Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN

HASIL PENYELIDIKAN PENDUGAAN GEOLISTRIK


DI KAWASAN WISATA GUA PAWON
DESA GUNUNG MASIGIT, KEC. CIPATAT
KAB. BANDUNG BARAT, JAWA BARAT

Oleh :

Endi Rochendi

Bandung, Desember 2018


DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI i
DAFTAR GAMBAR i
DAFTAR TABEL ii
DAFTAR LAMPIRAN ii

BAB – I PENDAHULUAN 1
1.1. Maksud dan Tujuan 1
1.2. Peralatan Lapangan 1
1.3. Waktu Pelaksanaan Kegiatan dan Personalia 2

BAB – II KEADAAN UMUM 3


2.1. Lokasi Daerah/Areal Penyelidikan 3
2.2. Geologi Daerah Penyelidikan 3

BAB – III METODA PENYELIDIKAN 5


3.1. Prinsip Penyelidikan 5
3.2. Metoda Penghitungan Tahanan Jenis Semu (ρa) 6
3.3. Metoda Pemrosesan/Interpretasi Data Lapangan 7

BAB – IV HASIL PENYELIDIKAN DAN PEMBAHASAN 8

BAB - V KESIMPULAN DAN SARAN 10


5.1. Kesimpulan 10
5.2. Saran 10

DAFTAR PUSTAKA 11

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Peta Lokasi Titik Pendugaan Geolistrik di Areal Kawasan 4


Wisata Gua Pawon

Gambar 2. Peta Geologi Areal Kawasan Wisata Gua Pawon 4

Gambar 3. Susunan Elektroda Menurut Aturan Schlumberger 5

Gambar 4. Penampang Tahanan Jenis AB dan CBD di Areal Kawasan 8


Wisata Gua Pawon

i
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Personalia Pelaksana 2

Tabel 2. Koordinat Titik Pendugaan Geolistrik 3

Tabel 3. Korelasi Nilai Tahanan Jenis dengan Litologi 8

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kurva Hasil Interpretasi/Pengolahan Data

Lampiran 2. Peta Lokasi, Peta Geologi dan Penampang Tahanan Jenis Batuan

Lampiran 3. Foto-foto Kegiatan Lapangan

ii
BAB – I. PENDAHULUAN

1.1. Maksud dan Tujuan

Penyelidikan pendugaan geolistrik yang dilakukan dalam areal Kawasan Wisata


Gua Pawon, Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung
Barat, Provinsi Jawa Barat ini dimaksudkan untuk mengetahui susunan lapisan
berbagai jenis lapisan batuan di bawah permukaan, berikut kedalaman, ketebalan
dan kemungkinan keterdapatan air tanahnya berdasarkan nilai tahanan jenis.

1.2. Peralatan Lapangan

Peralatan yang digunakan dalam penyelidikan ini terdiri dari peralatan utama dan
peralatan penunjang :

 Peralatan Utama :

No Alat Jumlah
1. Instrumen Transmitter dan Receiver 1 unit
2. Kabel arus 500 meter dan tali ukur 100 meter 2 roll
3. Kabel potensial 100 meter 2 roll
4. Elektroda arus stainless steel 3 buah
5. Elektroda potensial tembaga 4 buah
6. Palu 5 kg 3 buah
7. Baterai 12 volt 2 buah

 Peralatan Penunjang :

No Alat Jumlah
1. Kalkulator 1 buah
2. Alat tulis 1 set
3. Alat komunikasi Handy Talky 3 buah
4. Avometer/multi tester 1 buah
5. Tool set 1 set
6. Global Positioning System (GPS) 1 buah
7. Kompas geologi 1 buah
8. Komputer, scanner, printer dan plotter 1 unit

1
9. Blangko data lapangan, kertas grafik double logaritma dan
kertas milieter blok
10. Peta Topografi daerah penyelidikan skala paling besar
11. Peta Geologi dan Peta Hidrogeologi daerah penyelidikan

1.3. Waktu Pelaksanaan Kegiatan dan Personalia

Penyelidikan Pendugaan Geolistrik yang dilakukan dalam areal ini berlangsung


tanggal 1 Desember 2018. Pelaksana kegiatan di lapangan terdiri dari :

