Anda di halaman 1dari 36

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS GADJAH MADA


FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI

LAPORAN PEMETAAN GEOLOGI


DAERAH KALIBAWANG, KABUPATEN WONOSOBO DAN
DAERAH BRUNO, KABUPATEN PURWOREJO
PROVINSI JAWA TENGAH, INDONESIA
Lembar Bruno (1408-144)

PEMETAAN GEOLOGI MANDIRI


KULIAH LAPANGAN 2022

DISUSUN OLEH:
KURNIA SARI PURWATI
19/440860/TK/48654

YOGYAKARTA
OKTOBER
2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PEMETAAN MANDIRI

GEOLOGI DAERAH KALIBAWANG, KABUPATEN WONOSOBO DAN

DAERAH BRUNO, KABUPATEN PURWOREJO

PROVINSI JAWA TENGAH, INDONESIA

PEMETAAN GEOLOGI 2022

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Kelulusan


Mata Kuliah Pemetaan Geologi yang Diselenggarakan oleh
Jurusan Teknik Geologi
Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta

Menyetujui, Yogyakarta, 14 Oktober 2022

Dosen Pembimbing Penyusun,

Dr. Ir. Ferian Anggara , S. T., M. Eng., IPM. Kurnia Sari Purwati
NIP. 198305192012121001 NIM. 19/440860/TK/48654
SARI

Daerah pemetaan terletak di Desa Karangsambung dan sekitarnya, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Wonosobo dan Desa Bruno
dan sekitarnya, Kecamatan Bruno, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Luas daerah pemetaan adalah 20 km2 Pola penyaluran
yang berkembang di daerah ini adalah sebagian kecil dendritic, parallel dan sebagian besar subdendritic. Daerah Pemetaan terbagi menjadi
empat satuan morfologi yaitu, satuan perbukitan homoklin Kalibawang, satuan perbukitan bergelombang Kalibawang, satuan perbukitan
homoklin Bruno dan yang terakhir adalah perbukitan antiklin Bruno. Stratigrafi daerah pemetaan dari tua ke muda dimulai dari satuan
batupasir yang dalam peta geologi regional lembar Kebumen oleh Asikin dkk., (1992) berumur Miosen Akhir-Pliosen, kemudian diatasnya
terdapat satuan breksi andesit dan satuan batupasir tuffan yang memiliki hubungan membaji yang berumur Pliosen. Terdapat sesar geser
dekstral yang memiliki orientasi Timurlaut-Baratdaya. Awal proses pengendapan dimulai pada Miosen Tengah yang mana terendap
batupasir ukuran sangat halus hingga pebble dengan batulempung. Kemudian terjadi aktivitas vulkanisme pada masa Pleiosen yang
mengendapkan breksi andesit dan batupasir tuffan secara bersamaan. Potensi positif dari daerah pemetaan adalah studi geologi, pertanian,
perkebunan dan geowisata, sementara potensi negatif daerah pemetaan adalah gerakan massa tanah berupa longsor dan rockfall.
DAFTAR ISI

JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
SARI
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN 1
I.1 Latar Belakang Pemetaan 1
I.2 Lokasi, Luas dan Kesampaian Daerah 1
I.3 Maksud dan Tujuan Pemetaan 1
I.4 Tahapan dan Waktu Pemetaan 1
I.5 Metode Pemetaan 1
I.6 Perlengkapan Lapangan dan Kegunaannya 1
BAB II GEOMORFOLOGI 2
II.1 Geomorfologi Regional 2
II.2 Geomorfologi Daerah Pemetaan 2
II.2.1 Satuan perbukitan homoklin Kalibawang 2
II.2.2 Satuan perbukitan gelombang Kalibawang 2
II.2.3 Satuan perbukitan homoklin Bruno 3
II.2.4 Satuan perbukitan antiklin Bruno 3
II.3 Pola Penyaluran 3
II.4 Stadia Daerah 3
II.5 Morfogenesa 4
BAB III STRATIGRAFI 4
III.1 Stratigrafi Regional 4
III.2 Stratgrafi Daerah Pemetaan 5
III.2.1 Satuan batupasir 5
III.2.2 Satuan breksi andesit 5
III.2.3 Satuan batupasir tuffan 6
BAB IV STRUKTUR GEOLOGI 6
IV.1 Struktur Geologi Regional 6
IV.2 Struktur Geologi Daerah Pemetaan 7
IV.2.1 Lipatan 7
IV.2.2 Kekar 7
IV.2.3 Sesar 8
IV.3 Analisa dan Interpretsi Pola Struktur Geologi 8
BAB V SEJARAH GEOLOGI 8
BAB VI RINGKASAN 8
DAFTAR PUSTAKA 8
LAMPIRAN 9
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Hasil analisis stereografis lipatan

Tabel 4.2. Data pengukuran kekar pada STA 1 dan STA 64


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Pembagian Zona Pulau Jawa (Van Bemmelen, 1949)


Gambar 2.2. Perbukitan Homoklin Kalibawang
Gambar 2.3. Perbukitan Gelombang Kalibawang
Gambar 2.4. Perbukitan Homklin Bruno
Gambar 2.5. Perbukitan Antiklin Bruno
Gambar 3.1. Kolom Stratigrafi Lembar Kebumen oleh Asikin dkk, (1992) modifikasi oleh Aprizal, dkk. (2018)
Gambar 3.2. Satuan Batupasir di STA 76
Gambar 3.3. Satuan Breksi Andesit di STA 13
Gambar 3.4. Satuan Batupasirtufan di STA 22
Gambar 4.1. Pola Struktur Regional Pulau Jawa oleh Pulonggono dan Martodjojo (1994) dalam Bachri, S. (2014)
Gambar 4.2. Analisis Kekar Menggunakan Aplikasi Stereonet.
DAFTAR LAMPIRAN

