Anda di halaman 1dari 60

SELAMAT DATANG

PESERTA PEMBEKALAN

PENGAWAS OPERASIONAL PERTAMA


Melaksanakan Peraturan Perundang-
undangan Keselamatan Pertambangan

KU : PMB.PO02.001.01

ELEMEN KOMPETENSI :

1. Menerapkan peraturan perundang-undangan keselamatan pertambangan

2. Menerapkan dasar-dasar keselamatan pertambangan


Melaksanakan Peraturan Perundang-
undangan Keselamatan Pertambangan
HIRARKI PERATURAN DI
INDONESIA
• UNDANG-UNDANG DASAR (UUD)
1945

Urutan Kekuatan Hukum


• Undang-Undang (PERPU)
• Peraturan Pemerintah (PP)
• Peraturan Presiden (PERPRES)
• Peraturan Pelaksana:
• Perarutan Menteri (PERMEN),
• Keputusan Menteri
(KEPMEN),
• Instruksi Presiden (INPRES)
• Instruksi Menteri
• Peraturan Daerah (PERDA) : Prop,
Kab/Kota dsb
Peraturan Perundang-undangan
Keselamatan Pertambangan
 UU NO 1 TH 1970, tentang Keselamatan Kerja
 Peraturan pemerintah NO.19 TH 1973 tentang
Pengaturan dan Pengawasan K3 Pertambangan
Umum
 UU NO 4 TH 2009, tentang pertambangan mineral
dan batubara.
 PERATURAN MENTERI ESDM NO 26 TAHUN 2018,
Tentang pelaksanaan kaidah pertambangan yang
baik
 KEPUTUSAN MENTERI ESDM NO 1827
K/30/MEM/2018, Tentang pedoman pelaksanaan
kaidah teknik pertambangan yang baik
TIDAK BERLAKU

 Kepmen 555.K/M.PE/1995, tentang


K3 Pertambangan
 Permen No 38 Tahun 2014, tentang
penerapan SMKP
UU NO. 1 TH 1970

Setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan


keselamatan dlm melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi
serta produktivitas Nasional;
setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja
perlu terjamin pula keselamatannya;
Setiap sumber produksi perlu dipakai dan
dipergunakan secara aman dan effisien;
Pembinaan norma-norma itu perlu diwujudkan dalam
UU yg memuat ketentuan umum tentang K2 yg sesuai
dgn perkembangan masyarakat, industrialisasi, teknik
& teknologi.
UU NO. 1 TH 1970 lanjutan

Pasal 2 Ruang Lingkup


1. Keselamatan Kerja dalam segala tempat
kerja (darat, dalam tanah, dalam air
maupun udara) di dalam wilayah hukum RI
2. (e) tempat dilakukan usaha pertambangan
& pengolahan emas, perak, logam atau
bijih logam lainnya , batu-batuan, gas,
minyak atau mineral lainnya, baik
dipermukaan atau di dalam bumi, maupun
di dasar perairan.
UU NO.1 TH 1970, Lanjutan
Pasal 8
1. Pemeriksaan Kesehatan, akan dilakukan pada
karyawan yang baru diterima/dipindahkan
2. Berkala pada Dokter yang ditunjuk Pengusaha
3. Ditetapkan dengan peraturan perundangan
Pasal 9
Wajib Menunjukan & Menjelaskan:
• Kondisi dan bahaya
• Semua alat-alat pelindung
• APD bagi pekerja itu sendiri
• Cara-cara & sikap aman
11
UU NO.1 TH 1970, Lanjutan
Pasal 12 ; Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja
• Memberi Keterangan yg benar
• Memakai & Mentaati Semua Syarat K3
• Memenuhi & Mentaati Semua Syarat K3
• Meminta Semua Semua Syarat K3 Dilaksanakan
• Menyatakan Keberatan Kerja apabila;
Syarat K3 & APD diragukan, kecuali Hal Khusus Oleh
Pengawas, & Dapat dipertanggung jawabkan

Pasal 13 Kewajiban Bila Masuk Tempat Kerja ;


Wajib mentaati semua petunjuk K2 &
memakai APD yang diwajibkan
UU NO. 1 TH 1970
Pasal 14 Kewajiban Pengurus
Menempatkan : Syarat Keselamatan yg diwajibkan
oleh UU No.1 th 1970 serta Peraturan Pelaksanaan
yang berlaku, pada Tempat yang Strategis

Memasang : Gambar K2 dan bahan pembinaan,


pada Tempat yang Strategis

Menyediakan : Cuma-Cuma, APD bagi karyawan &


Tamu disertai petunjuk yg diperlukan

Sesuai Petunjuk
Pengawas/Ahli Keselamatan Kerja
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 19 TAHUN 1973

Pasal 2
Menteri Pertambangan melakukan pengawasan atas keselamatan
kerja dalam bidang Pertambangan dengan berpedoman kepada
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 serta peraturan-peraturan
pelaksanaannya

Pasal 3
(1) Untuk pengawasan keselamatan kerja di bidang pertambangan
Menteri Pertambangan mengangkat pejabat-pejabat yang akan
melakukan tugas tersebut setelah mendengar pertimbangan Menteri
Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi;
(2) Pejabat-pejabat termaksud pada ayat (1) Pasal ini dalam
melaksanakan tugasnya mengadakan kerja sama dengan Pejabat-
pejabat Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja, Transmigrasi
dan Koperasi baik di Pusat maupun di Daerah.
UU NO. 4 TH 2009

Pasal 96
Pemegang IUP dan IUPK wajib
melaksanakan:
• Ketentuan K3 Pertambangan
• Keselamatan Operasi
Pertambangan
UU NO. 4 TH 2009

Pasal 140
Menteri melakukan pengawasan
pengelolaan usaha pertambangan oleh
pemerintah provinsi, kabupaten/kota sesuai
kewenangan.

Menteri, Gubernur dan bupati /Walikota


melakukan Pengawasan kegiatan usaha
pertambangan oleh pemegang IUP, IPR,
IUPK
UU NO. 4 TH 2009

Pasal 141
Pengawasan dimaksud pasal 140 meliputi:

K3 Pertambangan

Keselamatan Operasi Pertambangan


PP NO. 55 TAHUN 2010

 Pasal 13
Menteri, Gubernur dan Bupati /Walikota melakukan pengawasan
kegiatan usaha pertambangan yang dilakukan oleh pemegang IUP, IPR
atau IUPK
 Pasal 16
Pengawasan dimaksud pasal 13, meliputi:
 K3 Pertambangan
 Keselamatan Operasi Pertambangan
 Pasal 26
Pengawasan K3 Pertambangan, terdiri atas:
a. Keselamatan Kerja
b. Kesehatan Kerja
c. Lingkungan Kerja
d. Sistem Manajemen Keselamatan Kerja
18
PP NO. 55 TAHUN 2010
K3 PERTAMBANGAN (Pasal
26)
KESELAMATAN
KERJA
KESEHATAN
KERJA
LINGKUNGAN
KERJA SMK3
• Debu
• Manajemen • Ergonomic • Kebijakan
Risiko • Higienis & • Kebisingan
• Perencanaan
• Manajemen Sanitasi • Getaran
Keadaan • Pencahayaan • Org &
darurat • Program Personel
• Udara
• Administrasi • Pengelolaan •
• Ventilasi Impelmentasi
Mkn,
• Program
Mnum, & • Faktor Kimia • Evaluasi & TL
• Diklat
Gizi • Radiasi
• Dokumentasi
• Inspeksi • Faktor Biologi
• Diagnosis • Tinjauan
• Penyelidikan Penyakitt • Kebersihan Menajemen
PERATURAN MENTERI ESDM
NO 26 TAHUN 2018

Pelaksanaan kaidah pertambangan yang baik


Pasal 3 :
Pemegang IUP & IUPK (Eksplorasi, Operasi Produksi )
wajib melaksanakan kaidah pertambangan yang baik

A. Kaidah teknik B. Tata kelola pengusahaan


pertambangan yang baik pertambangan
Pasal 4 :
Pemegang IUP Produksi Khusus Pengolahan
Pemurnian wajib melaksanakan kaidah pertambangan
yang baik

A. Kaidah teknik B. Tata kelola


pengolahan / pemurnian pengusahaannpengolahan
yang baik /pemurnian
Pasal 5 :
Pemegang IUJP wajib melaksanakan kaidah
pertambangan yang baik

A. Kaidah teknik usaha jasa B. Tata kelola pengusahaan


pertambangan yang baik jasa pertambangan
A. Kaidah teknik pertambangan yang baik

Meliputi pelaksanaan aspek:


• Teknis pertambangan;
• Konservasi Mineral dan Batubara;
• Keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan;
• Keselamatan operasi pertambangan;
• Pengelolaan lingkungan hidup pertambangan,
Reklamasi, dan Pascatambang, serta Pascaoperasi;dan
• Pemanfaatan teknologi, kemampuan rekayasa, rancang
bangun, pengembangan, dan penerapan teknologi
pertambangan
A. Kaidah teknik pengolahan/pemurnian
yang baik
Meliputi pelaksanaan aspek:
• Teknis kegiatan pengolahan / pemurnian;
• Keselamatan pengolahan / pemurnian;
• Pengelolaan lingkungan hidup serta
Pascaoperasi;
• Konservasi Mineral dan Batubara;
A. Kaidah teknik usaha jasa pertambangan
yang baik
meliputi:
• upaya pengelolaan lingkungan hidup,
keselamatan pertambangan, konservasi
Mineral dan Batubara, dan teknis
pertambangan sesuai dengan bidang
usahanya; dan
• kewajiban untuk mengangkat penanggung
jawab operasional sebagai pemimpin tertinggi
di lapangan.
A. Kaidah teknik pertambangan yang baik
Pemegang IUP / IUPK :
• Mengangkat KTT sebagai pemimpin tertinggi di
lapangan (mendapatkan pengesahan KaIT) (Ps 7)
• Wajib memiliki KTT sebelum memulai kegiatan (Ps 10)
• Jika ada tambang bawah tanah wajib menunjuk KTBT
yang bertanggung jawab kepada KTT (Ps 7)
• KTT dan KTBT wajib memiliki kompetensi di bidang
teknis pertambangan.
• Memiliki tenaga teknis pertambangan (Ps 7)
• Kompetensi KTT, KTBT dan tenaga teknis ditetapkan
oleh Menteri (Ps 7)
A. Kaidah teknik pertambangan yang baik

Pemegang IUP Khusus Pengolahan /pemurnian wajib


• Mengangkat Penanggungjawab Teknik dan
Lingkungan (PTL) sebagai pimpinan tertinggi di
lapangan (pengesahan dari KaIT) (Ps 8)
• sebelum memulai kegiatan usahanya wajib
menunjuk PTL (Ps 10)
• memiliki tenaga teknis (Ps 8)
• PTL dan tenaga teknis wajib memiliki kompetensi
sesuai (Ps 8)
A. Kaidah teknik pertambangan yang baik

Pemegang IUJP wajib :


• mengangkat penanggung jawab operasional
(PJO) di lapangan (pengesahan dari KTT) (Ps 9)
• memiliki tenaga teknis pertambangan (Ps 9)
• PJO dan tenaga teknis wajib memiliki
kompetensi sesuai dengan bidang usaha IUJP
(Ps 9)
Dalam pelaksanaan aspek teknis pertambangan,
pemegang IUP/IUPKwajib :