Tabel 1. Daftar Personalia Pelaksana

No Nama Keterangan
1. Endi Rochendi Kepala Tim
2. M. Febriyanto S Anggota Tim
3. Mumuh Anggota Tim
4. Ade Anggota Tim

2
BAB – II. KEADAAN UMUM

2.1. Lokasi Daerah Penyelidikan

Lokasi penyelidikan ini terletak di wilayah Kabupaten Bandung Barat, tepatnya di


Kawasan Wisata Gua Pawon, Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, sebelah
Utara dibatasi oleh Desa Cirawamekar, sebelah Selatan, Desa Cikande,
Kecamatan Batujajar, sebelah Barat Desa Citatah dan sebelah Timur berbatasan
dengan Desa Padalarang dan Desa Jayamekar, secara administratif lokasi ini
masuk ke dalam wilayah Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, Kabupaten
Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat

Morfologi daerah penyelidikan merupakan daerah perbukitan pada ketinggian ±


500 hingga 650 meter di atas muka laut.

Selama penyelidikan lapangan telah dilakukan pengukuran geolistrik pada 4


(empat) lokasi titik duga. Koordinat masing-masing titik duga disajikan dalam tabel
2.

Tabel. 2 Koordinat titik pendugaan geolistrik di areal Kawasan Wisata Gua


Pawon

Koordinat
No Titik Duga Ketinggian (maml)
X (mT) Y (mU)
GP.1 769,244.6 9,245,060.1 550 mdpl
GP.2 769,345.8 9,245,134.2 563 mdpl
GP.3 769,210.4 9,245,118.5 543 mdpl
GP.4 769,482.7 9,245,566.9 525 mdpl

Peta lokasi Titik Pendugaan Geolistrik digambarkan pada gambar 1.

2.2. Geologi Daerah Penyelidikan

Berdasarkan Peta Geologi Bersistem Indonesia Skala 1 : 100.000 Lembar Cianjur


(Sudjatmiko, 1972), daerah penyelidikan ini ditutupi oleh Anggota Batulempung

3
(Omc) dan Anggota Batugamping (Oml) dari Formasi Rajamandala yang berumur
Oligosen, terdiri dari lempung, lempung napalan, batupasir kuarsa, konglomerat,
batugamping pejal dan batugamping berlapis (Gambar 2).

Gambar. 1 Peta Lokasi Titik Pendugaan Geolistrik di Areal Kawasan Wisata Gua
Pawon

Gambar. 2 Peta Geologi Areal Kawasan Wisata Gua Pawon

4
BAB – III. METODA PENYELIDIKAN

Metoda penyelidikan yang digunakan untuk penyelidikan pendugaan geolistrik ini


adalah metoda tahanan jenis dengan susunan elektroda menurut aturan
Schlumberger.

3.1. Prinsip Penyelidikan

Pada prinsipnya penyelidikan ini di dasarkan pada sifat fisik batuan terhadap arus
listrik. Sifat fisik batuan terhadap arus listrik sangat tergantung kepada porositas,
kandungan air, besar butir serta kekompakan batuan tersebut.

Penyelidikan ini dilakukan dengan cara mengalirkan arus listrik searah ke dalam
tanah melalui dua buah elektroda arus A dan B. Perbedaan jenis lapisan batuan
yang dilalui arus tersebut akan menimbulkan perbedaan potensial yang dapat
diukur di permukaan melalui dua buah elektroda potansial M dan N, seperti terlihat
dalam gambar susunan elektroda menurut aturan Schlumberger di bawah ini
(Gambar 3). Dalam pelaksanaan pengukuran di lapangan, elektroda arus A dan B
selalu pindah setiap kali pengukuran sedangkan elektroda potensial M dan N
hanya pindah pada jarak-jarak tertentu, dengan syarat jarak AB ≥ MN.

Gambar. 3. Susunan elektroda menurut aturan Schlumberger


(Flathe, Leibold, 1976)

5
3.2. Metoda Perhitungan Tahanan Jenis Semu (ρa)

Untuk memperoleh harga tahanan jenis semu pada setiap kali pengukuran
mengacu rumus dasar berikut ini :

ρa = K. (ΔV/I) ……………………………………………………………….. ( 1 )

dimana :
ρa = Tahanan jenis semu (Ohm-meter)
K = Faktor geometri yang tergantung kepada susunan elektroda yang
Digunakan
ΔV = Perbedaan potensial (Volt)
I = Kuat arus listrik yang dialirkan (Ampere)

Untuk susunan elektroda menurut aturan Schlumberger, harga faktor geometri K


adalah :

………………………………………………. ( 2 )

...…………………………………………….. ( 3 )

dimana :
AB = Jarak antara kedua elektroda arus (meter)
MN = Jarak antara kedua elektroda potensial (meter)

Harga tahanan jenis semu yang diperoleh kemudian di plot pada kertas double
logaritma terhadap setengah jarak elektroda arus (AB/2) dan titik-titik ini
dihubungkan untuk mendapatkan kurva tahanan jenis semu. Kurva tahanan jenis
semu yang diperoleh di lapangan selanjutnya diinterpretasi/ditafsirkan/diproses
untuk mendapatkan harga tahanan jenis sebenarnya berikut ketebalan dan
kedalaman masing-masing lapisan.

6
3.3. Metoda Pemrosesan/Interpretasi Data Lapangan

Pemrosesan /interpretasi data lapangan dilakukan dengan dua tahap :


 Tahap Pertama, Secara curve matching yakni dengan cara mencocokkan
kurva lapangan yang diperoleh dengan kurva standar yang telah tersedia dan
telah dihitung secara teoritis, sehingga menghasilkan harga-harga tahanan
jenis dan ketebalan masing-masing lapisan.

 Tahap kedua, dengan bantuan komputer yang dapat mengolah data secara
cepat (komputer dengan kecepatan tinggi) serta plotter merk ROLAND.
Penafsiran dengan komputer dilakukan untuk meningkatkan ketelitian,
sehingga kesalahan penafsiran bisa seminimum mungkin.

Program komputer yang digunakan dalam interpretasi adalah “Schlumberger


Sounding Interpretation Program“ yang disusun oleh Koefoed, K. Fielitz dan
Mundry serta dimodifikasi oleh I Putu Danu Raharja, 1990.

Hasil penafsiran masing-masing titik duga geolistrik disajikan dalam bentuk kurva
pada kertas double logaritma dimana dapat dilihat sebagai sumbu/garis horizontal
menunjukkan harga-harga tahanan jenis dalam suatu Ohm - meter dan
sumbu/garis vertikal menunjukkan harga-harga setengah jarak elektroda arus
AB/2 dalam satuan meter. Harga-harga dari bawah ke atas dan dari kiri ke kanan
nilainya meningkat secara logaritmik.

Titik-titik yang bertanda positif (+) adalah harga tahanan jenis semu sebagai input
ke dalam komputer, sedangkan garis yang menghubungkan titik-titik tersebut
merupakan kurva hasil penafsiran komputer.

Dan tercantum juga harga-harga tahanan jenis yang sebenarnya, kedalaman


masing-masing lapisan batuan, serta kesalahan minimum dari hasil penafsiran
yang ditulis dalam Root Mean Square (RMS) Error.

Hasil pemrosesan/interpretasi data lapangan terlampir pada lampiran 1.

7
BAB – IV. HASIL PENYELIDIKAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengolahan data lapangan terhadap 4 (empat) titik pendugaan


geolistrik yang telah dilakukan dalam areal penyelidikan ini (Lampiran 1),
dibandingkan dengan data geologi dan hidrogeologi setempat, didapatkan korelasi
antara nilai tahanan jenis dengan litologi untuk areal penyelidikan ini adalah
sebagai berikut.

Tabel. 3. Korelasi nilai tahanan jenis dengan litologi di Areal Kawasan Wisata
Gua Pawon

Tahanan Jenis Litologi Keterangan


< 11 Ohm meter Lempung, napal Umumnya kedap air
11 – 36 Ohm meter Lempung pasiran, napal pasiran, Akuifer produktif kecil
pasir hingga sedang

Berpedoman kepada tabel 3, digambarkan penampang tahanan jenis A-B berarah


Barat-Timur dan C-B-D berarah Selatan-Utara (Gambar 4).

