2. Bagaimana cara menjaga kelestarian tanah? 3. Sebut dan jelaskan jenis-jenis tanah dan penyebarannya di Indonesia! 4. Bagaimana cara mencegah terjadinya erosi? 5. Sebut dan jelaskan tanah yang paling banyak terdapat di Indonesia!
Jawaban:
1. Kesuburan tanah adalah kondisi atau keadaan tanah untuk mendukung
pertumbuhan tanaman dengan berbagai komponen yang ada didalamnya seperti biologi, kimiawi dan fisika. Berikut ciri-ciri kualitas tanah yang subur, antara lain: a. Memiliki lapisan humus yang tebal Ketersediaan humus sebagai tanda bahwa sistem drainase lahan sekitar yang baik. Humus yang tebal akan meningkatkan daya hisap tanah terhadap air, hal ini disebabkan struktur lapisan humus berongga sehingga memungkinkan air untuk masuk lebih banyak. b. Memiliki PH yang netral Tanah yang baik harusnya memiliki tingkat keasaman yang seimbang, yang berada pada kisaran 6 hingga 8 atau pada kondisi terbaik memiliki PH 6.5 hingga 7.5. c. Memiliki tekstur lempung Tanah yang bertekstur lempung berfungsi untuk mengikat berbagai mineral sehingga tidak mudah hanyut terbawa air. Selain itu juga harus memiliki kandungan pasir yang mencukupi agar memungkinkan terjadinya drainase dan air dapat terserap ke dalam tanah dengan baik. d. Kaya dengan biota tanah Kehadiran sejumlah makhluk hidup berukuran kecil penghuni tanah sebagai tanda bahwa di dalam tanah tersebut tersedia berbagai bahan organik yang juga dibutuhkan mikroorganisme untuk menunjang hidupnya. Jadi, mikrofauna dan mikroflora berperan sebagai indikator kesuburan tanah. e. Dapat ditumbuhi berbagai macam tanaman f. Struktur tanah baik, susunan antara butir dengan butir tanah yang lain memiliki jarak yang menguuntungkan bagi peredaran air dan udara g. Tersedia garam-garam atau zat makanan bagi tumbuhan h. Tersedia air untuk melarutkan garam-garam bagi tumbuhan atau organisme 2. Kesuburan tanah dapat berkurang dan hilang akibat pengolahan tanah yang kurang hati-hati terutama pada lahan miring. Oleh karena itu, tanah sangatlah penting untuk dijaga kesuburannya, berikut adalah cara-cara tepat untuk melestarikan tanah, antara lain: a. Menggunakan pupuk kimia secara bijaksana Pupuk memang bertujuan untuk menmabah unsur hara dalam tanah. Akan tetapi jika penggunannya berlebihan justru akan mengakibatkan pencemaran pada tanah atau air. Namun lebih baik menggunakan pupuk organik seperti pupuk kompos karena pencemaranny sedikit. b. Membuat sengkedan/terrasering pada tanah miring. Apabila tanah sangat miring, harus ditambahkan penguat seperti tumpukan batu atau pohon besar. c. Mengusahakan agar permukaan tanah selalu tertutup oleh tanaman untuk mengurangi kerusakan tanah akibat sinar matahari, longsor, dan banjir. d. Penghijauan pada tanah-tanah yang tidak diolah agar tanah tidak menjadi gersang. e. Penertiban pembuangan sampah secara sembarangan, karena dapat mencemari tanah, air, dan udara. f. Penertiban pembuangan limbah industri yang mengandung logam berat, bahan- bahan yang sulit hancur, atau zat-zat yang termasuk limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) Adapun cara menjaga kesuburan tanah dengan menggunakan metode vegetatif dan mekanik. Berikut metode vegetatif yang umum dilakukan, antara lain: 1. Penanaman tanaman secara berjalur tegak lurus terhadap arah aliran (strip cropping). 2. Penanaman tanaman secara berjalur sejajar garis kontur (contour strip cropping) yang bertujuan untuk mengurangi atau menahan kecepatan aliran air dan menahan partikel-partikel tanah yang terangkut aliran air. 3. Penutupan lahan yang memiliki lereng curam dengan tanaman keras (buffering). 4. Penanaman tanaman secara permanen untuk melindungi tanah dari tiupan angin (wind breaks).
Beberapa metode mekanik yang umum dilakukan, sebagai berikut:
1. Pengolahan lahan sejajar garis kontur (contour tillage). Pengolahan lahan
dengan cara ini bertujuan untuk membuat pola rongga-rongga tanah sejajar kontur dan membentuk igir-igir kecil yang dapat memperlambat aliran air dan memperbesar infiltrasi air. 2. Penterasan lahan miring (terracering). Penterasan bertujuan untuk mengurangi panjang lereng dan memperkecil kemiringan lereng sehingga dapat memperlambat aliran air. 3. Pembuatan pematang (guludan) dan saluran air sejajar garis kontur. Pembuatan pematang bertujuan untuk menahan aliran air. 4. Pembuatan cekdam. Pembuatan cekdam bertujuan untuk membendung aliran air yang melewati parit-parit sehingga material tanah hasil erosi yang terangkut aliran tertahan dan terendapkan. Adanya cekdam maka parit-parit erosi lama-kelamaan mengalami pedangkalan, erosi tanah dapat dikendalikan, lapisan tanah menebal, dan produktivitas tanah meningkat. 5. Membuat hutan-hutan cadangan pada lereng-lereng gunung Apabila menemukan tanah yang tingkat keasamannya berkisar antara 3-5 dengan demikian Phnya harus disesuaikan dahulu sesuai dengan keinginan tanaman. Cara mengatasinya, antara lain: a. Tanah dijemur Tanah diangkut, dibajak. Tanah yang berupa bongkahan dibiarkan terjemur sinar matahari selama 2 minggu. b. Diberi arang sekam Tanah ditaburi arang sekam selanjutnya dicangkul hingga arang tersebut bercampur dengan tanah. c. Memperbaiki tata udara dalam tanah Tanah diolah kemudian dibuat parit-parit untuk menghindari genangan air dan pada tanah gambut dibuat memanjang dengan jarak 25m agar terjadi pencucian dan yang asam mengalir. d. Menambahkan pupuk oranik Dengan menambah pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan yang banyak, maka secara bertahap PH tanah akan berangsur-angsur naik atau dengan kata lain keasaman berkurang secara bertahap. e. Pengapuran 3. Jenis-jenis tanah di Indonesia, sebagai berikut: 1. Tanah vulkanis Tanah vulkanis adalah lapisan tanah yang berasal dari bahan-bahan yang dimuntahkan oleh gunung api. Lapisan tanah ini banyak terdapat di daerah yang banyak gunung berapinya, seperti pulau Jawa, Sumatera, dan Bali. a. Tanah andosol - Proses terbentuknya : dari abu vulkanis yang telah mengalami proses pelapukan - Ciri-ciri : warna kelabu hingga kuning, peka terhadap erosi, dan sangat subur - Pemanfaatannya : sebagai lahan pertanian, perkebunan, hutan oinus atau cemara - Persebarannya : Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Halmahera, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi b. Tanah regosol - Proses terbentuknya : dari endapan abu vulkanis baru yang memiliki butir kasar - Ciri-ciri : berbutir kasar, berwarna kelabu hingga kuning dan kadar bahan organik rendah - Pemanfaatannya : untuk pertanian padi, palawija, tebu dan kelapa - Persebarannya : di lereng gunung berapi, pantai dan bukit pasir pantai yang meliputi pulau Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara c. Tanah aluvial (tanah endapan) - Proses terbentuknya : tanah hasil erosi (lumpur dan pasir halus) di daerah-daerah dataran rendah - Ciri-ciri : warna kelabu dan peka terhadap erosi - Pemanfaatannya : sebagai lahan pertanian sawah dan palawija - Persebarannya : Sumatera, Jawa bagian utara, Halmahera, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi dan Papua bagian selatan 2. Tanah organosol Tanah ini terjadi dari lahan induk organik dari gambut dan rumput rawa pada iklim basah dengan curah hujan lebih dari 2.500mm/tahun. Sebagian besar tanah ini masih tertutup hutan rawa gambut dan rumput rawa. Tanah jenis ini banyak terdapat di daerah pantai timur Sumatera, pantai Kalimantan bagian barat dan selatan, serta pantai Irian Jaya bagian barat dan selatan. a. Tanah humus - Proses terbentuknya : dari hasil pembusukan bahan-bahan organik - Ciri-ciri : warna kehitaman, mudah basah, mengandung bahan organik dan sangat subur - Pemanfaatannya : sebagai lahan pertanian - Persebarannya : Lampung, Jawa Tengah bagian selatan, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Tenggara b. Tanah gambut - Proses terbentuknya : dari hasil pembusukan tumbuhan/bahan organik di daerah yang selalu tergenang air (rawa-rawa) - Ciri-ciri : bersifat sangat asam, unsur hara rendah sehingga tidak subur - Pemanfaatannya : untuk pertanian pasang surut - Persebarannya : Pantai timur Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Halmahera, Seram, Papua, Pantai Selatan 3. Tanah litosol (tanah berbatu-batu) - Proses terbentuknya : dari pelapukan batuan beku dan sedimen yang masih baru (belum sempurna) sehingga butirannya besar/kasar - Ciri-ciri : tekstur tanahnya beranekaragam dan pada umumnya berpasir, tak bertekstur, warna kandungan batu, kerikil dan kesuburannya bervariasi - Pemanfaatannya : bisa untuk hutan - Persebarannya : Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi dan Sumatera 4. Tanah podzol - Proses terbentuknya : di daerah yang memiliki suhu rendah dan curah hujan tinggi - Ciri-ciri : warna pucat, kandungan pasir kuarsa tinggi, sangat masam, peka terhadap erosi, kurang subur - Pemanfaatannya : untuk pertanian palawija - Persebarannya : Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, Papua 5. Tanah laterit - Proses terbentuknya : tanah yang tercuci air hujan, sehingga unsur hara telah hilang meresap dan mengalir ke dalam tanah - Ciri-ciri : warna coklat kemerah-merahan, tidak subur - Pemanfaatannya : untuk lahan pertanian - Persebarannya : Kalimantan Barat, Lampung, Banten, Sulawesi Tenggara 6. Tanah mergel - Proses terbentuknya : dari hasil campuran pelarutan kapur, pasir dan tanah liat karena peristiwa air hujan - Ciri-ciri : tidak subur - Pemanfaatannya : untuk hutan jati - Persebarannya : Yogyakarta, Priangan Selatan di Jawa Barat, pegunungan Kendeng di Jawa Tengah, Kediri, Madiun,Nusa Tenggara 7. Tanah terarosa (kapur) Tanah ini banyak mengandung zat kapur, pada umumnya tanah ini terdapat di pegunungan kapur tua. Tanah ini tidak subur namun masih dapat ditanami pohon jati a. Tanah renzina - Proses terbentuknya : dari pelapukan batuan kapur di daerah yang memiliki curah hujan tinggi - Ciri-ciri : warna putih sampai hitam, miskin unsur hara - Pemanfaatannya : untuk palawija, hutan jati - Persebarannya : Gunung Kidul, Yogyakarta b. Tanah mediteran - Proses terbentuknya : hasil pelapukan batuan kapur keras dan sedimen - Ciri-ciri : warna putih kecoklatan, keras, dan tidak subur - Pemanfaatannya : untuk pertanian tegalan, hutan jati - Persebarannya : pegunungan Jawa Timur, Nusa Tenggara, Jawa Tengah, Sulawesi, Maluku, Sumatera c. Tanah pasir Tanah yang berasal dari batuan pasir yang telah lapuk, tanah ini sangat miskin hara, tidak dapat menahan air, dan mudah tererosi. Tanah jenis ini banyak terdapat di pulau Jawa, Sumatera, dan Sulawesi 4. Berikut adalah cara mencegah terjadinya erosi, antara lain: a. Lakukanlah konservasi tanah Konservasi tanah adalah serangkaian upaya dan strategi untuk mencegah dan menghambat proses terjadinya pengikisan tanah dan perubahan struktur biologi dan kimiawi akibat kesalahan dalam pengolahan tanah seperti pengasaman, salinisasi dan kontaminasi zat berbahaya lainnya. Cara yang sering dipakai meliputi: Pemilihan jenis vegetasi penutup lahan Pengatur kadar salinitas tanah Penegndalian PH tanah Memperkaya organisme penyubur tanah b. Membuat terrasering Dibuatnya teras demi teras seperti tangga pada lahan yang miring sehingga ketika turun hujan air tidak langsung hanyut begitu saja sehingga peluang terjadinya pengikisan tanah dapat ditekan seminimal mungkin. Namun pembuatan terasering juga akan mempengaruhi lapisan atmosfer bumi karena akan membuat konservasi tanah yang akan merubah sedikit struktur pada tanah. c. Countur farming Merupakan sistem penanaman berdasarkan garis kontur suatu tanah sehingga sistem perakaran tanaman akan semakin solid dan sanggup menahan tanah ketika terjadi hujan deras. Pembuatan sistem kontur tanah ini seperti membuat perangkap tanah sehingga tidak mudah hanyut terbawa air, membuat teras bangku atau gundulan. d. Membuat tanggul pasangan Pembuatan tanggul pasangan ini bertujuan agar air hujan dapat tertampung dan langsung menyerap kedalam tanah sehingga mengurangi terjadinya Run Off atau aliran permukaan. e. Optimalkan drainase atau saluran air Tujuan adanya drainase ini untuk menjadi jalur pelepasan air sehingga sisa air yang tidak terserap oleh vegetasi penutup lahan buffering, dapat segera alirkan ketempat yang lebih rendah. f. Lakukan rotasi tanam (crop rotation) Upaya ini bertujuan untuk menjaga kelestarian unsur hara yang terkandung dalam tanah dengan cara melakukan pengiliran jadwal penanaman jenis tumbuhan sehingga zat yang berguna bagi kesuburan tanah tidak habis diserap oleh satu jenis tanaman saja. g. Lakukan reboisasi h. Menjaga kelestarian Daerah Aliran Sungai (DAS) 5. Tanah yang banyak terdapat di Indonesia yaitu: Tanah andosol karena terbentuk dari abu vulkanis yang telah mengalami proses pelapukan. Dan di Indonesia banyak terdapat gunung maka dari itu disana banyak terdapat abu vulkanis sehingga tanah di sekitaran gunung subur dan cocok sebagai lahan pertanian. Tersebar di daerah Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Halmahera, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi