Anda di halaman 1dari 64

BIODATA

Nama : ISTI NURANI, SH


Tempat, tanggal lahir :
Tangerang, 13 November 1991
Alamat : Cipondoh – Kota Tangerang
No. WA : 081247204154
Pendidikan terakhir :
S1 – Ilmu Hukum Untirta Serang
Pekerjaan :
Pengawas Ketenagakerjaan Provinsi
Banten
Lambang K3, Ada yang tau arti
dan maknanya?
Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I.
No. Kep-1135/MEN/1987 Tgl. 3 Agustus 1987

ARTI DAN MAKNA LAMBANG PADA


BENDERA KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA:

Palang : Bebas kecelakaan dan sakit akibat kerja.


Roda Gigi : Bekerja dengan kesegaran jasmani dan rohani
Warna Putih : Bersih, Suci
Warna Hijau : Selamat, Sehat dan Sejahtera
11 Roda Gigi : 11 Bab dalam Undang-undang No.1 Tahun 1970
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Philosophy
“Suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmaniah
atau rokhaniah tenaga kerja
pada khususnya dan manusia
pada umumnya, hasil karya dan
budayanya menuju masyarakat
adil dan makmur”.
K3
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PP 50-2012 “Segala kegiatan untuk


menjamin dan melindungi
keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja melalui upaya
pencegahan kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja”

“ACCIDENT PREVENTION”
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Secara “Merupakan suatu upaya


perlindungan agar tenaga kerja
praktis selalu dalam keadaan selamat
dan sehat selama melakukan
pekerjaan di tempat kerja serta
bagi orang lain yang memasuki
tempat kerja maupun sumber
produksi dan proses produksi
dapat dipergunakan dan dipakai
secara aman dan efisien”
TUJUAN K3
• Melindungi para pekerja dan orang lain di
tempat kerja
• Menjamin agar setiap sumber produksi
dapat dipakai secara aman dan efisien
• Menjamin proses produksi berjalan lancar
PENERAPAN
NORMA
1. Mengidentifikasi bahaya &STANDA
R
• Memeriksa,
• Meneliti,
Pengawas / • Menghitung,
Ahli K3 SAFE
• Mengukur
• Menguji
DANGER
• Menganalisis,
2. Menilai Risiko
3. Kendalikan
“DANGER”
Merupakan tingkat bahaya dari
suatu kondisi bilamana
terjadi accident.

adalah suatu kondisi


sumber bahaya telah ter-identifikasi
dan telah dikendalikan
ke tingkat yang memadai
(Aman/safe)
“HAZARD”
Adalah suatu obyek dimana terdapat energi, zat
atau kondisi kerja yang potensial dapat
mengancam keselamatan

Hazard dapat berupa :


bahan-bahan , bagian-bagian mesin, bentuk
energi, metode kerja atau situasi kerja.


Sumber hazard

MGT
SDM
BAHAN
LINGKUNGAN KERJA
AMAN
FAKTOR PERALATANTEMPAT KERJA SEHAT
Produksi
PENYEBAB
SIFAT PEKERJAAN
PROSES PRODUKSI

CARA KERJA

KECELAKAAN

ANALISIS
Jenis Potensi Bahaya
Physical Hazards
Chemical Hazards
Electrical Hazards
Mechanical Hazards
Physiological Hazards
Biological Hazards
Ergonomic
LEMAHNYA SEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR TAK
LANGSUNG (Kontak)

PROGRAM FAKTOR PERBUATAN <KEJADIAN>


KECELAKAAN
TAK SESUAI PERORANGAN TAK AMAN KONTAK
ATAU
& DENGAN
STANDAR FAKTOR KONDISI ENERGI KERUSAKAN
TAK SESUAI KERJA TAK AMAN ATAU YANG TAK
BAHAN/ ZAT
DIHARAPKAN
KEPATUHAN
PELAKSANAAN

Teori Domino
Penyebab Kecelakaan
Unsafe Action (perilaku tidak aman) 80%
Unsafe Condition (kondisi tidak aman)15%
Lain-lain  5%
Langkah Pencegahan
Kecelakaan Kerja
(Menurut ILO)
1. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
• Ketentuan & syarat K3 mengikuti perkemb ilmu
pengetahuan, tehnik & teknologi
• Penerapan ketentuan & syarat K3 sejak tahap rekayasa.
• Penyel pengawasan & pemantauan pelak K3
2. STANDARISASI
• Standar K3 maju akan menentukan tkt kemajuan pelak K3
3. INSPEKSI / PEMERIKSAAN
• Suatu kegiatan pembuktian sejauh mana kondisi tempat
kerja masih memenuhi ketentuan & persyaratan K3
Langkah Penanggulangan
Kecelakaan Kerja
(Menurut ILO)
4. RISET TEKNIS, MEDIS, PSIKOLOGIS & STATISTIK
• Riset/penelitian untuk menunjang tkt kemajuan bid K3
sesuai perkemb ilmu pengetahuan, tehnik & teknologi
5. PENDIDIKAN & LATIHAN
• Peningkatan kesadaran, kualitas pengetahuan &
ketrampilan K3 bagi TK
6. PERSUASI
• Cara penyuluhan & pendekatan di bid K3, bukan melalui
penerapan & pemaksaan melalui sanksi-sanksi
Langkah Penanggulangan
Kecelakaan Kerja
(Menurut ILO)

7. ASURANSI
• Insentif finansial utk meningkatkan
pencegahan kec dgn pembayaran premi yg
lebih rendah terhdp peusahaan yang
memenuhi syarat K3

8. PENERAPAN K3 DI TEMPAT KERJA


• Langkah-langkah pengaplikasikan di tempat
kerja dlm upaya memenuhi syarat-syarat K3
di tempat kerja
Objek Pengawasan Norma K3
1. Pesawat Uap dan Bejana Tekan 11. Lingkungan Kerja
2. Pesawat Tenaga dan Produksi 12. Pelayanan kesehatan tenaga kerja
3. Pesawat Angkat dan Angkut 13. Catering untuk tenaga kerja
4. Listrik 14. bahan kimia berbahaya
5. Lift 15. Pengolahan limbah industri
6. Petir 16. Ergonomi
7. Penanggulangan Kebakaran 17. APD
8. Konstruksi 18. Kelembagaan kesehatan Kerja
19. Sarana dan Fasilitas K3
9. Las
20. SMK3
10. Higiene perusahaan atau
sanitasi 21. Personil
MANAJEMEN OPERASIONAL
PENGAWASAN K3
Pengawasan K3 secara umum meliputi :
 Apakah mesin/peralatan telah memiliki akte ijin pemakaian, sertifikat atau
pengesahan
 Apakah telah dilakukan pemeriksaan berkala / khusus
 Apakah jenis dan penempatan Alat Peladam Api Ringan (APAR) dan kotak
K3 ditempat kerja telah sesuai dengan ketentuan
 Apakah sarana dan fasilitas K3 telah tersedia sesuai dengan ketentuan
 Apakah para personil K3 diperusahaan telah memenuhi syarat administrasi
dan teknis
 Memeriksa dokumen pemeriksaan kesehatan tenaga kerja, dan syarat-syarat
kebersihan, kesehatan dan penerangan di tempat kerja
Peraturan Perundangan
UUD 1945 Psl. 27 (2)

Psl.86 dan 87
UU No. 13/2003 UU No. 14/1969 Psl.9 dan 10

Veleigheids UU Uap
Regleimene 1910 UU No. 1/1970
Stoom Ordonantie
stbl.406 12-1-1970 1930

• PP
• Perpres Stoom
• Permen/Kepmen Verordening = PP
• Perda

SE, SI
UU NO. 1 / 1970
UNDANG-UNDANG
KESELAMATAN KERJA
Lembaran Negara No. 1 Tahun 1970
(Tambahan Lembaran Negara No.1918)
Sejarah UU Keselamatan Kerja
1910 – 1947 – 1970

• Veiligheids reglement. Stbl Van Nederlandsch Indie No


406 Tahun 1910.
• Veiligheids reglement. Stbl Van Nederlandsch Indie No
406 Tahun 1910. diberlakukan di Indonesia oleh DE
GOUVERNEUR-GENERAAL VAN NEDERLANDSCH
diubah dengan : Stbl 1917 nr 212, 1917 nr 497 jo 645,
1919 nr 245, 1925 nr 120, 1926 nr 527, 1930 nr 39, 1931
nr 168 dan masa RI. 1947 nr 208.

Undang - Undang No. 1 tahun


07/28/22 1970
LATAR BELAKANG

1. Veiligheids Reglement 1910 (VR 1910,


Stbl No. 406) sudah tidak sesuai lagi
2. Perlindungan tenaga kerja tidak hanya di
industri pabrik
3. Perkembangan teknologi / IPTEK serta
kondisi dan situasi ketenagakerjaan
4. Sifat represif dan polisional pada VR 1910
sudah tidak sesuai lagi
PERBEDAAN
VR 1910 vs UU 1/1970
• Ruang
lingkup :
Tempat kerja

• Ruang • Sifat :
lingkup : Preventive
Pabrik dan (Pembinaan &
bengkel Koordinatif)
• Sifat : • Sentralisasi
Repressive kebijakan
• Desentralisasi
operasional
Undang - Undang No. 1 tahun
07/28/22 1970
Sejarah UU Keselamatan Kerja
  1970 

12 Januari 1970

• Undang undang No 1 tahun 1970 tentang


keselamatan Kerja,
Mencabut : Veiligheidsreglement. Stbl
Van Nederlandsch Indie No 406 Tahun
1910.

Undang - Undang No. 1 tahun


07/28/22 1970
untuk menjamin dan
meningkatkan
Goals keamanan total dalam
setiap
Aktifitas, Kegiatan atau
Stop Pekerjaan
Accident

• Life Safety
Target • Property Safety
• Environmental safety
DASAR HUKUM

Pasal 27 ayat (2) UUD 1945


Tiap-tiap warga negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yg
layak bagi kemanusiaan
DASAR HUKUM
UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan :

Pasal 86
(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas :
a. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
b. Moral dan Kesusilaan
c. Perlakuan yg sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktifitas kerja yg optimal
diselenggarakan upaya K3
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) dilaksanakan.

Pasal 87
(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan Sistim Manajemen K3 yg terintegrasi dengan sistim
manajemen perusahaan
(2) Ketentuan mengenai penerapan sistim manajemen K3 sebagaimana dimaksud ayat (1) diatur
dengan Peraturan Pemerintah
TUJUAN

Tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas


keselamatan dalam pekerjaannya.
Orang lain yang berada ditempat kerja perlu dijamin
keselamatannya.
Sumber-sumber produksi dapat dipakai secara aman dan
efisien.

Untuk melaksanakan tujuan dengan melalui :


1. Kampanye
2. Pemasyarakatan
3. Pembudayaan
4. Kesadaran dan kedisiplinan
UU NO.1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA

BAB I - ISTILAH
Pasal 1
(1) Tempat Kerja Unsur tempat kerja, ada :
1. Ruangan / Lapangan (1) Pengurus + Tenaga
kerja
2. Tertutup / terbuka (2) Sumber bahaya
3. Bergerak / tetap (3) Usaha
(2) Pengurus  Pucuk pimpinan(bertanggung jawab / kewajiban)
(3) Pengusaha  Orang / badan hukum yg menjalankan usaha atau
tempat kerja
(4) Direktur  Pelaksana UU No.1/1970 (Kepmen No.79/Men/1977)
(5) Pegawai Pengawas  Peg. Pengawas Ketenagakerjaan dan Spesialis
(6) Ahli Keselamatan Kerja  Tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar
Depnaker
UU NO.1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA

BAB II - RUANG LINGKUP


Pasal 2
(1) Tempat kerja, dalam wilayah hukum R.I
a. Darat, dalam tanah
b. Permukaan air, dalam air
c. Udara
(2) Rincian tempat kerja, terdapat sumber bahaya yg berkaitan dengan :
a. Keadaan mesin, alat, bahan
b. Lingkungan kerja
c. Sifat pekerjaan
d. Cara kerja
e. Proses produksi
(3) Kemungkinan untuk perubahan atas rincian tempat kerja

Catatan : peraturan pelaksana digolongkan untuk bidang teknis dan sektoral


Pasal 2 (2)
(2) Ketentuan-ketentuan dalam ayat (1) tersebut berlaku dalam tempat
kerja di mana :
a. dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat,
perkakas, peralatan atau instalasi yang berbahaya atau dapat
menimbulkan kecelakaan, kebakaran atau peledakan;
b. dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut, atau
disimpan bahan atau barang yang: dapat meledak, mudah terbakar,
menggigit, beracun, menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi;
c. dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau
pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk
bangunan pengairan, saluran atau terowongan di bawah tanah dan
sebagainya atau dimana dilakukan pekerjaan persiapan.

Undang - Undang No. 1 tahun


07/28/22 1970
Pasal 2 (2)
d. dilakukan usaha: pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengerjaan
hutan, pengolahan kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan
dan lapangan kesehatan;
e. dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan: emas, perak, logam atau
bijih logam lainnya, batu-batuan, gas, minyak atau mineral lainnya, baik di
permukaan atau di dalam bumi, maupun di dasar perairan;
f. dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di darat,
melalui terowongan, dipermukaan air, dalam air maupun di udara;
g. dikerjakan bongkar muat barang muatan di kapal, perahu, dermaga, dok,
stasiun atau gudang;
h. dilakukan penyelaman, pengambilan benda dan pekerjaan lain di dalam air;

Undang - Undang No. 1 tahun


07/28/22 1970
Pasal 2 (2)
i. dilakukan pekerjaan dalam ketinggian di atas permukaan tanah atau
perairan;
j. dilakukan pekerjaan dibawah tekanan udara atau suhu yang tinggi atau
rendah;
k. dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan,
terkena pelantingan benda, terjatuh atau terperosok, hanyut atau
terpelanting;
l. dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur atau lubang;
m. terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, debu, kotoran, api, asap,
uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara atau
getaran;
n. dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau limbah;

Undang - Undang No. 1 tahun


07/28/22 1970
Pasal 2 (2)
o. dilakukan pemancaran, penyiaran atau penerimaan radio,
radar, televisi, atau telepon;
p. dilakukan pendidikan, pembinaan, percobaan, penyelidikan
atau riset (penelitian) yang menggunakan alat teknis;
q. dibangkitkan, dirubah, dikumpulkan, disimpan, dibagi-
bagikan atau disalurkan listrik, gas, minyak atau air;
r. diputar film, pertunjukan sandiwara atau diselenggarakan
rekreasi lainnya yang memakai peralatan, instalasi listrik atau
mekanik.

Undang - Undang No. 1 tahun


07/28/22 1970
UU NO.1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA

Syarat-syarat K3
Pasal 3
(1) Arah dan sasaran yg akan dicapai melalui syarat-syarat
K3
(2) Pengembangan syarat-syarat K3 diluar ayat (1) 
IPTEK

Pasal 4
(1) Penerapan syarat-syarat K3  sejak tahap perencanaan
s/d pemeliharaan
(2) Mengatur prinsip-prinsip teknik tentang bahan dan
produksi teknis
(3) Kecuali ayat (1) dan (2) bila terjadi perkembangan
IPTEK dapat ditetapkan lebih lanjut.
SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA
Pasal 3
(1) Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat
keselamatan kerja untuk :
a. mencegah dan mengurangi kecelakaan;
b. mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
c. mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
d. memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya;
e. memberi pertolongan pada kecelakaan;
f. memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
g. mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca,
sinar radiasi, suara dan getaran;

Undang - Undang No. 1 tahun


07/28/22 1970
SYARAT-SYARAT KESELAMATAN
KERJA
Pasal 3

h. mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik


fisik maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan.
i. memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
j. menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
k. menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
l. memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
m. memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan,
cara dan proses kerjanya; (Ergonomi)
n. mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang,
tanaman atau barang;
o. mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;

Undang - Undang No. 1 tahun


07/28/22 1970
SYARAT-SYARAT KESELAMATAN
KERJA
Pasal 3

p. mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat,


perlakuan dan penyimpanan barang;
q. mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
r. menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan
yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

(2) Dengan peraturan perundangan dapat dirubah perincian


seperti tersebut dalam ayat (1) sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknik dan teknologi
serta pendapatan-pendapatan baru di kemudian hari.

Undang - Undang No. 1 tahun


07/28/22 1970
Pola penerapan K3 terhadap produk teknik Termasuk produk
Psl 4 dari Luar Negeri

Pemeriksaan/
Pemeriksaan/
perhitungan Test
pengujian
teknis
Berkala

-Pemasangan - Pemakaian
Perencanaan -Pembuatan - Peredaran
-dll - Pengangkutan

Pengesahan Pengesahan
gambar rencana Pemakaian
UU NO.1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA

Pasal 5
(1) Direktur sebagai pelaksana umum
(2) Wewenang dan kewajiban :
-. Direktur (Kepmen.No.79/Men/1977)
-. Peg. Pengawas (Permen No.03/Men/1978 dan Permen
No.03/Men/1984)
-. Ahli K3 (Permen No.03/Men/1978 dan Permen No.04/Men/1992)

Pasal 6, Panitia banding (belum diatur)


Pasal 7, Retribusi
Pasal 8
(1) Pengurus diwajibkan memeriksakan kesehatan TK
(2) Berkala  (Permen No.02/Men/1980 dan Permen No.03/Men/1982).
Pasal 9
1. Menjelaskan dan menunjukkan pada tenaga kerja baru :
 Kondisi dan bahaya di tempat kerja
 Semua pengaman dan alat perlindungan yang diharuskan
 Menyediakan APD
 Menjelaskan cara dan sikap bekerja aman
2 Mempekerjakan setelah yakin memahami K3
3 Melakukan pembinaan
 pencegahan kecelakaan
 pemberantasan kebakaran
 peningkatan K3
 pemberiaan P3k
4 Wajib memenuhi dan mentaati syarat K3
Pasal 10
(1) Menteri Tenaga Kerja berwenang membertuk Panitia
Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja guna
memperkembangkan kerja sama, saling pengertian dan
partisipasi efektif dari pengusaha atau pengurus dan
tenaga kerja dalam tempat-tempat kerja untuk
melaksanakan tugas dan kewajiban bersama dibidang
keselamatan dankesehatan kerja, dalam rangka
melancarkan usaha berproduksi.
(2) Susunan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, tugas dan lain-lainnya ditetapkan oleh Menteri
Tenaga Kerja.
Penjelasan Pasal 10

Ayat (1)
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
bertugas memberi pertimbangan dan dapat membantu
pelaksanaan usaha pencegahan kecelakaan dalam
perusahaan yang bersangkutan serta dapat memberikan
dan penerangan efektif pada para pekerja yang
bersangkutan.
Ayat (2)
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
merupakan suatu Badan yang terdiri dari unsur-unsur
penerima kerja, pemberi kerja dan Pemerintah (tripartite).
UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja
Susunan P2K3
Diatur dan tetapkan oleh Menteri
Peraturan pelaksana Permen No. 04/Men/1987
Ketua : Manajemen
Sekretaris : AK3
Anggota : (Bipartite)
Disahkan : Disnaker

Fungsi
Wadah kerjasama peningkatan bidang K3
TRIPARTITE
Pasal 11
(1) Pengurus diwajibkan melaporkan tiap kecelakaan
yang terjadi dalam tempat kerja yang
dipimpinnya, pada pejabat yang ditunjuk oleh
Menteri Tenaga Kerja.
(2) Tata cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan
oleh pegawai termaksud dalam ayat (1) diatur
dengan peraturan perundangan.

• Tata cara Pelaporan diatur oleh Peraturan


Perundangan Permen No. 03/Men/1998
KEWAJIBAN DAN HAK TENAGA KERJA
Pasal 12
Kewajiban pekerja Hak pekerja
a. Memberikan keterangan d. Meminta pada Pengurus agar
yang benar bila diminta dilaksanakan semua syarat-
oleh pegawai pengawas syarat K3yang diwajibkan;
dan atau ahli keselamatan e. Menyatakan keberatan kerja
kerja; pada pekerjaan dimana syarat
b. Memakai alat perlindungan K3 serta alat-alat perlindungan
diri yang diwajibkan; diri yang diwajibkan diragukan
c. Memenuhi dan mentaati olehnya kecuali dalam hal-hal
semua syarat-syarat khusus ditentukan lain oleh
keselamatan dan pegawai pengawas dalam
kesehatan kerja yang batas-batas yang masih dapat
diwajibkan; dipertanggung jawabkan.
Pasal 13
Perlindungan terhadap orang lain

Barang siapa akan memasuki


sesuatu tempat kerja,
diwajibkan mentaati semua
petunjuk keselamatan kerja dan
memakai alat-alat perlindungan
diri yang diwajibkan.
Pasal 14
Pengurus diwajibkan:

• secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja


yang dipimpinnya, semua syarat keselamatan kerja
yang diwajibkan, sehelai Undang-undang ini dan
semua peraturan pelaksanaannya yang berlaku bagi
tempat kerja yang bersangkutan, pada
tempattempat yang mudah dilihat dan terbaca dan
menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli
keselamatan kerja;
Pasal 14
Pengurus diwajibkan:
a.
• Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya,
semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan
dan semua bahan pembinaan lainnya, pada
tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca
menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli
keselamatan kerja.
Pasal 14
Pengurus diwajibkan:
a.
b.
• Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat
perlindungan diri yang diwajibkan pada
tenaga kerja yang berada dibawah
pimpinannya dan menyediakan bagi setiap
orang lain yang memasuki tempat kerja
tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk
yang diperlukan menurut petunjuk pegawai
pengawas atau ahli-ahli keselamatan kerja.
Pasal 15 – Ketentuan Penutup
(1) Pelaksanaan ketentuan pasal-pasal diatur lebih
lanjut dengan peraturan perundangan
(2) Ancaman pidana atas pelanggaran
SEKURANG-KURANGNYA 3 (TIGA)
BULAN ATAU DENDA SETINGGI-
TINGGINYA RP. 100.000
(SERATUS RIBU RUPIAH)
(3) Tindak pidana tersebut adalah pelanggaran
.
Pasal 16
Kewajiban pengusaha memenuhi ketentuan undang
undang ini paling lama setahun
(12 Januari 1970)
Pasal 17
Aturan peralihan untuk memenuhi keselamatan kerja
 VR 1910 tetap berlaku selama tidak
bertentangan
Pasal 18
Menetapkan UU No.1/1970 sebagai undang-undang
keselamatan kerja dalam LNRI No. : 1918 mulai
tanggal 12 Januari 1970
UU 1/1970
Sistem & Kelembagaan K3
(SMK3, Safety Officer, Safety Committee, Emergency Team)
PENGUSAHA/PENGURUS
TEMPAT KERJA

Safety Officer

Safety
Emergency Team
Committee

SATUAN UNIT KERJA


PERATURAN PELAKSANAAN
UU No.1 Tahun 1970

PERATURAN ORGANIK

Secara sektoral
Pembidangan teknis
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No.1 Tahun 1970

Secara sektoral
-. PP No. 19/1973 K3 bidang Pertambangan
-. PP No. 11/1979 K3 Pemurnian dan
Pengolahan Minyak & Gas Bumi
-. Per.Menaker No.01/1978  K3 dalam
Penebangan dan Pengangkutan Kayu
-. Per.Menaker No.01/1980  K3 pada
Konstruksi Bangunan
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No.1 Tahun 1970
Pembidangan Teknis
- PP No.7/1973  Pestisida
- PP No.11/1975  Keselamatan Kerja Radiasi
- Per.Menaker No.04/1980  APAR
- Per.Menaker No.01/1982 Bejana Tekan
- Per.Menaker No.02/1983 Instalasi Alarm Kebakaran
Otomatis
- Per.Menaker No.03/1983 Pemakaian Asbes
- Per.Menaker No.38/2016 Pes. Tenaga & Prod.
- Per.Menaker No.08/2020 Pes. Angkat & Angkut
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No.1 Tahun 1970

Pembidangan Teknis

- Kep.Menaker No. 75/2002  PUIL


- Per.Menaker No. 02/1989 Instalasi Petir
- Per.Menaker No. 12/2015  Listrik
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No.1 Tahun 1970

Pendekatan SDM

- Per.Menaker No. 01/1976 Wajib latih Hiperkes bagi


Dokter Perusahaan
- Per.Menaker No. 01/1979 Wajib latih bagi Paramedis
- Per.Menaker No. 02/1980 Pemeriksaan Kesehatan
Tenaga Kerja
- Per.Menaker No. 02/1982 Syarat dan Klasifikasi Juru Las
- Per.Menaker No. 01/1988 Syarat dan Kualifikasi
Operator Pesawat Uap
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No.1 Tahun 1970
Pendekatan SDM

- Per.Menaker No.09/2010 Operator dan Petugas


Pesawat Angkat & Angkut
- Per.Menaker No.02/1992 Ahli K3
- Kep.Binawas No.407/1999 Kompetensi Tehnisi
Lift
- Kep.Menaker No.186/1999 Pengorganisasian
Penanggulangan Kebakaran
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No.1 Tahun 1970
Pendekatan Kelembagaan dan Sistem

- Per.Menaker No. 04/1987 P2K3


- Per.Menaker No. 04/1995 Perusahaan Jasa K3
- Per.Menaker No. 03/1998 Pelaporan Kecelakaan
- Peraturan Pemerintah No. 50/2012Penerapan SMK3
Undang – Undang Tujuan K3:
N0 1 Th 1970 • Menjamin keselamatan
Keselamatan Kerja tenaga kerja maupun
orang lain (keselamatan
Tempat Kerja umum)
Unsur : • Menjamin sumber
1. Kegiatan Usaha produksi aman dan
2. Tenaga kerja efisien
3. Sumber bahaya • Menjamin proses
produksi lancar &
Produktif

Anda mungkin juga menyukai