PESERTA PEMBEKALAN
KU : PMB.PO02.001.01
ELEMEN KOMPETENSI :
Sesuai Petunjuk
Pengawas/Ahli Keselamatan Kerja
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 19 TAHUN 1973
Pasal 2
Menteri Pertambangan melakukan pengawasan atas keselamatan
kerja dalam bidang Pertambangan dengan berpedoman kepada
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 serta peraturan-peraturan
pelaksanaannya
Pasal 3
(1) Untuk pengawasan keselamatan kerja di bidang pertambangan
Menteri Pertambangan mengangkat pejabat-pejabat yang akan
melakukan tugas tersebut setelah mendengar pertimbangan Menteri
Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi;
(2) Pejabat-pejabat termaksud pada ayat (1) Pasal ini dalam
melaksanakan tugasnya mengadakan kerja sama dengan Pejabat-
pejabat Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja, Transmigrasi
dan Koperasi baik di Pusat maupun di Daerah.
UU NO. 4 TH 2009
Pasal 96
Pemegang IUP dan IUPK wajib
melaksanakan:
• Ketentuan K3 Pertambangan
• Keselamatan Operasi
Pertambangan
UU NO. 4 TH 2009
Pasal 140
Menteri melakukan pengawasan
pengelolaan usaha pertambangan oleh
pemerintah provinsi, kabupaten/kota sesuai
kewenangan.
Pasal 141
Pengawasan dimaksud pasal 140 meliputi:
K3 Pertambangan
Pasal 13
Menteri, Gubernur dan Bupati /Walikota melakukan pengawasan
kegiatan usaha pertambangan yang dilakukan oleh pemegang IUP, IPR
atau IUPK
Pasal 16
Pengawasan dimaksud pasal 13, meliputi:
K3 Pertambangan
Keselamatan Operasi Pertambangan
Pasal 26
Pengawasan K3 Pertambangan, terdiri atas:
a. Keselamatan Kerja
b. Kesehatan Kerja
c. Lingkungan Kerja
d. Sistem Manajemen Keselamatan Kerja
18
PP NO. 55 TAHUN 2010
K3 PERTAMBANGAN (Pasal
26)
KESELAMATAN
KERJA
KESEHATAN
KERJA
LINGKUNGAN
KERJA SMK3
• Debu
• Manajemen • Ergonomic • Kebijakan
Risiko • Higienis & • Kebisingan
• Perencanaan
• Manajemen Sanitasi • Getaran
Keadaan • Pencahayaan • Org &
darurat • Program Personel
• Udara
• Administrasi • Pengelolaan •
• Ventilasi Impelmentasi
Mkn,
• Program
Mnum, & • Faktor Kimia • Evaluasi & TL
• Diklat
Gizi • Radiasi
• Dokumentasi
• Inspeksi • Faktor Biologi
• Diagnosis • Tinjauan
• Penyelidikan Penyakitt • Kebersihan Menajemen
PERATURAN MENTERI ESDM
NO 26 TAHUN 2018
1. Manajemen risiko;
2. Program keselamatan kerja : pencegahan
terjadinya kecelakaan, kebakaran, dan
kejadian lain yang berbahaya;
3. Pendidikan dan pelatihan keselamatan kerja;
4. Administrasi keselamatan kerja;
5. Manajemen keadaan darurat;
6. Inspeksi keselamatan kerja; dan
7. Pencegahan dan penyelidikan kecelakaan
Kesehatan Kerja Pertambangan meliputi :
• Peraturan perusahaan,
• Pengukuran, penilaian, dan pengendalian
terhadap kondisi lingkungan kerja
Keselamatan Operasi Pertambangan :
1. Sistem dan pelaksanaan pemeliharaan/perawatan sarana,
prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan
2. Pengamanan instalasi
3. Tenaga teknis bidang keselamatan operasi yang kompeten
4. kelayakan sarana, prasarana instalasi, dan peralatan
pertambangan dengan melaksanakan uji dan pemeliharaan
kelayakan;
5. evaluasi laporan hasil kajian teknis pertambangan;
6. keselamatan bahan peledak dan peledakan;
7. keselamatan fasilitas pertambangan;
8. keselamatan Eksplorasi;
9. keselamatan tambang permukaan;
10. keselamatan tambang bawah tanah; dan
11. keselamatan kapal keruk/isap.
Sistem dan pelaksanaan pemeliharaan/ perawatan
sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan
pertambangan :
Meliputi elemen:
1. Kebijakan;
2. Perencanaan;
3. Organisasi dan personel;
4. Implementasi;
5. Pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut;
6. Dokumentasi; dan
7. Tinjauan manajemen dan peningkatan kinerja.
Pemegang IUP/IUPK wajib melakukan audit
internal penerapan sistem manajemen
keselamatan pertambangan paling sedikit 1
(satu) kali dalam 1 (satu) tahun
Dalam hal terjadi kecelakaan, kejadian berbahaya,
kejadian akibat penyakit tenaga kerja, penyakit akibat
kerja, bencana, dan/atau untuk kepentingan penilaian
kinerja keselamatan pertambangan, KaIT dapat meminta
untuk melakukan audit eksternal penerapan sistem
manajemen keselamatan pertambangan
Audit eksternal dilaksanakan oleh lembaga audit independen yang terakreditasi dan
telah ditetapkan oleh Direktur Jenderal
Pemegang IUP/IUPK wajib menerapkan standar
kompetensi kerja khusus, standar kompetensi
kerja nasional Indonesia, serta standar nasional
Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan (Ps 28)
KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER
DAYA MINERAL
NOMOR : 1827 K/30/MEM/2018
Lampiran 1
• KTT
• KTBT
• PTL
• PJO
• Pengawas Operasional
• Pengawas Teknis
KTT / PTL
Tugas dan tanggung jawab KTT atau PTL terdiri atas:
1. membuat peraturan internal perusahaan mengenai penerapan
kaidah teknik pertambangan yang baik;
2. mengangkat pengawas operasional dan pengawas teknis;
3. mengesahkan PJO;
4. melakukan evaluasi kinerja PJO;
5. memastikan semua perusahaan jasa pertambangan yang
beroperasi di bawahnya memenuhi kewajiban sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan;
6. menerapkan standar sesuai dengan ketentuan
perundangundangan;
7. menyampaikan laporan kegiatan jasa pertambangan kepada KaIT
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan;
KTT / PTL
Tugas dan tanggung jawab KTT atau PTL terdiri atas:
8. memiliki tenaga teknis pertambangan yang berkompeten sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan;
9. melaksanakan manajemen risiko pada setiap proses bisnis dan
subproses kegiatan pertambangan;
10. menerapkan sistem manajemen keselamatan pertambangan dan
melakukan pengawasan penerapan sistem manajemen keselamatan
pertambangan yang dilaksanakan oleh perusahaan jasa
pertambangan yang bekerja di wilayah tanggung jawabnya;
11. melaporkan penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik
kepada KaIT, baik laporan berkala, akhir, dan/atau khusus sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan;
12. melaporkan pelaksanaan kegiatan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan secara berkala sesuai dengan bentuk yang ditetapkan;
44
KTT / PTL
Tugas dan tanggung jawab KTT atau PTL terdiri atas:
13. melaporkan jumlah pengadaan, penggunaan, penyimpanan, dan
persediaan bahan dan limbah berbahaya dan beracun secara
berkala setiap 6 (enam) bulan;
14. melaporkan adanya gejala yang berpotensi menimbulkan
pencemaran dan/atau perusakan lingkungan;
15. menyampaikan laporan kasus lingkungan paling lambat 1 x 24 (satu
kali dua puluh empat) jam setelah terjadinya kasus lingkungan
berikut upaya penanggulangannya;
16. menyampaikan pemberitahuan awal dan melaporkan kecelakaan,
kejadian berbahaya, kejadian akibat penyakit tenaga kerja, dan
penyakit akibat kerja;
17. menyampaikan laporan audit internal penerapan sistem
manajemen keselamatan pertambangan mineral dan batubara;
45
KTT / PTL
Tugas dan tanggung jawab KTT atau PTL terdiri atas:
18. menetapkan tata cara baku untuk penanggulangan pencemaran
dan/atau perusakan lingkungan pada tempat yang berpotensi
menimbulkan perusakan dan pencemaran lingkungan;
19. menetapkan tata cara baku untuk penerapan kaidah teknik
pertambangan yang baik;
20. melaksanakan konservasi sumber daya mineral dan batubara;
21. KTT menetapkan tata cara baku kegiatan pengelolaan teknis
pertambangan mineral dan batubara.
46
Pengawas Operasional
Dalam melaksanakan kegiatan pertambangan
pemegang IUP melalui KTT/PTL mengangkat
Pengawas Operasional
Kriteria Pengawas Operasional meliputi:
1. Cidera Ringan
2. Cidera Berat
3. Mati
Lampiran 4
PEDOMAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN
KESELAMATAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN
BATUBARA
Lampiran 5
PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP PERTAMBANGAN MINERAL
DAN BATUBARA
Lampiran 6
PEDOMAN PELAKSANAAN REKLAMASI DAN
PASCATAMBANG SERTA PASCAOPERASI PADA
KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL
DAN BATUBARA
Lampiran 7
PEDOMAN PELAKSANAAN KONSERVASI
MINERAL DAN BATUBARA
TERIMA KASIH