nitrate)
8) jenis detonator tidak boleh
dicampur dengan bahan
peledak lain.
(Peraturan KaPolri No. 17 Tahun 2017)
PPSDM GEOMINERBA 33
PENGANGKUTAN BAHAN PELEDAK
2. ANGKUTAN LAUT/ KAPAL
a) Kapal yang digunakan harus memenuhi persyaratan dan ketentuan ditjen
perhubungan laut baik jenis kapal, trayek dsb.
b) Pemuatan/ penyimpanan handak di kapal jauhkan dari kamar mesin tidak
boleh dicampur dengan barang-barang lainnya, mudah dibuang kelaut
apabila ada bahaya (kebakaran)

3. ANGKUTAN UDARA/ PESAWAT


a) Pesawat heli pengangkut bahan peledak penumpang selain pilot dan
pengawal dilarang.
b) Detonator diangkut terpisah, dilarang hidupkan peralatan transmiter,
radar radio dan sebagainya, hubungan diambil alih oleh heli penuntun.

CATATAN : PASANG BENDERA MERAH SESUAI KETENTUAN

(Peraturan KaPolri No. 17 Tahun 2017)

PPSDM GEOMINERBA 34
PENGANGKUTAN BAHAN PELEDAK

PPSDM GEOMINERBA 35
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA GEOLOGI, MINERAL DAN BATUBARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

B. PEMBORAN
UNTUK PELEDAKAN

36
PEMBORAN UNTUK PELEDAKAN

KTT/PTL menunjuk pengawas operasional dan pengawas teknis untuk


pekerjaan pemboran untuk peledakan, yang mempunyai kewajiban
sebagai berikut:
1) menetapkan persyaratan kelayakan mesin bor dan memastikan
mesin bor telah lulus uji kelayakan sebelum dioperasikan; dan
2) memastikan bahwa pekerjaan pemboran dilakukan berdasarkan
tata cara kerja yang ditetapkan.

PPSDM GEOMINERBA 37
STIFFNESS RATIO

Lampiran 2 – Kepmen 1827 Tahun 2018


Pengaruh Stiffness Ratio
B

Konya, 1990

Stiffness Ratio = Tinggi jenjang (H) 2-4


Burden (B)

PPSDM GEOMINERBA
PENGEBORAN BATUAN PENUTUP

Lampiran 2 – Kepmen 1827 Tahun 2018

Kajian Teknis

0,5 m

PPSDM GEOMINERBA
TANGGUL PENGAMAN

Lampiran 2 – Kepmen 1827 Tahun 2018

1xB
1xB

Tinggi Tanggul 1/3 x Ø Roda

PPSDM GEOMINERBA
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA GEOLOGI, MINERAL DAN BATUBARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

C. PERALATAN DAN
PERLENGKAPAN
PELEDAKAN

41
PERALATAN DAN PERLENGKAPAN PELEDAKAN

Peralatan Peledakan adalah semua


bahan atau alat-alat yang dapat
digunakan lebih dari satu kali
pemakaian dalam operasional
peledakan, antara lain: blasting
machine, tongkat pemadat (tamper),
Blasting Ohm Meter (BOM), dll.

Perlengkapan peledakan adalah semua


bahan atau alat-alat yang hanya dapat
digunakan untuk satu kali peledakan,
antara lain : detonator, sumbu ledak,
katrij, dll

PPSDM GEOMINERBA 42
PERALATAN DAN PERLENGKAPAN PELEDAKAN

KTT/PTL atau petugas yang menangani bahan peledak pada setiap


tambang yang menggunakan bahan peledak harus:
a) memastikan bahwa setiap peralatan, termasuk kendaraan yang
digunakan dalam pekerjaan yang berhubungan dengan
pekerjaan peledakan:
(1) sesuai dengan maksud penggunaannya; dan
(2) disimpan, diperiksa, dan dipelihara agar tetap dapat
digunakan dengan aman.
b) memastikan bahwa bahan peledak ditangani secara aman.

PPSDM GEOMINERBA 43
PERALATAN DAN PERLENGKAPAN PELEDAKAN

Setiap mesin peledak di tambang dilengkapi dengan sistem


pengaman sehingga tanpa perlengkapan tersebut mesin peledak
tidak dapat digunakan. Sistem pengaman tersebut terdiri atas
engkol, kunci, clamp tip atau shotshell primer, kunci pengaman dan
kode/sandi untuk detonator elektronik.

Blasting Machine Tipe Engkol


N/CU100T Blasting Machine

PPSDM GEOMINERBA 44
PERALATAN DAN PERLENGKAPAN PELEDAKAN

Blasting Machine Tipe Batere


KOBLA XB-100D

PPSDM GEOMINERBA 45
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA GEOLOGI, MINERAL DAN BATUBARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

D. PEKERJAAN PELEDAKAN

46
PEKERJAAN PELEDAKAN
1) Pekerjaan peledakan dilakukan oleh Juru Ledak.
2) Juru Ledak yang bertugas melaksanakan peledakan atau yang
mengawasi pekerjaan peledakan memastikan bahwa setiap tahap
pekerjaan dilaksanakan secara aman.
3) Juru Ledak yang menangani atau mengawasi peledakan
memastikan setiap peledakan tidak menimbulkan dampak negatif
terhadap lingkungan yang melebihi ambang batas yang ditetapkan.
Contoh : lontaran batu, getaran peledakan, ledakan udara, dan gas
beracun (fume), dll

PPSDM GEOMINERBA 47
PEKERJAAN PELEDAKAN

4) Jadwal Peledakan 5) Pita Pengaman dan Tanda-tanda Peringatan

6) Dilarang merokok jarak 7) dilaksanakan sesuai dengan, peraturan


<10m dari bahan peledak pedoman dan SOP peledakan

PPSDM GEOMINERBA 48
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA GEOLOGI, MINERAL DAN BATUBARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

E. PELEDAKAN
MENGGUNAKAN
KENDALI JARAK JAUH
PELEDAKAN MENGGUNAKAN KENDALI JARAK JAUH
1) Pada setiap tambang yang menggunakan
peralatan peledakan yang menggunakan
metode pengendalian peledakan jarak jauh
(remote firing) harus memiliki rekomendasi
teknis dari instansi yang menangani komunikasi
dan informasi.
2) KTT/PTL menetapkan tata cara pekerjaan
peledakan yang menggunakan remote firing.
3) Penyalaan peledakan yang menggunakan
remote firing hanya boleh dilakukan oleh juru
ledak yang telah mendapatkan pelatihan.
4) Juru ledak mempunyai kompetensi dalam
melakukan peledakan dengan menggunakan
metode remote firing.
5) Jika terjadi kondisi yang bisa mempengaruhi
proses peledakan menggunakan remote firing
maka penyalaan peledakan menggunakan
remote firing tidak dapat dilakukan.
PPSDM GEOMINERBA 50
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA GEOLOGI, MINERAL DAN BATUBARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

F. RADIUS AMAN
PELEDAKAN
RADIUS AMAN PELEDAKAN
KTT/PTL menetapkan dan bertanggung jawab terhadap radius aman
peledakan berdasarkan teknis perhitungan dan kajian pengendalian risiko yang
paling kurang terdiri atas:
1) jarak aman manusia;
2) jarak aman peralatan;
3) jarak aman fasilitas pertambangan; dan
4) jarak aman lingkungan.

Jarak aman peledakan bagi alat dan fasilitas pertambangan 300 (tiga ratus)
meter serta bagi manusia 500 (lima ratus) meter dari batas terluar peledakan
diukur pada jarak horizontal dan/atau berdasarkan kajian teknis.

Kajian teknis dibuat dalam hal kegiatan peledakan pada jarak horizontal
kurang dari 500 (lima ratus) meter dari rel kereta api, jaringan listrik,
bendungan, dan bangunan publik lainnya.

