Anda di halaman 1dari 79

Be GeMS

KMPP 1

PERATURAN
KESELAMATAN PERTAMBANGAN

1
Training Rules

Emergency Procedure On time Silent Mode

Stay Focus Participate Listen the Training


2
Enjoy the Training
TAP MPR RI NOMOR III/MPR/2000 Be GeMS

UUD 1945
Surat Menteri Kehakiman & HAM
TAP MPR RI NO. M.U.M.01.06-27 tanggal 23 –02-02
Undang-Undang
PERPU
Peraturan Pemerintah (PP)
KEPPRES
KEPMEN
PERDA
KEPDIRJEN

3
DASAR – DASAR HUKUM KESELAMATAN PERTAMBANGAN Be GeMS

UU NOMOR 3 TH 2020 (Pasal 96, 139, 140, 141)


UU NOMOR 1 TH 1970 (Pasal 2, 3, 8, 9, 12, 13, 14)
UU NOMOR 13 TH 2003 (Pasal 86 & 87)
PP NOMOR 19 TH 1973 (Pasal 1, 2, 3)
PP NOMOR 23 TH 2010 (PP NOMOR 8 TH 2018)
PP NOMOR 55 TH 2010 (Pasal 21, 25, 26, 27, 28 – GMP & 36)
PERMEN ESDM NOMOR 11 Tahun 2018
PERMEN ESDM NOMOR 26 Tahun 2018
KEPMEN ESDM NOMOR 1827 K/30/MEM/2018
KEPDIRJEN MINERBA 185.K/37.04/DJB/2019
4
DASAR – DASAR HUKUM KESELAMATAN PERTAMBANGAN Be GeMS

MPR NOMOR 341 LN 1930 Ttg Peraturan Keselamatan Kerja Tambang


UU NOMOR 32 TH 2004 Ttg Otonomi Daerah
PP Nomor 38 TH 2007 Ttg Pembagian Urusan Pemth.Prov. Kab/Kota
UU NOMOR 27 TH 2003 – UU NOMOR 21 TH 2014 Ttg Panas Bumi
PP NOMOR 59 TH 2007 PP NOMOR 7 TH 2017 Ttg Panas Bumi Untuk Pemanfaatan Tidak Langsung
Permen No.02 P/20/M.PE/1990 Ttg K2 Eksplorasi dan Eksploitasi Sumber Daya Panas Bumi
Permen No.06 P/0476/M.PE/1991 Ttg Pemrksaan K2 atas Intlasi, Pralatan, & Teknik Migas & Panas
Bumi
Kepmen No.667 K Th 2002 Ttg Penugasan Kpd Ditjen GSDM, LPE dlm Pengusahaan Panas Bumi
Pert.Kapolri No.2 Th 2008 – Pert.Kapolri No. 17 Th 2017Ttg Perizinan, Pengamanan, Pengawasan,
dan Pengendalian Bahan Peledak Komersial

5
UU No 3 Th 2020 Be GeMS

Pasal 96
Dalam penerapan kaidah teknik Pertambangan yang baik, pemegang IUP atau IUPK
wajib melaksanakan:

a. ketentuan keselamatan Pertambangan;

b. pengelolaan dan pemantauan lingkungan Pertambangan, termasuk kegiatan


Reklamasi dan/atau Pascatambang;

c. upaya konservasi Mineral dan Batubara; dan

d. pengelolaan sisa tambang dari suatu kegiatan Usaha Pertambangan dalam bentuk
padat, cair, atau gas sampai memenuhi standar baku mutu lingkungan sebelum
dilepas ke media lingkungan.

6
UU No 3 Th 2020 Be GeMS

Pasal 139
Menteri bertanggung jawab melakukan pembinaan atas pelaksanaan
kegiatan Usaha Pertambangan yang dilakukan oleh pemegang IUP,
IUPK, IUPK sebagai Kelanjutan Operasi Kontrak Perjanjian, IPR, SIPB,
Izin Pengangkutan danPenjualan, atau IUJP.

Pasal 140
Menteri melakukan pengawasan atas pelaksanaan kegiatan Usaha Pertambangan
yang dilakukan oleh pemegang IUP, IUPK, IUPK sebagai Kelanjutan Operasi
Kontrak/ Perjanjian, IPR, SIPB, lzin Pengangkutan dan Penjualan, atau IUJP.
7
UU No 3 Th 2020 Be GeMS

Pasal 141
Pengawasan atas kegiatan Usaha Pertambanganyang dilakukan oleh pemegang IUP,
IUPK, IUPKsebagai Kelanjutan Operasi Kontrak/Perjanjian, IPR,atau SIPB sebagaimana
dimaksud dalam Pasal l4O,antara lain:

a. teknis Pertambangan;

b. konservasi sumber daya Mineral dan Batubara;

c. keselamatan Pertambangan;

d. pengelolaan lingkungan hidup, Reklamasi, dan Pascatambang;

e. penguasaan, pengembangan, dan penerapan teknologi Pertambangan.

8
Be GeMS
UU No 1 Th 1970
Setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan keselamatan
dlm melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan
meningkatkan produksi serta produktivitas Nasional;

setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja


perlu terjamin pula keselamatannya;

Setiap sumber produksi perlu dipakai dan


dipergunakan secara aman dan effisien;

Pembinaan norma-norma itu perlu diwujudkan dalam UU yg memuat


ketentuan umum tentang K2 yg sesuai dgn perkembangan masyarakat,
industrialisasi, teknik & teknologi.

9
Be GeMS
UU No 1 Th 1970

Pasal 2 Ruang Lingkup


1. Keselamatan Kerja dalam segala tempat kerja (darat, dalam tanah,
dalam air maupun udara) di dalam wilayah hukum RI
2. (e) tempat dilakukan usaha pertambangan & pengolahan emas, perak,
logam atau bijih logam lainnya , batu-batuan, gas, minyak atau mineral
lainnya, baik dipermukaan atau di dalam bumi, maupun di dasar
perairan.