• menggunakan metode Eksplorasi, Penambangan,


Pengolahan dan/atau Pemurnian, dan Pengangkutan
sesuai dengan persetujuan RKAB Tahunan;
• menggunakan tenaga teknis pertambangan yang
berkompeten;
• menyusun rencana kerja yang transparan,
• akuntabel, dan rasional; dan/atau melaksanakan
kegiatan pertambangan yang tuntas dan optimum
sesuai dengan rencana kerja dan memenuhi kelaikan
teknis.
TRAINING & CERTIFICATION PT TIE 29
Pemegang IUP/IUPK wajib melaksanakan ketentuan
keselamatan pertambangan (ps 14 & Ps 16)

• Menyediakan segala peralatan, perlengkapan, alat


pelindung diri, fasilitas, personil, dan biaya yang
diperlukan untuk terlaksananya ketentuan
keselamatan pertambangan; dan
• Membentuk dan menetapkan organisasi bagian
keselamatan pertambangan berdasarkan
pertimbangan jumlah pekerja, sifat, atau luas area
kerja.
• Berdasarkan Studi Kelayakan, Dokumen Lingkungan
Hidup, dan RKAB Tahunan yang telah disetujui
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Pertambangan
Keselamatan
Pertambangan
Keselamatan
Operasi
Pertambangan
Keselamatan Kerja
Pertambangan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Kesehatan Kerja Pertambangan
Pertambangan
Lingkungan Kerja
Pertambangan
Keselamatan Kerja Pertambangan meliputi :

1. Manajemen risiko;
2. Program keselamatan kerja : pencegahan
terjadinya kecelakaan, kebakaran, dan
kejadian lain yang berbahaya;
3. Pendidikan dan pelatihan keselamatan kerja;
4. Administrasi keselamatan kerja;
5. Manajemen keadaan darurat;
6. Inspeksi keselamatan kerja; dan
7. Pencegahan dan penyelidikan kecelakaan
Kesehatan Kerja Pertambangan meliputi :

• Program kesehatan pekerja/buruh,


• Higienis dan sanitasi,
• Ergonomis,
• Pengelolaan makanan, minuman,
• Gizi pekerja/buruh,
• Diagnosis dan pemeriksaan penyakit akibat
kerja
Lingkungan Kerja Pertambangan meliputi :

• Peraturan perusahaan,
• Pengukuran, penilaian, dan pengendalian
terhadap kondisi lingkungan kerja
Keselamatan Operasi Pertambangan :
1. Sistem dan pelaksanaan pemeliharaan/perawatan sarana,
prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan
2. Pengamanan instalasi
3. Tenaga teknis bidang keselamatan operasi yang kompeten
4. kelayakan sarana, prasarana instalasi, dan peralatan
pertambangan dengan melaksanakan uji dan pemeliharaan
kelayakan;
5. evaluasi laporan hasil kajian teknis pertambangan;
6. keselamatan bahan peledak dan peledakan;
7. keselamatan fasilitas pertambangan;
8. keselamatan Eksplorasi;
9. keselamatan tambang permukaan;
10. keselamatan tambang bawah tanah; dan
11. keselamatan kapal keruk/isap.
Sistem dan pelaksanaan pemeliharaan/ perawatan
sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan
pertambangan :

• Merencanakan sistem pemeliharaan atau


perawatan
• Menunjuk penanggung jawab sistem
pemeliharaan atau perawatan
• Melaksanakan sistem pemeliharaan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangan-
undangan dan standar nasional atau internasional
yang diakui;
Pemegang IUP/IUPK wajib menerapkan sistem
manajemen keselamatan pertambangan (Ps :18)

Meliputi elemen:
1. Kebijakan;
2. Perencanaan;
3. Organisasi dan personel;
4. Implementasi;
5. Pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut;
6. Dokumentasi; dan
7. Tinjauan manajemen dan peningkatan kinerja.
Pemegang IUP/IUPK wajib melakukan audit
internal penerapan sistem manajemen
keselamatan pertambangan paling sedikit 1
(satu) kali dalam 1 (satu) tahun
Dalam hal terjadi kecelakaan, kejadian berbahaya,
kejadian akibat penyakit tenaga kerja, penyakit akibat
kerja, bencana, dan/atau untuk kepentingan penilaian
kinerja keselamatan pertambangan, KaIT dapat meminta
untuk melakukan audit eksternal penerapan sistem
manajemen keselamatan pertambangan

Audit eksternal dilaksanakan oleh lembaga audit independen yang terakreditasi dan
telah ditetapkan oleh Direktur Jenderal
Pemegang IUP/IUPK wajib menerapkan standar
kompetensi kerja khusus, standar kompetensi
kerja nasional Indonesia, serta standar nasional
Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan (Ps 28)
KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER
DAYA MINERAL
NOMOR : 1827 K/30/MEM/2018
Lampiran 1
• KTT
• KTBT
• PTL
• PJO
• Pengawas Operasional
• Pengawas Teknis
KTT / PTL
Tugas dan tanggung jawab KTT atau PTL terdiri atas:
1. membuat peraturan internal perusahaan mengenai penerapan
kaidah teknik pertambangan yang baik;
2. mengangkat pengawas operasional dan pengawas teknis;
3. mengesahkan PJO;
4. melakukan evaluasi kinerja PJO;
5. memastikan semua perusahaan jasa pertambangan yang
beroperasi di bawahnya memenuhi kewajiban sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan;
6. menerapkan standar sesuai dengan ketentuan
perundangundangan;
7. menyampaikan laporan kegiatan jasa pertambangan kepada KaIT
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan;
KTT / PTL
Tugas dan tanggung jawab KTT atau PTL terdiri atas:
8. memiliki tenaga teknis pertambangan yang berkompeten sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan;
9. melaksanakan manajemen risiko pada setiap proses bisnis dan
subproses kegiatan pertambangan;
10. menerapkan sistem manajemen keselamatan pertambangan dan
melakukan pengawasan penerapan sistem manajemen keselamatan
pertambangan yang dilaksanakan oleh perusahaan jasa
pertambangan yang bekerja di wilayah tanggung jawabnya;
11. melaporkan penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik
kepada KaIT, baik laporan berkala, akhir, dan/atau khusus sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan;
12. melaporkan pelaksanaan kegiatan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan secara berkala sesuai dengan bentuk yang ditetapkan;
44
KTT / PTL
Tugas dan tanggung jawab KTT atau PTL terdiri atas:
13. melaporkan jumlah pengadaan, penggunaan, penyimpanan, dan
persediaan bahan dan limbah berbahaya dan beracun secara
berkala setiap 6 (enam) bulan;
14. melaporkan adanya gejala yang berpotensi menimbulkan
pencemaran dan/atau perusakan lingkungan;
15. menyampaikan laporan kasus lingkungan paling lambat 1 x 24 (satu
kali dua puluh empat) jam setelah terjadinya kasus lingkungan
berikut upaya penanggulangannya;
16. menyampaikan pemberitahuan awal dan melaporkan kecelakaan,
kejadian berbahaya, kejadian akibat penyakit tenaga kerja, dan
penyakit akibat kerja;
17. menyampaikan laporan audit internal penerapan sistem
manajemen keselamatan pertambangan mineral dan batubara;
45
KTT / PTL
Tugas dan tanggung jawab KTT atau PTL terdiri atas:
18. menetapkan tata cara baku untuk penanggulangan pencemaran
dan/atau perusakan lingkungan pada tempat yang berpotensi
menimbulkan perusakan dan pencemaran lingkungan;
19. menetapkan tata cara baku untuk penerapan kaidah teknik
pertambangan yang baik;
20. melaksanakan konservasi sumber daya mineral dan batubara;
21. KTT menetapkan tata cara baku kegiatan pengelolaan teknis
pertambangan mineral dan batubara.