PPSDM GEOMINERBA 52
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA GEOLOGI, MINERAL DAN BATUBARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

G.PELEDAKAN DENGAN
PENANGAN KHUSUS
PELEDAKAN DENGAN PENANGAN KHUSUS

Apabila pekerjaan peledakan berisiko lebih besar dari pada peledakan normal,
sehingga diperlukan penanganan khusus sebagai tambahan kontrolnya
(peledakan khusus).
Peledakan khusus terdiri atas:
1) peledakan dengan pengontrolan getaran dan ledakan udara;
2) peledakan pada tanah yang reaktif;
3) peledakan untuk lubang panas;
4) peledakan mengandung gas methan; dan/atau
5) secondary blasting.

Dalam hal lubang ledak terletak pada kondisi batuan panas (hot
rock/hot ground) dengan temperatur lebih dari 55° (lima puluh lima
derajat) celcius atau terdapat gas metana dengan konsentrasi gas lebih
dari lower explosive limit (LEL) 50% (lima puluh persen) atau kondisi
batuan bersifat reaktif (ground reactivity) dilakukan berdasarkan kajian
teknis.

PPSDM GEOMINERBA 54
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA GEOLOGI, MINERAL DAN BATUBARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

H.PELEDAKAN TIDUR
PELEDAKAN TIDUR

Peledakan tidur adalah rangkaian kegiatan peledakan dimana


pengisian bahan peledak ke dalam lubang ledak (charging/loading)
dan pengisian material penutup lubang ledak setelah pengisian
bahan peledak (stemming) dilakukan berlainan hari dengan
perangkaian (tie up) dan firing (penyalaan rangkaian peledakan)

Peledakan tidur (sleep blast) dilakukan dengan ketentuan sebagai


berikut:
1) Tidak boleh menggunakan detonator di permukaan lubang ledak;
2) Dilakukan pengamanan terhadap daerah peledakan tidur; atau
3) Apabila terjadi peledakan tidur yang tidak direncanakan karena
masalah tertentu, KTT harus melapor kepada KaIT/Kepala Dinas
atas nama KaIT.

PPSDM GEOMINERBA 56
PERSETUJUAN RENCANA PELAKSANAAN
PELEDAKAN TIDUR

RKAB
(PENGAJUAN RENCANA
PELEDAKAN TIDUR)

RKAB
(EVALUASI DOKUMEN)

RKAB
(SURAT PERSETUJUAN)

PENGAWASAN
PELAKSANAAN
PELEDAKAN TIDUR

BERITA ACARA
PENGAWASAN

PPSDM GEOMINERBA 57
PERSETUJUAN RENCANA PELAKSANAAN
PELEDAKAN TIDUR

RKAB
(PENGAJUAN RENCANA
PELEDAKAN TIDUR)

Evaluasi berdasarkan latar belakang


RKAB dilakukan peledakan tidur, kajian teknis
(EVALUASI DOKUMEN) peledakan, SOP peledakan tidur, dan
Identifikasi bahaya dan penilaian resiko
(IBPR) peledakan tidur
RKAB
(SURAT PERSETUJUAN)

PENGAWASAN
PELAKSANAAN
PELEDAKAN TIDUR

BERITA ACARA
PENGAWASAN

PPSDM GEOMINERBA 58
PERSETUJUAN RENCANA PELAKSANAAN
PELEDAKAN TIDUR

RKAB
(PENGAJUAN RENCANA
PELEDAKAN TIDUR)

RKAB
(EVALUASI DOKUMEN)

RKAB
(SURAT PERSETUJUAN)

PENGAWASAN
PELAKSANAAN
PELEDAKAN TIDUR

BERITA ACARA
PENGAWASAN

PPSDM GEOMINERBA 59
PERSETUJUAN RENCANA PELAKSANAAN
PELEDAKAN TIDUR

RKAB
(PENGAJUAN RENCANA
PELEDAKAN TIDUR)

RKAB
(EVALUASI DOKUMEN)

RKAB
(SURAT PERSETUJUAN)
Yang menjadi pengawasan adalah :
• Sistem pengamanan
PENGAWASAN • Teknis Pelaksanaan berdasarkan dokumen
PELAKSANAAN rencana
PELEDAKAN TIDUR

BERITA ACARA
PENGAWASAN

PPSDM GEOMINERBA 60
PERSETUJUAN RENCANA PELAKSANAAN
PELEDAKAN TIDUR

RKAB
(PENGAJUAN RENCANA
PELEDAKAN TIDUR)

RKAB
(EVALUASI DOKUMEN)

RKAB
(SURAT PERSETUJUAN)

PENGAWASAN
PELAKSANAAN Berita acara persetujuan atau tidak
PELEDAKAN TIDUR disetujuinya pelaksanaan peledakan
tidur

BERITA ACARA
PENGAWASAN

PPSDM GEOMINERBA 61
Prosedur Penanganan Peledakan Tidur

SNI 7569:2010
PERSIAPAN
1. Blast design dan rencana lokasi harus diajukan kepada KTT
2. Memastikan temperatur lubang ledak sesuai dengan spesifikasi bahan peledak

PELAKSANAAN
1. Pemutusan rangkaian
Dilarang menghubungkan rangkaian antar lubang ledak
2. Pengamanan
a. Front peledakan tidur harus diberi pembatas keliling (tanggul, Safety line dan
bendera reflektor) yang dipasang pada jarak minimal 10 (sepuluh) meter dari
lubang ledak terluar.
b. Harus ada personil yang ditugaskan secara khusus minimal 2 personil
(1 security dan 1 personil yang minimal mempunyai kompetensi juru ledak)
untuk mengawasi dan mengamankan front peledakan tidur.
c. Front peledakan tidur harus diberikan penerangan yang cukup untuk
memudahkan pengamanan.

PPSDM GEOMINERBA 62
Prosedur Penanganan Peledakan Tidur

SNI 7569:2010
2. Pengamanan (lanjutan ....)
d. Segala aktifitas lain diluar kegiatan pengawasan dan pengamanan peledakan
tidur harus dilakukan pada jarak minimal 10 meter diluar safety line, kecuali
mendapat ijin KTT.
e. Area peledakan tidur harus bebas dari peralatan termasuk didalamnya dan
tidak terbatas pada unit produksi dan benda-benda yang dapat menimbulkan
percikan dan nyala api serta menimbulkan gelombang elektromagnetik.

3. Pemberitahuan kepada personil


Orang yang bertanggung jawab terhadap peledakan tidur wajib
menginformasikan adanya peledakan tidur kepada semua orang yang berada
dan atau bekerja disekitar wilayah peledakan tidur untuk tidak melampaui batas
aman pelaksanaan pekerjaan.

PPSDM GEOMINERBA 63
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA GEOLOGI, MINERAL DAN BATUBARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

I. PASCA PELEDAKAN DAN


PELEDAKAN MANGKIR
PASCA PELEDAKAN DAN PELEDAKAN MANGKIR

1) Pasca Peledakan
a) Juru ledak melakukan pemeriksaan pasca peledakan dan
hanya dilakukan setelah lokasi yang diledakkan bebas dari
debu dan asap sisa hasil peledakan.
b) Dilarang masuk ke lokasi peledakan sebelum dinyatakan aman
oleh juru ledak.

SMOKE FUME
(Tidak Beracun) (Beracun)

PPSDM GEOMINERBA 65
PASCA PELEDAKAN DAN PELEDAKAN MANGKIR
2) Peledakan Mangkir
a) Suatu kejadian disebut sebagai peledakan mangkir apabila:
(1) pengujian sebelum peledakan menunjukkan ketidaksinambungan yang
tidak dapat diperbaiki; atau
(2) sebuah lubang ledak atau bagian dari sebuah lubang ledak gagal meledak
pada saat diledakkan.
b) Apabila terjadi peledakan mangkir maka juru ledak yang bertugas melakukan
peledakan menghubungi pengawas operasional, dan pengawas operasional
tersebut:
(1) melarang setiap orang memasuki area bahaya tersebut kecuali juru ledak
atau orang lain yang ditunjuknya;
(2) mengambil langkah yang tepat untuk menentukan penyebabnya dan
menangani peledakan mangkir tersebut; dan
(3) menunjuk petugas apabila diperlukan untuk mengambil langkah
pengamanan untuk mencegah pencurian bahan peledak ataupun bahan
pemicu ledaknya.
c) Apabila peledakan mangkir tidak dapat ditangani pada hari yang sama
maka peledakan mangkir tersebut dikategorikan sebagai peledakan tidur.

PPSDM GEOMINERBA 66
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA GEOLOGI, MINERAL DAN BATUBARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

MENCAPAI PELEDAKAN
YANG AMAN
7
MENCAPAI PELEDAKAN YANG AMAN

SINERGI KONTROL

KONTROL PEMERINTAH PELAPORAN


Regulasi dan Pedoman Terkait Bahan Melaporkan Kegiatan Peledakan, Kejadian
Peledak dan Peledakan Berbahaya dan Kecelakaan Untuk
Perbaikan

PROSEDUR PEMANTAUAN
Perusahaan Mengidentifikasi
Pekerjaan Peledakan Selalu
Bahaya, Membuat Standar dan
Dipantau, Potensi Risiko yang
prosedur Kerja yang Aman serta
Muncul Segera Dikendalikan
produktif

PERALATAN KOMPETENSI
Perusahaan Menyediakan Peralatan yang Perusahaan Memenuhi Standar
Standar Kompetensi Pekerja pada Pekerjaan
Peledakan

PPSDM GEOMINERBA 68
TUJUAN PENGAWASAN BAHAN PELEDAK
DAN PELEDAKAN

menjamin bahan peledak dan kegiatan


peledakan dikelola dan ditangani
dengan baik dan sesuai dengan
persyaratan peraturan dan standar

Bagaimana dengan pengawasan kegiatan peledakan


10 | Company
Direktorat
di Indonesia ???
NameJenderal
| Annual Report 2018 dan
Mineral Batubara, KESDM

PPSDM GEOMINERBA 69
PENGAWASAN K3 PELEDAKAN

PENGAWASAN

PENYIMPANAN/
PENIMBUNAN PENGANGKUTAN PENGGUNAAN

1. Administrasi berupa izin


gudang bahan peledak, Buku
1. Tata cara pengangkutan 1. Kartu Izin Meledakan (KIM) &
catatan bahan peledak 2. Pengamanan selama
2. Menetapkan peraturan yang Kartu Pekerja Peledakan (KPP)
pengangkutan
mengatur 2. Rekomendasi pembelian bahan
• Jarak aman gudang peledak
terhadap lingkungan 3. Prosedur peledakan dan
• Kepala gudang dan pengamanan termasuk di
pengamanan gudang dalamnya jika ada peledakan
• Tata cara penyimpanan mangkir (miss fire)
lokasi dan jarak aman 4. Monitoring efek peledakan
• Klasifikasi gudang 5. Pelaporan pemakaiaan dan
• Spesifikasi gudang penggunaan bahan peledak
• Tata cara penyimpanan

PPSDM GEOMINERBA 70
Inventarisasi Permasalahan Terkait Bahan Peledak
dan Kegiatan Peledakan

1. Penyimpanan bahan peledak yang tidak


sesuai prosedur
2. Pengangkutan bahan peledak yang tidak sesuai
prosedur
3. Pencatatan penggunaan bahan peledak yang
tidak sesuai prosedur
4. Tidak berfungsinya fasilitas keselamatan
5. Terjadinya Missfire pada kegiatan peledakan
6. Terjadinya peledakan dini
7. Flying rock
8. Fragmentasi hasil peledakan yang buruk

PPSDM GEOMINERBA 71
Inventarisasi Permasalahan Terkait Bahan Peledak
dan Kegiatan Peledakan

Fatality Tahun 2007, Fly Rock ukuran 70 x 100 x 40 cm

Penyebab kecelakaan:
• Penempatkan shelter
pada lingkar radius
area tidak aman
• SOP peledakan tidak
dijalankan dengan
baik dan benar.
• Pengawasan kurang
memadai, pengecekan
hanya bersifat random/
acak

PPSDM GEOMINERBA 72
Inventarisasi Permasalahan Terkait Bahan Peledak
dan Kegiatan Peledakan

TAHUN 2012, FATALITY PASCA PELEDAKAN

Penyebab:
• Heaping dengan fenomena rongga di bawahnya
• Menempatkan diri tidak tepat
• Kurangnya Pengawasan
PPSDM GEOMINERBA 73
Inventarisasi Permasalahan Terkait Bahan Peledak
dan Kegiatan Peledakan

TAHUN 2013, TRUK MMU REBAH

Penyebab:
▪ Mengemudikan Truk MMU melebihi batas kecepatan

PPSDM GEOMINERBA 74
Inventarisasi Permasalahan Terkait Bahan Peledak
dan Kegiatan Peledakan

TAHUN 2014, PREMATURE BLASTING

Penyebab:
• Lubang peledakan yang panas (Lubang Panas)
• Reactive Ground yang belum teridentifikasi secara benar.
PPSDM GEOMINERBA 75
Inventarisasi Permasalahan Terkait Bahan Peledak
dan Kegiatan Peledakan
Tahun 2014, Fly Rock

Penyebab:
▪ Pengeboran lubang ledak yang tidak memadai untuk peledakan sekunder
▪ Kontrol pengisian bahan peledak yang tidak memadai
▪ SOP hanya bertujuan untuk peledakan primer dan kurang
mempertimbangkan peledakan sekunder
▪ Identifikasi resiko yang tidak memadai utamanya pada operasi peledakan
sekunder.

PPSDM GEOMINERBA 76
Inventarisasi Permasalahan Terkait Bahan Peledak
dan Kegiatan Peledakan
Tahun 2015, MISFIRE

Penyebab:
• Terdapat bahan peledak tertinggal di lubang yang tidak teridentifikasi
• Kurangnya ketelitian pengawas dan operator mengidentifikasi
misfire.
• Juru ledak tidak melakukan pengecekan terhadap hasil peledakan.

PPSDM GEOMINERBA 77
STATISTIK KECELAKAAN BERDASARKAN TEMPAT KECELAKAAN

Tempat 2013 2014 2015 2016 2017

Jalan Tambang 21% 24% 22% 13% 29.4%

Bengkel 20% 20% 20% 3% 22.3%

PIT/Quarry 18% 13% 15% 13% 11.7%

Pengolahan 10% 7% 13% 23% 14.1%

Bawah Tanah 23% 7% 6% 22% 16.4%

Pengeboran 2% 3% 5% 2% 5.8%

Dermaga 3% 8% 2% 0% 0%

Area Gudang Handak 0% 0% 0% 0% 0%

Kapal 0% 0% 0% 2% 0%

Lain-Lain 3% 18% 17% 22% 0%

Sumber: Statistik Ditjen Minerba PKP2B, KK, IUP BUMN dan IUP PMA

PPSDM GEOMINERBA 78
STATISTIK KECELAKAAN BERDASARKAN JENIS KECELAKAAN

Sumber: Statistik Ditjen Minerba PKP2B, KK, IUP BUMN dan IUP PMA

PPSDM GEOMINERBA 79
STATISTIK KECELAKAAN BERDASARKAN SUMBER KECELAKAAN

Sumber: Statistik Ditjen Minerba PKP2B, KK, IUP BUMN dan IUP PMA

PPSDM GEOMINERBA 80
Pelaporan Berkala
Matriks 6b – Kepmen 1806 Tahun 2018 – Pelaporan Berkala

PPSDM GEOMINERBA 81
Pelaporan Berkala
Matriks 6b – Kepmen 1806 Tahun 2018 – Pelaporan Berkala

PPSDM GEOMINERBA 82
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA GEOLOGI, MINERAL DAN BATUBARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Anda mungkin juga menyukai