Anda di halaman 1dari 50

Melaksanakan Peraturan

Perundang-undangan terkait
Keselamatan Pertambangan
Safety Induction Tips Pencegahan :
Potensi Bahaya Selama Pembekalan :

Mata Letih/CVS

Pinggang pegal-pegal Lakukan gerakan


ringan setiap 15 / 20
menit sekali

Minuman Tumpah Gunakan tempat


minum yang
memiliki penutup

Short electric
Merapikan kabel dan
jauhkan dari jalur hilir mudik
Email :
Tamrin tamrin_bachtiar@yahoo.com
TRAINER BERSERTIFIKASI BNSP
SMS/WA : 085766053908
MASTER TRAINER BERSERTIFIKAT BNSP
ASESOR BERSERTIFIKASI BNSP
PRAKTISI K3LH & MINING
PRAKTISI WAKAF

Work Experience :
PT. Anugrah Delta Abadi (Marble Fabrication)- Chief Inventory
PT. Inspectindo Mediatama (Drill & Blast Services) – Site Manager
PT. Torina Cipta Pratama (Drill & Blast Services) – Wakil Direktur
PT. Tiga Putra Sakti (Drill & Blast Services) - Direktur
PT. Mega Multi Perkasa (Mining) – Corporate Internal Audit
LSP Energi Mandiri - Asesor
TUK. Yayasan Darul Arsyad Karimun – Ketua TUK & Trainer
TUK PT. Diametral Dharma Persada – Ketua TUK & Trainer
TUK PT. Tarapersada Mandiri Sejahtera - Trainer

Organisasi :
Asosiasi Profesi Keselamatan Pertambangan Indonesia (APKPI)
Asosiasi Coach Kompeten Nasional (ACKN)
Indonesia Blasting Engineer Society (IBES)
Asosiasi Nazhir Indonesia (ANI)
PERMEN ESDM No. 43 Tahun 2016 Tentang Penetapan dan Pemberlakuan
Standart Kompetensi Kerja Khusus Pengawas Operasional di Bidang
Pertambangan Mineral dan Batubara

No Kode Unit Judul Kompetensi

1 PMB.PO02.001.01 Melaksanakan Peraturan Perundang-undangan terkait Keselamatan Pertambangan

Melaksanakan Tugas dan Tanggung Jawab Keselamatan Pertambangan pada Area


2 PMB.PO02.002.01
yang Menjadi Tanggung Jawabnya

3 PMB.PO02.003.01 Melaksanakan Pertemuan Keselamatan PertambanganTerencana

4 PMB.PO02.004.01 Melaksanakan Investigasi Kecelakaan

5 PMB.PO02.005.01 Melaksanakan Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Risiko

6 PMB.PO02.006.01 Melaksanakan Peraturan Perundang-undangan terkait Perlindungan Lingkungan

7 PMB.PO02.007.01 Melaksanakan Inspeksi

8 PMB.PO02.008.01 Melaksanakan Analisis Keselamatan Pekerjaan


DASAR HUKUM K3 PERTAMBANGAN
1. UU No. 3 Tahun 2020 – Perubahan UU No. 4 Tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara (Pasal 96, 140, 141)
2. UU No. 1 Tahun 1970 – Keselamatan Kerja (Menimbang, Pasal 2 & 3, 8, 9,
12 & 13)
3. UU No. 13 Tahun 2003 – Ketenagakerjaan (Pasal 86, 87 & 88)
4. PP No. 19 Tahun 1973 – Pengaturan Keselamatan Kerja dibidang
Pertambangan (Pasal 1, 2, & 3)
5. PERMEN ESDM No. 26 Tahun 2018 – Pelaksanaan Kaidah Pertambangan
dan Pengawasan Pertambangan Mineral dan Batubara
6. KEPMEN ESDM No. 1827 K/30/MEM/2018 – Pedoman Pelaksanaan
Kaidah Pertambangan yang Baik
Perubahan UU No. 4 Tahun 2009 menjadi UU No 3 Tahun 2020
1. Pengaturan terkait konsep Wilayah Hukum Pertambangan;
2. Kewenangan pengelolaan Mineral dan Batubara;
3. Rencana pengelolaan Mineral dan Batubara;
4. Penugasan kepada lembaga riset negara, BUMN, badan usaha milik daerah,
atau Badan Usaha untuk melakukan Penyelidikan dan Penelitian dalam rangka
penyiapan WIUP.
5. Penguatan peran BUMN;
6. Pengaturan kembali perizinan dalam pengusahaan Mineral dan Batubara
termasuk di dalamnya, konsep perizinan baru terkait pengusahaan batuan
untuk jenis tertentu atau untuk keperluan tertentu, serta perizinan untuk
pertambangan rakyat; dan
7. Penguatan kebijakan terkait pengelolaan lingkungan hidup pada kegiatan
usaha Pertambangan, termasuk pelaksanaan Reklamasi dan Pascatambang.
UU No. 4 Tahun 2009 UU No. 3 Tahun 2020

Pasal 96 Pasal 96
Dalam penerapan kaidah teknik Pertambangan yang Dalam penerapan kaidah teknik Pertambangan yang
baik, pemegang IUP atau IUPK wajib melaksanakan: baik, pemegang IUP atau IUPK wajib melaksanakan:

a) Ketentuan K3 Pertambangan a) Ketentuan Keselamatan Pertambangan;


b) Keselamatan Operasi Pertambangan b) Pengelolaan dan pemantauan lingkungan
c) Pengelolaan dan pemantauan lingkungan Pertambangan, termasuk kegiatan Reklamasi
Pertambangan, termasuk kegiatan Reklamasi dan/atau Pascatambang;
dan/atau Pascatambang; c) Upaya konservasi Mineral dan Batubara; dan
d) Upaya konservasi Mineral dan Batubara; dan d) Pengelolaan sisa tambang dari suatu kegiatan
e) Pengelolaan sisa tambang dari suatu kegiatan Usaha Pertambangan dalam bentuk padat, cair,
Usaha Pertambangan dalam bentuk padat, cair, atau gas sampai memenuhi standar baku mutu
atau gas sampai memenuhi standar baku mutu lingkungan sebelum dilepas ke media lingkungan.
lingkungan sebelum dilepas ke media lingkungan.
KESELAMATAN PERTAMBANGAN

K3 KO
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi pekerja
tambang agar selamat dan sehat melalui upaya pengelolaan
keselamatan kerja dan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja

KESELAMATAN OPERASI
Adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi operasional
tambang yang aman, efisien, dan produktif
UU NO. 4 Tahun 2009 UU NO. 3 Tahun 2020
Pasal 140 Pasal 140
1. Menteri melakukan pengawasan terhadap Menteri melakukan pengawasan atas
penyelenggaraan pengelolaan usaha pertambangan pelaksanaan kegiatan Usaha Pertambangan yang
yang dilaksanakan oleh pemerintah provinsi dan dilakukan oleh pemegang IUP, IUPK, IUPK
pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan sebagai kelanjutan Kelanjutan Operasi Kontrak/
kewenangannya. Perjanjian, IPR, SIPB, Izin Pengangkutan dan
2. Menteri dapat melimpahkan kepada gubernur untuk Penjualan, atau IUJP
melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan
kewenangan pengelolaan di bidang usaha
pertambangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
yang dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten/kota.
3. Menteri, gubernur, dan bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya melakukan pengawasan atas
pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan yang
dilakukan oleh pemegang IUP, IPR, atau IUPK.
UU No. 4 Tahun 2009 UU No. 3 Tahun 2020

Pasal 141 Pengawasan atas kegiatan Usaha Pertambangan yang


dilakukan oleh pemegang IUP, IUPK, IUPK sebagai
Pengawasan dimaksud pasal 140 Kelanjutan Operasi Kontrak/Perjanjian, IPR, atau SIPB
meliputi : sebagaimana dimaksud dalam Pasal l40, antara lain :
a. Teknis Pertambangan;
Ketentuan K3 Pertambangan b. Produksi dan pemasaran;
c. Keuangan. .
Keselamatan Operasi Pertambangan
d. Pengolahan data Mineral dan Batubara;
e. Konservasi sumber daya Mineral dan Batubara;
f. Keselamatan Pertambangan;
g. Pengelolaan lingkungan hidup, Reklamasi, dan
Pascatambang;
h. Pemanfaatan barang, jasa, teknologi, dan kemampuan
rekayasa dan rancang bangun dalam negeri;
i. Pengembangan tenaga kerja teknis Pertambangan;
j. Pengembangan dan pemberdayaan masyarakat
setempat; dan
k. Penguasaan, pengembangan, dan penerapan teknologi
Pertambangan.
UU No. 4 Tahun 2009 UU No. 3 Tahun 2020
Pasal 141 : 2
Pasal 141 : 2 Pengawasan sebagaimana dimaksud pada
Pengawasan dilakukan oleh Inspektur ayat (1) huruf a, huruf e, huruf f, huruf g, dan
Tambang huruf k dilakukan oleh inspektur tambang
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 141 : 3
Tanggung jawab pengelolaan anggaran,
sarana dan prasarana, serta operasional
inspektur tambang sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dibebankan kepada Menteri.
Pasal 141 : 4
Pengawasan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b, huruf c, huruf d, huruf, h,
huruf i, dan huruf j, dilakukan oleh pejabat
pengawas Pertambangan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
UU No. 3 Tahun 2020
Pasal 141 : 5
Tanggung jawab pengelolaan anggaran, sarana dan prasarana, serta operasional pejabat
pengawas pertambangan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dibebankan kepada
Menteri.

