Anda di halaman 1dari 87

DASAR PENGELOLAAN KESELAMATAN PERTAMBANGAN

PERATURAN PERUNDANGAN
KESELAMATAN PERTAMBANGAN

Instansi Pengawas Lain


(Irjen - BPKP – BPK-KPK )

PEMERINTAH PERUSAHAAN
• Kepala Inspektur Tambang • Kepala Teknik Tambang
(KAIT) • Organisasi dan Personil K3
• Inspektur Tambang (IT) • Program K3
• Buku Tambang • Anggaran & Biaya
• Dokumen & Laporan K3
DASAR HUKUM KESELAMATAN PERTAMBANGAN

 UU NOMOR 1 TH 1970 (Menimbang, Ps.2 & 3)

 UU NOMOR 13 TH 2003 (Pasal 86 & 87)

 UU Nomor 4 TH 2009, Pertambangan Minerba

 PP NOMOR 19 TH 1973 (Pasal 1, 2, & 3)

 PP NOMOR 55 TH 2010 (16, 26, 27, 36, 37)


DASAR HUKUM KESELAMATAN PERTAMBANGAN

 KEPMEN NOMOR 555.K/26/M.PE/1995


 PerKap No.2 Th 2008 Pengawasan, Pengendalian, dan
Pengamanan Handak Komersil

 PERMEN NOMOR 38 TAHUN 2014


Penerapan SMKP
bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas
keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup
dan meningkatkan produksi serta produktivitas Nasional;

bahwa setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu terjamin
pula keselamatannya;

bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman
dan effisien;

bahwa pembinaan norma-norma itu perlu diwujudkan dalam Undang-


undang yang memuat ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan
kerja yang sesuai dengan perkembangan masyarakat, industrialisasi,
teknik dan teknologi.
1. Keselamatan Kerja dalam segala tempat kerja (darat, dalam
tanah, dalam air maupun udara) di dalam wilayah hukum RI

2. (e) tempat dilakukan usaha pertambangan & pengolahan


emas, perak, logam atau bijih logam lainnya , batu-batuan,
gas, minyak atau mineral lainnya, baik dipermukaan atau di
dalam bumi, maupun di dasar perairan.
 Mencegah dan mengurangi kecelakaan, bahaya peledakan,
dan memadamkan kebakaran
 Kesempatan penyelamatan pada waktu kebakaran atau
kejadian berbahaya yang lainnya.
 Memberi pertolongan pada kecelakaan
 Mencegah dan mengendalikan
penyakit akibat kerja. DLL
1. Pemeriksaan Kesehatan mental dan pisik pekerja yg akan
diterima/dipindah tugaskan
2. Secara berkala pada Dokter yg ditunjuk Pengusaha
3. Pengujian kesehatan ditetapkan dengan peraturan
perundangan

medic
Pengurus Wajib Menunjukan & Menjelaskan:
• Kondisi dan bahaya dalam tempat kerja
• Pengaman & alat pelindung dalam tempat kerja
• APD bagi pekerja itu sendiri
• Cara-cara & sikap aman dalam bekerja
 Memberi Keterangan yg benar

 Memakai & Mentaati Semua Syarat K3

 Memenuhi & Mentaati Semua Syarat K3

 Meminta Pengurus agar Semua Syarat K3

Dilaksanakan
 Menyatakan Keberatan Kerja apabila;

Syarat K3 & APD diragukan,


kecuali Hal Khusus Oleh Pengawas, &
Dapat dipertanggung jawabkan
 Mentaati semua petunjuk keselamatan kerja

 Memakai APD yang diwajibkan


Menempatkan : Syarat Keselamatan yg diwajibkan oleh
UU No.1 th 1970 serta Peraturan
Pelaksanaan yang Berlaku, pada Tempat
yang Strategis

Memasang : Gambar K2 dan bahan pembinaan,


pada Tempat yang Strategis

Menyediakan : Cuma-Cuma, APD bagi karyawan &


Tamu disertai petunjuk yg diperlukan
Pertambangan penting bagi ekonomi nasional & pertahanan
negara. Pengaturan lebih lanjut pengawasan K2 bidang
pertambangan sebagaimana dlm Psl 16 UU No.: 44 Prp. Th 1960 &
Psl 29 UU No.: 11 Th 1967 perlu;

UU No.: 1 Th 1970 mengatur K2 secara umum termasuk bidang


pertambangan yg menjadi tugas dan tanggung jawab
Menakertransko

Usaha pertambangan terus menerus, butuh peralatan khusus,


bahaya & kecelakaan begitu besar dan khas serta perlu
pengawasan K2 yg lebih effisien dan effektif

Dep. Peretambangan punya Personil & Peralatan Khusus untuk


Pengawasan K2 Pertambangan
Pasal 1:
Pengaturan K2 Pertambangan dalam UU No. 44 Prp. Th 1960, UU No. 11 Th
1967, dan PP No.32 Th 1969 dgn ditetapkan UU No. 1 Th 1970 dilakukan Oleh
Menteri Pertambangan

Pasal 2 :
Pengawasan K2 bidang Pertambangan oleh Menteri Pertambangan berpedoman
pada UU.No.1 Tahun 1970 & Peraturan Pelaksanaannya

Pasal 3:
Menteri Pertambangan mengangkat Pejabat Pengawas K2 kerjasama dengan
Pejabat K2 Depnakertransko
Pasal 4:
Menteri Pertambangan secara berkala melaporkan pelaksanaan
Pengawasan dimaksud Pasal 1, 2, & 3 kepada Menakertransko

Pasal 5 :
PP 19 Th 1973 tidak berlaku utk Ketel Uap sebagaimana dimaksud
Stoom Ordonantie 1930 ( Sblt. 1930 Nomor 225).
Pengaturan K3 dan Keselamatan Operasi :
1. Pasal 96 Kewajiban Pemegang IUP & IUPK
2. Pasal 139 Pembinaan
3. Pasal 140 Pengawasan
4. Pasal 141 Obyek Pengawasan
 UU No.4 Th 2009 Pasal 96
 PP 55 Th 2010 Pasal 16
KETENTUAN K3
PERTAMBANGAN
Pengelolaan dan
Pemantauan
KES. OPERASI Lingkungan
PERTAMBANGAN Pertambangan,
Reklamasi dan
Pasca tambang

KONSERVASI SD PENGELOLAAN
MINERBA SISA TAMBANG
 UU No.4 Th 2009 Pasal 139, 140
 PP 55 Th 2010 Pasal 2, 3

PEMPROV MENTERI PEMPROV

PEMKAB/KOTA IUP/IPR/IUPK

 Pemberian Pedoman & Standar


 bimbingan, supervisi, dan konsultasi
 pendidikan dan pelatihan
 Perencanaan, Penelitian, Pengembangan
Pemantauan, & Evaluasi
 UU No.4 TH 2009 Pasal 141
 PP 55 TH 2010 Pasal 16, 17

INSPEKTUR
TAMBANG
1. Pasal 3 Pembinaan Penyelenggaraan PUP
2. Pasal 12 Pembinaan Atas Pelaksanaan KUP
3. Pasal 16 Pengawasan Atas Pelaksanaan KUP
4. Pasal 26 Pengawasan K3
5. Pasal 27 Pengawasan Keselamatan Operasi
6. Pasal 36 Pelaksanaan Pengawasan
ASPEK K3 PERTAMBANGAN KO PERTAMBANGAN

Sasaran Menghindari Kecelakaan dan Terciptanya kegiatan operasi


Penyakit Akibat Kerja pertambangan yang aman dan
selamat.

Ruang Lingkup a. Keselamatan Kerja a. Kelayakan sarana, prasarana


b. Kesehatan Kerja instalasi dan peralatan
pertambangan;
c. Lingkungan Kerja
b. Pengamanan Instalasi
d. Sistem Manajemen K3 c. Sistem & Pelaksanaan
Pemeliharaan Peralatan;
(Pasal 26 PP 55 Th 2010) d. Kompetensi tenaga teknik;
e. Evaluasi laporan hasil Kajian
Teknis;
(Pasal 27 PP 55 Th 2010)
P1

KESELAMATAN KESEHATAN LINGKUNGAN MANAJEMEN


KERJA KERJA KERJA K3

• Manajemen • Ergonomic • Debu • Kebijakan


Risiko • Higienis & • Kebisingan • Struktur
• Manajemen Sanitasi
Keadaan • Getaran • Program
darurat • Program • Pencahayaan • Penerapan
• Administrasi • Pengelolaan • Udara • Evaluasi
• Program • Ventilasi • Tindaklanjut
Mkn, Mnum,
• Diklat • Faktor Kimia
• Inspeksi & Gizi
• Radiasi
• Penyelidikan • Diagnosis
• Faktor Biologi
Penyakit • Kebersihan
Slide 22

P1 PAY-JOBORNEO; 24/05/16
• Sistem ventilasi • Kapal Keruk/Isap
• Sistem Penyanggaan • Alat Angkat Angkut
• Kesetabilan Lereng • Penimbunan BBC
• Tinggi Jenjang • Bejana Bertekanan
• Gudang Bahan Peledak • Instalasi
• Alat Angkut Orang, Barang, • Pressure Safety Valve
dan Material; Lori Gantung,
• Peralatan Listrik
Derek
• Sarana & Prasarana
1. Penilaian kompetensi calon KTT
2. Pengujian kompetensi Juru Ledak
3. Pengujian Kompetensi Juru Ukur
4. Pengujian Kompetensi PO (POP; POM; POU)
5. Pengujian Kompetensi Juru Las
6. Pengujian Kompetensi Operator alat angkat
angkut
7. Pengujian Kompetensi Pengelola Keselamatan
 Evaluasi terhadap Laporan Berkala dan/atau

sewaktu-waktu
 Pemeriksaan berkala atau sewaktu-waktu

 Penilaian keberhasilan Pelaksanaan Program

& Kegiatan
 Pengaturan K3 Dan Keselamatan Operasi

 INSPEKSI, PENYELIDIKAN DAN PENGUJIAN


 Memasuki tempat kegiatan usaha pertambangan setiap saat
 Menghentikan sementara waktu sebagian atau seluruh kegiatan
pertambangan
 Mengusulkan penghentian sementar menjadi Penghentian Tetap
kepada KAIT
PASAL 1 AYAT (6)
“KTT adalah seseorang yang memimpin dan bertanggung jawab atas
terlaksananya serta ditaatinya peraturan perundang-undangan K3 pada
suatu kegiatan usaha pertambangan di wilayah yg menjadi tanggung
jawabnya.”

PASAL 4 AYAT (7)


“Pengusaha harus menghentikan pekerjaan usaha pertambangan apabila
KTT atau petugas yang ditunjuk tidak berada pada pekerjaan usaha
tersebut.”
PASAL 5 AYAT (1)
“Kegiatan eksplorasi atau eksploitasi baru dapat dimulai setelah
pemegang Kuasa Pertambangan memiliki KTT”

PASAL 5 AYAT (2)


“Pengusaha wajib menunjuk KTT dan mendapat pengesahan
Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang.”
• Memberitahukan ke KAIT sebelum Kegiatan Usaha Pertambangan, dimulai
• Menyediakan segala peralatan perlengkapan, APD, fasilitas, dan biaya
untuk peraturan ini
• Menyediakan Cuma-Cuma APD yg sesuai bagi karyawan & orang yang
memasuki tempat kerja
• Menyediakan Akomodasi yg patut untuk PIT selama tugas
• Membantu sepenuhnya kepada PIT yang dalam tugas
PASAL 11 : PENGAWAS OPERASIONAL
 KTT dibantu oleh petugas yg bertanggung jawab
 KTT dapat menunjuk/mengangkat petugas tersebut apabila
pengusaha belum mengangkat
 Petugas tersebut adalah Pengawas operasional & Teknis
bertanggung jawab ke KTT

PASAL 12 : KEWAJIBAN PENGAWAS OPERASIONAL

PASAL 13 : KEWAJIBAN PENGAWAS TEKNIS


EXTERNAL & INTERNAL AUDIT KOMITE K3

KEPALA TEKNIK TAMBANG

Pengawas Pengawas
Teknis Operasional

PROGRAM K3 MANAGER K3

NO YES
ZERO ACCIDENT
 Bertanggung jawab atas keselamatan pekerja
 Melaksanakan Inspeksi
 Bertanggung jawab atas Keselamatan, Kesehatan
dan Kesejahteraan semua orang yg ditugaskan
kepadanya
 Membuat dan menandatangani laporan
 Bertanggungjawab untuk keselamatan peralatan
 Mengawasi dan memeriksa permesinan dan
perlistrikan
 Merencanakan dan menjamin dilaksanakannya
pemeliharaan peralatan
 Melaksanakan pengujian
 Membuat laporan
• Pekerjaan/Kegiatan dibagi atas bagian-bagian
• Ada orang yg bertanggung jawab pada tiap bagian
• Pengawasan & Pemeriksaan efektif

PASAL 16 :
KTT menetapkan bentuk dan waktu laporan permesinan ,
kelistrikan, & peralatan
Standar Perusahaan
• Ada pada setiap tambang yang ada KTT
• Disyahkan oleh IT
• Diberi nomor
• Media intraksi IT dan KTT
• Disimpan di kantor KTT
• Duplikatnya di Kantor KAIT
1 2 3 4
Tanggal Nomor Perintah, larangan Catatan mengenai Pndaftaran-pendaftaran yang
Pendaftaran dan dan petunjuk pelaksanaan dari hal- ditentukan dalam peraturan
Peraturan serta pemberitahuan hal seperti yang Perundangan Keselamatan dan
Perundang- PIT diperintahkan dalam Kesehatan Kerja serta Lingkungan
undangan lajur 2 Hidup Pertambangan
Pasal Ayat Pasal Ayat
• Mengumpulkan data, menganalisis Kec.
• Mengumpulkan data daerah yg berbahaya
• Memberikan penerangan/Petunjuk K3
• Membentuk dan melatih Tim Rescue
• Menyusun statistik
• Mengevaluasi K3
• Melakukan pemeriksaan secara bersama-sama
• Mengatur inspeksi terpadu
• Melakukan pertemuan
 Sehat Jasmani & Rohani, dan Sesuai sifat pekerjaan

 Pekerja Wanita tdk boleh di Underground

 Tdk ditugaskan sendirian pd tempat terpencil/ada bahaya tak terduga


kecuali tersedia alat komunikasi langsung dgn pekerja lain yg dekat
 Dalam kondisi Sakit/tdk mampu kerja secara normal, tdk boleh
dipekerjakan
 Dapat dikenakan sanksi
 KTT wajib mengadakan diklat :
 Pekerja Baru,
 Pekerja Tugas Baru,
 Penyegaran, dan
 Diklat lain yg ditetapkan KAPIT
 Diklat diselenggarakan Sendiri atau Kerja Sama dgn Instansi
Pemerintah atau Badan Resmi lainnya.
 Setiap Program Diklat Tsb hrs mendapat
persetujuan dari KAPIT
Hak :
 Pemeriksaan Kesehatan berkala (27)
 Diklat (28-30)
 Keberatan bekerja apabila tidak aman (32)

Kewajiban :
 Mematuhi peraturan K3 & kerja sesuai SOP
 Melaporkan penyimpangan pekerjaan/timbul bahaya
kepada Pengawas
 Memakai dan merawat APD
 Memberikan keterangan yg benar Kepada PIT (32-6) dan
(UU No. 1 th 1970)
 Memperhatikan dan menjaga K2 dirinya serta
orang lain
 Melaporkan apabila ada kondisi berbahaya
yang tidak bisa diatasinya
 Melaporkan kecelakaan/cidera
JAM KERJA : 06.00 – 18.00

CHECK POINT
05.30
05.40

KEPMEN 555.K, PASAL 39 :


1. √
2. √
3. √
4. X
5.
JAM KERJA : 06.00 – 18.00

CHECK POINT
05.30
05.40

KEPMEN 555.K, PASAL 39 :


1. √ 1. √
2. √ 2. √
3. √ 3. √
4. √ 4. √
5. X 5. √
1. Kecelakaan Tambang harus diselidiki oleh Kepala Teknik Tambang
atau orang yang ditunjuk dalam waktu tidak lebih dari 2 X 24 jam
dan hasil penyelidikan tersebut dicatat dalam buku daftar
kecelakaan

2. Kecelakaan Tambang harus dicatat dalam formulir dan dikirim


Kepada Kepala Inspeksi Tambang
1. Kejadian berbahaya yang dapat membahayakan jiwa atau
terhalangnya produksi harus diberitahukan dengan segera oleh
Kepala Teknik Tambang kepada Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang

2. Kepala Teknik Tambang segera


melakukan tindakan pengamanan
terhadap kejadian berbahaya
seperti dimaksud dalam ayat (1)
• Kecelakaan bersifat ringan dilaporkan Bagian Keselamatan
Kerja untuk di daftar di dalam BUKU KUNING (Ii dan Iii) yaitu
BUKU KECELAKAAN, yang nantinya juga di laporkan kepada
KAPIT oleh KTT

• Kecelakaan bersifat BERAT, MATI, KEJADIAN BERBAHAYA


dalam secepatnya /sesegera mungkin dilaporkan kepada
KAPIT oleh KTT.
A. BERDASARKAN FR (KEKERAPAN KECELAKAAN)

Adalah jumlah korban kecelakaan dibagi


jumlah jam kerja kumulatif x 1.000.000, Atau :

Jumlah Korban Kecelakaan


FR = x 1.000.000
Jumlah Jam Kerja Kumulatif
B. BERDASARKAN SR (KEPARAHAN)

Adalah jumlah hari yang hilang dibagi


jumlah jam kerja kumulatif x 1.000.000, Atau :

Jumlah Hari Kerja Hilang


SR = x 1.000.000
Jumlah Jam Kerja Kumulatif

Statistik kecelakaan harus dikirimkan KTT ke KAPIT paling lambat 1 bulan


setelah tahun kalender
 Ruang ganti pakaian dan tempat membersihkan badan (48)
 Penyediaan Air untuk membersihkan badan, Air minum cuma-
cuma dlm jumlah cukup selama jam kerja, Kebersihan Air minum
dan tempatnya (49)
 Jamban yg sesuai syarat kesehatan (50)
 Minum minuman beralkohol/memabukan selama bekerja dilarang
dan pekerja dibawah pengaruh alkohol dilarang kerja (51)
 Bekerja pada tempat tinggi > 2,5 m
dari lantai hrs dilindungi dari
kemungkinan terjatuh.

 Jangkar untuk menggantung pelana


pengaman, atau lantai gantung, atau
gondola harus kuat
 Lebar lebih dari 1 meter
 lebih 1,5 meter di atas lantai
 Pagar/sandaran
 Bingkai pengaman
 jalan angkut terpisah dari jalan pekerja
 pada jalan masuk bertangga pada lantai atau
jembatan kerja harus dilengkapi pagar pegangan
tangan dan bingkai lantai standar, atau pintu yang
membuka keatas.

 Jalan bertangga dgn 4 atau lebih anak tangga


harus dilengkapi pegangan tangan dan bingkai
lantai standar.

 Jalan masuk ke lantai yang menjorok atau lantai


gantung yang tingginya lebih dr 1,2 meter hrs
dilindungi dengan rantai palang, palang atau
pintu, dan dipasang papan peringatan.
 Sesuai standar keselamatan
 Jalan sementara ke tempat kerja
 Tidak untuk lantai kerja
 Tidak digunakan horizontal
 Tidak untuk tempat berjalan
 Tidak untuk panggung gantung
 Tempat yang tidak mendapat cukup cahaya matahari

 Lampu terbuka dilarang pada tempat yang terdapat bahan


mudah menyala atau terbakar, atau dapat tersentuh oleh
pekerja atau peralatan.

 Lampu Darurat harus tersedia pada:


Ruang Permesinan; Tempat Pemuatan; Mulut Lubang;
Tempat Pembongkaran, dan sebagainya.
 PIT dapat menetapkan tambahan lampu darurat pada setiap
tempat
 Tersedia untuk kebakaran dini dan besar
 Jenis, ukuran & Jumlah dapat memadamkan untuk segala kelas api
 Penempatan strategis-praktis.
 Sesuai dengan kelas api yang mungkin terjadi
 Jumlah memadai, dirawat/dipelihara
 Pemeriksaan & Pengujian, kondisi siap pakai.
 Bersih dan rapih
 Limbah padat atau cair tidak ditimbun dalam jumlah besar
 Sampah/kain bekas mudah terbakar dengan wadah kedap api & tertutup
 Bebas ceceran/bocoran zat cair mudah menyala/terbakar
 Akibat Api rokok
 Akibat Lampu dgn api terbuka
 Akibat Alat yg menimbulkan panas
 Akibat bahan/material panas
 Diberi tanda peringatan
 Daerah yg ditetapkan oleh KTT
 Disimpan dalam wadah tertutup
 Terpisah dari bahan-bahan lainnya
 Bangunan tahan api
 Ventilasi cukup baik
 Alat deteksi kebakaran dini
 Ventilasi cukup
 Dilarang merokok/api terbuka
 Peralatan listrik di luar
 Daerah/ruang rawan kebakaran
 Penyimpanan dalam posisi tegak dan
bebas dari sumber api
 Meter pengukur dan keran pengatur
bebas dari minyak/gemuk
 Pengangkutan, katup ditutup &
tertutup
 Kering, diventilasi, bersih sisa minyak.
 Tutup wadah terbuka.
 Diisi inert gas atau air bila mungkin.
 Deteksi terhadap thd gas mudah menyala
(sebelum & regular sewaktu dikerjakan).
 Bebas rintangan
 Membuka keluar
 Tahan Api
 Tidak terbuka dari luar
 Dengan tanda yang mudah dilihat
 Dioperasikan dan dirawat/dipelihara baik
 Kondisi bersih dan rapih
 Menjamin Keselamatan & Kesehatan
 Tidak Mengganggu/
Mengotori Lingkungan
 Tersedia Gang cukup lebar
 Gang bebas rintangan
 Ada garis demarkasi
 Salah satu sisi Jalan tangga dilengkapi
pegangan tangan
 Wadah/bak terbuka berisi zat cair
Panas/berbahaya harus dibatasi tirai/pagar
pengaman setinggi > 1,5 meter
 Lantai dgn lubang untuk jalan dan teras
tangga, dilengkapi bingkai & pagar setinggi 90
cm.
 Penempatan bahan mudah terbakar, harus aman
 Zat cair mudah menyala maks. 20 liter dalam wadah tahan api.
 Maksimum dlm bengkel hanya 10 buah wadah
 Pemisahan ruangan, thd pekerjaan berpotensi kebakaran/ledakan
 Tersedia jalan menyelamatan diri yang bebas rintangan
 Tersedia alat pemadam api
 Bagian bergerak dari mesin & alat transmisi
 Bagian berputar dari mesin
 Kacamata pengaman thd bunga api, percikan
logam, sinar las, dll
 Isyarat peringatan untuk mesin yg hidup
otomatis
 Sakelar darurat (emergency stop)
 Dilengkapi; cicin pengaman, tutup pengaman,
dan kaca perisai
 Ukuran & bentuk sesuai jenis mesinnya
 Kecepatan putar batu gerinda tidak lebih kecil
dari putaran mesin.
 Kacamata pengaman.
 Pengelasan/Pemotongan di tempat yang
kondisinya dpt timbul ledakan atau kebakaran
harus ada Izin dari KTT atau Org yg ditunjuk

 Izin berlaku pada hari diterbitkan

 Pengawasan intensif
Kecuali, KAPIT menetapkan peraturan lain atau standar lain dari
yg ditentukan peraturan ini semua instalasi Listrik harus
memenuhi ketentuan PUIL dan SNI

Bagan sisteim kelistrikan tegangan tinggi dan rencana


pengembangan lengkap dengan keterangan terinci untuk
setiap usaha pertambangan harus disampaikan ke KAPIT
dan setiap perubahan dan penambahan harus dilaporkan.
Semua pekerjaan listrik harus
diawasi oleh seorang ahli listrik
yang namanya dicatat dalam buku
tambang

Pekerjaan listrik hanya boleh


dilakukan oleh orang yang
mempunyai pengetahuan dan
pengalaman tentang listrik.
 Penimbunan BBC yg terdiri dari satu tangki atau sekumpulan
tangki utk menimbun BBC mudah terbakar dengan kapasitas 5000
s.d. 40.000 liter dan untuk BBC mudah menyala kapasitas 1000
s.d. 10,000 liter tidak perlu mendapat izin

 Lebih dari 40.000 utk BBC mudah terbakar dan lebih dari 10,000
utk BBC mudah menyala harus mendapat izin dari KAPIT

 Tempat penimbunan BBC sebagaimana dimaksud dalam pasal


221 harus memenuhi persyaratan sesuai ketentuan Kepmen ini
• Harus tersedia :
- Tanda larangan
- Lampu penerangan,FE, Penangkal
petir

• Harus ada tanggul pengaman yang


terbuat dari beton atau timbunan
tanah dan tingginya harus dapat
menampung :
- 1 tangki kap.maks + 20 cm
- Kumpulan tangki 1/2 + 20 cm
 Jarak antara tangki sekurang-kurangnya 10 meter
 Pada dinding tangki harus tertulis : Nomor, Kapasitas,
dan jenis BBC
 Pagar pengaman berjarak 5 meter dari tanggul
 Panel listrik dan pompa ditempatkan di luar pagar
pengaman
 Apabila BBC ditimbun dalam drum atau wadah lain yg sejenis
dan mempunyai kapasitas kurang dari 5,000 liter utk BBC mudah
terbakar dan kurang dari 1,000 liter utk BBC mudah menyala
maka lokasi penimbunan harus diberi pagar pengaman di
sekelilingnya dan dilengkap dengan pintu berkunci
 Daerah Tambang yang berbahaya harus
dipagar Apabila BBC ditimbun dalam drum
atau wadah
 Jalan Masuk Tambang harus dirawat
 Lori Gantung (cable way) harus mendapat
izin dari KAPIT
 Perubahan Alat Pemindah Tanah Mekanis
harus dapat izin KAPIT
1. Harus :
- usia minimal 21 th
- dinyatakan sehat fisik dan mental
- memiliki surat keterangan hak mengoperasikan yang dikeluarkan KTT
2. Surat Keterangan Hak dapat diberikan bila telah dinyatakan lulus
ujian megoperasikan alat yg diselenggarakan perusahaan
3. Surat Keterangan Hak hanya berlaku dalam wilayah kerja
pertambangan di tempat keterangan hak mengoperasikan
tersebut diberikan
 Operator wajib melarang setiap orang berada pada alat
pemindah tanah yg sedang bekerja, kecuali untuk pemeriksaan,
pengawasan, pemeliharaan, perbaikan atau atas intruksi pelatih
yang berwenang

 Dilarang seseorang naik atau turun dari alat pemindah tanah yg


sedang beroperasi

Anda mungkin juga menyukai