Gambar. 4. Penampang Tahanan Jenis AB dan CBD di Areal Kawasan Wisata


Gua Pawon

8
Susunan lapisan batuan, berikut kedalaman dan ketebalan serta jenis litologinya
dari atas ke bawah sepanjang lintasan penampang tahanan jenis AB yang
berarah Barat – Timur ini adalah sebagai berikut :
Lapisan 1, Merupakan lapisan tanah penutup dengan ketebalan 3 – 6 meter.
Lapisan 2, Bertahanan jenis 4 Ohm meter dengan ketebalan 31 meter, diduga
sebagai lempung hingga napal yang kedap air, hanya ditemukan
pada titik duga GP.3.
Lapisan 3, Bertahanan jenis 11 – 20 Ohm meter dengan ketebalan maksimum
51 meter, diduga sebagai lempung pasiran, napal pasiran hingga
pasir yang dapat berfungsi sebagai akuifer produktif kecil hingga
sedang.
Lapisan 4, Merupakan lapisan terbawah yang dapat dideteksi, bertahanan jenis
5 – 6 Ohm meter, diduga terdiri dari lempung hingga napal yang
kedap air.

Susunan lapisan batuan, berikut kedalaman dan ketebalan serta jenis litologinya
dari atas ke bawah sepanjang lintasan penampang tahanan jenis CBD yang
berarah Selatan – Utara ini adalah sebagai berikut :
Lapisan 1, Merupakan lapisan tanah penutup dengan ketebalan 2 – 14,5 meter.
Lapisan 2, Bertahanan jenis 12 – 36 Ohm meter dengan ketebalan maksimum
59,5 meter, diduga sebagai lempung pasiran, napal pasiran hingga
pasir yang dapat berfungsi sebagai akuifer produktif kecil hingga
sedang.
Lapisan 3, Bertahanan jenis 4 – 7 Ohm meter, diduga terdiri dari lempung
hingga napal yang kedap air dan merupakan lapisan terbawah yang
dapat dideteksi.

9
BAB – V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil penyelidikan pendugaan geolistrik di areal Kawasan


Wisata Gua Pawon adalah :
1. Penyelidikan Pendugaan Geolistrik di lokasi ini hanya dapat
mengetahui susunan lapisan batuan di bawah permukaan sampai
kedalaman maksimum hingga 75 meter (sepertiga dari panjang
bentangan AB).
2. Terdapat dua kelompok lapisan batuan dengan nilai tahanan jenis
yang berbeda :
a. Kelompok lapisan batuan bertahanan jenis < 11 Ohm meter,
terdiri dari batuan sedimen berbutir halus seperti lempung
hingga napal yang kedap air.
b. Kelompok lapisan batuan bertahanan jenis 11 – 36 Ohm
meter yang terdiri dari lempung pasiran, napal pasiran hingga
pasir.

3. Jenis akuifer yang terdapat pada daerah penyelidikan merupakan


akuifer air tanah bebas dimana akuifer ini sangat dipengaruhi oleh
musim sehingga pada kondisi ini, akuifer tersebut hanya dapat
dimanfaatkan bila musim hujan datang.

5.2. Saran

Tidak disarankan untuk melakukan pengeboran air tanah pada areal


Kawasan Wisata Gua Pawon karena secara hidrogeologi, areal tersebut
termasuk ke dalam daerah air tanah langka, juga mengingat jenis
akuifernya merupakan akuifer air tanah bebas yang sangat dipengaruhi
oleh musim, kondisi air tanah akan berlimpah ketika musim hujan datang
dan akan habis ketika datang musim kemarau.

10
DAFTAR PUSTAKA

1. Herbert Flathe & Wolfgang Leibold, “ Smoth Sounding Graphs ”, Federal


Institute for Geosciences and Natural Resourches, Hannover, 1976.
2. Koefoed, K. Fielitz & Mundry, “ Schlumberger Sounding – Sounding
Interpretation Program ”.
3. Sudjatmiko, “ Peta Geologi Skala 1 : 100.00 Lembar 9/XIII-E, Cianjur ”,
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, 1972.

11
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
LAMPIRAN 3

DOKUMENTASI LAPANGAN

Foto 1. Pengukuran di lokasi titik GP. 1

Foto 2. Pengukuran di lokasi titik GP. 2


LAMPIRAN 3

DOKUMENTASI LAPANGAN

Foto 3. Pengukuran di lokasi titik GP. 3

Foto 4. Pengukuran di lokasi titik GP. 4

Anda mungkin juga menyukai