Pasal 141 : 6
Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (4) dilakukan secara
berkala dan laporan hasil pengawasannya disampaikan kepada publik sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kembali
UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
Setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan keselamatan dalam
melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan
produksi serta produktivitas Nasional;

setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu terjamin pula
keselamatannya;

Setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman dan
effisien;
Pembinaan norma-norma itu perlu diwujudkan dalam UU yg memuat
ketentuan umum tentang K2 yg sesuai dgn perkembangan masyarakat,
industrialisasi, teknik & teknologi.
UU No. 1 Tahun 1970 (lanjutan)
Pasal 2 Ruang Lingkup
1. Keselamatan Kerja dalam segala tempat kerja (darat, dalam tanah, dalam air
maupun udara) di dalam wilayah hukum RI
2. (e) tempat dilakukan usaha pertambangan & pengolahan emas, perak, logam atau
bijih logam lainnya , batu-batuan, gas, minyak atau mineral lainnya, baik
dipermukaan atau di dalam bumi, maupun di dasar perairan.

Pasal 3 Syarat-Syarat K2
 Mencegah dan mengurangi kecelakaan, bahaya peledakan, dan memadamkan
kebakaran
 Kesempatan penyelamatan pada waktu kebakaran atau kejadian berbahaya yang
lainnya.
 Memberi pertolongan pada kecelakaan
 Mencegah dan mengendalikan penyakit akibat kerja. Dll
UU No. 1 Tahun 1970 (lanjutan)
Pasal 8 Pengurus Wajib melakukan
1. Pemeriksaan Kesehatan mental dan fisik pekerja yang akan diterima/ dipindah
tugaskan
2. Secara berkala pada Dokter yg ditunjuk Pengusaha
3. Pengujian kesehatan ditetapkan dengan peraturan perundangan

Pasal 9 – (1)
Pengurus Wajib Menunjukan & Menjelaskan :
• Kondisi dan bahaya dalam tempat kerja
• Pengaman & alat pelindung dlm tpt kerja
• APD bagi pekerja itu sendiri
• Cara-cara & sikap aman dalam bekerja
UU No. 1 Tahun 1970 (lanjutan)
Pasal 12 : Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja
1. Memberi Keterangan yg benar
2. Memakai & Mentaati Semua Syarat K3
3. Memenuhi & Mentaati Semua Syarat K3
4. Meminta Pengurus agar Semua Syarat K3 Dilaksanakan
5. Menyatakan Keberatan Kerja apabila; Syarat K3 & APD diragukan, kecuali
Hal Khusus Oleh Pengawas, & Dapat dipertanggung jawabkan

Pasal 13 Kewajiban Bila Masuk Tempat Kerja ;


Wajib mentaati semua petunjuk K2 & memakai APD yang diwajibkan
UU No. 1 Tahun 1970 (lanjutan)
Pasal 14 Kewajiban Pengurus
a. Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua syarat
keselamatan kerja yang diwajibkan, sehelai Undang-undang ini dan semua peraturan
pelaksanaannya yang berlaku bagi tempat kerja yang bersangkutan, pada tempat-
tempat yang mudah dilihat dan terbaca dan menurut petunjuk pegawai pengawas
atau ahli keselamatan kerja;

b. Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua gambar keselamatan kerja
yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya, pada tempat-tempat yang
mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli
Keselamatan Kerja;

c. Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat perlindungan diri yang diwajibkan pada
tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang
lain yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang
diperlukan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.

Kembali
UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

Pasal 86
1. Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas:
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia
serta nilai-nilai agama.
2. Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan
produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya
keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan (lanjut...)
Pasal 87
1. Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem
manajemen perusahaan.
2. Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur
dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 88
1. Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang
memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
2. Untuk mewujudkan penghasilan yang memenuhi penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), pemerintah menetapkan kebijakan pengupahan yang
melindungi pekerja/buruh.
UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan (lanjut...)
3. Kebijakan pengupahan yang melindungi pekerja/buruh sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) meliputi :
a. upah minimum;
b. upah kerja lembur;
c. upah tidak masuk kerja karena berhalangan;
d. upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain di luar
pekerjaannya;
e. upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya;
f. bentuk dan cara pembayaran upah;
g. denda dan potongan upah;
h. hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah;
i. struktur dan skala pengupahan yang proporsional;
j. upah untuk pembayaran pesangon; dan
k. upah untuk perhitungan pajak penghasilan.
4. Pemerintah menetapkan upah minimum sebagaimana dimaksud dalam ayat
(3) huruf a berdasarkan kebutuhan hidup layak dan dengan memperhatikan
Kembali
produktivitas dan pertumbuhan ekonomi
PP No. 19 Tahun 1973 Tentang Pengaturan dan
Pengawasan Keselamatan Kerja di Bidang
Pertambangan
Pertambangan penting bagi ekonomi nasional & pertahanan negara. Pengaturan
lebih lanjut pengawasan K2 bidang pertambangan sebagaimana dalam Pasal 16
Peraturan Pemerintah Pengganti UU No. 44 Tahun 1960 – Pertambangan Minyak
dan Gas & Psl 29 UU No. 11 Tahun 1967 – Ketentuan Pokok Pertambangan
UU No.: 1 Th 1970 mengatur K2 secara umum termasuk bidang pertambangan
yg menjadi tugas dan tanggung jawab Menakertransko
Usaha pertambangan terus menerus, butuh peralatan khusus, bahaya &
kecelakaan begitu besar dan khas serta perlu pengawasan K2 yang lebih
effisien dan effektif
Departemen Pertambangan punya Personil & Peralatan Khusus untuk
Pengawasan K3 Pertambangan
PP No. 19 Tahun 1973 (lanjutan)
Pasal 1:
Pengaturan K2 Pertambangan dalam UU No. 44 Prp. Th 1960, UU
No. 11 Th 1967, dan PP No.32 Th 1969 dgn ditetapkan UU No. 1 Th
1970 dilakukan Oleh Menteri Pertambangan

Pasal 2 :
Pengawasan K2 bidang Pertambangan oleh Menteri Pertambangan
berpedoman pada UU.No.1 & Peraturan Pelaksanaannya

Pasal 3:
Menteri Pertambangan mengangkat Pejabat Pengawas K2
kerjasama dengan Pejabat K2 Depnakertransko
PP No. 19 Tahun 1973 (lanjutan)

Pasal 4:
Menteri Pertambangan secara berkala melaporkan pelaksanaan
Pengawasan dimaksud Pasal 1, 2, & 3 kepada Menakertransko
Pasal 5 :
PP 19 Th 1973 tidak berlaku untuk Ketel Uap sebagaimana
dimaksud Stoom Ordonantie 1930 ( Sblt. 1930 Nomor 225).

Kembali
PERMEN ESDM No. 26 Tahun 2018 Tentang
Pelaksanaan Kaidah pertambangan Yang Baik dan
Pengawasan Pertambangan Mineral dan Batubara
Pasal 1
Inspektur adalah Aparatur Sipil Negara yang diberi tugas dan tanggung jawab,
dan wewenang untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksananaan kaidah
teknik pertambangan yang baik, Melakukan pengawasan terhadap
pelaksananaan kaidah pengolahan dan atau pemurnian

“ KTT adalah seseorang yang memiliki posisi tertinggi dalam struktur organisasi
lapangan pertambangan yang memimpin dan bertanggung jawab atas terlaksananya
operasional pertambangan sesuai dengan kaidah teknik pertambangan yang baik”
PERMEN ESDM No. 26 Tahun 2018
“ PTL adalah seseorang yang memiliki posisi tertinggi dalam struktur organisasi
lapangan yang bertugas memimpin dan bertanggung jawab atas terlaksananya
operasional pengolahan dan atau pemurnian sesuai dengan kaidah teknik pengolahan /
pemurnian”

Pasal 3 Ayat 1 :
Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi
Produksi dalam setiap tahapan kegiatan Usaha Pertambangan wajib melaksanakan
kaidah pertambangan yang baik.

Pasal 3 Ayat 2 :
Kaidah pertambangan yang baik meliputi :
a. Kaidah teknik pertambangan yang baik
b. Tata kelola pengusahaan pertambangan
PERMEN ESDM No. 26 Tahun 2018
Pasal 3 Ayat 3 : (IUP/IUPK Eksplorasi dan IUP/IUPK Operasi Produksi)
Kaidah teknik pertambangan yang baik meliputi pelaksanaan aspek :
a. Teknis Pertambangan
b. Konservasi Mineral dan Batubara
c. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan
d. Keselamatan operasi pertambangan
e. Pengelolaan lingkungan hidup pertambangan, Reklamasi, pasca tambang
dan pasca operasi
f. Pemanfaatan teknologi, kemampuan rekayasa, rancang bangun, dan
penerapan teknologi pertambangan
PERMEN ESDM No. 26 Tahun 2018
Pasal 3 Ayat 4 : (IUP/IUPK Eksplorasi dan IUP/IUPK Operasi
Produksi)
Tata kelola Pengusahaan pertambangan meliputi pelaksanaan aspek :
a. Pemasaran
b. Keuangan
c. Pengelolaan data
d. Pemanfaatan barang, jasa dan teknologi
e. Pengembangan tenaga kerja teknis pertambangan
f. Pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setempat
g. Kegiatan lain yang menyangkut kepentingan umum
h. Pelaksanaan sesuai dengan IUP atau IUPK
i. Jumlah, Jenis dan Mutu hasil usaha pertambangan
PERMEN ESDM No. 26 Tahun 2018
Pasal 4 Ayat 1 :
Pemegang IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan pemurnian dalam
kegiatan pengelolaan dan atau pemurnian wajib melaksanakan kaidah pertambangan
yang baik.
Pasal 4 Ayat 2 :
Kaidah pertambangan yang baik meliputi :
a. Kaidah teknik pengolahan dan pemurnian yang baik
b. Tata kelola pengusahaan pengolahan dan atau pemurnian

Pasal 4 Ayat 3 : (IUP Operasi Produksi Khusus Olah Murni)


Kaidah teknik pengolahan dan atau pemurnian yang baik meliputi pelaksanaan aspek :
a. Teknis kegiatan pengolahan dan pemurnian
b. Keselamatan pengolahan dan pemurnian
c. Pengelolaan lingkungan hidup dan pasca operasi
d. Konservasi mineral dan batubara
PERMEN ESDM No. 26 Tahun 2018
Pasal 4 Ayat 4 : (IUP Operasi Produksi Khusus Olah Murni)
Tata kelola Pengusahaan pengolahan/pemurnian meliputi pelaksanaan aspek :
a. Pemasaran
b. Keuangan
c. Pengelolaan data
d. Pemanfaatan barang, jasa dan teknologi
e. Pengembangan tenaga kerja teknis pertambangan
f. Tanggung jawab social dan lingkungan
g. Jumlah, Jenis dan Mutu hasil usaha pengolahan dan atau pemurnian

Pasal 5 Ayat 1 :
Pemegang IUJP wajib melaksanakan kaidah pertambangan yang baik sesuai dengan
bidang usahanya.
PERMEN ESDM No. 26 Tahun 2018
Pasal 5 Ayat 2 :
Kaidah pertambangan yang baik meliputi :
a. Kaidah teknik usaha jasa pertambangan yang baik
b. Tata kelola pengusahaan jasa pertambangan

Pasal 5 Ayat 3 : (IUJP - Izin Usaha Jasa Pertambangan)


Kaidah teknik Usaha Jasa Pertambangan yang baik meliputi pelaksanaan
aspek :
a. Upaya pengelolaan lingkungan hidup, keselamatan pertambangan,
konservasi mineral dan batubara, dan teknis pertambangan sesuai dengan
bidang usahanya
b. Kewajiban untuk mengangkat Penanggung Jawab Operasional (PJO)
sebagai pemimpin tertinggi di lapangan
PERMEN ESDM No. 26 Tahun 2018
Pasal 5 Ayat 4 : (IUJP - Izin Usaha Jasa Pertambangan)
Tata kelola Pengusahaan Jasa Pertambangan meliputi pelaksanaan aspek :
a. Pengutamaan Produk dalam negeri
b. Pengutamaan subkontraktor lokal sesuai kompetensinya
c. Pengutamaan tenaga kerja lokal
d. Pengoptimalan pembelanjaan lokal baik barang maupun jasa pertambangan

Pasal 6 (IPR – Izin Pertambangan Rakyat)


Pemegang IPR wajib menerapkan kaidah teknik pertambangan yang baik dan tata kelola
pengusahaan pertambangan sesuai dengan kegiatannya
PERMEN ESDM No. 26 Tahun 2018
Pasal 7 Ayat 1 :
Pemegang IUP Ekplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP & IUPK Operasi Produksi wajib :
a. Mengangkat KTT sebagai pemimpin tertinggi di lapangan untuk
mendapatkan pengesahan dari KaIT
b. Memiliki tenaga teknis pertambangan yang berkompeten sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang – undangan

Pasal 7 Ayat 4 – 5
- KTT harus memiliki kompetensi di bidang teknis pertambangan
- Menteri menetapkan kompetensi teknis pertambangan
PERMEN ESDM No. 26 Tahun 2018

Pasal 9 Ayat 1 :
Dalam pelaksanaan kaidah teknik usaha jasa pertambangan yang baik, maka
pemegang IUJP wajib :
a. Mengangkat Penanggung Jawab Operasional (PJO) di lapangan untuk
mendapatkan pengesahan dari KTT
b. Memiliki tenaga teknis pertambangan yang berkompeten sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang - undangan

Pasal 9 Ayat 2 :
Penanggung jawab operasional dan tenaga teknis pertambangan harus memiliki
kompetensi teknis sesuai bidang usaha IUJP.
PERMEN ESDM No. 26 Tahun 2018
Pasal 12 Ayat 1 :
Teknis Pertambangan meliputi :
a. Menggunakan metode eksplorasi, penambangan, pengolahan dan atau
pemurnian dan pengangkutan sesuai dengan persetujuan RKAB Tahunan
b. Menggunakan tenaga teknis pertambangan yang berkompeten.
c. Menyusun rencana kerja transparan, akuntabel dan rasional
d. Melaksanakan kegiatan pertambangan yang tuntas dan optimum sesuai
rencana kerja dan memenuhi kelaikan teknik

Pasal 14 Ayat 1 :
Pemegang IUP Ekplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP & IUPK Operasi Produksi wajib
melaksanakan ketentuan keselamatan pertambangan.
PERMEN ESDM No. 26 Tahun 2018
Pasal 14 Ayat 2 :
Pemegang IUP Ekplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP & IUPK Operasi Produksi dalam
melaksanakan ketentuan K3 pertambangan wajib :
a. Menyediakan segala peralatan, perlengkapan, APD, fasilitas personil dan
biaya yang diperlukan untuk terlaksananya ketentuan K3 Pertambangan
b. Membentuk dan menetapkan organisasi bagian K3 pertambangan
berdasarkan pertimbangan aspek pekerja, sifat, atau luas area kerja

Pasal 14 Ayat 3 :
Ketentuan K3 pertambangan meliputi :
a. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan
b. Keselamatan Operasi Pertambangan
PERMEN ESDM No. 26 Tahun 2018
Pasal 14 Ayat 4:
a. Keselamatan Kerja Pertambangan b. Kesehatan Kerja Pertambangan meliputi :
meliputi : 1. Program kesehatan pekerja
1. Manajemen Resiko 2. Ergonomis
2. Pencegahan kecelakaan dan kebakaran 3. Pengelolaan makanan dan minuman
3. Diklat keselamatan kerja 4. Gizi Pekerja
4. Manajemen keadaan darurat 5. Diagnosa dan pemeriksaan penyakit
5. Administrasi keselamatan kerja akibat kerja
6. Inspeksi K3, Pencegahan dan
Penyelidikan kecelakaan
PERMEN ESDM No. 26 Tahun 2018
Pasal 14 Ayat 5:
Keselamatan Operasi Pertambangan meliputi :
a. Sistem dan pelaksanaan pemeliharaan / perawatan sarana, prasarana,
instalasi dan peralatan pertambangan
b. Pengamanan Instalasi
c. Tenaga teknis bidang keselamatan operasi yang kompeten
d. Kelayakan sarana, prasarana, instalasi dan peralatan pertambangan dengan
melaksanakan uji dan pemeliharaan kelayakan
e. Keselamatan bahan peledak dan peledakan
f. Evaluasi hasil kajian tenis pertambangan
PERMEN ESDM No. 26 Tahun 2018
Pasal 50 Ayat 1 :
Pemegang IUP Ekplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP & IUPK Operasi produksi, Pemegang
IUJP, Pemegang IPR yang tidak mematuhi atau melanggar ketentuan sebagaimana
dimaksud diatas dikenakan sanksi administratif

Pasal 50 Ayat 8:
Sanksi Administratif berupa :
a. Peringatan tertulis
b. Penghentian sementara sebagian atau seluruh kegiatan usaha
c. Pencabutan ijin
Pasal 50 Ayat 9:
Sanksi Administratif diberikan oleh Menteri atau gubernur sesuai dengan
kewenanganya
Kembali
KEPMEN ESDM No. 1827 K/30/MEM/2018
LAMPIRAN I
Pengawas Operasional adalah orang yang ditunjuk oleh KTT/PTL dan
bertanggung jawab kepada KTT/PTL dalam melaksanakan inspeksi,
pemeriksaan, dan pengujian kegiatan operasional pertambangan di wilayah
yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang – undangan mengenai kaidah teknik pertambangan yang baik.

Pengawas Teknis adalah orang yang ditunjuk oleh KTT/PTL dan bertanggung
jawab kepada KTT/PTL atas keselamatan pemasangan, pemeliharaan,
pemeriksaan dan pengujian terhadap sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan
pertambangan yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang – undangan mengenai kaidah teknik pertambangan yang
baik.
KEPMEN ESDM No. 1827 K/30/MEM/2018
LAMPIRAN I (lanjutan....)

Pengawas Operasional (hlm 22)


Tugas dan Tanggung jawab Pengawas Operasional :
1. Bertanggung jawab kepada KTT/PTL untuk keselamatan dan kesehatan
semua pekerja tambang yang menjadi bawahannya;
2. Melaksanakan inspeksi, pemeriksaan, dan pengujian;
3. Bertanggung jawab kepada KTT/PTL atas keselamatan, kesehatan, dan
kesejahteraan dari semua orang yang ditugaskan kepadanya;
4. Membuat dan menandatangani laporan pemeriksaan, inspeksi, dan
pengujian;
KEPMEN ESDM No. 1827 K/30/MEM/2018
LAMPIRAN I (lanjutan....)

Pengawas Teknis (hlm 23)


Tugas dan Fungsi Pengawas Teknis meliputi :
1. Bertanggung jawab kepada KTT/PTL untuk keselamatan pemasangan dan
pekerjaan serta pemeliharan yang benar semua sarana, prasarana, instalasi,
dan peralatan pertambangan yang menjadi tugasnya;
2. Merencanakan dan menekankan dilaksanakannya jadwal pemeliharaan yang
telah direncanakan serta semua perbaikan sarana, prasarana, instalasi, dan
peralatan pertambangan yang dipergunakan.
3. Mengawasi dan memeriksa semua sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan
pertambangan dalam ruang lingkup yang menjadi tanggung jawabnya;
KEPMEN ESDM No. 1827 K/30/MEM/2018
Lampiran 1 - Pedoman Permohonan, Evaluasi dan/atau Pengesahan
KTT, PTL, KTBT, PO, PT, dan/atau PJO (lanjut....)

Tugas dan Fungsi Pengawas Teknis (lanjutan)


4. Menjamin bahwa selalu dilaksanakan penyelidikan, pemeriksaan, dan
pengujian sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan;
5. Melaksanakan penyelidikan, pemeriksaan, dan pengujian sarana, prasarana,
instalasi, dan peralatan Pertambangan sebelum digunakan, setelah dipasang
kembali, dan/atau diperbaiki; dan
6. Membuat dan menandatangani laporan dari penyelidikan, pemeriksaan, dan
pengujian sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan;
Penanggung Jawab Operasional

Persyaratan Administratif : Persyaratan Teknis :


1. Pekerja perusahaan jasa pertambangan. 1. Memahami aspek pengelolaan usaha jasa
2. Riwayat hidup calon PJO pertambangan sesuai dengan ketentuan
3. Memiliki jabatan tertinggi dibuktikan peraturan perundang-undangan;
dengan struktur organisasi perusahaan jasa 2. Memahami aspek teknis pertambangan,
pertambangan (di site) yang ditanda tangani konservasi, keselamatan pertambangan dan
oleh Direksi denga cap basah. perlindungan lingkungan sesuai dengan
4. Surat pernyataan dukungan dari Direksi ketentuan peraturan perundang-undangan
Perusahaan jasa pertambangan.
3. Memahami kewajiban dan sangsi usaha jasa
5. Bagi warga asing yang sudah disahkan
pertambangan sesuai dengan ketentuan
sebagai PJO maka dilanjutkan dengan lulus
peraturan perundang-undangan dan
Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia dengan
predikat paling kurang madya selama 6 4. Jenjang sertifikasi kompetensi pengawas
bulan. KTT bisa membatalkan kembali operasional dan atau sertifikat kualifikasi
pengesahan tersebut, apabila PJO tersebut yang diakui oleh KaIT yang ditentukan
belum lulus Uji Kemahiran Berbahasa berdasarkan pertimbangan teknis oleh KTT
Indonesia dalam jangka waktu yang telah
ditentukan dan;
6. Syarat lain yang ditentukan oleh KTT
ORGANISASI MANAJEMEN
KESELAMATAN PERTAMBANGAN

External & Internal Audit Komite K3


Kepala Teknik Tambang

PJO

Pengawas Pengawas
Teknis Operasional
Manager K3

Program K3
No Yes
Zero Accident
BUKU TAMBANG (20)
KEPMEN 1827 K/30/MEM/2018 LAMPIRAN III
 Ada pada setiap tambang yang ada KTT  Media interaksi IT dan KTT
 Disahkan oleh KAIT  Disimpan di kantor KTT
 Diberi nomor dan di paraf oleh IT  Duplikatnya di Kantor KAIT
KEPMEN 1827 K/30/MEM/2018 LAMPIRAN III – PEDOMAN PELAKSANAAN
KP DAN KESELAMATAN PENGOLAHAN DAN/ATAU PEMURNIAN MINERBA

BUKU DAFTAR KECELAKAAN TAMBANG


Pemegang izin usaha pertambangan (IUP) memiliki Buku Daftar Kecelakaan Tambang
yang disimpan dan selalu tersedia di kantor KTT

INSPEKSI KESELAMATAN KERJA


Inspeksi keselamatan kerja dilakukan di setiap area kerja dan kegiatan meliputi :
1. Perencanaan inspeksi;
2. Persiapan inspeksi;
3. Pelaksanaan inspeksi;
4. Rekomendasi dan tindak lanjut hasil inspeksi;
5. Evaluasi inspeksi; dan
6. Laporan dan penyebarluasan hasil inspeksi
DAFTAR LAMPIRAN KEPMEN ESDM No. 1827 K/30/MEM/2018
TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KAIDAH TEKNIK
PERTAMBANGAN YANG BAIK

PEDOMAN PERMOHONAN, EVALUASI DAN/ATAU


1 PENGESAHAN KTT, PTL, KTBT, PO, PT, DAN/ATAU PJO

PEDOMAN PENGOLAHAN TEKNIS PERTAMBANGAN


2

PEDOMAN PELAKSANAAN KESELAMATAN PERTAMBANGAN


DAN KESELAMATAN PENGOLAHAN DAN/ATAU PEMURNIAN
3
MINERAL DAN BATUBARA

PEDOMAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN


4
PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
DAFTAR LAMPIRAN KEPMEN ESDM No. 1827 K/30/MEM/2018
TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KAIDAH TEKNIK
PERTAMBANGAN YANG BAIK (lanjut)
PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
5
HIDUP PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

PEDOMAN PELAKSANAAN REKLAMASI DAN


PASCATAMBANG SERTA PASCAOPERASI PADA KEGIATAN
6
USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
PEDOMAN PELAKSANAAN KONSERVASI MINERAL DAN
7
BATUBARA

PEDOMAN KAIDAH TEKNIK USAHA JASA PERTAMBANGAN


8
DAN EVALUASI KAIDAH TEKNIK USAHA JASA
PERTAMBANGAN

Anda mungkin juga menyukai