Anda di halaman 1dari 58

KESEHATAN DAN

KESELAMATAN KERJA
PERTAMBANGAN
WEBINAR, 24 APRIL 2021
Balai Kesehatan dan Keselamatan Kerja Medan
DASAR HUKUM KESELAMATAN PERTAMBANGAN

Undang-undang no. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

Undang-undang no. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara

Peraturan Pemerintah no. 19 Tahun 1973 tentang Pengaturan dan Pengawasan Keselamatan
Kerja di Bidang Pertambangan

Peraturan Pemerintah no. 55 Tahun 2010 tentang Pembinaan dan Pengawasan


Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara

Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI No. 26 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan
Kaidah Pertambangan Yang Baik dan Pengawasan Mineral dan Batubara

Keputusan Menteri KESDM No. 1827K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan kaidah


Teknik Pertambangan yang Baik
Lambang K3
LAMBANG K3 DAN ARTINYA
Arti (Makna) Tanda Palang
Bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK).

Arti (Makna) Roda Gigi


Bekerja dengan kesegaran jasmani dan rohani.

Arti (Makna) Warna Putih


Bersih dan suci.

Arti (Makna) Warna Hijau Selamat, sehat dan sejahtera.

Arti (Makna) 11 (sebelas) Gerigi Roda


Sebelas Bab Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja.
UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1970

❑ bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan
pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas Nasional;

❑ bahwa setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu terjamin pula keselamatannya;

❑ bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman dan effisien;

❑ bahwa pembinaan norma-norma itu perlu diwujudkan dalam Undang-undang yang memuat
ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja yang sesuai dengan perkembangan
masyarakat, industrialisasi, teknik dan teknologi.

4
UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1970
Pasal 8
1. Pengurus diwadjibkan memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik
dari tenaga kerja yang akan diterimanya maupun akan dipindahkan sesuai dengan sifat-sifat
pekerjaan jang diberikan padanya.
2. Pengurus diwajibkan memeriksa semua tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya,
secara berkala pada Dokter jang ditunjuk oleh Pengusaha dan dibenarkan oleh Direktur.
3. Norma-norma mengenai pengujian kesehatan ditetapkan dengan peraturan perundangan.

Pasal 9
Wajib Menunjukan & Menjelaskan:
• Kondisi dan bahaya
• Semua alat-alat pelindung
• APD bagi pekerja itu sendiri
• Cara-cara & sikap aman
UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1970
Pasal 12: Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja
• Memberi Keterangan yg benar
• Memakai APD yang diwajibkan
• Memenuhi dan Mentaati Semua Syarat K3
• Meminta Semua Semua Syarat K3 Dilaksanakan
• Menyatakan Keberatan Kerja apabila syarat-syarat K3 & APD diragukan, kecuali dalam hal-hal
khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas-batas yang masih dapat
dipertanggung-jawabkan.

Pasal 13
Barang siapa akan memasuki sesuatu tempat kerja, diwadjibkan mentaati semua petunjuk
keselamatan kerja dan memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan.
UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1970
Pasal 14 ; Kewajiban Pengurus
a. Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua syarat
keselamatan kerja yang diwadjibkan, sehelai Undang-undang ini dan semua peraturan
pelaksanaannya yang berlaku bagi tempat kerja yang bersangkutan, pada tempat-tempat
yang mudah dilihat dan terbaca dan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli
keselamatan kerja.
b. Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua gambar keselamatan kerja yang
diwadjibkan dan semua bahan pembinaan lainnya pada tempat-tempat yang mudah
dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.
c. Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat perlindungan diri yang diwadjibkan pada
tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain
yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan
menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.
UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2009
Pasal 96
Dalam penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik, pemegang IUP dan IUPK wajib
melaksanakan:
a. K3 Pertambangan
b. KO Pertambangan
c. Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Pertambangan
d. Upaya konservasi sumber daya mineral dan batubara
e. Pengelolaan sisa tambang
PERATURAN PEMERINTAH NO. 55 TAHUN 2010
Pasal 26
1. Pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 16 huruf f terdiri atas:
a. keselamatan kerja;
b. kesehatan kerja;
c. lingkungan kerja; dan
d. Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pelaksanaannya dilakukan oleh
Inspektur Tambang berkoordinasi dengan pengawas ketenagakerjaan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
PERATURAN MENTERI ESDM NO. 26 TAHUN 2018

PELAKSANAAN KAIDAH
PERTAMBANGAN YANG BAIK DAN
PENGAWASAN PERTAMBANGAN
MINERAL DAN BARUBARA
PERATURAN MENTERI ESDM NO. 26 TAHUN 2018

• PELAKSANAAN TATA
• PENGAWASAN
• PELAKSANAAN KELOLA • PENGAWASAN
PENYELENGGARAAN
KAIDAH TEKNIK PENGUSAHAAN TERHADAP KEGIATAN
• KETENTUAN UMUM PENGELOLAAN
PERTAMBANGAN PERTAMBANGAN USAHA
USAHA
YANG BAIK MINERAL DAN PERTAMBANGAN
PERTAMBANGAN
BATUBARA

Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V

• SANKSI • KETENTUAN LAIN- • KETENTUAN • KETENTUAN


ADMINISTRATIF LAIN PERALIHAN PENUTUP

Bab VI Bab VII Bab VIII Bab IX


PERMEN ESDM NO. 26 TAHUN 2018 - STRUKTUR

BAB I : KETENTUAN UMUM


BAB II : PELAKSANAAN KAIDAH TEKNIK PERTAMBANGAN YANG BAIK
a. Bagian Kesatu : Umum
b. Bagian Kedua : Teknis Pertambangan
c. Bagian Ketiga : Pengelolaan Keselamatan Pertambangan dan Keselamatan
Pengolahan dan/atau Pemurnian Mineral dan Batubara
d. Bagian Keempat : Pengelolaan Lingkungan Hidup Pertambangan, Reklamasi,
dan Pasca Tambang, serta Pascaoperasi
e. Bagian Kelima : Konservasi Mineral dan Batubara
f. Bagian Keenam : Pemanfaatan Teknologi, Kemampuan Rekayasa, Rancang
Bangun, Pengembangan, dan Penerapan Teknologi Pertambangan
g. Bagian Ketujuh : Standar Kompetensi Kerja Khusus, Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia, serta Standar Nasional Indonesia
PERMEN ESDM NO. 26 TAHUN 2018 - STRUKTUR

BAB III : PELAKSANAAN TATA KELOLA PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN


BATUBARA
a. Bagian Kesatu : Umum
b. Bagian Kedua : Pemasaran
c. Bagian Ketiga : Keuangan
d. Bagian Keempat : Pengelolaan Data
e. Bagian Kelima : Pengutamaan Pemanfaatan Barang, Jasa, dan Teknologi dlm Negeri
f. Bagian Keenam : Pengembangan Tenaga Kerja Teknis Pertambangan
g. Bagian Ketujuh : Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Setempat serta
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
h. Bagian Kedelapan : Kegiatan lain di Bidang Usaha Pertambangan Menyangkut
Kepentingan Umum
i. Bagian Kesembilan : Pelaksanaan Kegiatan sesuai dengan IUP atau IUPK
j. Bagian Kesepuluh : Jumlah, Jenis, dan Mutu Hasil Usaha Pertambangan
PERMEN ESDM NO. 26 TAHUN 2018 - STRUKTUR

BAB IV : PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN USAHA PERTAMBANGAN


a. Bagian Kesatu : Umum
b. Bagian Kedua : Ruang Lingkup Pengawasan

BAB V : PENGAWASAN TERHADAP KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN


a. Bagian Kesatu : Pengawasan thdp pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan yg baik
b. Bagian Kedua : Pengawasan thdp Pelaksanaan Tata Kelola Pengusahaan Pertambangan

BAB VI : SANKSI ADMINISTRATIF


BAB VII : KETENTUAN LAIN-LAIN
BAB VIII : KETENTUAN PERALIHAN
BAB IX : KETENTUAN PENUTUP
PERATURAN MENTERI ESDM NO. 26 TAHUN 2018

❑ Kepala Teknik Tambang yang selanjutnya disingkat KTT adalah seseorang yang
memiliki posisi tertinggi dalam struktur organisasi lapangan pertambangan yang
memimpin dan bertanggung jawab atas terlaksananya operasional pertambangan
sesuai dengan kaidah teknik pertambangan yang baik.

❑ Kepala Tambang Bawah Tanah yang selanjutnya disingkat KTBT adalah seseorang
yang memiliki posisi tertinggi dalam struktur tambang bawah tanah yang bertugas
memimpin dan bertanggung jawab atas terlaksananya operasional tambang bawah
tanah sesuai dengan kaidah teknik pertambangan yang baik.

❑ Penanggungjawab Teknik dan Lingkungan yang selanjutnya disingkat PTL adalah


seseorang yang memiliki posisi tertinggi dalam struktur organisasi lapangan yang
bertugas memimpin dan bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan
operasional Pengolahan dan/atau Pemurnian sesuai dengan kaidah teknik
Pengolahan dan/atau Pemurnian.
KEWAJIBAN PENERAPAN

Pasal 3 ayat 1 – Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, dan IUPK Operasi Produksi
dalam setiap tahapan kegiatan Usaha Pertambangan wajib melaksanakan Kaidah pertambangan yang baik.
PERATURAN MENTERI ESDM NO. 26 TAHUN 2018

❑ Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik meliputi: (Pasal 3 ayat 3)

Good
Mining
Practices

• Keselamatan Operasi Pertambangan


• Pengelolaan Lingkungan Hidup Pertambangan, Reklamasi, dan Pascatambang,
serta Pascaoperasi
• Pemanfaatan Teknologi, Kemampuan Rekayasa, Rancang Bangun, Pengembangan
dan Penerapan Teknologi Pertambangan
• Kesehatan Kerja Pertambangan
• Konservasi Mineral dan Batubara
• Teknis Pertambangan
KEWAJIBAN PENERAPAN UNTUK IUP OLAH MURNI

Pasal 4 ayat 1 – Pemegang IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian dalam
kegiatan Pengolahan dan/atau Pemurnian wajib melaksanakan Kaidah Pertambangan yang baik.
KEWAJIBAN PENERAPAN UNTUK IUJP

Pasal 5 ayat 1 – Pemegang IUJP wajib


melaksanakan kaidah pertambangan yang baik
sesuai dengan bidang usahanya

Pasal 5 ayat 2 – Kaidah Pertambangan yang baik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Kaidah teknik usaha jasa pertambangan yang baik, dan
b. Tata Kelola Pengusahaan Jasa Pertambangan
PEMIMPIN TERTINGGI DI LAPANGAN

Pemegang IUP Operasi Pemegang IUP Operasi


IUP Eksplorasi, IUP Operasi
Produksi atau IUPK Operasi Produksi khusus untuk
Produksi, IUPK Ekplorasi IUJP
Produksi yang melakukan pengolahan dan/atau
dan IUPK Operasi Produksi
• Kepala Teknik Tambang •penambangan
Kepala Tambangbawah tanah
Bawah pemurnian
• Penanggung Jawab Teknik • Penanggung Jawab
(KTT) Tanah (KTBT) yang dan Lingkungan (PTL) Operasional lapangan
bertanggungjawab kepada
KTT

Mendapat
Pengesahan dari
Mendapat Pengesahan dari Kepala Inspektur Tambang (KaIT) Kepala Teknik
Tambang (KTT)
SMKP MINERAL DAN BATUBARA
PERENCANAAN
KEBIJAKAN
1. Penelaahan Awal
1. Penyusunan Kebijakan
TINJAUAN MANAJEMEN & 2. Manajemen Risiko
PENINGKATAN KINERJA 2. Isi Kebijakan
3. Identifikasi dan Pemenuhan
3. Penetapan Kebijakan Peraturan Perundangan dan
Tinjauan Manajemen
4. Komunikasi Kebijakan Persyaratan Lainnya yang Relevan
5. Tinjauan Kebijakan 4. Tujuan, Sasaran, dan Program
DOKUMENTASI 5. Rencana Kerja dan Anggran
Keselamatan Pertambangan Dalam
1. Manual SMKP RKTTL dan RKAB
2. Pengendalian Dokumen
3. Pengendalian Rekaman
4. Jenis Dokumen dan
Rekaman
ORGANISASI & PERSONIL:
1. Struktur Organisasi, Tanggung Jawab &
Wewenang
2. Kepala Teknik Tambang, Kepala Tambang
IMPLEMENTASI: Bawah Tanah, Kepala Kapal Keruk,
EVALUASI DAN TINDAK 1. Pengelolaan Operasional 3. Penunjukan PJO
LANJUT: 4. Bagian K3 dan KO
2. Pengelolaan Lingkungan Kerja
1. Pemantauan dan Pengukuran 5. Pengawas Operasional dan Teknik
3. Pengelolaan Kesehatan Kerja
Kinerja
4. Pengelolaan Keselamatan Operasi 6. Tenaga Teknik Khusus Pertambangan
2. Inspeksi Keselamatan Pertbg
Pertambangan 7. Komite Keselamatan Pertambangan (KP)
3. Evaluasi Pemenuhan/ Kepatuhan
5. Bahan Peledak dan Peledakan 8. Tim Tanggap Darurat
Peraturan Perundangan
6. Sistem Perancangan (Design) dan 9. Seleksi dan Penempatan Personel
4. Penyelidikan Kecelakaan,
Rekayasa
Kejadian Berbahaya, dan 10. Diklat dan Kompetensi
Penyakit Akibat Kerja 7. Sistem Pembelian
11. Komunikasi Keselamatan Pertambangan
5. Evaluasi Administasi KP 8. Pengelolaan Perusahaan Jasa Pertbgn
12. Administrasi Keselamatan Pertambangan
6. Audit Internal SMKP 9. Pengelolaan Keadaan Darurat
13. Partisipasi, Konsultasi, Motivasi, dan
7. Tindak Lanjut Ketidaksesuaiaan 10. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Kesadaran
11. Keselamatan di Luar Pekerjaan
KEPUTUSAN MENTERI ESDM NO. 1827 TAHUN 2018

KEPMEN NOMOR:
1827.K/30/MEM/2018
PEDOMAN PELAKSANAAN KAIDAH
TEKNIK PERTAMBANGAN YANG BAIK
KEPUTUSAN MENTERI ESDM NO. 1827 TAHUN 2018

Lampiran I Lampiran II Lampiran III Lampiran IV


Pedoman Permohonan, Evaluasi Pedoman Pengelolaan Teknis Pedoman Pelaksanaan Pedoman Penerapan SMKP
Minerba
dan/atau Pengesahan Kepala Pertambangan Keselamatan Pertambangan dan
Teknik Tambang, Penanggung Keselamatan Pengolahan
Jawab Teknik dan Lingkungan, dan/atau Pemurnian Minerba
Kepala Tambang Bawah Tanah,
Pengawas Operasional, Pengawas
Teknis, dan/atau PJO

Lampiran V Lampiran VI Lampiran VII Lampiran VIII


Pedoman Pelaksanaan Pedoman Pelaksanaan Pedoman Pelaksanaan Pedoman Kaidah Teknik Usaha
Pengelolaan Lingkungan Hidup Reklamasi dan Pascatambang Konservasi Mineral dan Batubara Jasa Pertambangan dan
Pertambangan Minerba serta Pascaoperasi pada Evaluasi Kaidah Teknik Usaha
Kegiatan Usaha Pertambangan Jasa Pertambangan
Mineral dan Batubara
LAMPIRAN I

Kepala Teknik
Tambang
• KTT Kelas IV
• KTT Kelas III
• KTT Kelas II
• KTT Kelas I
Kriteria Penanggung Jawab
Teknik Lingkungan
• PTL Kelas III
• PTL Kelas II
• PTL Kelas I

Pedoman Permohonan, Evaluasi, dan/Atau Pengesahan KTT, PTL, KTBT, Pengawas Operasional, Pengawas
Teknis,
dan/atau PJO
PELAKSANAAN K3 PERTAMBANGAN

KESELAMATAN KERJA PERTAMBANGAN

KESEHATAN KERJA PERTAMBANGAN

LINGKUNGAN KERJA PERTAMBANGAN


DEFINISI

❑Keselamatan Pertambangan adalah segala kegiatan yang meliputi


pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan dan keselamatan
operasional pertambangan
❑Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan adalah segala kegiatan yang
menjamin dan melindungi pekerja tambang agar selamat dan sehat melalui upaya pengelolaan
keselamatan kerja, kesehatan kerja, lingkungan kerja, dan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja
❑Keselamatan Operasi Pertambangan adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi operasional tambang yang aman, efisien dan produktif melalui upaya, antara lain
pengelolaan sistem dan pelaksanaan pemeliharaan/perawatan sarana, prasarana, instalasi, dan
peralatan pertambangan, pengamanan instalasi, kelayakan sarana, kompetensi tenaga teknik dan
evaluasi laporan hasil kajian teknis pertambangan
PELAKSANAAN K3 PERTAMBANGAN

KESELAMATAN KERJA PERTAMBANGAN


Managemen
Risiko
Penyelidikan
Program
Kecelakaan
Keselamatan
dan Kejadian
Kerja
Berbahaya

Pendidikan
Inspeksi
dan Pelatihan
Keselamatan
Keselamatan
Kerja
Kerja

Manajemen
Keadaan Kampanye
Darurat
Administrasi
Keselamatan
Kerja
KRITERIA KECELAKAAN TAMBANG

Benar-benar
terjadi

mengakibatkan
terjadi di dalam cidera pekerja
wilayah kegiatan tambang atau
usaha orang yang diberi
pertambangan izin oleh KTT atau
PTL

akibat kegiatan usaha


pertambangan atau
terjadi pada pengolahan dan/atau
saat jam kerja pemurnian atau akibat
kegiatan penunjang
lainnya
KLASIFIKASI CIDERA

RINGAN BERAT MATI

• Cidera akibat kecelakaan tambang yang • cidera akibat kecelakaan tambang yang • Kecelakaan tambang yang mengakibatkan
menyebabkan pekerja tambang tidak mampu menyebabkan pekerja tambang tidak mampu pekerja tambang mati akibat kecelakaan
melakukan tugas semula lebih dari 1 (satu) hari melakukan tugas semula selama sama dengan tersebut
dan kurang dari 3 (tiga) minggu, termasuk hari atau lebih dari 3 (tiga) minggu termasuk hari
minggu dan hari libur. minggu dan hari libur;
• cidera akibat kecelakaan tambang yang
menyebabkan pekerja tambang cacat tetap
(invalid); dan
• cidera akibat kecelakaan tambang tidak
tergantung dari lamanya pekerja tambang tidak
mampu melakukan tugas semula, tetapi
mengalami seperti salah satu di bawah ini:
punggung, pinggul, lengan bawah sampai ruas
jari, lengan atas, paha sampai ruas jari kaki, dan
lepasnya tengkorak bagian, pendarahan di
dalam atau pingsan disebabkan kekurangan
oksigen, luka berat atau luka terbuka/terkoyak
yang dapat mengakibatkan ketidakmampuan
tetap; atau persendian yang lepas dimana
sebelumnya tidak pernah terjadi.
PELAKSANAAN K3 PERTAMBANGAN

KESEHATAN KERJA PERTAMBANGAN


Program
Kesehatan Kerja

Diagnosis dan
Hygiene
Pemeriksaan
dan
Penyakit
Sanitasi
Akibat Kerja

Pengelolaan
Makanan,
Pengelolaan
Minuman, dan
Ergonomi
Gizi Pekerja
Tambang
PELAKSANAAN KO PERTAMBANGAN
SISTEM DAN PELAKSANAAN PEMELIHARAAN/PERAWATAN
SARANA,PRASARANA, INSTALASI DAN PERALATAN PERTAMBANGAN

PENGAMANAN INSTALASI

TENAGA TEKNIS PERTAMBANGAN YANG BERKOMPETEN


DI BIDANG KESELAMATAN OPERASI
KELAYAKAN SARANA,PRASARANA, INSTALASI
DAN PERALATAN PERTAMBANGAN

EVALUASI HASIL KAJIAN TEKNIS PERTAMBANGAN

KESELAMATAN BAHAN PELEDAK DAN PELEDAKAN

KESELAMATAN FASILITAS PERTAMBANGAN

KESELAMATAN EXPLORASI

KESELAMATAN TAMBANG PERMUKAAN

KESELAMATAN TAMBANG BAWAH TANAH

KESELAMATAN KAPAL KERUK/KAPAL ISAP

KESELAMATAN PENGOLAHAN DAN/ATAU PEMURNIAN


TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KTT / PTL
1. Membuat peraturan internal perusahan mengenai penerapan kaidah teknik
pertambangan yang baik
2. Mengangkat Pengawas Operasional dan Pengawas Teknik
3. Mengesyahkan PJO
4. Mengevaluasi kinerja PJO
5. Menerapkan standar sesuai dengan ketentuan
6. Menyampaikan laporan kegiatan kepada KAIT
7. Memiliki tenagan teknis yang kompeten
8. Melaksanakan manajemen resiko
9. Menerapkan SMKP
10.Melaporkan penerapan pelaksanaan kaidah teknik kepada KAIT
11.Melaporkan B3
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KTT / PTL
9. Melaporkan pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
10. Melaporkan adanya gejala pencemaran
11. Menyampaikan laporan kasus lingkungan paling lambat 1 x 24 jam
12. Menyampaikan pemberitahuan awal dan mealporkan kecelakaan tambang,
kejadian berbahaya, penyakit akibat kerja
13. Menetapkan tata cara baku penanggulangan pencemaran, tata cara baku
penerapan kaidah teknik, …… dst
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENGAWAS
OPERASIONAL
1. Bertanggung jawab kepada KTT/PTL untuk keselamatan dan
kesehatan semua pekerja tambang yang menjadi bawahannya;
2. Melaksanakan inspeksi, pemeriksaan, dan pengujian;
3. Bertanggung jawab kepada KTT/PTL atas keselamatan, kesehatan,
dan kesejahteraan dari semua orang yang ditugaskan kepadanya;
dan
4. Membuat dan menandatangani laporan pemeriksaan, inspeksi,
dan pengujian;
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENGAWAS TEKNIS

1. Bertanggung jawab kepada KTT/PTL untuk keselamatan pemasangan dan


pekerjaan serta pemeliharan yang benar semua sarana, prasarana, instalasi, dan
peralatan pertambangan yang menjadi tugasnya;
2. Merencanakan dan menekankan dilaksanakannya jadwal pemeliharaan yang
telah direncanakan serta semua perbaikan sarana, prasarana, instalasi, dan
peralatan pertambangan yang dipergunakan.
3. Mengawasi dan memeriksa semua sarana, prasarana, …………… instalasi, dan
peralatan pertambangan dalam ruang lingkup …………... yang menjadi tanggung
jawabnya;
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENGAWAS TEKNIS

4. Menjamin bahwa selalu dilaksanakan penyelidikan, pemeriksaan, dan pengujian


sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan;
5. Melaksanakan penyelidikan, pemeriksaan, dan pengujian sarana, prasarana,
instalasi, dan peralatan pertambangan sebelum digunakan, setelah dipasang
kembali, dan/atau diperbaiki; dan
6. Membuat dan menandatangani laporan dari penyelidikan, pemeriksaan, dan
pengujian sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan;
ORGANISASI MANAJEMEN KESELAMATAN
PERTAMBANGAN
IDENTIFIKASI BAHAYA & PENILAIAN RISIKO (IBPR)

BAHAYA

❖ Risiko Dikelola?

RISIKO
❖ Risiko Tidak Dikelola?
TUJUAN IBPR

o Mengidentifikasi potensi bahaya disetiap


aktifitas pekerjaan agar tenaga kerja
mampu mengenali bahaya tersebut
sebelum terjadi kecelakaan atau penyakit
akibat kerja
o Menanamkan kepedulian tenaga kerja
untuk menciptakan kondisi lingkungan
kerja yang aman dan sehat dengan
meminimalisir kondisi tidak aman (unsafe
condition) dan tindakan tidak aman
(unsafe action)
LANGKAH – LANGKAH IBPR
Identifikasi Operasi Menyeluruh

Identifikasi Tugas

Identifikasi Bahaya

Identifikasi Pengaruh Potensial

Identifikasi Kontrol Saat ini

Penetapan Kontrol yang Memadai

Pengendalian lanjut

Rencana Tindakan
HIRARKI KONTROL RISIKO

Mengeliminasi proses

Substitusi peralatan

Isolasi, ventilasi, pelindung

Rotasi/ penempatan kerja, diklat, jadwal kerja,


perawatan berkala, revisi prosedur kerja

Meningkatkan Metode pengendalian terakhir


efektivitas dan
keberlangsungkan Semakin dibutuhkan
proses pengawasan dan partisipasi
HIRARKI KONTROL RISIKO

Administrative Alat Pelindung Diri


• Substitusi dengan proses control • Merevisi langkah kerja
dengan risiko lebih kecil • Mengurangi tenaga fisik
• Memasang peredam, • Membatasi akses masuk pada tenaga kerja • Sebagai langkah terakhir
ventilasi,penyanggaan, dll ke wilayah dengan risiko dalam pengendalian
yang tinggi bahaya
• Memberikan pelatihan

Tertiary Control/ work


Rekayasa/ Engineering Control practice
PELAPORAN BAHAYA
STATISTIK KECELAKAAN TAMBANG
1) Ditetapkan setiap tahun berdasarkan kekerapan dan
keparahan kecelakaan yang dihitung dari :
a. Jumlah korban kecelakaan dibagi jumlah jam kerja
x 1.000.000
b. Jumlah hari yang hilang dibagi jumlah jam kerja x
1.000.000

2) Statistik dikirim kepada KAIT


STATISTIK KECELAKAAN TAMBANG
Contoh :
Sebuah tempat kerja bekerja selama 365.000 jam kerja orang, selama setahun telah
terjadi 5 kasus kecelakaan kerja yang menyebabkan 175 hari kerja hilang.
Berapa nilai tingkat kekerapan (FR) and tingkat keparahan (SR) ?

FR = (5/365.000) x 1.000.000 = 13.7


SR = (175/365.000) x 1.000.000 = 479

Nilai SR 479 mengindikasikan bahwa selama tahun tersebut telah terjadi hilangnya
waktu kerja sebesar 479 hari per sejuta jam kerja orang
PENYEBAB KECELAKAAN
PENYEBAB LANGSUNG
PENYEBAB DASAR
RASIO KECELAKAAN – FRANK BIRD

Kecelakaan Serius

Kecelakaan Ringan

Kerusakan Properti

Near Miss

Perilaku Beresiko
KERUGIAN AKIBAT KECELAKAAN
Biaya cidera dan sakit
• Medis
• Kehilangan Waktu Kerja
• Ganti Rugi

Biaya properti, proses, material,


dan lain-lain (6-53 kali lebih
besar).
• Kerugian produksi
• Kerusakan bangunan
• Kerusakan tanaman
• Kerusakan perkakas/alat
• Kerusakan material
• Biaya-biaya resmi/legal
• Biaya-biaya kantor
• Biaya penyelidikan/ivestigasi
• Biaya penggantian
• Suplai emergency
BUKU TAMBANG

Ada pada setiap tambang yang ada KTT


Disyahkan oleh KAIT
Diberi nomor
Media intraksi IT dan KTT
Disimpan di kantor KTT
Duplikatnya di Kantor KAIT
Thank You!
MUHAMAD ZAMHARIR, S.Pd.

Phone
+62 812 382 1172
Email
zamharirmuhamad@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai