TUGAS KE 2 PONDASI
Jawaban :
TANAH
4. Warna Tanah
Warna tanah pun bervariasi tergantung dari lokasi dan juga bahan pembentuknya. Selain
warna dasar, lapisan tanah pun biasanya memiliki warna yang beragam. Keberagaman warna
tersebut disebabkan oleh adanya proses pencucian atau pengasaman pada tanah.
Tanah berwarna hitam atau gelap mengindikasikan tingginya kandungan bahan organik.
Bahan ini terkumpul akibat proses pengendapan rawa-rawa ataupun pelapukan. Selain itu,
warna gelap pada tanah menunjukkan tingginya kandungan nitrogen, mangan, dan belerang.
Sementara itu, tanah dengan warna kekuningan atau kemerahan mengindikasikan tingginya
oksidasi besi.
a. Tanah Andosol Tanah andosol termasuk dalam jenis tanah vulkanik yang terbentuk
akibat proses vulkanisme dari gunung berapi. Itu sebabnya tanah ini memiliki tingkat
kesuburan yang sangat tinggi sehingga cocok digunakan sebagai media tanam. Anda
bisa menemukan tanah andosol di daerah cincin api seperti Jawa, Sumatera, Bali, dan
Nusa Tenggara. Sementara itu, karakteristik dari salah satu jenis tanah ini adalah:
- Berwarna cokelat keabu-abuan
- Kaya akan unsur hara, air, dan mineral yang penting untuk menunjang pertumbuhan
tanaman
- Sangat cocok digunakan sebagai media tanam bagi segala jenis tanaman di seluruh
dunia
b. Tanah Grumusol
Tanah grumusol merupakan jenis tanah yang terbentuk akibat proses tufa vulkanik dan
pelapukan batuan kapur. Tanah ini memiliki kandungan organik yang rendah karena
berasal dari batuan kapur sehingga tanah grumusol tidak cocok digunakan sebagai
media tanam. Namun, karena teksturnya yang kering, tanah ini bisa ditanami tumbuhan
dengan vegetasi yang kuat seperti pohon kayu jati. Jenis tanah ini biasanya terdapat di
daerah Jawa Tengah (Rembang, Jepara, Demak, dan Pati), Jawa Timur (Madiun dan
Ngawi), serta Nusa Tenggara Timur. Karakteristik dari tanah grumusol antara lain:
- Tekstur tanah lebih kering dan mudah pecah khususnya di musim kemarau
- Berwarna hitam
- Tingkat keasaman (pH) cenderung netral hingga bersifat basa (alkalis)
- Biasanya terletak di permukaan dengan ketinggian maksimal 300 meter dari permukaan
laut dengan bentuk topografi datar hingga bergelombang
- Dapat memengaruhi suhu, khususnya saat hujan dan panas, di area yang memiliki tanah
ini
c. Tanah Latosol
Tanah latosol terbentuk akibat pelapukan batuan metamorf dan sedimen. Tanah ini bisa
Anda temukan di daerah Lampung, Bali, Sulawesi, Papua, Kalimantan Timur, dan
Kalimantan Barat. Tanah latosol memiliki karakteristik seperti berikut.
- Berwarna merah hingga kekuningan
- Teksturnya lempung
- Berada di daerah dengan curah hujan dan kelembapan tinggi
- Biasanya terletak di permukaan dengan ketinggian 300 hingga 1000 meter di atas
permukaan laut
- Tidak terlalu subur karena terdapat kandungan aluminium dan zat besi
d. Tanah Kapur
Sesuai namanya, salah satu jenis tanah ini terbentuk dari batuan kapur yang telah
mengalami pelapukan. Tanah kapur tersebar di wilayah daerah pegunungan kapur di
Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur, serta daerah yang cenderung kering
seperti Gunung Kidul Yogyakarta. Tanah kapur memiliki karakteristik:
- Tidak subur
- Tidak bisa ditanami oleh tanaman yang membutuhkan banyak air
- Cenderung digunakan sebagai media tanam untuk pohon yang tahan lama dan kuat
seperti pohon jati dan jenis pohon keras lainnya
e. Tanah Aluvial
Tanah aluvial merupakan jenis tanah yang terbentuk melalui proses endapan lumpur
yang terbawa oleh aliran sungai. Tanah ini dapat ditemukan di bagian hilir sungai
karena terbawa dari hulu sungai. Persebarannya pun cukup luas, yakni di daerah Jawa,
Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, dan Papua. Karakteristik dari tanah aluvial adalah:
- Cocok untuk pertanian padi, palawija, dan jenis tanaman lainnya
- Berwarna cokelat hingga kelabu
- Memiliki tekstur yang lembut dan mudah digarap
f. Tanah Entisol
Sama seperti tanah andosol, entisol termasuk jenis tanah vulkanik. Namun, tanah ini
terbentuk dari hasil pelapukan material yang dimuntahkan dari letusan gunung berapi
seperti lapilli debu, lahar, dan pasir. Tanah entisol tersebar di sekitar gunung berapi
seperti Pantai Parangtritis di Yogyakarta. Karakteristik tanah entisol meliputi:
- Sangat subur dengan tipe tanah yang masih muda
- Mudah ditemui di area yang dekat dengan gunung berapi
- Biasanya permukaan tanah cenderung tipis dan belum memiliki lapisan tanah
- Berbentuk menyerupai gundukan pasir seperti yang terdapat di Pantai Parangtritis.
g. Tanah Humus
Tanah Humus berasal dari pelapukan tumbuh-tumbuhan. Persebarannya ada di daerah
yang memiliki banyak hutan seperti Kalimantan, Sumatera, Jawa, Papua, dan sebagian
wilayah Sulawesi. Selain itu, tanah ini memiliki karakteristik sebagai berikut.
- Tinggi unsur hara dan mineral yang berasal dari pelapukan tumbuhan
- Sangat subur sehingga cocok sebagai media tanam
- Berwarna agak kehitam-hitaman
h. Tanah Regosol
Hampir sama dengan andosol dan entisol, tanah regosol termasuk dalam jenis tanah
vulkanik yang terbentuk dari pelapukan bahan padat dan cair dari gunung berapi.
Biasanya, tanah ini ditemukan di Jawa, Bengkulu, dan Bali, khususnya di daerah
pegunungan dekat lereng vulkanik. Karakteristik tanah regosol antara lain:
- Berwarna kelabu
- Tekstur kasar seperti pasir dan memiliki konsistensi lepas atau tidak lengket di tangan
- Cocok dijadikan sebagai media tanam karena mengandung pH netral
i. Tanah Podsol
Termasuk dalam jenis tanah kuarsa, tanah podsol terbentuk dari sedimen kuarsa. Tanah
ini tersebar di daerah beriklim basah dengan curah hujan lebih dari 2500 mm per tahun
seperti daerah Jambi, Sumatera Utara, Kalimantan Tengah, dan Papua. Karakteristik
tanah ini meliputi:
- Berwarna kuning keabu-abuan
- Struktur menggumpal dengan konsistensi lekat
- Mengandung pH rendah sehingga tingkat kesuburannya pun rendah
b. Tanah Andosol
Kata Andosol berasal dari bahasa jepang, gabungan dari dua kata (An = Hitam; do = Tanah),
jadi andosol sendiri berarti jenis jenis tanah berwarna hitam. Menurut ilmu tanah, tanah dengan
warna hitam ini merupakan sebuah tanah vulkanis berasal dari gunung berapi. Penamaan dari
andosol berbeda untuk di setiap negara, seperti contoh di jepang sendiri disebut dengan nama
Kurobokudo yang berubah nama menjadi Ando soils sejak 1947 oleh ahli Amerika Serikat.
Pengertian dari tanah andosol menurut Balai Besar Penelitian dan juga Pengembangan
Sumberdaya Lahan Pertanian merupakan sebuah tanah yang memiliki horizon A molik atau
horizon A umbrik yang berada setelah horizon B kambik yang berisi atas fraksi tanah halus dan
juga sebagian besar tertata atas abu vulkanik, dan bahan piroklastik vitrik lainnya.
c. Tanah Entisol
Tanah entisol sendiri adalah sebuah tanah yang dikatakan masih sangat muda, sejak proses
tingkat awal di dalam perkembangannya. Tanah ini ditandai dari bahan mineral tanah yang
belum membuat horizon pedogenik yang nyata.
Tanah ini terjadi di bagian lapisan di daerah dari bahan induk pengendapan material baru,
di daerah-daerah tempat erosi atau pengendapan yang lebih cepat daripada perkembangan
tanah. Seperti daerah lereng curam, dataran banjir dan juga dunes. Kriteria utama dari ordo
entisol adalah tidak-adanya organisasi dalam material tanah. Tanah ini menunjukkan sedikit
perkembangan struktur atau pun horison dan juga menyerupai material di dalam timbunan pasir
yang segar.
d. Tanah grumusol
Tanah ini merupakan panduan dari tanah yang terbentuk dari batuan induk kapur serta tuffa
vulkanik yang secara umum memiliki sifat basa sehingga tidak ada aktivitas organik di
dalamnya. Hal ini yang mengakibatkan tanah ini sangat miskin akan hara dan juga unsur
organik lainnya. Sifat kapur itu sendiri adalah bisa menyerap seluruh unsur hara di dalam tanah
sehingga kadar kapur tinggi bisa menjadi racun bagi tumbuhan.
Tanah grumusol ini masih memiliki sifat dan juga karakteristik seperti batuan pada
induknya. Pelapukan yang akan terjadi ini hanyalah mengubah fisik dan juga tekstur unsur
seperti Ca dan Mg yang pada sebelumnya terikat dan juga secara rapat pada batuan induknya
sehingga menjadi lebih longgar yang bisa dipengaruhi oleh faktor – faktor dari luar seperti
iklim, cuaca, air dan lainnya. Terkadang dalam tanah grumusol ini terjadi konkresi kapur
dengan unsur kapur lunak serta berkembang menjadi lapisan tebal juga keras.
- Udara
Udara adalah sebuah zat bebas yang seringkali kita temui dimana saja, serta di dalam
tanah. Karena udara bisa menempati ruang yang sama dengan air, ia bisa membentuk
sekitar 2% hingga mencapai 50% dari volume tanah. Udara sangat penting sebagai
respirasi akar dan serta mikroba, yang membantu untuk mendukung pertumbuhan
tanaman.
Karbon dioksida dan juga nitrogen menjadi penting untuk mendukung fungsi tanaman
di dalam tanah, untuk bakteri pengikat nitrogen. Jika tanah tergenang air, bisa mencegah
pertukaran gas akar yang bisa membuat kematian tanaman, yang menjadi masalah umum
setelah banjir.
- Humus
Humus merupakan komponen yang sering ditemukan di tanah yang terletak pada
tingkat sekitar 1% hingga 5%. Humus sendiri berasal dari tumbuhan dan juga hewan yang
mati. Dengan demikian, memiliki kapasitas yang tinggi untuk menahan atau pun
menyediakan unsur-unsur esensial juga air untuk pertumbuhan tanaman.
- Air
Air bisa membuat sekitar 2% hingga 50% dari volume tanah. Air menjadi sebuah peran
penting untuk mengangkut nutrisi ke dalam tanaman juga organisme tanah yang tumbuh
serta juga untuk memfasilitasi dekomposisi biologis serta kimia.
- Mineral
Mineral menjadi komponen terbesar dari tanah. Mineral tanah ini terbagi dua jenis
mineral. Pertama, mineral primer yang biasanya ditemukan pada pasir dan danau. Mineral
primer ini adalah bahan tanah mirip dengan bahan induk dari asal mereka terbentuk.
Mereka sering kali berbentuk atau bulat, tidak beraturan. Kedua, mineral sekunder, sisi
lain dari pelapukan mineral primer yang melepaskan ion penting, membentuk bentuk
mineral lebih stabil seperti tanah liat.
- Mikroorganisme
komponen terakhir dari lapisan tanah ini adalah mikroorganisme. Mereka ditemukan di
dalam lapisan tanah dengan jumlah yang tinggi namun jumlahnya kurang dari 1% dari
volume tanah. Perkiraan umumnya adalah bahwa satu bidal yang penuh dengan tanah
lapisan atas yang bisa menampung lebih 20.000 organisme mikroba.
Bagian terbesar dari organisme ini adalah nematoda, cacing tanah, dan yang terkecil
adalah actinomycetes, alga, bakteri, serta jamur. Mikroorganisme merupakan pengurai
utama bahan organik mentah. Mikroorganisme mengkonsumsi air, bahan organik, serta
udara untuk mendaur ulang bahan organik yang mentah hingga menjadi humus, yang
sangat kaya akan nutrisi tanaman yang tersedia.
8. Horizon Tanah
Penjelasan terhadap 4 lapisan tanah seperti yang telah bahas sebelumnya berdasarkan
penampakan yang diambil secara umum, dan bila dijelaskan secara terperinci maka pada setiap
lapisan tanah tersebut masih terbagi lagi atas beberapa bagian yang disebut dengan horizon
tanah serta tersusun dalam kesatuan yang disebut dengan profil tanah. Setiap tanah itu sendiri
dicirikan kembali oleh susunan horizon yang berbeda beda, maka secara garis besar profil tanah
biasanya terdiri dari beberapa horizon yang mana bisa dibedakan berdasarkan sifat fisik, warna,
kimiawi serta sifat morfologi lainnya.
Horizon tanah yang telah melewati masa perkembangan lanjutan ini biasanya memiliki
beberapa macam horizon yang dikelompokan kembali berdasarkan lapisan tanah untuk
menghindari erosi tanah. Solum ini terbagi menjadi dua yaitu lapisan atas dan juga lapisan
bawah, pada lapisan atas atau pun top soil ini memiliki dua horizon, yaitu horizon O dan juga
horizon A, lapisan tanah pada bagian bawah ini memiliki dua horizon pula, yaitu horizon E
juga B. Tetapi pada profil tanah dengan susunan yang lengkap memiliki banyak sekali horizon
dengan sifat dan juga karakteristik yang unik atau pun khas.
Secara umum dari lapisan tanah yang paling atas hingga terbawah terdiri atas horizon
O, A, E, B, C dan R, untuk penjelasan lengkapnya sebagai berikut:
1. Horizon O
Horison ini terletak pada bagian paling atas lapisan tanah, lapisan tanah yang
mengandung bahan organik hasil dari pelapukan dan juga hanya terkandung humus. Horison
ini sangat bisa ditemukan pada hutan hutan alami yang belum terganggu oleh manusia. Horizon
organik ini merupakan tanah yang mengandung bahan organik yang lebih dari 20 persen dari
keseluruhan penampang tanah.
Horizon O ini terbagi lagi akan menjadi dua yaitu horizon O1 yang terbentuk dari sisa
sisa tanaman yang masih terlihat, seperti guguran bunga dan daun ataupun seperti ranting
pohon sedangkan untuk horizon O2 berada pada di bawah O1 yang terbuat dari sisa bagian
tanaman yang sudah tidak berbentuk lagi karena telah mengalami pelapukan lanjutan.
2. Horizon A
Untuk Horizon A ini merupakan horizon tanah mineral yang terbentuk di permukaan
tanah. Untuk horison ini terjadi apabila terjadi kehilangan pada sebagian besar ataupun seluruh
struktur batuan asli pada dalam tanah serta memperlihatkan sifat akumulasi bahan organik yang
telah bercampur dengan mineral dengan sangat intensif.
Horizon A ini terdiri atas berbagai topsoil, seperti materi organik dengan warna yang
gelap bercampur dengan butiran mineral karena efek dari aktivitas organisme. Partikel yang
lebih halus akan mudah larut dan terbawa ke lapisan bawah.
3. Horizon E
Untuk jenis lapisan ini berada dibawah permukaan tanah yang sudah tidak memiliki
kandungan mineral yang cukup besar. Horizon E ini kerap kali melekat pada jenis Horizon A
dengan tujuan menggantikan lapisan tersebut. Untuk menjadi pembeda antara batas horizon di
bawahnya, yaitu dengan cirinya yang warna lebih terang daripada horizon B.
4. Horizon B
Proses dari terbentuknya horizon B ini berada di bawah horizon A, E, O yang sudah
mengalami perkembangan. Sebagian besar hingga dari seluruh struktur dari batuan asli
dicirikan hilang pada horizon ini. Kemudian akan terlihat satu atau lebih sifat tanah. Seperti
jenis tanah alluvial dari silikat, humus, alumunium, senyawa besi, juga karbonat dalam bentuk
gabungan maupun tunggal.
5. Horizon C
Horizon C ini merupakan lapisan bahan induk tanah. Proses penciptaanya disebabkan
oleh sedikit proses pedogenik dan tidak memiliki karakteristik seperti horizon O, A, E, juga B.
Letaknya berada pada lapisan tanah terbawah yang terdiri atas batuan dasar yang melapuk.
6. Horizon D atau R
Horizon D atau R ini memiliki lapisan batuan induk paling dasar yang tercipta dari
batuan yang sangat padat. Pada area ini belum sempat mengalami pelapukan pada batuan-
batuannya. Batuan yang ada pada horizon D maupun R ini terdiri atas batu pasir, basal, granit,
batu gamping, dll.
17. SONDIR
a. Tes Sondir adalah kata lain dari Cone Penetration Test dan disingkat CPT. Tes ini
dilakukan dalam rangka mengukur daya dukung tanah. Untuk melakukan tes tersebut
digunakan kerucut penetrometer.
- Sesuai dengan namanya, alat ini memiliki bentuk yang berujung kerucut yang lancip.
- Memiliki sudut 600 dan dengan luasan ujung berukuran 10 cm2.
- Pengujian sondir didasarkan pada pengujian lapangan untuk mendapatkan perhitungan
daya dukung tanah berdasarkan data sondir.
- Yang dihasilkan dari pengujian langsung maupun pengujian laboratorium.