a. Lampiran Peta-Peta
b. Lampiran Petrografi
c. Lampiran MS
Laporan Akhir Pemetaan Geologi Mandiri Tahun 2022
I. PENDAHULUAN • Mempersiapkan peta dasar (base map)
meliputi peta kontur, peta RBI, peta
I.1. Latar Belakang Pemetaan geologi regional skala 1:100.000 dan
Kegiatan pemetaan geologi merupakan citra yang dapat membantu Analisa
perwujudan pelaksanaan pembelajaran secara langsung. awal.
Pemetaan geologi juga ramah disebut dengan kuliah • Mengumpulkan data-data sekunder
lapangan. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengetahui daerah pemetaan.
data geologi suatu daerah sehingga keadaan geologi • Melakukan Analisa awal dari daerah
daerah tersebut dapat diketahui dan dievaluasi. Kegiatan pemetaan dengan cara membuat peta
ini juga merupakan salah satu bagian dari serangkaian pola penyaluran, peta geomorfologi
pelaksanaan mata kuliah Pemetaan Geologi yang tentatif, peta geologi tentatif, dan lain-
merupakan mata kuliah wajib sebagai syarat bagi lain.
mahasiswa S-1 untuk memperoleh gelar sarjana. • Melakukan perencanaan lintasan
Pemetaan Geologi ini dibagi menjadi dua tahap, yaitu dengan mempertimbangkan aspek
acara pelatihan sekaligus pemetaan geologi di daerah geologi, waktu dan biaya pemetaan.
Bayat dan Pemetaan Geologi Mandiri yang dilaksanakan 2. Tahap Pemetaan di Lapangan
di Zona Serayu Selatan. • Tahap orientasi (reconnaissance)
dilaksanakan pada tanggal 26 Juli 2022
I.2. Lokasi, Luas dan Kesampaian Daerah • Tahap pemetaan di lapangan
Secara administratif, daerah pemetaan berada di dilaksanakan pada tanggal 18 Juli 2022
daerah Desa Dempel dan sekitarnya, Kecamatan – 5 Agustus 2022
Kalibawang, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa • Tahap checking dilaksanakan pada
Tengah dan daerah Desa Watuduwur dan sekitarnya, tanggal 2 Agustus 2022
Kecamatan Bruno, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa 3. Tahap Pasca Lapangan
Tengah. Daerah pemetaan termasuk dalam Peta Rupa • Tahap analisis dan pengolahan data
Bumi Lembar Bruno (1408-144) skala 1:25.000. Secara berupa analisis laboratorium berupa
astronomis, letak daerah pemetaan berada pada koordinat analisis paleotologi dan petrografi.
UTM 49 S 375000-385000 dan 9165000-9172000. Luas Selanjutnya pembuatan poster dan
dari derah pemetaan sekitar 20 km2. Lokasi daerah penyusunan laporan pemetaan geologi.
pemetaan dapat dijangkau dengan menggunakan I.5. Metode Pemetaan
kendaraan bermotor sekitar tiga jam perjalanan dari
kampus Teknik Geologi UGM. Pada pemetaan ini, • Surface Mapping :
peneliti menggunakan kendaraan roda dua. pengamatan batuan dipermukaan bumi
melalui singkapan-singkapan yang
I.3. Maksud dan Tujuan Pemetaan
ditemukan di lapangan.
Maksud dari pemetaan geologi kali ini adalah • Perekaman Data : pencatatan
untuk memenuhi kurikulum S1 Teknik Geologi dan kenampakan morfologi, litologi,
sebagai latihan pemetaan geologi bagi mahasiswa S1 struktur geologi, potensi geologi dan
Teknik Geologi UGM. pengambilan dokumentasi lapangan.
• Pengamatan Laboratorium :
Tujuan dari pemetaan geologi adalah untuk pengamatan paleontologi dan petrografi
memperoleh gambaran mengenai kondisi geologi suatu batuan.
daerah yang meliputi: • Interpretasi : interpretasi
1. Sebaran batuan, geomorfologi, stratigrafi dan dari data yang tersedia.
struktur geologi.
2. Proses-proses geologi yang pernah terjadi dan • Laporan dan Poster : hasil dari
yang sedang terjadi di tempat pemetaan pemetaan geologi diwujudkan dalam
sepanjang waktu geologi serta sejarah geologi bentuk poster dan laporan pemetaan
dari daerah pemetaan. geologi.
3. Potensi geologi dari daerah pemetaan, baik I.6. Perlengkapan Lapangan dan Kegunaanya
potensi sumberdaya geologi maupun potensi
bencana geologi. Perlengkapan lapangan yang dibawa pada saat
pemetaan meliputi:
I.4. Tahapan dan Waktu Pemetaan
• GPS, untuk melakukan pengeplotan
Secara umum, dalam melakukan pemetaan posisi dan lokasi.
geologi terdapat beberapa tahapan yang akan mendukung
• Kompas geologi, untuk mengukur jurus
dan membuat pekerjaan pemetaan geologi lebih efektif
dan kemiringan bidang perlapisan,
dan efisien.
kekar dan sesar.
1. Tahap Persiapan • Palu geologi, untuk melakukan
• Melakukan perizinan administrasi sampling batuan dan skala pembanding
daerah pemetaan dan mencari pada foto.
basecamp.
1
Laporan Akhir Pemetaan Geologi Mandiri Tahun 2022
• Lup, untuk membantu pengamatan Sungai Bogowonto (sebelah utara kota Purworejo_ di
secara megaskopis di lapanagn. sebelah timur dimana hingga lembah Sungai Citanduy
• Peta topografi, sebagai peta dasar untuk (sebelah selatan Kota Majenang) di sebelah barat. Secara
membuat peta geologi. umurm, zona serayu selatan melampar relative timur-
• Komparator butir, untuk menentukan barat dengan bentuk melengkung ke arah utara dengan
ukuran butir pada batuan di lapangan. batas fisiografi sebelah timur zona ini tidak begitu tegas.
• HCl 0,1 M, untuk mengetahui Hal tersebut dikarenakan mereka bergabung dengan ujung
kandungan karbonat pada batuan. utara Pegunungan Kulon Progo yang melampar berarah
• Tongkat Jacob, untuk membantu utara-timur laut – selatan-baratdaya, serta tertutup oleh
melakukan pengukuran stratigrafi endapan volkanik Gunung Sumbing. Sedangkan, batas
sekaligus menjadi pembanding pada
fisiografi sebelah barat cukup tegas, dengan adanya
dokumentasi lapangan.
lembah sempit bentukan erosi vertikal Sungai Cikawung
• Plastik sampel, untuk menyimpan
sampel batuan yang diambil di yang menjadi batas zona Serayu Selatan dengan Zona
lapangan. Bogor.
• Buku catatan lapangan, untuk mencatat II.2 Geomorfologi Daerah Pemetaan
segala fenomena geologi yang ada di
lapangan. Satuan geomorfologi daerah pemetaan mengacu
• Alat tulis, seperti pensil, ballpoint, pada klasifikasi Bandono & Brahmantyo (1992) yang
spidol, dsb. membaginya menjadi empat satuan, yaitu sebagai berikut:
• Tas ransel, untuk membawa semua
perlengakapan ketika di lapangan. 1. Perbukitan Homoklin Kalibawang
• Bekal makanan dan minuman.
• Ponco, untuk melindungi diri ketika Satuan geomorfologi ini memiliki
hujan. pelamparan 55% dari cakupan kavling pemetaan
• Kamera, untuk mengambil gambar di dengan kelerengan rata-rata 16°-35°, memiliki
lapangan. beda tinggi 471,3 meter. Perbukitan Homoklin
• Kendaraan bermotor, untuk mencari Kalibawang melampar dari Kalibawang hingga
singkapan di lapangan. Purworejo yang tersusun atas litologi breksi
• Obat-obatan pribadi. andesit. Struktur geologi yang mengontrol pada
satuan ini adalah kelurusan yang memiliki
orientasi baratlaut-tenggara yang dapat dilihat
II. GEOMORFOLOGI pada peta. Pola penyaluran yang berkembang
pada satuan ini adalah subdendritik dengan arah
II.1. Geomorfologi Regional aliran umum dari baratlaut – tenggara.proses
Menurut Van Bemmelen (1949), morfologi eksogenik yang bekerja pada satuan ini adalah
tektonik (litologi dan pola struktur wilayah Jawa bagian pelapukan. Potensi positif sebagai area
timur (meliputi Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur) perkebunan sedangkan potensi negatifnya adalah
terbagi menjadi beberapa zona fisiografis, yaitu: longsor/rockfall.

1. Zona Pegunungan Selatan


2. Zona Solo
3. Zona Kendeng
4. Depresi Randublatung
5. Zona Rembang

Gambar 2.2. Perbukitan Homoklin Kalibawang

2. Perbukitan Gelombang Kalibawang


Satuan geomorfologi ini memiliki
pelamparan 12% dari cakupan kavling pemetaan
dengan kelerengan rata-rata 8°-16°, memiliki
beda tinggi 65,5 meter. Perbukitan Gelombang
Kalibawang berada di Kecamatan Kalibawang
Gambar 2.1. Pembagian Zona Pulau Jawa (Van Bemmelen, 1949) yang tersusun atas litologi batupasir ukuran
sangat halus, batu lempung, batu lanau, serta
Daerah pemetaan ini termasuk ke dalam zona batupasir ukuran pebble-cobble yang
Pegunungan Serayu Selatan. Menurut Husein dkk., (2013) dikelompokkan menjadi satu satuan litologi
Zona Serayu Selatan berkembang dari daerah hulu aliran yaitu satuan batupasir. Struktur geologi yang
2
Laporan Akhir Pemetaan Geologi Mandiri Tahun 2022
berkembang pada satuan ini adalah adanya sesar berkembang pada satuan ini adalah subdendritik
geser dekstral. Pola penyaluran yang dengan arah aliran umum barat laut-selatan.
berkembang pada satuan ini adalah subdendritik Proses eksogenik yang terjadi pada satuan ini
dengan arah aliran umum dari barat laut-selatan. adalah erosi dan transportasi. Potensi positif
Proses eksogenik yang bekerja pada satuan ini sebagai persawahan, perkebunan dan perairan
adalah erosi dan transportasi. Potensi positif sawah, sedangkan potensi negatifnya adalah
sebagai area pemukiman dan perkebunan warga, banjir dan longsor.
sedangkan potensi negatifnya adalah
longsor/rockfall dan banjir.

Gambar 2.3. Perbukitan Antiklin Bruno


Gambar 2.3. Perbukitan Gelombang Kalibawang
II.3 Pola Penyaluran
3. Perbukitan Homoklin Bruno Pola penyaluran yang berkembang pada daerah
Satuan geomorfologi ini memiliki
pemetaan adalah pola penyaluran subdendritik, dan
pelamparan 18% dari cakupan kavling pemetaan parallel. Pola subdendritik umumnya berkembang pada
dengan kelerengan rata-rata 16°-35°, memiliki daerah yang terkontrol oleh struktur geologi, dimana pada
beda tinggi 385,5 meter. Perbukitan Homoklin daerah pemetaan dipengaruhi oleh keberadaan kekar yang
Bruno berada di Kecamatan Bruno yang tersusun ada di tebing sungai dan terdapat kelurusan pola sungai
atas litologi breksi andesit. Pola penyaluran yang
dengan orientasi baratlaut-tenggara. Litologi yang
berkembang pada satuan ini adalah parallel berkembang pada pola penyaluran ini adalah batupasir,
dengan arah aliran umum dari barat-laut ke
batulempung, batu lanau, batupasir tuffan dan breksi
selatan dengan stream divider yang berbeda dari andesit. Selanjutnya pola penyaluran yang kedua adalah
perbukitan homoklin Kalibawang. Proses parallel. Pola penyaluran ini mengindikasikan kelerengan
eksogenik yang terjadi pada satuan ini adalah daerah yang menengah hingga curam. Litologi yang
pelapukan. Potensi positif sebagai area relatif homogen pada pola penyaluran ini adalah breksi
perkebunan dan terdapat beberapa sumber mata
andesit.
air yang dapat digunakan oleh warga setempat,
sedangkan potensi negatifnya adalah rockfall. Pola penyaluran yang berkembang pada daerah
pemetaan termasuk ke dalam sungai konsekuen yang
memiliki sistem sungai yang tersusun oleh aliran sungai,
gabungan alur sungai (tempuran), serta dataran banjir
yang dimanfaatkan oleh warga setempat untuk sektor
perkebunan. Bentuk sungai yang berkembang pada daerah
pemetaan cenderung masuk ke dalam bentuk lurus
(straight), hal tersebut dikarenakan sungai yang mengalir
beralur tunggal, mengalir lurus dan tidak tampak memiliki
gosong. Tekstur penyaluran ini termasuk ke dalam pola
penyaluran bertekstur sedang dengan densitas sungai yang
sedang, hal tersebut dibuktikan dengan keberadaan
Gambar 2.4. Perbukitan Homklin Bruno litologi penyusun berupa lanau. Berdasarkan sistem
fluvial oleh William Davis (1905), pola penyaluran daerah
4. Perbukitan Antiklin Bruno pemetaan memiliki siklus erosi dengan stadia muda. Hal
Satuan geomorfologi ini memiliki tersebut dikarenakan erosi vertikal yang dominan dengan
pelamparan 15% dari cakupan kavling pemetaan lembah V yang sempit dan banyak air terjun.
dengan kelerengan rata-rata 8°-16°, memiliki
beda tinggi 58 meter. Perbukitan antiklin Bruno II.4 Stadia Daerah
berada di kecamatan Bruno yang tersusun atas
Berdasarkan William Davis (1905), pada daerah
litologi batupasir sangat halus dan batupasir
pemetaan termasuk ke dalam stadia muda. Hal tersebut
halus yang termasuk ke dalam satuan batupasir.
dikarenakan pada daerah pemetaan termasuk ke daerah
Struktur geologi yang berkembang pada daerah
yang secara homogen merupakan dataran tinggi, dengan
ini adalah kekar yang memiliki arah gaya utama
dominan erosi vertikal, lembah V yang sempit dan banyak
timurlaut-baratdaya. Pola penyaluran yang
air terjun. Bentuk sungai yang ada pada daerah ini
3
Laporan Akhir Pemetaan Geologi Mandiri Tahun 2022
merupakan bentuk sungai yang lurus hal tersebut 3. Formasi Totogan
dikarenakan sungai yang mengalir beralur tunggal, Berisi breksi dengan komponen
mengalir lurus dan tidak tampak memiliki gosong, dengan batulempung, batugamping dan basal, masa
stream divider yang luas. Tingkat peapukan dan erosi dasar lempung bersisik. Formasi Totogan
pada daerah pemetaan cukup intensif, hal tersebut ditafsirkan sebagai melage sedimenter atau
dibuktikan dengan beberapa wilayah pemetaan yang dikenal dengan istilah olsrostrom.
memiliki litologi yang lapuk dan sudah menjadi tanah. 4. Formasi Waturanda
Formasi Waturanda terdiri dari breksi
III.5 Morfogenesis dan batupasir yang berselingan dengan ketebalan
Berdasarkan Soetoto (2015), morfogenesis pada beragam. Breksi dengan fragmen berukuran dari
daerah pemetaan termasuk ke dalam morfostruktur aktif, beberapa cm hingga beberapa meter, yang terdiri
dikarenakan pada proses pembentukan bentang alam dari batuan andesit, bewarna abu-abu
dipengaruhi oleh proses endogenik berupa vulkanisme mengandung banyak mineral hornblende, mika
yang dibuktikan dengan keberadaan litologi breksi andesit dan plagioklas, pemilahan sangat buruk dan
dan batupasir tuffan dan orogenesis (structural) yang seringkali memperlihatkan struktur sedimen
menimbulkan terjadinya perbukitan antiklin, kekar dan perlapisan bersusun, laminasi parallel dan
sesar geser dekstral. kadang-kadang terdapat convolution.
5. Formasi Panosogan
Proses eksogenik yang terjadi pada daerah Ciri khas dari Formasi Penosogan
pemetaan berupa erosi, pelapukan dan gerakan massa. adalah adanya perselingan batupasir gampingan,
Proses erosi yang ada pada daerah pemetaan dibawa oleh batulempung, tuf, napal dan kalkarenit.
air dengan proses transportasi suspended load karena Dipengaruhi oleh arus turbid umur Formasi
material yang ada pada sungai berupa material halus dari Panosogan berdasarkan fosil foraminifera yang
mulai pasir hingga lanau. Selain itu, proses pelapukan di dijumpai, ditafsirkan berumur Miosen tengah.
daerah ini juga sangat intensif, hal tersebut dibuktikan Formasi ini menindih selaras Formai Waturanda,
dengan kondisi bentang alam daerah penelitian yang sedangkan lingkungan pengendapannya diduga
dominan berupa tanah dan litologi yang dijumpai sudah batial atas.
menuju lapuk. Gerakan massa yang terjadi pada daerah 6. Formasi Halang
penelitian juga sangat intensif dikarenakan tanah yang ada Formasi ini merupakan endapan turbidit
tidak kompak, banyak vegetasi, serta kemiringan lereng dan tersusun atas dua bagian, yaitu bagian atas
yang cukup suram. Penjelasan lebih lengkap tidak dapat dan bagian bawah. Bagian atas terdiri dari
disajikan karena diperlukan penelitian lebih lanjut. perselingan batupasir dan batulempung yang
terdiri dari batupasir tuffan, breksi, konglomerat,
III. STRATIGRAFI
napal, dan batulempung yang berselang-seling
III.1 Stratigrafi Regional berlapis baik. Hubungan Anggota Breksi ini
menjemari dengan Formasi Halang.
Berdasarkan peta geologi Lembar Kebumen oleh 7. Formasi Peniron
Asikin, dkk (1992), kolom stratigrafi regional tersusun Formasi ini menindih selaras diatas
oleh beberapa formasi dari yang tua ke muda antara lain: formasi haling dan merupakan sedimen turbidit
termuda yang diendapakan di Zona Pegunungan
1. Kompleks Melange
Serayu Selatan. Litologinya terdiri dari breksi
Kelompok batuan ini merupakan bagian
aneka bahan dengan komponen andesit,
dari kompleks Melange yang terdiri dari
batulempung, batupasir dengan masa dasar
graywacke, sekis, lava basalt berstruktur bantal,
batupasir sisipan tuf, batupasir, napal dan
gabbro, batugamping merah, rijang, lempung
batulempung.
hitam, yang bersihat serpihan dimana semuanya
8. Endapan alluvial
merupakan campuran yang dikontrol oleh
Endapan ini menutupi secara tidak
tektonik.
selaras batuan-batuan dari formasi yang lebih tua
2. Formasi Karangsambung
yang dicirikan oleh material leas hasil pelapukan
Kelompok batuan yang merupakan
batuan yang lebih tua berukuran lempung sampai
kumpulan endapan olisostrom yang terjadi
bongkah.
akibat pelongsoran gaya berat di bawah
permukaan laut, melibatkan endapan sedimen
yang belum terkomposisi yang berlangusng pada
lereng parit di bawah pengaruh endapan turbidit.
Formasi ini tersusun oleh batulempung bersisik
dengan bongkah batugamping, konglomerat,
batupasir, basalt dan batugamping terumbu yang
bersifat olistolit. Hubungan dengan batuan pra
tersier tidak selaras.
4
Laporan Akhir Pemetaan Geologi Mandiri Tahun 2022
Kolom stratigrafi regional beserta ciri litologi formasi memiliki ketebalan 50-450 meter. Satuan ini
dan lingkungan pengendapan dapat dilihat pada gambar di melampar sekitar 35% dari daerah pemetaan.
bawah ini: Hubungan stratigrafi terhadap satuan yang lebih
muda adalah selaras.
Perubahan litologi yang terjadi pada
daerah pemetaan memperlihatkan bahwa
semakin ke atas (semakin muda) ukuran litologi
semakin kasar. Menurut Aprizal (2018)
lingkungan pengendapan yang terjadi pada
Formasi Halang berada di laut dalam. Dengan
pengendapan yang terjadi pada Formasi Halang
adalah pengendapan turbidit. Pengendapan yang
terjadi pada daerah pemetaan dapat
diinterpretasikan terjadi perubahan lingkungan
pengendapan dari laut dalam ke daratan yang
dibuktikan dengan adanya struktur sedimen
silang siur (cross bedding) yang menandakan
terjadi pengendapan di daerah pasang surut
(transisi).

Gambar 3.1. Kolom Stratigrafi Lembar Kebumen oleh


Asikin dkk, (1992) modifikasi oleh Aprizal, dkk. (2018)

Berdasarkan peta geologi Lembar Kebumen oleh


Asikin, dkk (1992), daerah pemetaan tersusun oleh (dari
yang tua ke yang muda) Formasi Halang dan Formasi
Peniron.

1. Formasi Halang: berisi litologi dengan


perselingan batupasir, batugamping, napal dan
tuf dengan sisipan breksi; dipengaruhi oleh arus
turbid dan pelengseran bawah air laut. Gambar 3.2. Satuan Batupasir di STA 76
Lingkungan pengendapan pada formasi ini
adalah laut dalam. Namun, pada daerah pemetaan tidak
2. Formasi Peniron: berisi litologi breksi aneka ditemukan batuan yang bereaksi dengan HCl
bahan dengan komponen andesit, batulempung, sehingga tidak ditemukan data paleontologi
batugamping; masa dasar batupasir tufan, berupa fosil. Tingkat pelapukan yang cukup
bersisipan tuf. Lingkungan pengendapan pada intensif pada daerah pemetaan mengakibatkan
formasi ini adalah laut dalam. litologi yang masih tersingkap sudah mulai
melapuk. Dasar penarikan umur dan umur satuan
III.2 Stratigrafi Daerah Pemetaan batuan berdasarkan stratigrafi regional pada Peta
Geologi Lembar Kebumen oleh Asikin, dkk.
Stratigrafi daerah pemetaan dibagi menjadi 3 satuan
(1992) melalui kolom kesebandingan umur.
litostratigrafi yaitu satuan batupasir, satuan breksi andesit
dan satuan batupasir. Pola penyebaran litologi pada 2. Satuan Breksi Andesit
daerah penelitian dapat dilihat pada lampiran bagian peta Satuan breksi andesit berumur lebih
geologi daerah pemetaan. Berikut satuan batuan dari tua muda daripada satuan batupasir. Satuan ini
ke muda pada daerah pemetaan: termasuk kedalam Formasi Peniron dengan
litologi penyusun satuan ini adalah breksi
1. Satuan Batupasir
andesit. Dasar penamaan dari satuan ini adalah
Satuan batupasir merupakan satuan
penyebaan batuan yang homogen di daerah
tertua di daerah pemetaan. Litologi penyusun
pemetaan yaitu breksi andesit. Satuan ini
satuan batupasir adalah batupasir ukuran sangat
memiliki ketebalan 471 meter dengan
halus, batupasir ukuran halus, batulempung, batu
pelamparan sekitar 50% dari daerah pemetaan.
lanau, batupasir ukuran sangat kasar, batupasir
Pada satuan ini memiliki hubungan menjari
ukuran pebble-cobble sisipan breksi andesit.
dengan satuan batupasir tufan. Interpretasi
Dasar penamaan dari satuan ini adalah
tersebut didapatkan berdasarkan kolom
banyaknya penyebaran batupasir yang memiliki
kesebandingan pada Peta Geologi Lembar
ukuran beragam dari sangat halus hingga
Kebumen oleh Asikin, dkk (1992) yang
berukuran pebble-cobble. Satuan batupasir

5
Laporan Akhir Pemetaan Geologi Mandiri Tahun 2022
menyebutkan bahwa satuan tersebut berada pada Kebumen oleh Asikin, dkk (1992) yang
umur dan formasi yang sama. menyebutkan bahwa satuan tersebut berada pada
umur dan formasi yang sama. Lingkungan
Lingkungan pengendapan pada satuan pengendapan pada satuan batuan ini merupakan
batuan ini merupakan lingkungan pengendapan lingkungan pengendapan darat (terestrial).
darat (terestrial). Dasar penarikan umur dan Dasar penarikan umur dan umur satuan batuan
umur satuan batuan berdasarkan stratigrafi berdasarkan stratigrafi regional pada Peta
regional pada Peta Geologi Lembar Kebumen Geologi Lembar Kebumen oleh Asikin, dkk.
oleh Asikin, dkk. (1992) melalui kolom (1992) melalui kolom kesebandingan umur.
kesebandingan umur.
IV. STRUKTUR GEOLOGI

Daerah pemetaan

Gambar 3.3. Satuan Breksi Andesit di STA 13 Gambar 4.1. Pola Struktur Regional Pulau Jawa
oleh Pulonggono dan Martodjojo (1994) dalam
Bachri, S. (2014)
3. Satuan Batupasir Tufan
Satuan batupasir tufan berumur lebih IV.1 Struktur Geologi Regional
muda daripada satuan batupasir. Satuan ini Kontrol struktur di Pulau Jawa sangat
termasuk kedalam Formasi Peniron dengan dipengaruhi aktivitas tektonik lempeng yang aktif, yaitu
litologi penyusun satuan ini adalah batupasir lempeng Eurasia dan Lempeng Indo-Australia. Menurut
tufan. Dasar penamaan dari satuan ini adalah Pulonggono dan Martodjojo (1994) dalam Bachri, S.,
penyebaan batuan yang homogen di daerah (2014), akibat dari aktivitas lempeng tersebut di Pulau
pemetaan yaitu batupasir tufan. Satuan ini Jawa berkembang tiga pola struktur geologi yang
memiliki ketebalan 350 meter dengan dominan, yaitu Pola Meratus yang berarah timur laut
pelamparan sekitar 15% dari daerah pemetaan. baratdaya, Pola Sunda yang berarah utara-selatan dan Pola
Litologi batupasir tufan yang berada di daerah Jawa yang berarah timur-barat.
pemetaan sudah mulai melapuk dan bahkan
terdapat singkapan yang sudah menjadi tanah 1. Pola Meratus
dikarenakan tingkat pelapukan pada daerah Pola Meratus memiliki arah timurlaut-
pemetaan cukup intensif. baratdaya dan berumur Kapur Akhir hingga
Paleosen (80-52 juta tahun yang lalu). Rezim
tektonik kompresi Lempeng Indo-Australia yang
tersubduksi ke bawah Lempeng Eurasia
menyebabkan terbentuknya pola Meratus.
2. Pola Sunda
Pola Sunda memiliki arah utara-selatan
dan berumur Eosen Awal hingga Oligosen Akhir
(53-32 juta tahun yang lalu). Setelah rezim
Gambar 3.4.
kompresi pada pola Meratus, terjadi penurunan
Satuan
kecepatan gerak dari lempeng Indo-Australia
Batupasirtufan
sehingga terjadi rezim tektonik regangan pada
di STA 22
kala masa itu yang membentuk struktur dengan
Pada satuan ini memiliki hubungan pola Sunda. Struktur sesar yang termasuk ke
menjari dengan satuan breksi andesit. dalam Pola Sunda umumnya berkembang di
Interpretasi tersebut didapatkan berdasarkan utara Jawa (Laut Jawa).
kolom kesebandingan pada Peta Geologi Lembar 3. Pola Jawa
6
Laporan Akhir Pemetaan Geologi Mandiri Tahun 2022
Pola Jawa merupakan pola struktur
dengan arah timur-barat yang berumur Oligosen 2. Kekar
Akhir hingga Miosen Awal (32 juta tahun yang Kekar adalah rekahan pada batuan yang
lalu). Pola ini terbentuk akibat rezim kompresi belum mengalami pergeseran. Kekar gerus ini
yaitu subduksi Lempeng Indo-Australia yang terbentuk karena adanya gaya kompresi atau
berada di selatan Jawa hingga ke arah Sumatera. tekanan. Ciri-ciri dari kekar ini adalah kekar ini
Pola Jawa diakibatkan oleh tektonik Neogen dan biasanya berpasangan, memotong fragmen
merupakan pola yang paling berkembang di batuan, bidang kekarnya selalu lurus dan rata.
Pulau Jawa. Sebagian besar kekar yang ditemukan pada
daerah pemetaan merupakan jenis kekar gerus.
IV.2 Struktur Geologi Daerah Pemetaan Struktur kekar umumnya banyak dijumpai pada
Pada daerah pemetaan ditemukan beberapa lokasi pemetaan khususnya pada litologi
struktur geologi yang terjadi. Namun sayangnya, bukti batupasir. Kekar pada daerah pemetaan
lapangan. tidak dapat terlihat dengan jelas dikarenakan ditemukan pada dinding/tebing sungai. Data
proses pelapukan yang cukup intensif mengakibatkan kekar yang digunakan terdapat pada STA 1, STA
daerah pemetaan sulit mengidentifikasi struktur geologi 64. Pada analisis kekar menunjukkan pola
yang ada. struktur barat-timur dengan arah gaya utama
relatif utara-selatan (lihat gambar 4.1). Namun
1. Lipatan sayangnya pada pengambilan data kekar dirasa
Lipatan merupakan pencerminan dari masih kurang banyak sehingga hasil analisa
suatu lengkungan yang mekanismenya kekar dinilai kurang representatif. Berikut tabel
disebabkan oleh dua proses, yaitu bending data pengukuran kekar pada STA 1 dan STA 64.
(melengkung) dan buckling (melipat). Pada
gejala bending, gaya yang bekerja tegak lurus Tabel 4.2 Data pengukuran kekar pada STA 1, STA
terhadap bidang permukaan lapisan., sedangkan 64.
pada gejala buckling gaya yang bekerja sejajar Data Kekar Data Kekar
dengan bidang perlapisan. (N … °E) (N … °E)
Struktur lipatan yang ada di daerah 315 25
pemetaan berupa antiklin dengan nama Antiklin 335 65
Bruno. Dasar penamaan dari lipatan antiklin ini 335 75
merupakan nama kecamatan tempat daerah 325 55
antiklin tersebut yaitu berada di Kecamatan 325 55
Bruno, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa 275 295
Tengah. Keberadaan antiklin ini dianalisis 275 290
295 290
berdasarkan data strike/dip yang dijumpai pada
295 295
daerah pemetaan. Analisis lipatan dilakukan
355 10
berdasarkan hasil pengukuran kedudukan
280 10
perlapisan batuan. Struktur lipatan antiklin
140 10
terjadi pada satuan batupasir dengan satuan
110 95
batuan yang terlipat adalah batupasir.
Lipatan yang terbentuk memiliki
orientasi yang relatif memanjang barat-timur.
Struktur lipatan tercermin dari perbedaan dip
(kemiringan) lapisan batuannya yang berbeda di
sisi utara maupun di sisi selatan pada daerah
pemetaan. Lapisan batuan yang berada di sisi
utara daerah pemetaan pada umumnya memiliki
kemiringan ke arah utara, dan sebaliknya.
Lipatan yang terbentuk di daerah pemetaan
berupa antiklin simetri yang diperkirakan
terbentuk pada masa Miosen Akhir hingga
Pliosen Tengah. Dari analisis stereografis yang
dilakukan dengan data strike/dip pada bagian
selatan dan utara dari peta diperoleh data sebagai
berikut: Gambar 4.1. Analisis kekar menggunakan
Tabel 4.1 Hasil analisis stereografis lipatan aplikasi stereonet.
Arah umum sayap
N 250° E/ 10°
utara
Arah umum sayap
N 120° E/ 12°
selatan
7
Laporan Akhir Pemetaan Geologi Mandiri Tahun 2022
3. Sesar Kabupaten Purworejo yang sama-sama di Provinsi Jawa
Sesar adalah bidang atau zona rekahan Tengah dengan luas sekitar 20 km2 mendapatkan hasil
yang telah mengalami pergeseran sepanjang yang membagi satuan geomorfologi daerah pemetaan
bidang retakan tersebut. Sesar yang berkembang menjadi beberapa satuan yaitu satuan perbukitan
di daerah pemetaan adalah sesar geser dekstral. homoklin Kalibawang, satuan perbukitan homoklin
Sesar geser dekstral berkembang pada Bruno, satuan perbukitan bergelombang Kalibawang dan
satuan batupasir pada litologi batupasir yang perbukitan antiklin Bruno. Pembagian satuan stratigrafi
berselingan dengan batulempung pada STA 41. pada daerah pemetaan dibagi menjadi 3 satuan (dari tua
Sesar geser dekstral ini berada di Kecamatan ke muda) yaitu satuan batupasir yang memiliki hubungan
Kalibawang, Kabupaten Wonosobo, Provinsi selaras dengan satuan breksi andesit dan satuan batupasir
Jawa Tengah. Maka dari hal itu, sesar geser tufan yang memiliki hubungan menjari. Selain dua aspek
dekstral ini dinamakan Sesar geser dekstral tersebut, pada daerah pemetaan ditemukan beberapa
Kalibawang. Arah dari sesar geser ini adalah N struktur geologi berupa struktur lipatan yaitu antiklin,
110°E/65°. Analisis sesar menunjukkan arah kekar dan sesar dekstral dengan arah pola strukturnya
relatif berarah barat-timur. Sesar yang terbentuk adalah barat-timur sesuai dengan arah pola struktur
di daerah pemetaan diperkirakan terbentuk pada regional Pola Jawa (Bachri, S., 2014).
masa Miosen Akhir hingga Pliosen Tengah.
Sesar geser ini terjadi akibat gaya kompresi yang DAFTAR PUSTAKA
terus menerus pada batuan, sehingga batuan Aprizal, R., dkk, 2018, Geologi Dan Studi Endapan
menciptakan zona-zona lemah. Ketika gaya
Turbidit Formasi Penosogan Daerah
kompresi ini telah melewati batas tahan geser
batuan, maka terjadi pergerakan yang mengikuti
Karanggayam Dan Sekitarnya, Kecamatan
bidang lemah dari kekar-kekar yang terbentuk Karanggayam, Kabupaten Kebumen,
selama gaya kompresi bekerja. Provinsi Jawa Tengah. Bogor : Program
Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik
IV.3 Analisis dan Interpretasi Pola Struktur Geologi Universitas Pakuan.
Berdasarkan iterpretasi dari data yang diperoleh
Asikin. S., Handoyo. A., Busono. H., Gafoer. S.,
dan kemudian dikorelasikan dengan pola-pola gaya
1992, PETA GEOLOGI LEMBAR
pembentukan Pulau Jawa, daerah pemetaan memiliki satu
fase gaya yang mengikuti Pola Jawa yaitu pola struktur KEBUMEN, JAWA, Pusat Penelitian dan
barat-timur. Pola ini diakibatkan oleh tektonik pada masa Pengembangan Geologi
Neogen dan merupakan pola yang paling berkembang di
Bachri, S., 2014, Pengaruh Tektonik Regional
Pulau Jawa (Bachri, 2014).
Terhadap Pola Struktur Dan Tektonik
V. SEJARAH GEOLOGI Pulau Jawa, Pusat Survey Geologi,
J.G.S.M. Vol. 15 No 4 November 2014 Hal
Sejarah geologi pada daerah pemetaan dimulai
dengan adanya proses pengendapan arus turbidit Formasi
215-221
Halang yang terjadi pada Miosen Tengah yang Husein, S., Dkk, 2013, Kendali Stratigrafi Dan
menghasilkan perlapisan batupasir ukuran sangat halus
Struktur Gravitasi Pada Rembesan
hingga berukuran pebble-cobble dengan batulempung.
Hidrokarbon Sijenggung, Sekungan Serayu
Proses vulkanisme pada Serayu Selatan sudah dimulai
dari masa Oligesen Akhir, namun pada Miosen Tengah Utara, Yogyakarta: Prosiding Seminar
proses vulkanisme tersebut berhenti yang diduga Nasional Kebumian Ke-6 Teknik Geologi
terganggu oleh proses rotasi Sundaland yang baru berjalan Universitas Gadjah Mada 11-12 Desember
yang membuat Jawa Tengah mulai mengalami 2013
pemendekan (shortening) (Husein, dkk., 2014).
Kemudian pada Miosen Akhir terbentuk dua busur Komisi Sandi Stratigrafi Indonesia, 1996, Sandi
vulkanik (double-arc) di Zona Serayu, dengan reaktivasi Stratigrafi Indonesia, Komisi Sandi
vulkanisme Serayu Selatan. Pada masa ini aktivitas Stratigrafi Indonesia IAGI, Jakarta.
vulkanisme mengeluarkan isi nya dan membuat
terbentuknya litologi breksi andesit danbbatupasir tuffan Panitia Pelaksana Pemetaan Geologi, 2022, Buku
terendapkan secara menjari. Selanjutnya pada Masa Panduan Pemetaan Geologi 2022,
Pliosen terjadi perubahan tataan subduksi akibat proses Departemen Teknik Geologi, Fakultas
rotasi Sundaland yang kembali berlanjut dan disertai Teknik Universitas Gadjah Mada.
pemendekan/kompresi.
MacKenzie, W.S.et al., 1982, Atlas of Igneous and
VI. RINGKASAN Metamorphic Textures. New York: Wiley
Pemetaan yang berada di Kecamatan
Kalibawang Kabupaten Wonosobo dan Kecamatan Bruno
8
Laporan Akhir Pemetaan Geologi Mandiri Tahun 2022
Mulyaningsih, S., 2015, Vulkanology, Yogyakarta:
Penerbit Ombak
Bronto, S. 2006, Fasies gunungapi dan aplikasinya,
Bandung: Pusat Survei Geologi, Jurnal
Geologi Indonesia, Vol1 No.2 Juni 2006:
59-71
Staf Laboratorium Bahan Galian, 2018, Buku
Panduan Kristalografi Mineralogi edisi
Tahun 2018, Laboratorium Bahan Galian,
Departemen Teknik Geologi, Fakultas
Teknik, Universitas Gadjah Mada

9
Laporan Akhir Pemetaan Geologi Mandiri Tahun 2022

LAMPIRAN

10
9170000 PETA POLA PENYALURAN KAVELING 33
378500 379200 379900
1:25.000
380600 381300 382000
¯

9170000
D
9169000

9169000
9168000

9168000
Sd
9167000

9167000
9166000

9166000

378500 379200 379900 380600 381300 382000

Legenda
Sungai P = Parallel
Arah Aliran D = Dendritik
Batas Penyaluran
Batas Kaveling
Sd = Sub-dendritik
378500
PETA LINTASAN KAVELING 33
379200
!
18
379900
1:25.000

!
21
380600 381300 382000
¯
15

á
9170000

9170000
20
!
19 17
!
77
!
17

&
á
20

!
22 !
42

!
41

á
!
44 15

!
23
!
45
!6
!1

á
5

!
24
!
9169000

9169000
46
!
25
!5
<
!7

á
10

!
47

!4
!3
!
26
!
11

!9
9168000

9168000
!
27
!8
9167000

9167000
! !
55 !
54 !
58
!
12
56
!59
12

áá á á á
!
57
!
53
10
!
76 10
á

!! 10
á

51
10
!
75
á

!
60 !
65 !
67 10
á

!66
10 15
á

!
13
!
50 !!
6869 !74 10
!
49 15
á

10

! ! 15
á

70
!
48 61 12

! !!73
á

71 72
12

63!
á

64
!
31 10
!
á

! !
62
9166000

9166000

14

!
32 !
40
á

! !
28
!
37 !
38 12
á

15
á

10
10
!
33
!
34 !
39
á

!
29
!
36
15

!
35
á

10
20

!
30

!
16

378500 379200 379900 380600 381300 382000


Legenda
STA Sampel Petrografi
! STA Batupasir
STA Kolom Stratigrafi
! STA Batupasir Tuffan
! STA Breksi Andesit Jalan
< STA Kontak Batupasir-Breksi Sungai
Jalur Batupasir Kontur
Jalur Batupasir Tuffan Batas Kaveling
Jalur Breksi Andesit
á Strike-dip
9170000

378500
PETA GEOMORFOLOGI KAVELING 33
379200
A 379900
1:25.000
380600 381300
D 382000
¯

9170000
9169000

9169000
9168000

9168000
9167000

9167000
9166000

9166000

C
378500

Legenda
379200 379900 380600 381300
B 382000

Perbukitan Homoklin Kalibawang Jalan Sayatan AB


A B
Perbukitan Bergelombang Kalibawang Sungai Sayatan CD
C D
Perbukitan Homoklin Bruno Kontur
Perbukitan Antiklin Bruno Batas Kaveling
Sayatan_CD_Geomorf
Satuan Perbukitan Homoklin Bruno Perbukitan Homoklin Kalibawang Perbukitan Gelombang
Geomorfoogi Kalibawang
Unit
Geomorfologi Profil Geomorfologi C-D

SV = 2SH

C D

Pelamparan 18% 55% 48%


Kelerengan 16o – 35o 16o – 35o 8 – 16o
o

Titik 364.5 meter 601,7 meter 578 meter


Terendah
Titik 750 meter 1073 meter 643,5 meter
Relief
Tertinggi
Beda 385.5 meter 471,3 meter 65,5 meter
Tinggi
Pola Pengaliran Parallel Subdendritik Subdendritik
Litologi Breksi Andesit Breksi Andesit Batupasir ukuran sangat halus
Penyusun hingga pebble, batu lempung, batu
lanau, sisipan breksi andesit
Struktur - - Sesar kekar
Geologi
Proses Vulkanisme Vulkanisme Perlipatan
Endogenik
Proses Pelapukan Pelapukan Pelapukan, Erosi, Transportasi
Eksogenik
Sumber Daya Perkebunan Lahan pertanian, Lahan perkebunan Lahan perkebunan
Geologi
Bencana Rockfall Rockfall Longsor Banjir
Geologi
378500 379200
PETA GEOLOGI KAVELING 33
C
!
18
379900
1:25.000

!
21
380600 A 381300
15
382000
¯

á
!
9170000

9170000
20
!

á
19
17 !
77
!
17

&
á
20
!
22 !
42
!
41

á
!
44 15

!
23
!
45
!6
!1

á
10
!
24
!
9169000

9169000
46
!
25
!7 !
<5

á
10

!
47

!
4
!3
!
26
!
11

!9
9168000

9168000
!
27
!8
9167000

9167000
! !
55 !
54 !
58
!
12
56
!59
12

á á á á
!
57
!
53 10 15 ! 10 76
!!
á

10
á

!75
á

51
!
60 ! !
65 ! 67 10 15
á

66
!
13
!
50 !!
6869
10
!
74
á

!
49 10
15
!
á

!
48 !
61 12 !
70 73
!
71 !
72
á

12
á

10
63!
64
! !
á

31

! !62
9166000

9166000

14 F
!
32 !
40
á

!
15 !
28 !
37 !38 12
á
á

10
10
!33
!
39
!34
!
29
á

!
36
!
35
15
á

10
20

!
30

!
16

378500 379200 379900 380600 381300


D 382000
B
Legenda
Satuan
Batupasir
Satuan
Breksi
& F
Sesar Geser
Antiklin Bruno
Batas Kaveling

Tuffan Andesit Jalan


Satuan Batupasir
Sungai
Sayatan AB Kontur
A B
Sayatan CD á Strike-dip
C D
SAYATAN GEOLOGI
SV = SH

750 m

500 m
?
?
250 m
A ? 1.0 km 2.0 km 3.0 km 4.0 km 5.25 km
B

1000 m

500 m
?
?

C ? 1.0 km ? 2.0 km ? 3.0 km ? 4.0 km ? 5.0 km 5.63 km


D

Legenda

Satuan Batupasir Tuffan Satuan Breksi Andesit

Satuan Batupasir
KOLOM STRATIGRAFI KAVELING 33
Lingkungan Mekanisme Pengendapan

Legenda

Formasi

Umur
Kode Pengendapan

Aliran lava
Tebal

Pyr. surge

Suspensi
Pyr. Flow
Kolom Litologi Deskripsi Litologi

(m)

Pyr. Fall
Satuan

Traksi
Lahar
Sampel dan
Kandungan Fosil

Clay

gran
cob
Vfs
Silt

peb
vcs
ms
cs
fs
Claystone
44

Siltstone
Batuan sedimen dengan Terrestrial
intensif pelapukan yang
Sandstone tinggi,sehingga kenampak
an di lapangan di dominasi
oleh tanah hasil lapukan,

Batupasir Tufan
Terdapat sisa-sisa batuan
Pebbly yang masih dapat diamati
Sandstone yang memiliki warna putih,
Pliosen (Asikin dkk., 1992)

coklat kemerahan. Struktur


masif, ukuran butir kasar.
50 - 750 m

Breccia
Peniron

Komposisi:feldspar dan
mineral oksida
Tuff
Nama: Batupasir

Breksi Andesit
Tuffan

Gradasi Normal Batuan beku berupa


fragmen dengan
ukuran >2 cm,
Wavy bedding memiliki tekstur inequi-
Terrestrial
granular, faneroporfiritik
holokristalin, dan struktur
Crossbed yang dimiliki masif.
Komposisi berupa plagio-
klas, piroksen dan litik
batuan beku.
Nama satuan: Breksi
Andesit

Batuan sedimen sebagian segar dan


lapuk berwarna coklat - kemerahan, Laut dangkal
ukuran butir kerakal hingga lanau,
terdapat fragmen berukuran kerikil,
Miosen Tengah-Pliosen Akhir (Asikin, dkk., 1992)

sortasi buruk hingga baik, kemas


terbuka untuk batuan berukuran pasir
kasar keatas dan kemas tertutup untuk
pasir sedang kebawah, bentuk butir
subangular - rounded, tidak bereaksi
41 dengan Hcl. Batulempung lapuk
bewarna merah dan sisipan breksi
Batupasir

dengan ukuran fragmen pebble.Terdapat


50 - 450 m

struktur berupa perlapisan, laminasi,


Halang

gradasi normal, dan crossbed, wavy


lamination.
Batuan sedimen tersusun atas litologi
batupasir kasar kerikilan, batulempung
batu lanau dan breksi andesit
Komposisi mineral didominasi litik
dan feldspar dan mineral oksida.

76
Nama satuan: Batupasir
Lokasi Satuan
BORANG PENGAMATAN
PETROGRAFI Ds. Brunorejo, Kec. Bruno, Kab. Purworejo
PEMETAAN GEOLOGI 2022 Breksi Andesit

Analisa Sayatan Tipis No Lokasi No Peraga Bagian


Pemeriksa: Kurnia Sari Purwati STA 14 KS14 Fragmen

Jenis Batuan: Nama Lapangan Nama Petrografi


Batuan Beku Breksi Andesit Andesite (IUGS, 2007)

Nikol sejajar (Perbesaran 40X) Deskripsi Petrografi


A B C D E F Sayatan batuan bewarna putih kecoklatan pada kenampakan PPL (//) dan
abu-abu kehitaman kuning pada kenampakan XPL (X), dengan ukuran
1 butir halus <0,01 mm – 4 mm, holokristalin, inequigranular,
faneroporfiritik, euhedral, terdapat tekstur khusus berupa poikilitik.
opc plg Komposisi berupa plagioklas, klinopiroksen, mineral opak, dan mineral
2 kriptokristalin.
plg
3 plg
Cpx Deskripsi Komposisi
4 Fenokris:
plg plg 1. Plagioklas
5
Kenampakan PPL (//) bewarna putih-colourless sedangkan
Cpx kenampakan XPL (X) bewarna abu-abu keputihan, subhedral,
6 2mm
belahan tidak jelas, pecahan uneven, relief rendah tanpa pleokorisme,
memiliki warna interferensi putih abu-abu (orde 1), kelimpahan 35%
Nikol bersilang (Perbesaran 40X) 2. Klinopiroksen
Kenampakan PPL (//) bewarna putih kehijauan sedangkan
A B C D E F kenampakan XPL (X) bewarna orens cerah orde tinggi, ukuran butir
1-2 mm, bentuk euhedral, belahan dua arah, pecahan tidak ada,
1
kelimpahan 5%
opc plg 3. Mineral opak
2
Kenampakan PPL (//) bewarna hitam sedangkan kenampakan XPL
3 plg (X) bewarna hitam, memiliki ukuran yang sangat halus (0,05 – 0,1
plg mm) bentuk subhedral, kelimpahan 1%
Cpx
4 Massa dasar:
plg 1. Mineral Kriptokristalin
5 plg
Kenampakan PPL (//) bewarna coklat kehitaman sedangkan
2mm
Cpx kenampakan XPL bewarna hitam keabu-abuan, memiliki ukuran yang
6 sangat halus <0,1 mm, bentuk anhedral, kelimpahan 40%

Keping Gips (Perbesaran 40X)

A B C D E F

4
MP PPL (//) XPL (X)
1
plg
plg plg plg plg plg
plg
plg Cpx plg Cpx
plg Cpx plg
Cpx
plg plg

Cpx opc Cpx opc


1mm plg 1mm plg

2
plg Cpx plg plg
plg
plg Cpx plg
Cpx plg plg
Cpx plg Cpx
plg plg Cpx plg
Cpx
plg plg
opc plg Cpx opc plg Cpx
1mm
Cpx 1mm Cpx

3
opc plg opc
plg plg plg
plg plg plg plg opc plg plg
opc Cpx
Cpx
plg plg plg plg
plg
plg
plg plg Cpx
plg opc Cpx opc
opc plg
1mm opc 1mm
Lokasi Satuan
BORANG PENGAMATAN
PETROGRAFI Ds. Watuduwur, Kec. Bruno, Kab. Purworejo
PEMETAAN GEOLOGI 2022 Breksi Andesit

Analisa Sayatan Tipis No Lokasi No Peraga Bagian


Pemeriksa: Kurnia Sari Purwati STA 65 KS65 Fragmen

Jenis Batuan: Nama Lapangan Nama Petrografi


Batuan Beku Breksi Andesit Andesite (IUGS,2007)

Nikol sejajar (Perbesaran 40X) Deskripsi Petrografi


A B C D E F Sayatan batuan bewarna putih kecoklatan pada kenampakan PPL (//) dan
abu-abu kehitaman kuning pada kenampakan XPL (X), dengan ukuran
1 butir halus <0,01 mm – 1 mm, holokristalin, inequigranular,
plg faneroporfiritik, euhedral, terdapat tekstur khusus berupa porfiritik dan
plg reaction rims. Komposisi berupa plagioklas, klinopiroksen,
2 plg
orthopiroksen, mineral oksida besi dan mineral opak.
Opx plg
3 Cpx plg
opc plg
4 plg plg Deskripsi Komposisi
Fenokris:
5 plg
Cpx 2mm
1. Plagioklas
6 Kenampakan PPL (//) bewarna putih sedangkan kenampakan XPL
(X) bewarna abu-abu keputihan, subhedral, belahan tidak jelas,
Nikol bersilang (Perbesaran 40X) pecahan uneven, relief rendah tanpa pleokorisme, memiliki warna
interferensi hitam - putih abu-abu (orde 1), kelimpahan 10%
A B C D E F 2. Klinopiroksen
Kenampakan PPL (//) bewarna putih kehijauan sedangkan
1
kenampakan XPL (X) bewarna orens keputihan, ukuran butir 0,1 – 1
plg mm, bentuk euhedral, belahan dua arah, pecahan tidak ada,
2 kelimpahan 5%
plg 3. Orthopiroksen
3 plg Cpx
plg Kenampakan PPL (//) bewarna putih kehijauan sedangkan
4
plg Cpx plg kenampakan XPL (X) bewarna abu-abu kecoklatan, ukuran butir 0.5
plg
– 1 mm, bentuk euhedral, pecahan uneven, kelimpahan 1%
plg 4. Mineral opak
5 Cpx
2mm Opx Kenampakan PPL (//) bewarna hitam sedangkan kenampakan XPL
6 (X) bewarna hitam, memiliki ukuran yang sangat halus (0,05 – 0,1
mm) bentuk subhedral, kelimpahan 1%
Keping Gips (Perbesaran 40X)
5. Mineral oksida besi
A B C D E F Kenampakan PPL (//) bewarna coklat terang sedangkan kenampakan
XPL (X) bewarna coklat gelap, memiliki ukuran yang sangat halus
1 (0,05 – 0,1 mm) bentuk subhedral, kelimpahan 2%

2 Massa dasar:
1. Plagioklas
3
Kenampakan PPL (//) bewarna putih sedangkan kenampakan XPL
(X) bewarna abu-abu keputihan, subhedral, belahan tidak jelas,
4
pecahan uneven, relief rendah tanpa pleokorisme, memiliki warna
interferensi hitam - putih abu-abu (orde 1), kelimpahan 50%
5
MP PPL (//) XPL (X)
1
plg qz plg
plg plg plg plg
plg
plg plg plg plg
mob mob
plg
opc plg plg opc plg
plg plg
plg plg
plg plg plg
1mm plg plg 1mm

2
plg plg
mob plg plg plg plg
plg mob
mob
plg opc plg
plg plg
plg plg plg plg
plg
1mm Cpx Opx 1mm Cpx Opx

3
Cpx opc Cpx
plg plg plg plg
plg Opx Opx mob
Opx plg Opx
plg plg plg
plg Opx plg
plg Opx plg
Opx Opx
plg plg Opx
Cpx Cpx plg
Opx plg
plg Cpx Opx
1mm plg 1mm
Opx Cpx
Lokasi Satuan
BORANG PENGAMATAN
PETROGRAFI Ds. Watuduwur, Kec. Bruno, Kab. Purworejo
PEMETAAN GEOLOGI 2022 Batupasir

Analisa Sayatan Tipis No Lokasi No Peraga Bagian


Pemeriksa: Kurnia Sari Purwati STA 76 KS76

Jenis Batuan: Nama Lapangan Nama Petrografi


hbl
Batuan Sedimen Batupasir Feldspar greywacke (Pettijohn, 1987)

Nikol sejajar (Perbesaran 40X) Deskripsi Petrografi


A B C D E F Sayatan batuan pada kenampakan PPL (//) bewarna putih coklatan
sedangkan pada kenampakan XPL (X) bewarna abu-abu kehitaman,
1 putih-kuning, memiliki ukuran butir pasir (1/6 mm – 2 mm), sortasi buruk,
plg
qz matriks supported, angular, komposisi berupa litik 30%, plagioklas 40%,
ltk plg
klinopiroksen 7% dan kuarsa 3%.
2
plg plg
3 Cpx
Deskripsi Komposisi
plg
plg Cpx 1. Litik
4 ltk Kenampakan PPL (//) bewarna coklat keputihan sedangkan XPL (X)
ltk
plg bewarna coklat keabuan gelap, kilap tanah, diamagnetik, opaque,
5 kelimpahan 20%
Cpx
2mm ltk 2. Plagioklas
6
Kenampakan PPL (//) bewarna putih sedangkan kenampakan XPL
Nikol bersilang (Perbesaran 40X) (X) bewarna abu-abu keputihan, subhedral, belahan tidak jelas,
pecahan uneven, relief rendah tanpa pleokorisme, memiliki warna
A B C D E F interferensi hitam - putih abu-abu (orde 1), kelimpahan 50 %
3. Horblenda
1 plg
plg
Kenampakan PPL (//) bewarna putih kehijauan sedangkan
plg kenampakan XPL (X) bewarna coklat kemerahan orde tinggi, belahan
2 plg
ltk plg tidak teramati, pecahan tidak ada, relief rendah, tidak memiliki
ltk
gelapan dan kembaran, kelimpahan 7%
3
hbl hbl plg 4. Kuarsa
plg plg
4 Kenampakan PPL (//) bewarna putih sedangkan kenampakan XPL
plg plg ltk (X) bewarna putih, belahan tidak ada, pecahan tidak ada, relief rendah,
5 euhedral, kelimpahan 1%
hbl 5. Matriks
ltk
2mm
ltk
6 Kenampakan PPl bewarna coklat sedangkan kenampakan XPL (X)
bewarna coklat kehijauan, ukuran butir <0,1 mm, bentuk tidak
Keping Gips (Perbesaran 40X) teramati, pecahan tidak teramati, tidak memiliki pleokerise, relief
rendah, kelimpahan 20%
A B C D E F

5
MP PPL (//) XPL (X)
1
plg plg plg
Cpx Cpx
plg
plg plg
plg plg
plg
plg
ltk qz ltk qz
plg plg
1mm 1mm

2
Cpx Cpx
plg plg
plg
plg
plg plg
plg hbl hbl
plg hbl hbl
plg
ltk
plg
1mm 1mm

3
Cpx
plg plg Cpx
plg plg plg
plg

hbl plg
hbl plg hbl
ltk plg hbl ltk
plg
plg plg plg plg
hbl hbl
1mm 1mm
30 Juli 2022 Kurnia Sari Purwati

Pengarengan, Kalibawang Cerah


Wonosobo
50

= Batupasir = Breksi = Planar Cross-bedding

= Batulempung = Pebbly Sandstone

= Batulanau = Massive

15

14

13

12

11

10

8
15
7

0
Batuan sedimen, bewarna
coklat, berukuran kasar-
sangat halus, subrounded,
Komposisi berupa material
sedimen lapuk
Nama: Pebbly Sandstone

Batuan beku, bewarna


hitam kecoklatan,berukur-
an pebble, tidak bereaksi
dengan Hcl, tekstur batuan
tidak teramati, struktur ba-
tuan tidak teramati. kom-
posisi mineral: plagioklas
Nama: Sisipan Breksi
Andesit

Batuan sedimen, bewarna


hijau kecoklatan,berukur-
an lanau, tidak bereaksi
dengan Hcl,bentuk batuan
tidak teramati, struktur ba-
tuan massive. komposisi:
material lanau lapuk

Nama: Batulanau

Batuan sedimen, bewarna


merah kecoklatan,berukur-
an lempung, tidak bereaksi
N 120°E/15°

Batupasir
dengan Hcl,bentuk batuan
tidak teramati, struktur ba-
tuan massive. komposisi:
41 material lempung lapuk
Nama: Batulempung

Batuan sedimen, bewarna


coklat kemerahan,berukur-
an sangat halus, sub-
rounded, terdapat struktur
sedimen planar cross bed,
massive, tidak bereaksi
dengan Hcl, sortasi baik,
matriks supported.
Nama: Batupasir ukuran
sangat halus
29 September 2022 Kurnia Sari Purwati

Kaliwungu, Bruno, Purworejo Cerah

100

= Batupasir = Wavy lamination

= Parallel bedding = Normal Graded-Bedding

= Massive

30
Batuan sedimen bewarna coklat ke-
kuningan, berukuran sangat halus
29 hingga halus,bentukbutir subangular
-rounded, tidak bereaksi dengan Hcl
Terdapat struktur sedimen berupa
N 250°E/12°

28 normal grade bedding, massif, wavy


Batupasir

76 lamination
76
27 Komposisi: dominan litik dan feldpar
dan mineral oksida.

26 Nama batuan:Perselingan batupasir


ukuran halus dan batupasir ukuran
sangat halus.
25
25

24
76
23

22
Batuan sedimen bewarna coklat ke-
kuningan, berukuran sangathalus
21 hingga halus,bentukbutir subangular
-rounded, tidak bereaksi denganHCl
Terdapat struktur sedimen berupa

Batupasir
20 N 250°E/10° parallel bedding, massif.

75 Komposisi: dominan litik dan feldpar


19 dan mineral oksida.

Nama batuan:Perselingan batupasir


18 ukuran halus dan batupasir ukuran
sangat halus.
Batuan sedimen bewarna coklat ke-
17 kuningan, berukuran sangathalus
hingga halus,bentukbutir subangular
N 250°E/15°

-rounded, tidak bereaksi denganHCl

Batupasir
74 16 Terdapat struktur sedimen berupa
parallel bedding, massif.

15 Komposisi: dominan litik dan feldpar


dan mineral oksida.

14 Nama batuan:Perselingan batupasir


ukuran halus dan batupasir ukuran
sangat halus.
13

12
Batuan sedimen bewarna coklat ke-
kuningan, berukuran sangathalus
11 hingga halus,bentukbutir subangular
N 250°E/15°

-rounded, tidak bereaksi denganHCl


Terdapat struktur sedimen berupa
73 10 parallel bedding, massif.

Batupasir
Komposisi: dominan litik dan feldpar
9 dan mineral oksida.

Nama batuan:Perselingan batupasir


8 ukuran halus dan batupasir ukuran
sangat halus.

5
Batuan sedimen bewarna coklat ke-
kuningan, berukuran sangat halus
4 hingga halus,bentukbutir subangular
-rounded, tidak bereaksi dengan Hcl
N 250°E/10°

Terdapat struktur sedimen berupa


3 parallel bedding, massif.
Batupasir

71
Komposisi: dominan litik dan feldpar
2 dan mineral oksida.

Nama batuan:Perselingan batupasir


1 ukuran halus dan batupasir ukuran
sangat halus.

Anda mungkin juga menyukai