10
Be GeMS
UU No 1 Th 1970

Pasal 3 Syarat-Syarat K2
 Mencegah dan mengurangi kecelakaan, bahaya peledakan,
dan memadamkan kebakaran
 Kesempatan penyelamatan pada waktu kebakaran atau
kejadian berbahaya yang lainnya.
 Memberi pertolongan pada kecelakaan
 Mencegah dan mengendalikan penyakit akibat kerja. Dll

11
Be GeMS
UU No 1 Th 1970

Pasal 8 Pengurus Wajib melakukan


1. Pemeriksaan Kesehatan mental dan pisik pekerja yg akan
diterima/dipindah tugaskan
2. Secara berkala pada Dokter yg ditunjuk Pengusaha
3. Pengujian kesehatan ditetapkan dengan peraturan
perundangan

12
Be GeMS
UU No 1 Th 1970

Pasal 9 – (1)
Pengurus Wajib Menunjukan & Menjelaskan:
• Kondisi dan bahaya dalam tempat kerja
• Pengaman & alat pelindung dlm tpt kerja
• APD bagi pekerja itu sendiri
• Cara-cara & sikap aman dalam bekerja

13
Be GeMS
UU No 1 Th 1970
Pasal 12 ; Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja
Memberi Keterangan yg benar
Memakai & Mentaati Semua Syarat K3
Memenuhi & Mentaati Semua Syarat K3
Meminta Pengurus agar Semua Syarat K3 Dilaksanakan
Menyatakan Keberatan Kerja apabila;
Syarat K3 & APD diragukan, kecuali Hal Khusus Oleh
Pengawas, & Dapat dipertanggung jawabkan

Pasal 13 Kewajiban Bila Masuk Tempat Kerja ;


Wajib mentaati semua petunjuk K2 & memakai APD
yang diwajibkan
14
Be GeMS
UU No 1 Th 1970
Pasal 14 Kewajiban Pengurus
Menempatkan : Syarat Keselamatan yg diwajibkan oleh
UU No.1 th 1970 serta Peraturan
Pelaksanaan yang Berlaku, pada Tempat
yang Strategis
Memasang : Gambar K2 dan bahan pembinaan,
pada Tempat yang Strategis
Menyediakan : Cuma-Cuma, APD bagi karyawan &
Tamu disertai petunjuk yg diperlukan

Sesuai Petunjuk
Pengawas/Ahli Keselamatan Kerja
15
PP No 19 Th 1973 Be GeMS

Pertambangan penting bagi ekonomi nasional & pertahanan


negara. Pengaturan lebih lanjut pengawasan K2 bidang
pertambangan sebagaimana dlm Psl 16 UU No.: 44 Prp. Th 1960
& Psl 29 UU No.: 11 Th 1967 perlu;

UU No.: 1 Th 1970 mengatur K2 secara umum termasuk bidang


pertambangan yg menjadi tugas dan tanggung jawab Menakertransko

Usaha pertambangan terus menerus, butuh peralatan khusus,


bahaya & kecelakaan begitu besar dan khas serta perlu
pengawasan K2 yg lebih effisien dan effektif

Dep. Peretambangan punya Personil & Peralatan Khusus


untuk Pengawasan K3 Pertambangan
16
PP No 19 Th 1973 Be GeMS
Pasal 1: Pasal 4:
Pengaturan K2 Pertambangan dalam UU Menteri Pertambangan secara berkala
No. 44 Prp. Th 1960, UU No. 11 Th melaporkan pelaksanaan Pengawasan
1967, dan PP No.32 Th 1969 dgn dimaksud Pasal 1, 2, & 3 kepada
ditetapkan UU No. 1 Th 1970 dilakukan Menakertransko
Oleh Menteri Pertambangan
Pasal 2 : Pasal 5 :
Pengawasan K2 bidang Pertambangan PP 19 Th 1973 tidak berlaku utk Ketel
oleh Menteri Pertambangan berpedoman Uap sebagaimana dimaksud Stoom
pada UU.No.1 & Peraturan Ordonantie 1930 ( Sblt. 1930 Nomor
Pelaksanaannya 225).
Pasal 3:
Menteri Pertambangan mengangkat
Pejabat Pengawas K2 kerjasama dengan
Pejabat K2 Depnakertransko
17
Be GeMS
PP No 55 Th 2010

Pasal 21: Pengawasan Teknis Pertambangan – Oleh IT


a. IUP / IUPK Eksplorasi dilakukan terhadap:
1. Pelaksanaan teknik eksplorasi
2. Tata cara penghitungan SD & Cadangan

b. IUP / IUPK Operasi Produksi:


1. Perencanaan dan pelaksanaan konstruksi termasuk pengujian alat pertambangan
2. Perencanaan dan pelaksanaan penambangan
3. Perencanaan dan pelaksanaan pengelolahan dan pemurnian
4. Perencanaan dan pelaksanaan pengangkutan dan penjualan

18
Be GeMS
PP No 55 Th 2010

Pasal 25: Pengawasan Konservasi minerba – Oleh IT


a. Recovery penambangan dan pengolahan
b. Pengelolaan dan / atau pemanfaatan cadangan marginal
c. Pengelolaan dan / atau pemanfaatan batubara kualitas rendah dan mineral kadar
rendah
d. Pengelolaan dan / atau pemanfaatan mineral ikutan
e. Pendataan sumber daya serta cadangan minerba yang tidak tertambang
f. Pendataan dan pengelolaan sisa hasil pengolahan dan pemurnian

19
Be GeMS
PP No 55 Th 2010

Pasal 26: Pengawasan K3 Pasal 27: Pengawasan KO


a. Keselamatan Kerja a. Sistem dan pelaksanaan
pemeliharaan/perawatan sarana,
b. Kesehatan Kerja
prasarana, instalasi, dan peralatan
c. Lingkungan Kerja pertambangan
d. SMK3 b. Pengamanan instalasi
c. Kelayakan sarana, prasarana,
instalasi, dan peralatan
Pengawasan K3 & KO Pertambangan – pertambangan
Oleh IT koordinasi dgn Pengawas d. Evaluasi laporan hasil kajian teknis
Ketenagakerjaan pertambangan

20
Be GeMS
PP No 55 Th 2010

Pasal 28: Pengawasan Pengelolaan lingkungan, Reklamasi, dan pascatambang –


Oleh IT koordinasi dgn Pengawas di bidang LH
a. Pengelolaan dan pemantauan lingkungan sesuai dgn dok pengelolaan lingkungan / izin
lingkungan yg dimiliki dan disetujui
b. Penataan, pemulihan dan perbaikan lahan sesuai dgn peruntukannya
c. Penetapan dan pencairan JAMREK
d. Pengelolaan pascatambang
e. Penetapan dan pencairan jaminan pascatambang
f. Pemenuhan baku mutu lingkungan sesuai dgn ketentuan peraturan perundang-
undangan

21
Be GeMS
PP No 55 Th 2010

Pasal 36:
(1)Pengawasan oleh Ispektur Tambang:
a. Evaluasi thd laporan berkala dan / sewaktu – waktu;
b. Pemeriksaan berkala / sewaktu-waktu; dan
c. Penilaian atas keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan
(2)Pengawasan yg dimaksud ayat (1) IT melakukan kegiatan Inspeksi,
Penyelidikan dan Pengujian

22
Be GeMS
PP No 55 Th 2010

(3)Dalam melakukan Inspeksi, Penyelidakan, dan Pengujian yg dimaksud pada ayat


(2) IT berwenang:

a. Memasuki Tempat Kegiatan Pertambangan setiap Saat

b. Menghentikan sementara waktu / seluruh kegiatan pertambangan minerba


apabila ada kegiatan pertambangan dinilai dapat membahayakan
keselamatan pekerja tambang, keselamatan umum / menimbulkan
pencemaran / kerusakan lingkungan

c. Mengusulkan penghentian sementara sebagian yg dimaksud pada (b) menjadi


penghentian tetapkegiatan pertambangan minerba kpd Kait.

23
Be GeMS

24
Be GeMS

25
PerMen No 26 Th 2018 Be GeMS

Pasal 2

Ruang lingkup Peraturan Menteri ini


mengatur mengenai:

a. Pelaksanaan kaidah pertambangan yang baik;


b. Pengawasan terhadap penyelenggaraan pengelolaan Usaha
Pertambangan; dan
c. Pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan Usaha Pertambangan.

26
PerMen No 26 Th 2018 Be GeMS

Pasal 3
1) Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, dan IUPK Operasi
Produksi dalam setiap tahapan kegiatan Usaha Pertambangan wajib melaksanakan
kaidah pertambangan yang baik.
3) Kaidah teknik pertambangan yang baik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
a meliputi pelaksanaan aspek:
a. Teknis pertambangan;
b. konservasi Mineral dan Batubara;
c. keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan;
d. keselamatan operasi pertambangan;
e. Pengelolaan lingkungan hidup pertambangan, Reklamasi, dan Pascatambang,
serta Pascaoperasi; dan
f. Pemanfaatan teknologi, kemampuan rekayasa, rancang bangun,
pengembangan, dan penerapan teknologi pertambangan.
27
PerMen No 26 Th 2018 Be GeMS

4) Tata kelola pengusahaan pertambangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)


huruf b meliputi pelaksanaan aspek:
a. pemasaran;
b. keuangan;
c. pengelolaan data;
d. pemanfaatan barang, jasa, dan teknologi;
e. pengembangan tenaga kerja teknis pertambangan;
f. pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setempat;
g. kegiatan lain di bidang Usaha Pertambangan yang menyangkut kepentingan
umum;
h. pelaksanaan kegiatan sesuai dengan IUP atau IUPK; dan
i. jumlah, jenis, dan mutu hasil Usaha Pertambangan.

28
PerMen No 26 Th 2018 Be GeMS

Pasal 5

(1) Pemegang IUJP wajib melaksanakan kaidah pertambangan yang


baik sesuai dengan bidang usahanya.
(2) Kaidah pertambangan yang baik sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi:
a. kaidah teknik usaha jasa pertambangan yang baik; dan
b. tata kelola pengusahaan jasa pertambangan.

29
PerMen No 26 Th 2018 Be GeMS

3) Kaidah teknik usaha jasa pertambangan yang baik sebagaimana


dimaksud pada ayat (2) huruf a meliputi:
a. upaya pengelolaan lingkungan hidup, keselamatan
pertambangan, konservasi Mineral dan Batubara, dan teknis
pertambangan sesuai dengan bidang usahanya; dan
b. kewajiban untuk mengangkat penanggung jawab operasional
sebagai pemimpin tertinggi di lapangan.

30
PerMen No 26 Th 2018 Be GeMS

4)Tata kelola pengusahaan jasa pertambangan sebagaimana dimaksud


pada ayat (2) huruf b meliputi:
a.pengutamaan produk dalam negeri;
b.pengutamaan subkontraktor lokal sesuai dengan kompetensinya;
c. pengutamaan tenaga kerja lokal; dan
d.pengoptimalan pembelanjaan lokal baik barang maupun jasa
pertambangan.

5) Menteri menetapkan pedoman pelaksanaan kaidah pertambangan


yang baik bagi pemegang IUJP sebagaimana dimaksud pada ayat
(2).

31
PerMen No 26 Th 2018 Be GeMS

Pasal 6 Pasal 7
1) Dalam pelaksanaan kaidah teknik
pertambangan yang baik sebagaimana
Pemegang IPR wajib menerapkan dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf a,
kaidah teknik pertambangan yang pemegang IUP Eksplorasi, IUPK
Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, dan
baik dan tata kelola pengusahaan IUPK Operasi Produksi wajib:
pertambangan sesuai dengan a. mengangkat KTT sebagai pemimpin
kegiatannya. tertinggi di lapangan untuk
mendapatkan pengesahan dari KaIT;
dan
b. memiliki tenaga teknis
pertambangan yang berkompeten
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
32
PerMen No 26 Th 2018 Be GeMS

Pasal 9
1) Dalam pelaksanaan kaidah teknik usaha jasa pertambangan yang baik
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf a, pemegang IUJP wajib:
a. mengangkat penanggung jawab operasional di lapangan untuk mendapatkan
pengesahan dari KTT; dan
b. memiliki tenaga teknis pertambangan yang berkompeten sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
2) Penanggung jawab operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan
tenaga teknis pertambangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b harus
memiliki kompetensi teknis sesuai bidang usaha IUJP.

33
PerMen No 26 Th 2018 Be GeMS

Pasal 10

1) Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, dan


IUPK Operasi Produksi sebelum memulai kegiatan usahanya wajib
menunjuk KTT.
2) Pemegang IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau
pemurnian sebelum memulai kegiatan usahanya wajib menunjuk
PTL.
3) KTT dan PTL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) wajib
mendapat pengesahan dari KaIT.

34
PerMen No 26 Th 2018 Be GeMS

Pasal 12

1) Dalam pelaksanaan aspek teknis pertambangan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 3 ayat (3) huruf a, pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP
Operasi Produksi, dan IUPK Operasi Produksi wajib:

a. menggunakan metode Eksplorasi, Penambangan, Pengolahan dan/atau


Pemurnian, dan Pengangkutan sesuai dengan persetujuan RKAB Tahunan;
b. menggunakan tenaga teknis pertambangan yang berkompeten;
c. menyusun rencana kerja yang transparan, akuntabel, dan rasional; dan/atau
d. melaksanakan kegiatan pertambangan yang tuntas dan optimum sesuai
dengan rencana kerja dan memenuhi kelaikan teknis.

35
PerMen No 26 Th 2018 Be GeMS

Pasal 14
1) Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, dan IUPK Operasi
Produksi wajib melaksanakan ketentuan keselamatan pertambangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) huruf c dan huruf d.
2) Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, dan IUPK Operasi
Produksi dalam melaksanakan ketentuan keselamatan pertambangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) wajib:
a. menyediakan segala peralatan, perlengkapan, alat pelindung diri, fasilitas, personil,
dan biaya yang diperlukan untuk terlaksananya ketentuan keselamatan
pertambangan; dan
b. membentuk dan menetapkan organisasi bagian keselamatan pertambangan
berdasarkan pertimbangan jumlah pekerja, sifat, atau luas area kerja

36
PerMen No 26 Th 2018 Be GeMS

4) Keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan sebagaimana dimaksud


pada ayat (3) huruf a paling sedikit terdiri atas:
a. keselamatan kerja pertambangan yang meliputi:
1. manajemen risiko;
2. program keselamatan kerja yang meliputi pencegahan terjadinya
kecelakaan, kebakaran, dan kejadian lain yang berbahaya;
3. pendidikan dan pelatihan keselamatan kerja;
4. administrasi keselamatan kerja;
5. manajemen keadaan darurat;
6. inspeksi keselamatan kerja; dan
7. pencegahan dan penyelidikan kecelakaan;

37
PerMen No 26 Th 2018 Be GeMS

b. kesehatan kerja pertambangan meliputi program kesehatan


pekerja/buruh, higienis dan sanitasi, ergonomis, pengelolaan
makanan, minuman, dan gizi pekerja/buruh, dan/atau diagnosis
dan pemeriksaan penyakit akibat kerja; dan

c. lingkungan kerja pertambangan yang memuat peraturan


perusahaan, pengukuran, penilaian, dan pengendalian terhadap
kondisi lingkungan kerja.

38
PerMen No 26 Th 2018 Be GeMS

5) Keselamatan operasi pertambangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)


huruf b paling sedikit terdiri atas:
a. sistem dan pelaksanaan pemeliharaan/perawatan sarana, prasarana,
instalasi, dan peralatan pertambangan sebagai berikut:
1. merencanakan sistem pemeliharaan atau perawatan sarana, prasarana,
instalasi, dan peralatan pertambangan;
2. menunjuk penanggung jawab dalam sistem pemeliharaan atau
perawatan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan;
dan
3. melaksanakan sistem pemeliharaan atau perawatan sarana, prasarana,
instalasi, dan peralatan pertambangan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan-undangan dan standar nasional atau
internasional yang diakui;

39
PerMen No 26 Th 2018 Be GeMS

b.pengamanan instalasi;
c. tenaga teknis bidang keselamatan operasi yang kompeten;
d.kelayakan sarana, prasarana instalasi, dan peralatan pertambangan
dengan melaksanakan uji dan pemeliharaan kelayakan;
e.evaluasi laporan hasil kajian teknis pertambangan;
f. keselamatan bahan peledak dan peledakan;
g.keselamatan fasilitas pertambangan;
h.keselamatan Eksplorasi;
i. keselamatan tambang permukaan;
j. keselamatan tambang bawah tanah; dan
k.keselamatan kapal keruk/isap.

40
PerMen No 26 Th 2018 Be GeMS

6) Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi,


dan IUPK Operasi Produksi wajib melakukan ketentuan
keselamatan pertambangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
berdasarkan Studi Kelayakan, Dokumen Lingkungan Hidup, dan
RKAB Tahunan yang telah disetujui sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

41
PerMen No 26 Th 2018 Be GeMS

Pasal 18
1) Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, IUPK Operasi
Produksi, dan IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau
pemurnian wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan pertambangan.
2) Sistem manajemen keselamatan pertambangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), meliputi elemen:
a. kebijakan;
b. perencanaan;
c. organisasi dan personel;
d. implementasi;
e. pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut;
f. dokumentasi; dan
g. tinjauan manajemen dan peningkatan kinerja.
42
PerMen No 26 Th 2018 Be GeMS

Pasal 20

1) Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, dan IUPK
Operasi Produksi wajib melakukan pengelolaan lingkungan hidup pertambangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) huruf e.
2) Pengelolaan lingkungan hidup pertambangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi:
a. pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup pertambangan
sesuai dengan Dokumen Lingkungan Hidup; dan
b. penanggulangan dan pemulihan lingkungan hidup apabila terjadi
pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup.

43
PerMen No 26 Th 2018 Be GeMS
Paragraf 2
Reklamasi dan Pascatambang serta Pascaoperasi Pasal 22
1) Pemegang IUP Eksplorasi dan IUPK Eksplorasi wajib:
a. menyampaikan rencana Reklamasi tahap Eksplorasi sesuai Dokumen
Lingkungan Hidup;
b. menempatkan jaminan Reklamasi tahap Eksplorasi sesuai dengan penetapan
Menteri atau gubernur sesuai dengan kewenangannya;
c. melaksanakan Reklamasi tahap Eksplorasi;
d. melaporkan pelaksanaan Reklamasi tahap Eksplorasi;
e. menyampaikan rencana Reklamasi tahap operasi produksi pada saat
mengajukan permohonan peningkatan IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi
Produksi; dan
f. menyampaikan rencana Pascatambang pada saat mengajukan permohonan
peningkatan IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi Produksi.
44
PerMen No 26 Th 2018 Be GeMS

2) Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi wajib:

a. menempatkan jaminan Reklamasi tahap operasi produksi dan jaminan


Pascatambang sesuai dengan penetapan Menteri atau gubernur sesuai
dengan kewenangannya;
b. menyampaikan rencana Reklamasi tahap operasi produksi secara
periodik;
c. melaksanakan Reklamasi tahap operasi produksi dan Pascatambang;
dan
d. melaporkan pelaksanaan Reklamasi tahap operasi produksi dan
Pascatambang.

45
PerMen No 26 Th 2018 Be GeMS
Bagian 5
Konservasi Mineral dan Batubara
Pasal 24

1) Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, dan IUPK
Operasi Produksi wajib melakukan upaya konservasi Mineral dan Batubara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) huruf b.
2) Upaya konservasi Mineral dan Batubara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas:
a. perencanaan dan pelaksanaan recovery Penambangan;
b. perencanaan dan pelaksanaan recovery pengolahan;
c. pengelolaan Batubara kualitas rendah dan Mineral kadar rendah, Mineral
ikutan, sisa hasil Pengolahan dan/atau Pemurnian, dan cadangan marginal;

46
PerMen No 26 Th 2018 Be GeMS

Pasal 27
(1) Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, dan IUPK
Operasi Produksi wajib melaksanakan pemanfaatan teknologi, kemampuan
rekayasa, rancang bangun, pengembangan, dan penerapan teknologi
pertambangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) huruf f.

Pasal 50
(8) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat
(7) berupa:
a. peringatan tertulis;
b. penghentian sementara sebagian atau seluruh kegiatan usaha; dan/atau
c. pencabutan izin.

47
PerMen No 26 Th 2018 Be GeMS

Pasal 60
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
a. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 02 Tahun 2013 tentang
Pengawasan terhadap Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan yang
Dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 78);

b. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 7 Tahun 2014 tentang
Pelaksanaan Reklamasi dan Pascatambang pada Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral
dan Batubara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 274);

c. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 38 Tahun 2014 tentang
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan Mineral dan Batubara (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2014);
48
PerMen No 26 Th 2018 Be GeMS

d. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 555.K/26/M.PE/1995


tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum;
e. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 1211.K/008/M.PE/1995
tentang Pencegahan dan Penganggulangan Perusakan dan Pencemaran
Lingkungan pada Usaha Pertambangan Umum;
f. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1457
K/28/MEM/2000 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Lingkungan di Bidang
Pertambangan dan Energi,

Dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

49
Be GeMS

50
KepMen No 1827 Th 2018
LAMPIRAN I
PEDOMAN PERMOHONAN, EVALUASI, DAN/ATAU PENGESAHAN
KTT, PTL, KTBT, PO, PT, DAN/ATAU PJO

Tugas dan Tanggung Jawab KTT atau PTL terdiri atas:


a. Membuat peraturan internal perusahaan mengenai penerapan kaidah teknik
pertambangan yang baik;
b. Mengangkat pengawas operasional dan pengawas teknis;
c. Mengesahkan PJO;
d. Melakukan evaluasi kinerja PJO;
e. Memastikan semua perusahaan jasa pertambangan yang beroperasi di bawahnya
memenuhi kewajiban sesuai dengan ketentuan perundang-undangan;
f. Menerapkan standar sesuai dengan ketentuan perundang undangan;
g. Menyampaikan laporan kegiatan jasa pertambangan kepada KaIT sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan;
Lampiran I – Hal 51
12
Be GeMS
KepMen No 1827 Th 2018
h. Memiliki tenaga teknis pertambangan yang berkompeten sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan;
i. Melaksanakan manajemen risiko pada setiap proses bisnis dan subproses kegiatan
pertambangan;
j. Menerapkan sistem manajemen keselamatan pertambangan dan melakukan
pengawasan penerapan sistem manajemen keselamatan pertambangan yang
dilaksanakan oleh perusahaan jasa pertambangan yang bekerja di wilayah
tanggung jawabnya;
k. Melaporkan penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik kepada KaIT, baik
laporan berkala, akhir, dan/atau khusus sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan;
l. Melaporkan pelaksanaan kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan secara
berkala sesuai dengan bentuk yang ditetapkan;
m. Melaporkan jumlah pengadaan, penggunaan, penyimpanan, dan persediaan bahan
dan limbah berbahaya dan beracun secara berkala setiap 6 (enam) bulan;
Lampiran I – Hal 52
12
Be GeMS
KepMen No 1827 Th 2018
n. Melaporkan adanya gejala yang berpotensi menimbulkan pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan;
o. Menyampaikan laporan kasus lingkungan paling lambat 1 x 24 (satu kali dua puluh
empat) jam setelah terjadinya kasus lingkungan berikut upaya penanggulangannya;
p. Menyampaikan pemberitahuan awal dan melaporkan kecelakaan, kejadian
berbahaya, kejadian akibat penyakit tenaga kerja, dan penyakit akibat kerja;
q. Menyampaikan laporan audit internal penerapan sistem manajemen keselamatan
pertambangan mineral dan batubara;
r. Menetapkan tata cara baku untuk penanggulangan pencemaran dan/atau perusakan
lingkungan pada tempat yang berpotensi menimbulkan perusakan dan pencemaran
lingkungan;
s. Menetapkan tata cara baku untuk penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik;
t. Melaksanakan konservasi sumber daya mineral dan batubara; dan
u. KTT menetapkan tata cara baku kegiatan pengelolaan teknis pertambangan mineral
dan batubara.

Lampiran I – Hal 53
12
Be GeMS
KepMen No 1827 Th 2018
Pemegang IUP/IUP Operasi Produksi/IUP Operasi Produksi khusus untuk
Pengolahan dan/atau Pemurnian dapat mengangkat Wakil KTT atau
Wakil PTL apabila dianggap perlu dan berdasarkan pertimbangan dari
KaIT.
1) Kriteria Wakil KTT atau Wakil PTL
a) menduduki jabatan tertinggi di wilayah kerjanya atau satu
tingkat di bawah jabatan KTT/PTL; dan
b) memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan klasifikasi KTT/PTL
atau satu tingkat di bawah kompetensi KTT/PTL.
2) Tugas dan Fungsi Wakil KTT/PTL Wakil KTT/PTL memiliki tugas dan
fungsi membantu KTT/PTL dalam menerapkan kaidah teknik
pertambangan yang baik.
Lampiran I – Hal 17 54
Be GeMS
KepMen No 1827 Th 2018
a. Kriteria Pengawas Operasional meliputi:
1. memiliki sertifikat kompetensi Pengawas Operasional atau sertifikat
kualifikasi yang diakui oleh KaIT sesuai jenjang jabatannya;
2. menduduki jabatan di dalam divisi atau departemen operasional
pertambangan; dan
3. memiliki anggota yang berada di bawahnya dan/atau melakukan pengawasan
terhadap divisi atau departemen lainnya;

b. Tugas dan tanggung jawab Pengawas Operasional meliputi:


1. bertanggung jawab kepada KTT/PTL untuk keselamatan dan kesehatan semua
pekerja tambang yang menjadi bawahannya;
2. melaksanakan inspeksi, pemeriksaan, dan pengujian;
3. bertanggung jawab kepada KTT/PTL atas keselamatan, kesehatan, dan
kesejahteraan dari semua orang yang ditugaskan kepadanya; dan
4. membuat dan menandatangani laporan pemeriksaan, inspeksi, dan pengujian;
Lampiran I – Hal 22 - a 55
Be GeMS
KepMen No 1827 Th 2018
c. Pengangkatan Pengawas Operasional:
1. KTT/PTL menunjuk calon Pengawas Operasional yang memenuhi kriteria dan dibuktikan
dengan surat penunjukkan;
2. KTT/PTL melakukan evaluasi terhadap calon Pengawas Operasional, apabila dinyatakan
laik, maka KTT/PTL menerbitkan surat penunjukan pengawas operasional;
3. KTT/PTL sewaktu-waktu atau berkala mengevaluasi kinerja Pengawas Operasional; dan
4. Pengawas Operasional yang memenuhi syarat ketentuan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan akan mendapatkan KPO yang disahkan oleh
KaIT/Kepala Dinas atas nama KaIT sebagai bukti pengesahan. Lampiran I – Hal 22 - c

a. Kriteria Pengawas Teknis meliputi:


1. memiliki sertifikat kompetensi Pengawas Teknis sesuai dengan bidang pekerjaannya;
2. memiliki kewenangan dan bertanggung jawab terhadap suatu peralatan, permesinan,
dan kelistrikan; dan
3. syarat lain yang ditentukan oleh KTT/PTL sesuai dengan kebutuhan kegiatan
operasional tambang. Lampiran I – Hal 23 – 3 - a

56
Be GeMS
KepMen No 1827 Th 2018
b. Tugas dan fungsi Pengawas Teknis, meliputi:

1. bertanggung jawab kepada KTT/PTL 4. menjamin bahwa selalu dilaksanakan


untuk keselamatan pemasangan dan penyelidikan, pemeriksaan, dan
pekerjaan serta pemeliharan yang benar pengujian sarana, prasarana, instalasi,
semua sarana, prasarana, instalasi, dan dan peralatan pertambangan;
peralatan pertambangan yang menjadi 5. melaksanakan penyelidikan,
tugasnya; pemeriksaan, dan pengujian sarana,
2. merencanakan dan menekankan prasarana, instalasi, dan peralatan
dilaksanakannya jadwal pemeliharaan pertambangan sebelum digunakan,
yang telah direncanakan serta semua setelah dipasang kembali, dan/atau
perbaikan sarana, prasarana, instalasi, diperbaiki; dan
dan peralatan pertambangan yang 6. membuat dan menandatangani laporan
dipergunakan. dari penyelidikan, pemeriksaan, dan
3. mengawasi dan memeriksa semua sarana, pengujian sarana, prasarana, instalasi,
prasarana, instalasi, dan peralatan dan peralatan pertambangan;
pertambangan dalam ruang lingkup yang
menjadi tanggung jawabnya;
Lampiran I – Hal 23 – 3 - a 57
Be GeMS
KepMen No 1827 Th 2018
a. Persyaratan PJO

Penunjukan PJO oleh direksi Perusahaan Jasa Pertambangan didasarkan pada beberapa syarat
yang meliputi:

1. Persyaratan Administratif yang terdiri atas:


a. pekerja perusahaan jasa pertambangan;
b. riwayat hidup calon PJO;
c. memiliki jabatan tertinggi dibuktikan dalam struktur organisasi perusahaan jasa
pertambangan (di site) yang ditandatangani oleh Direksi dengan cap basah;
d. surat pernyataan dukungan dari Direksi Perusahaan jasa pertambangan;
e. surat pernyataan komitmen calon PJO;
f. bagi warga negara asing yang sudah disahkan sebagai PJO maka dilanjutkan dengan lulus
Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia dengan predikat paling kurang madya dalam jangka
waktu 6 (enam) bulan. KTT dapat membatalkan kembali pengesahan tersebut apabila
PJO tersebut belum lulus Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia dalam jangka waktu yang
telah ditetapkan; dan
g. syarat lain yang ditentukan oleh KTT.
Lampiran I – Hal 24 – 4 – a -581
Be GeMS
KepMen No 1827 Th 2018
2. Persyaratan Teknis yang terdiri atas:
a. memahami aspek pengelolaan usaha jasa pertambangan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. memahami aspek teknis pertambangan, konservasi, keselamatan
pertambangan, dan perlindungan lingkungan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
c. memahami kewajiban dan sanksi usaha jasa pertambangan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
d. jenjang sertifikat kompetensi pengawas operasional atau sertifikat
kualifikasi yang diakui oleh KaIT yang ditentukan berdasarkan
pertimbangan teknis oleh KTT

Lampiran I – Hal 24 – 4 – a -592


Be GeMS
KepMen No 1827 Th 2018
b. Tata Cara Permohonan Tata cara pengajuan permohonan pengesahan oleh
Direksi perusahaan jasa pertambangan kepada KTT sesuai dengan diagram
alir sebagai berikut.

60
Be GeMS
KepMen No 1827 Th 2018
D. KETENTUAN UMUM
1.Sarana dan Prasarana
a. sarana dan prasarana pertambangan antara lain stockpile,
fasilitas penampungan air tambang, fasilitas penampungan
sisa hasil pengolahan dan/atau pemurnian, bangunan
perkantoran, perumahan karyawan, perbengkelan, fasilitas
pengolahan dan/atau pemurnian, fasilitas penyimpanan
sementara limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), fasilitas
penyimpanan bahan bakar cair, pembangkit tenaga listrik,
fasilitas penyimpanan material B3, pelabuhan, fasilitas
penyimpanan, fasilitas peribadatan, fasilitas pembibitan,
fasilitas pengangkutan, dan sejenisnya.
61
Be GeMS
KepMen No 1827 Th 2018
5) Hidrologi dan Hidrogeologi
a) kajian hidrologi dan hidrogeologi paling kurang terdiri atas:
i. penyelidikan hidrologi meliputi jenis dan lokasi sumber air,
pengukuran debit, dan arah aliran air permukaan;
ii. penyelidikan hidrogeologi meliputi jenis dan jumlah akuifer,
karakteristik hidrolik akuifer, arah aliran air tanah, pengukuran
tinggi muka air tanah, dan pengukuran debit mata air dan/atau
seepage;
iii. inventarisasi data curah hujan sekurangkurangnya seumur
tambang atau 10 (sepuluh) tahun untuk umur tambang yang
kurang dari 10 (sepuluh) tahun;
iv. pengukuran luas wilayah tangkapan hujan (catchment area);
v. pengolahan data hasil penyelidikan lapangan, peta hidrologi dan
hidrogeologi serta hasil studi hidrologi dan hidrogeologi; dan
vi. rekomendasi teknis pengelolaan air tambang.
62
Be GeMS
KepMen No 1827 Th 2018

6) Kajian Air Asam Tambang


a) kajian air asam tambang paling kurang terdiri atas studi geokimia
batuan sebagai material berpotensi asam/Potentially Acid Forming
(PAF) dan material yang tidak berpotensi asam/Non Acid Forming
(NAF);
b) kajian air asam tambang meliputi permodelan sebaran material PAF
dan NAF serta volume tiap material dan metode penanganan
material PAF dan NAF;
c) studi geokimia batuan dimulai sejak kegiatan eksplorasi;
d) pengambilan sampel untuk studi geokimia batuan dilakukan melalui
pengeboran eksplorasi dan/atau geoteknik;

63
KepMen No 1827 Th 2018
LAMPIRAN III
PEDOMAN PELAKSANAAN KESELAMATAN PERTAMBANGAN DAN
KESELAMATAN PENGOLAHAN DAN/ATAU PEMURNIAN MINERBA

Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan dan Pengolahan


dan/atau Pemurnian Mineral dan Batubara meliputi:

1. Keselamatan Kerja Pertambangan dan Pengolahan dan/atau Pemurnian


mencakup:

a. Manajemen Risiko
Manajemen risiko merupakan suatu aktivitas dalam mengelola risiko yang
ada, terdiri atas:
1. komunikasi dan konsultasi,
2. penetapan konteks,
3. identifikasi bahaya,
4. penilaian dan pengendalian risiko, dan
5. pemantauan dan peninjauan.

Lampiran III – Hal 145 – A – 1 – 64


a
Be GeMS
KepMen No 1827 Th 2018
b. Program Keselamatan Kerja
Program keselamatan kerja dibuat dan dilaksanakan untuk mencegah kecelakaan,
kejadian berbahaya, kebakaran, dan kejadian lain yang berbahaya serta
menciptakan budaya keselamatan kerja.

Kecelakaan tambang memenuhi 5 (lima) unsur, terdiri atas:


1. benar-benar terjadi, yaitu tidak diinginkan, tidak direncanakan, dan tanpa
unsur kesengajaan;
2. mengakibatkan cidera pekerja tambang atau orang yang diberi izin oleh kepala
teknik tambang (KTT) atau penanggungjawab teknik dan lingkungan (PTL);
3. akibat kegiatan usaha pertambangan atau pengolahan dan/atau pemurnian
atau akibat kegiatan penunjang lainnya;
4. terjadi pada jam kerja pekerja tambang yang mendapat cidera atau setiap saat
orang yang diberi izin; dan
5. terjadi di dalam wilayah kegiatan usaha pertambangan atau wilayah proyek.

65
Be GeMS
KepMen No 1827 Th 2018

Cidera akibat kecelakaan tambang dicatat dalam buku daftar kecelakaan tambang dan
digolongkan dalam kategori sebagai berikut:

1. Cidera Ringan
Cidera akibat kecelakaan tambang yang menyebabkan pekerja tambang tidak mampu
melakukan tugas semula lebih dari 1 (satu) hari dan kurang dari 3 (tiga) minggu,
termasuk hari minggu dan hari libur.

2. Cidera Berat
a. cidera akibat kecelakaan tambang yang menyebabkan pekerja tambang tidak
mampu melakukan tugas semula selama sama dengan atau lebih dari 3 (tiga)
minggu termasuk hari minggu dan hari libur;
b. cidera akibat kecelakaan tambang yang menyebabkan pekerja tambang cacat
tetap (invalid); dan

66
Be GeMS
KepMen No 1827 Th 2018
c. cidera akibat kecelakaan tambang tidak tergantung dari lamanya pekerja
tambang tidak mampu melakukan tugas semula, tetapi mengalami seperti
salah satu di bawah ini:
1. keretakan tengkorak, tulang punggung, pinggul, lengan bawah sampai
ruas jari, lengan atas, paha sampai ruas jari kaki, dan lepasnya
tengkorak bagian wajah;
2. pendarahan di dalam atau pingsan disebabkan kekurangan oksigen;
3. luka berat atau luka terbuka/terkoyak yang dapat mengakibatkan
ketidakmampuan tetap; atau
4. persendian yang lepas dimana sebelumnya tidak pernah terjadi.

3. Mati
Kecelakaan tambang yang mengakibatkan pekerja tambang mati akibat
kecelakaan tersebut.

67
Be GeMS
KepMen No 1827 Th 2018
c. Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan kerja
Pendidikan dan pelatihan diberikan kepada pekerja baru, pekerja tambang
untuk tugas baru, pelatihan untuk menghadapi bahaya dan pelatihan
penyegaran tahunan atau pendidikan dan pelatihan lainnya. Pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan disesuaikan dengan kegiatan, jenis, dan risiko
pekerjaan pada kegiatan usaha pertambangan atau pengolahan dan/atau
pemurnian dan mengacu kepada standar kompetensi yang berlaku atau
kualifikasi yang ditetapkan oleh Kepala Inspektur Tambang (KaIT).

d. Kampanye
Kampanye keselamatan kerja direncanakan dan dilaksanakan sesuai
dengan kebutuhan dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

68
Be GeMS
KepMen No 1827 Th 2018
e. Administrasi Keselamatan Kerja
1. Buku Tambang
2. Buku Daftar Kecelakaan Tambang
3. Pelaporan Keselamatan Kerja
4. Rencana Kerja, Anggaran dan Biaya Keselamatan Kerja
5. Prosedur dan/atau Instruksi Kerja
6. Dokumen dan Laporan Pemenuhan Kompetensi; dan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan serta persyaratan lainnya.

f. Manajemen Keadaan Darurat mencakup:


1. Identifikasi dan Penilaian Potensi Keadaan Darurat
2. Pencegahan Keadaan Darurat
3. Kesiapsiagaan Keadaan Darurat
4. Respon Keadaan Darurat
5. Pemulihan Keadaan Darurat

69
Be GeMS
KepMen No 1827 Th 2018

g. Inspeksi Keselamatan Kerja


Inspeksi keselamatan kerja dilakukan di setiap area kerja dan kegiatan meliputi:
1. perencanaan inspeksi;
2. persiapan inspeksi;
3. pelaksanaan inspeksi;
4. rekomendasi dan tindak lanjut hasil inspeksi;
5. evaluasi inspeksi; dan
6. laporan dan penyebarluasan hasil inspeksi.

h. Penyelidikan Kecelakaan dan Kejadian Berbahaya


Kecelakaan dan kejadian berbahaya dilakukan penyelidikan oleh KTT, PTL, atau
Inspektur Tambang berdasarkan pertimbangan KaIT/Kepala Dinas atas nama KaIT.
KTT/PTL segera melakukan Penyelidikan terhadap semua kecelakaan dan kejadian
berbahaya dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24 jam.

70
Be GeMS
KepMen No 1827 Th 2018

2. Kesehatan Kerja Pertambangan dan Pengolahan dan/atau


Pemurnian mencakup:

a. Program Kesehatan Kerja


Program kesehatan kerja dibuat dan dilaksanakan untuk
mencegah kejadian akibat penyakit tenaga kerja dan penyakit
akibat kerja serta menciptakan budaya sehat di tempat kerja.

Program kesehatan kerja dibuat dan dilaksanakan melalui


pendekatan 4 (empat) pilar yaitu promotif, preventif, kuratif,
dan rehabilitatif.

71
Be GeMS
KepMen No 1827 Th 2018
Dalam menerapkan program kesehatan kerja paling kurang dilaksanakan:

1) Pemeriksaan Kesehatan Kerja Pemeriksaan kesehatan kerja mencakup:


a) pemeriksaan kesehatan awal, dilakukan pada pekerja baru sebelum pekerja
tersebut diterima untuk melakukan pekerjaan atau dipindahkan ke pekerjaan
baru apabila dibutuhkan;
b) pemeriksaan kesehatan berkala, dilakukan paling kurang 1 (satu) tahun sekali
dan untuk pekerja tambang bawah tanah dilakukan paling kurang 2 (dua) kali
setahun;
c) pemeriksaan kesehatan khusus, dilakukan untuk mengetahui adanya
pengaruh dari pekerjaan tertentu terhadap pekerja tambang atau golongan
pekerja tambang tertentu, disesuaikan dengan pajanan risiko pekerjaannya;
dan
d) pemeriksaan kesehatan akhir, dilakukan sebelum seorang pekerja tambang
mengakhiri masa kerjanya.
72
Be GeMS
KepMen No 1827 Th 2018

3) Pertolongan Pertama pada Kecelakaan


Pertolongan pertama pada kecelakaan dilakukan dengan
menyediakan petugas, fasilitas, dan peralatan serta mengadakan
pelatihan untuk pertolongan pertama pada kecelakaan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

73
Be GeMS
KepMen No 1827 Th 2018

4) Pengelolaan Kelelahan Kerja (fatigue)


Pengelolaan kelelahan kerja (fatigue) meliputi:
a) melakukan identifikasi, evaluasi, dan pengendalian faktor yang dapat
menimbulkan kelelahan pekerja tambang;
b) memberikan pelatihan dan sosialisasi kepada semua pekerja
tambang tentang pengetahuan pengelolaan dan pencegahan
kelelahan khususnya bagi pekerja dengan waktu kerja bergilir
(shift);
c) mengatur pola gilir kerja (shift) pekerja tambang; dan
d) melakukan penilaian dan pengelolaan tingkat kelelahan pada pekerja
tambang sebelum awal gilir kerja (shift) dan saat pekerjaan
berlangsung.

74
Be GeMS
KepMen No 1827 Th 2018
3. Lingkungan Kerja
Pengelolaan lingkungan kerja dilakukan dengan cara antisipasi, pengenalan, pengukuran
dan penilaian, evaluasi, serta pencegahan dan pengendalian bahaya dan risiko di
lingkungan kerja.

Pengelolaan lingkungan kerja paling kurang mencakup:


a. pengelolaan debu; f. pengelolaan iklim kerja;
b. pengelolaan kebisingan; g. pengelolaan radiasi;
c. pengelolaan getaran; h. pengelolaan faktor kimia;
d. pengelolaan pencahayaan; i. pengelolaan faktor biologi; dan
e. pengelolaan kuantitas dan kualitas udara kerja; j. pengelolaan kebersihan lingkungan kerja.
Pengelolaan Lingkungan Kerja juga meliputi manajemen risiko, pendidikan dan
pelatihan, administrasi, manajemen keadaan darurat, inspeksi, dan kampanye
pengelolaan lingkungan kerja yang pedoman pelaksanaannya menyesuaikan dengan
pedoman pengelolaan keselamatan kerja.
75
Be GeMS

76
KepDirJen No 185 Th 2019 Be GeMS

Hal : 365 – 366 77


Be GeMS
KESIMPULAN

 Pelaksanaan pengawasan operasional di tambang diatur


dalam perundang-undangan agar dapat mewujudkan
harapan perusahaan “Tidak ada kecelakaan”.

 Pengawas operasional harus memiliki pengetahuan


tentang dasar-dasar K3 pertambangan untuk mewujudkan
harapan perusahaan “Tidak ada kecelakaan”.

78
Be GeMS

TERIMA KASIH

79

Anda mungkin juga menyukai