46
Pengawas Operasional
Dalam melaksanakan kegiatan pertambangan
pemegang IUP melalui KTT/PTL mengangkat
Pengawas Operasional
Kriteria Pengawas Operasional meliputi:

1. Memiliki sertifikat kompetensi Pengawas Operasional atau


sertifikat kualifikasi yang diakui oleh KaIT sesuai jenjang
jabatannya;
2. Menduduki jabatan di dalam divisi atau departemen
operasional pertambangan;
3. memiliki anggota yang berada di bawahnya dan/atau
melakukan pengawasan terhadap divisi atau departemen
lainnya;
Tugas dan tanggung jawab Pengawas Operasional

1. bertanggung jawab kepada KTT/PTL untuk


keselamatan dan kesehatan semua pekerja
tambang yang menjadi bawahannya;
2. melaksanakan inspeksi, pemeriksaan, dan
pengujian;
3. bertanggung jawab kepada KTT/PTL atas
keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan dari
semua orang yang ditugaskan kepadanya; dan
4. membuat dan menandatangani laporan
pemeriksaan, inspeksi, dan pengujian;
48
Lampiran 2
PEDOMAN PENGELOLAAN TEKNIS PERTAMBANGAN
1. Sarana dan prasarana
2. Peta Tambang
3. Personil yang berkompeten
4. Kegiatan Penambangan (dari eksplorasi, study
kelayakan, konstruksi dan pengujian
(commissioning), pemanfaatan teknologi,
penambangan, Pasca tambang)
Lampiran 3
PEDOMAN PELAKSANAAN KESELAMATAN
PERTAMBANGAN DAN KESELAMATAN
PENGOLAHAN DAN/ATAU PEMURNIAN MINERAL
DAN BATUBARA
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Pertambangan
Keselamatan
Pertambangan
Keselamatan
Operasi
Pertambangan
Keselamatan Kerja
Pertambangan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Kesehatan Kerja Pertambangan
Pertambangan
Lingkungan Kerja
Pertambangan
Kejadian berbahaya dan
Kecelakaan tambang
• Kejadian berbahaya merupakan kejadian yang
dapat membahayakan jiwa atau terhalangnya
produksi
• Kecelakaan atau kejadian berbahaya
dilaporkan sesaat setelah terjadinya
kecelakaan atau kejadian berbahaya
Kecelakaan Tambang
1. Benar-benar terjadi, yaitu tidak diinginkan, tidak
direncanakan, dan tanpa unsur kesengajaan;
2. Mengakibatkan cidera pekerja tambang atau orang yang
diberi izin oleh kepala teknik tambang (KTT) atau
penanggung jawab teknik dan lingkungan (PTL);
3. Akibat kegiatan usaha pertambangan atau pengolahan
dan/atau pemurnian atau akibat kegiatan penunjang
lainnya;
4. Terjadi pada jam kerja pekerja tambang yang mendapat
cidera atau setiap saat orang yang diberi izin; dan
5. Terjadi di dalam wilayah kegiatan usaha pertambangan
atau wilayah proyek. (WIUP, WIPR, WIUPK, WIUP OPK
Pengolahan dan/atau Pemurnian, dan Wilayah Proyek)
Cidera akibat kecelakaan tambang

1. Cidera Ringan
2. Cidera Berat
3. Mati
Lampiran 4
PEDOMAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN
KESELAMATAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN
BATUBARA
Lampiran 5
PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP PERTAMBANGAN MINERAL
DAN BATUBARA
Lampiran 6
PEDOMAN PELAKSANAAN REKLAMASI DAN
PASCATAMBANG SERTA PASCAOPERASI PADA
KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL
DAN BATUBARA
Lampiran 7
PEDOMAN PELAKSANAAN KONSERVASI
MINERAL DAN BATUBARA
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai