Anda di halaman 1dari 37

PENGAWASAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

EFEKTIVITAS PENGAWASAN DAN PENEGAKAN HUKUM


SEKTOR PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

Jakarta, 29 Agustus 2017

DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA


KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
OUTLINE
I. KARAKTERISTIK PERTAMBANGAN
II. RUANG LINGKUP PENGAWASAN
III. KONDISI SAAT INI
I. KARAKTERISTIK PERTAMBANGAN
Karakteristik
Karakteristik Kementerian
KementerianESDM
ESDM PP
PP19
19tahun
tahun1973
1973
 Padat Modal & Teknologi.  Memiliki Personal Menteri ESDM melakukan
 Risiko Besar dan Khusus. Khusus.
pengawasan atas K3
 Peralatan Khusus. dalam bidang
 Dinamis (Bahaya & Risiko pertambangan kecuali
Berpindah).
untuk Ketel Uap.

Tambang Permukaan Tambang Bawah Tanah

Kapal Keruk

Kuari Tambang Semprot


3
II. RUANG LINGKUP PENGAWASAN
Pengawasan Pertambangan Minerba
dilakukan oleh;
1.Inspektur Tambang, untuk aspek
a.teknis pertambangan;
b.konservasi sumber daya mineral dan batubara;
c.keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan;
d.keselamatan operasi penambangan;
e.pengelolaan lingkungan hidup, reklamasi, dan pasca tambang;
f.penguasaan, pengembangan, dan penerapan teknologi
pertambangan;

2.Pejabat Yang Ditunjuk, untuk aspek


3.Pemasaran
4.Keuangan
5.Pengelolaan data mineral dan batubara
6.Pengembangan tenaga kerja teknis pertambangan
7.Pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setempat
8.Kegiatan lain di bidang kegiatan usaha pertambangan yang
Perusahaan menyangkut kepentingan umum

Pertambangan 9.Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan IUP, IPR atau IUPK


10.Jumlah, jenis, dan mutu hasil usaha pertambangan

3. PPNS, untuk aspek (UU No. 4 Th.


2009 & Permen ESDM No. 31 Th. 2016)
PENGAWASAN OLEH INSPEKTUR TAMBANG
Hukum & Peraturan
 UU No. 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan Daerah
 UU No. 4 Tahun 2009 ttg Pertambangan Mineral dan Batubara
 PP No. 55 Tahun 2010 ttg Pembinaan dan Pengawasan Pertbngan Minerba
 PP No.19 Tahun 1973 ttg Pengaturan dan Pengawasan K3 di Bidang
Pertambangan
 Kepmen No.555.K Tahun 1995 ttg K3 Pertambangan Umum
 Permen ESDM No.7 Tahun 2014 tentang Jaminan Reklamasi dan
Pascatambang
 Permen ESDM No.38 Tahun 2014 ttg Penerapan SMKP Minerba

Perusahaan
Pemerintah • Kepala Teknik Tambang
• Kepala Inspektur Tambang • Organisasi dan Personil
• Inspektur Tambang • Program
• Anggaran & Biaya
• Dokumen & Laporan
PENGAWASAN OLEH PPNS
1. UU NO. 2 TAHUN 2002 Dalam menjalankan fungsinya,
Kepolisian dibantu oleh:
a. kepolisian khusus;
b. penyidik pegawai negeri sipil;
c. bentuk-bentuk pengamanan swakarsa.
2. Permen ESDM No. 31 Melaksanakan pengawasan,
Tahun 2016 pengamatan, penelitian atau
pemeriksaan, dan penyidikan tindak
pidana dalamkegiatan usaha
pertambangan.
Kewenangan :
•Melakukan pemeriksaan atas laporan/keterangan, orang/badan, sarana prasarana
•Memanggil saksi/tersangaka dan tenaga ahli
•Menggeledah, menyegel dan/atau menyita sarana dan alat Penangkapan
•Menghentikan penyidikan
III. KONDISI SAAT INI
A. PERSONIL
NO KATEGORI PNS JUMLAH
1 Inspektur Tambang 126
2 Telah Mengikuti Diklat IT (Termasuk IT) 574
3 Belum mengikuti diklat 375
Total (Telah Diklat + Belum Diklat) 949
Status per 25 Januari 2017

N KETERLIBATAN
PERMASALAHAN TINDAK LANJUT STATUS
O PIHAK LAIN
1. Berkoordinasi dengan pemerintah • Telah diadakan pertemuan dengan Biro SDM KESDM in progress
daerah mengenai anggaran Kemendagri, Biro SDM KESDM dan Dinas ESDM
operasional IT di daerah. • Sudah terbit Permendagri No. 33 Tahun Provinsi
2017 Tentang Pedoman Penyusunan
APBD TA 2018
2. PNS daerah yang sudah dialihkan • Sudah dilakukan Rapat dengan Biro Biro SDM KESDM in progress
ke KESDM namun tidak bisa SDM KESDM KemenPAN
memenuhi kriteria menjadi IT • Diusulkan menjadi pejabat pengawas Kemendagri
III. KONDISI SAAT INI

A. PERSONIL PPNS DITJEN MINERBA = 34 ORANG

B. KENDALA :

1. Belum ditunjuknya Kepala PPNS yang bertindak selaku Atasan


Penyidik untuk memberikan Surat Perintah Penyidikan
2. Belum ada sarana dan prsarana dalam menunjang kegiatan
operasional
3. Belum adanya Anggaran untuk mendukung tugas penyidikan
TERIMA KASIH
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN KESELAMATAN PERTAMBANGAN PASCA
UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014

Menteri Inspektur Tambang


PKUP;
IUP, IPR, IUPK

Pemberian
Pedoman & Standar

Perencanaan, Pemberian:
Penelitian, Bimbingan,
Pengembangan PEMBINAAN Supervisi,
Pemantauan, & Konsultasi
Evaluasi
Pendidikan & Pelatihan
PENGAWASAN
KESELAMATAN
I.I.K3 PERTAMBANGAN
K3PERTAMBANGAN
PERTAMBANGAN II.
II.KESELAMATAN
KESELAMATANOPERASI
OPERASI(KO)
(KO)
(Pasal
(Pasal26
26PP
PPNomor
Nomor55
55Tahun
Tahun2010)
2010) PERTAMBANGAN
PERTAMBANGAN
(Pasal
(Pasal27
27PP
PPNomor
Nomor55 55Tahun
Tahun2010)
2010)
 Sasaran:  Sasaran:
Menghindari Kecelakaan dan Penyakit Terciptanya kegiatan operasi
Akibat Kerja pertambangan yang aman dan selamat.

 Objek:  Objek:
a. Keselamatan Kerja a. Sistem dan Pelaksanaan
b. Kesehatan Kerja Pemeliharaan/Perawatan Sarana,
c. Lingkungan Kerja Prasarana, Instalasi dan Peralatan
d. Sistem Manajemen K3 Pertambangan;
b. Pengamanan Instalasi;
c. Kelayakan Sarana, Prasarana,
Instalasi, dan Peralatan
Pertambangan
d. Kompetensi Tenaga Teknik
e. Evaluasi Laporan Hasil Kajian Teknis
Pertambangan
PENGAWASAN K3 PERTAMBANGAN
(PASAL 26, PP 55 TAHUN 2010)

KESELAMATAN KESEHATAN LINGKUNGAN SISTEM


KERJA KERJA KERJA MANAJEMEN
K3

•Manajemen •Ergonomic •Debu


Risiko •Higienis & Sanitasi •Kebisingan
•Manajemen •Getaran
Keadaan darurat •Program
•Administrasi •Pengelolaan Mkn, •Pencahayaan
•Program Mnum, & Gizi •Udara
•Diklat •Diagnosis Penyakit •Ventilasi
•Inspeksi •Faktor Kimia
•Penyelidikan •Radiasi
•Faktor Biologi
•Kebersihan
PENTINGNYA ADMINISTRASI & LAPORAN KP
Pengusaha baru dapat memulai usaha
pertambangan setelah memberitahukan secara
tertulis kepada KAPIT (Psl 4, Kepmen 555.K)

LAPORA
N

ADMINISTRAS
I Psl 5, Kepmen 555K:
(1) Kegiatan eksplorasi atau eksploitasi baru
dapat dimulai setelah pemegang Kuasa
Pertambangan memiliki KTT.
(2) Pengusaha wajib menunjuk KTT dan
mendapat pengesahan KAPIT.
KEPALA ISNPEKTUR TAMBANG
(KAIT)
DAN INSPEKTUR TAMBANG (IT)
Pasal 1 ayat (26) Permen ESDM No. 33 Tahun 2015
“Kepala Inspektur Tambang adalah Pejabat yang secara
ex officio menduduki jabatan Direktur yang mempunyai
tugas pokok dan fungsi di bidang keteknikan
pertambangan mineral dan batubara.”

Pasal 1 ayat (27) Permen ESDM No. 33 Tahun 2015


“Inspektur Tambang adalah Pegawai Negeri Sipil yang
diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak
untuk melakukan pelaksanaan inspeksi tambang.”
KEPALA TEKNIK TAMBANG (KTT)
DAN PENANGGUNG JAWAB OPERASIONAL
(PJO)
Pasal 1 ayat (17) Permen ESDM No. 38 Tahun 2014
“Kepala Teknik Tambang adalah orang yang menduduki jabatan tertinggi
di dalam struktur organisasi Perusahaan Pertambangan di wilayah
kegiatan usaha pertambangan yang bertanggung jawab kepada KAIT atas
dilaksanakan dan ditaatinya ketentuan peraturan perundang-undangan
di bidang Keselamatan Pertambangan di wilayah yang menjadi tanggung
jawabnya.”

Pasal 1 ayat (18) Permen ESDM No. 38 Tahun 2014


“Penanggung Jawab Operasional adalah orang yang menduduki jabatan
tertinggi dalam struktur organisasi Perusahaan Jasa Pertambangan di
wilayah kegiatan usaha jasa pertambangan yang bertanggung jawab
kepada KTT atas dilaksanakan dan ditaatinya peraturan perundang-
undangan di bidang keselamatan pertambangan di wilayah yang menjadi
tanggung jawabnya.”
Kepala Teknik Tambang

Pengawas Operasional & Pengawas Teknis


Lampiran I, Elemen III, Permen ESDM No. 38 Tahun 2014

KTT dalam melakukan tugasnya dibantu oleh pengawas operasional dan pengawasan teknik.
Pengawas operasional dan pengawasan teknik harus memiliki kompetensi yang disyaratkan
dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pengawas Operasional Pengawas Teknis


a. Bertanggungjawab untuk keselamatan pemasangan dan pekerjaan serta
a. Bertanggung jawab untuk
pemeliharaan SPIPP yang menjadi tugasnya.
keselamatan, kesehatan, dan
b. Mengawasi dan memeriksa semuan SPIPP dalam ruang lingkup yang
kesejahteraan pekerja tambang yang menjadi tanggung jawabnya.
menjadi bawahannya. c. Menjamin selalu dilaksanakannya penyelidikan, pemeriksaan, dan pengujian
b. Melaksanakan inspeksi, pemeriksaan SPIPP
d. Membuat dan menandatangani laporan untuk poin (c)
& pengujian.
c. Bertanggung jawab atas e. Melaksanakan penyelidikan, pemeriksaan, dan pengujian SPIPP sebelum
keselamatan,kesehatan dan digunakan, setelah dipasang kembali, dan/atau diperbaiki.
kesejahteraan semua orang yg f. Merencanakan dan menekankan dilaksanakannya jadwal pemeliharaan yang
ditugaskan kepadanya. telah direncanakan serta semua perbaikan SPIPP yang dipergunakan.
d. Membuat dan menandatangani
laporan untuk poin (b).

Terkait Dengan Administrasi & Laporan KP


Kepala Teknik Tambang

Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


dan III,
Lampiran I, Elemen Keselamatan
Permen ESDM Operasi (KO)
No. 38 Tahun Pertambangan
2014

Bagian K3 dan KO Pertambangan harus berada langsung di bawah KTT dalam struktur
organisasi Perusahaan Pertambangan atau berada langsung di bawah PJO dalam struktur
organisasi Perusahaan Jasa Pertambangan.

Bagian K3 Bagian KO
a. Mengumpulkan dan mengevaluasi rekaman hasil
a. Mengumpulkan dan menganaliasa data dan mencatat
pemeriksaan dan pemeliharaan SPIPP.
rincian .
b. Mengumpulkan dan mengevaluasi rekaman hasil
b. Mengumpulkan data mengenai area dan kegiatan yang pengamanan instalasi.
memerlukan pengawasan yang lebih ketat dgn maksud c. Mengumpulkan dan mengevakuasi rekaman hasil pengujian
untuk memberikan saran. dan penyelidikan terhadap kelayakan SPIPP.
d. Mengumpulkan rekaman hasil kajian teknis KO
c. Memberikan penerangan dan petunjuk.
Pertambangan.
d. Membentuk dan melatih anggota Tim Penyelamat
e. Mengumpulkan data kompetensi tenaga teknik.
Tambang.
f. Mengumpulkan rekaman jadwal pemeliharaan SPIPP.
e. Menyusun statistik kecelakaan.
g. Melakukan analisis data dari rekaman KO Pertambangan
f. Melakukan evaluasi keselamatan dan kesehatan kerja. dan memberikan rekomendasi tindak lanjut.

Terkait Dengan Administrasi & Laporan KP


Kepala Teknik Tambang

Komite Keselamatan Pertambangan


Lampiran I, Elemen III, Permen ESDM No. 38 Tahun 2014
Perusahaan wajib membentuk dan menetapkan secara resmi Komite Keselamatan Pertambangan yang
beranggotakan perwakilan dari bagian K3 Pertambangan, bagian KO Pertambangan, bagian operasional
perusahaan, dan wakil dari pekerja tambang.

Stuktur Komite KP Tugas dan Tanggung Jawab Komite KP


a. Ketua yang dijabat oleh KTT a.Mengidentifikasi, menetapkan, dan mengesahkan TSP KP.
untuk Perusahaan Pertambangan b.Memastikan pelaksanaan dan perkembangan TSP KP.
atau PJO untuk Perusahaan Jasa c.Memastikan diterbitkannya kebijakan, standar, dan prosedur
Pertambangan. KP.
b. Wakil Ketua.
d.Memastikan terselenggaranya audit KP secara berkala.
c. Sekretaris yang dijabat oleh
e.Memastikan terlaksananya tinjauan manajemen terhadap
Pengelola Keselamatan
penerapan SMKP.
Pertambangan tertinggi di
Perusahaan.
f. Membahas masalah-masalah dan membuat program
pencegahan mengenai KP.
d. Anggota.

Terkait Dengan Administrasi & Laporan KP


ORGANISASI MANAJEMEN
KESELAMATAN PERTAMBANGAN
External & Internal Audit
Komite KP

KEPALA TEKNIK TAMBANG

Pengawas Pengawas
Teknis Operasional

Program KP Manager KP

NO YES
TARGET KP

Terkait Dengan Administrasi & Laporan KP


DEFINISI
PERMEN ESDMO DAN RUANG
NO. 38 TAHUN 2014
TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN
LINGKUP SMKP
KESELAMATAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN
BATUBARA
Continual
Bagian dari sistem manajemen Improvement
perusahaan secara keseluruhan
dalam rangka pengendalian risiko
keselamatan pertambangan yang terdiri
dari K3 dan KO Pertambangan.
(PERMEN 38/ 2014, Pasal 1 angka 1)
SIKLU S
SMKP
PENGAWASAN
KESELAMATAN PERTAMBANGAN

A. PENGAWASAN ADMINISTRATIF
B. PENGAWASAN OPERASIONAL
A. PENGAWASAN
ADMINISTRASI Sertifikasi Peralatan, Instalasi, Sarana &
Pengesahan Prasarana

• Kepala Teknik Tambang


• Wakil Kepala Teknik Tambang

Media Komunikasi, Informasi & Laporan


• Buku Tambang
• Buku Daftar Kecelakaan
• Buku Derek, Buku Kawat. Buku Catatan
Ventilasi & Penyanggaan, Buku Catatan
Pemeriksaan Sumuran
Sertifikasi Personil
• Buku Peraturan Kerja Kapal Keruk & Buku
Jurnal Teknik • Juru Ledak
• Laporan Rutin dan Non Rutin • Juru Ukur
• Pengawas Operasional (POP; POM; POU)
• Juru Las (dengan pihak ke-3)
Pengkajian & Persetujuan • Operator Alat Angkat dan Angkut (dengan
• Tinggi jenjang, kestabilan lereng pihak ke-3)

• Ventilasi, penyanggaan, Rekomendasi


• Perubahan kostruksi alat pemindah tanah, dll • Rekomendasi Pembelian Bahan Peledak
B. PENGAWASAN
Kebijakan OPERASIONAL
Pertemuan KP
Peraturan KP Kampanye KP
Organisasi Kesehatan Kerja
KTT/PJO
Inspeksi
Program
Investigasi Kec.
IBPR
Kesiapsiagaan
Training Darurat
Audit
APD
Kelistrikan & Kondisi Lapangan
Permesinan
TANGGAL
TAHUN NO. NO. SURAT PERIHAL
SURAT
Edaran Tentang tindak Lanjut Hasil
Investigasi dan Hasil Inspeksi pada
2016 1 135/37.04/dbt/2016 14 Januari 2016
Perusahaan Pertambangan
Mineral dan Batubara
Pengelolaan Lingkungan Kerja
2 1211/30/DJB/2015 28 Juli 2015
Pertambangan
Himbauan Menjelang Bulan Suci
3 906/04/DJB/2015 22 Juni 2015 Ramadhan dan Upaya Terhadap
Pencegahan Kecelakaan Tambang

Pelaporan Pengelolaan Keselamatan


4 1103/37.04/DBT/2015 6 April 2015
Pertambangan Mineral dan Batubara
2015
Edaran Tentang Buku Tambang dan
5 1271/37.04/DBT/2015 24 April 2015
Buku Daftar Kecelakaan Tambang

Pengelolaan Kesehatan Kerja


6 1137/37.04/DBT/2015 10 April 2015
Pertambangan
Edaran Tentang Penunjukkan Lokasi
Dalam Rangka Pembangunan Baru
7 135/37.04/DBT/2015 3 februari 2015
Tangki Penimbunan Bahan Bakar Cair
(BBC) dan Gudang Bahan Peledak
Sumber : Data Nasional KESDM Tahun 2010 s.d 2016
TANGGAL
TAHUN NO. NO. SURAT PERIHAL
SURAT
Data Hasil Evaluasi Kecelakaan
8 580/37.04/DBT/2014 7 Maret 2014
Tambang Tahun 2009 s.d 2013.
Peningkatan Intensitas Pengawasan
2014 dan Upaya Menekan/Mengurangi
9 1388/37.04/DBT/2014 16 Juni 2014
Kelelahan di bulan suci Ramadhan
dan Piala Dunia 2014.
Peningkatan Pembinaan dan
10 426/37.04/DBT/2013 6 Februari 2013 Pengawasan Keselamatan
Pertambangan.
Peningkatan Pengelolaan
11 848/37.04/DBT/2013 28 Maret 2013 Keselamatan Pertambangan Pada
Kegiatan Pengangkutan.
Data Hasil Evaluasi Kecelakaan
12 1093/37.04/DBT/2013 29 April 2013
Tambang Tahun 2008 s.d 2012.
2013
Peningkatan Pengelolaan
Keselamatan Pertambangan pada
13 1575/37.04/DBT/2013 28 Juni 2013
Area dan Fasilitas yang memiliki
Konsentrasi Jumlah Pekerja.
Administrasi Perizinan, Rekomendasi,
14 2457/37.04/DBT/2013 1 November 2013 Sertifikasi, dan Pengesahan Aspek
Keselamatan Pertambangan.
Sumber : Data Nasional KESDM Tahun 2010 s.d 2016
TANGGAL
TAHUN NO. NO. SURAT PERIHAL
SURAT
Penyampaian Hasil Pertemuan Teknis
15 602/37.04/DBT/2012 5 Maret 2012
Kepala Teknik Tambang Tahun 2011.
Kewajiban Melaksanakan Pendidikan
16 701/37.04/DBT/2012 21 Maret 2012
dan Pelatihan.
2012
17 1364/37.04/DBT/2012 14 Juni 2012 Penentuan Hari Kerja Hilang.

Kepemilikan SIM B II bagi Operator Alat


18 2036/37.04/DBT/2012 3 September 2012
Berat.
Kelayakan Peralatan dan Kompetensi
19 1346/37.04/DBT/2011 23 Juni 2011
Tenaga Teknis.
Data Hasil Evaluasi Kecelakaan
20 1654/37.04/DBT/2011 27 Juli 2011
Tambang Tahun 2008 s.d 2010.

2011 Instruksi Mengamankan Daerah-Daerah


Bekas Tambang yang Menimbulkan
Bahaya dengan Memasang Pagar,
21 1935/37.04/DBT/2011 6 September 2011
Rambu, dan atau Tanda Peringatan,
serta Melakukan Sosialisasi Kepada
Masyarakat

Sumber : Data Nasional KESDM Tahun 2010 s.d 2016


TANGGAL
TAHUN NO. NO. SURAT PERIHAL
SURAT
Meningkatnya Jumlah Kecelakaan
22 2092/37.04/DBT/2011 21 September 2011
Tambang Tahun 2011.
2011
23 4436/75/DJB/2011 30 Desember 2011 Pengangkatan Inspektur Tambang.

Larangan Menggunakan Telepon


Genggam (Handphone) saat
24 204/37.04/DBT/2010 26 Mei 2010
Mengemudikan atau Mengoperasikan
Kendaraan / Unit Alat Berat.
Kewajiban Observasi Terhadap
25 205/37.04/DBT/2010 26 Mei 2010 Korban Kecelakaan yang Kepalanya
Terbentur.
2010
Penyampaian Hasil Pertemuan Teknis
26 4207/37.04/DBT/2010 20 Desember 2010
Kepala Teknik Tambang.
Penyampaian Hasil Pertemuan Teknis
Kepala Dinas Pertambangan dan
27 5369/07/DJB/2010 31 Desember 2010
Energi / Kepala Inspektur Tambang
Seluruh Indonesia.

Sumber : Data Nasional KESDM Tahun 2010 s.d 2016


KEPATUHAN KK/PKP2B/IUP TERHADAP PENEMPATAN
JAMINAN REKLAMASI TAHUN 2017

Telah Belum
Jumlah Kepatuhan
No. Skema Menempatkan Menempatkan
Perusahaan (%)
(Perusahaan) (Perusahaan)

1 PKP2B 52 45 7 86,5 %

2 KK 17 12 5 70,59%

3 IUP 17 15 2 88,24 %
BUMN
4 IUP PMA 20 20 0 100 %

Status: 25 Agustus 2017


 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 8 TAHUN 1981
TENTANG HUKUM ACARA PIDANA (KUHAP)

Pasal 1 & 6:
Penyidik adalah pejabat polisi negara Republik Indonesia atau Pejabat
Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh
undang-undang untuk melakukan penyidikan;

Pasal 2.
Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan
menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta
mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang
tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya
UU R I NO. 8 TAHUN 1981 …..(lanjutan)
Pasal 7
(1) Penyidik sebagaimana dimaksud karena kewajibannya mempunyai
wewenang:
a. menerima laporan atau pengaduan dari seorang tentang adanya tindak pidana;
b. melakukan tindakan pertama pada saat di tempat kejadian;
c. menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka;
d. melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan;
e. melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat;
f. mengambil sidik jari dan memotret seorang;
g. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;
h. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara;
i. mengadakan penghentian penyidikan;
j. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab.

(2) Penyidik sebagaimana dimaksud mempunyai wewenang sesuai dengan undang-undang


yang menjadi dasar hukumnya masing-masing dan dalam pelaksanaan tugasnya berada di
bawah koordinasi dan pengawasan penyidik tersebut;

(3) Dalam melakukan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2), penyidik
wajib menjunjung tinggi hukum yang berlaku.
 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2002
TENTANG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Pasal 3
(1) Pengemban fungsi kepolisian adalah Kepolisian Negara Republik
Indonesia yang dibantu oleh :
a. kepolisian khusus;
b. penyidik pegawai negeri sipil; dan/atau
c. bentuk-bentuk pengamanan swakarsa.

(2) Pengemban fungsi kepolisian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)


huruf a, b, dan c, melaksanakan fungsi kepolisian sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar hukumnya
masing-masing.
Kejahatan/Pelanggaran Pidana Denda
Pasal 158: Melakukan penambangan tanpa izin Penjara 10 th Rp 10 Miliar
Pasal 159: Menyampaikan laporan tidak benar atau menyampaikan Penjara 10 th Rp 10 Miliar
laporan palsu
Pasal 160 (1): Tidak memiliki IUP melakukan eksplorasi kurungan 1 th Rp. 200 juta
Pasal 160 (2): Tidak mempunyai IUP atau mempunyai IUP eksplorasi penjara 5 th Rp. 10 Miliar
tetapi melakukan kegiatan operasi produksi
Pasal 161: Membeli/menampung & memanfaatkan batubara dari penjara 10 th Rp.100 Milyar
hasil kegiatan yang tidak memiliki IUP, IPR, atau IUPK
Pasal 162: Mengganggu atau merintangi kegiatan operasi produksi kurungan 1 th Rp. 100 juta.
pemegang IUP yang telah memenuhi persyaratan
Pidana Badan Hukum Pasal 163(1):
 sanksi & denda ditambah 1/3
 pencabutan izin usaha; dan/atau pencabutan status badan hukum

Pidana Tambahan (Pasal 164) :


Perampasan barang, perampasan keuntungan & membayar ganti rugi

Penyalahgunaan Wewenang (Pasal 165) :


Kejahatan/Pelanggaran Pidana Denda

Setiap orang yang mengeluarkan izin yang kurungan 2 th Rp. 200 juta
bertentangan dengan UU ini dan menyalahgunakan
kewenangannya
REKAPITULASI IUP NASIONAL Status 12-Mei-2017
JUMLAH IUP JUMLAH IUP
PROVINSI PROVINSI
C&C NON C&C TOTAL C&C NON C&C TOTAL

1 2 3 4 1 5 6 7
PUSAT 9 3 12 KALIMANTAN BARAT 371 170 541
ACEH 24 13 37 KALIMANTAN TENGAH 489 171 660
SUMATERA UTARA 9 1 10 KALIMANTAN SELATAN 438 351 789
SUMATERA BARAT 153 125 278 KALIMANTAN TIMUR 906 275 1181
RIAU 35 3 38 KALIMANTAN UTARA 91 4 95
JAMBI 163 32 195 SULAWESI UTARA 73 54 127
SUMATERA SELATAN 140 1 141 228 108 336
SULAWESI TENGAH
BENGKULU 43 8 51
SULAWESI SELATAN 193 188 381
LAMPUNG 160 26 186
SULAWESI TENGGARA 293 86 379
BANGKA BELITUNG 709 164 873 GORONTALO 23 12 35
KEP. RIAU 101 25 126 SULAWESI BARAT 16 12 28
DKI JAKARTA 0 0 0 MALUKU 87 9 96
JAWA BARAT 328 291 619
MALUKU UTARA 181 56 237
JAWA TENGAH 146 14 160
PAPUA 76 57 133
DI. YOGYAKARTA 11 0 11
PAPUA BARAT 18 37 55
JAWA TIMUR 251 211 462
BANTEN 51 44 95 TOTAL 5.999 2.601 8.600
BALI 1 10 11 Jumlah IUP dicabut/diakhiri sebanyak 2.423
NTB 66 6 72
IUP diantaranya 2.187 IUP sudah
NTT 116 34 150
diumumkan dan 236 IUP belum diumumkan

Anda mungkin juga menyukai