Anda di halaman 1dari 9

Nama = MEILANI DWI CANTIKA

Kelas = X MIPA 9

Nomor Absen = 21

Pembentukan Tanah dan


Persebaran Jenis Tanah

(Gambar Persebaran Tanah di Indonesia)

Keterangan

1. Tanah Aluvial
Tanah aluvial meliputi lahan yang sering
mengalami banjir, sehingga dapat dianggap masi
muda. Sifat tanah ini dipengaruhi langsung oleh
sumber bahan asal sehingga kesuburannya pun
ditentukan sifat bahan asalnya. Tanah aluvial
terbentuk dari hasil sedimentasi material halus
oleh aliran sungai. Tanah aluvial terdapat di Pantai
Timur Sumatra serta disepanjang Sungai Barito, Gambar Tanah Aluvial
Sungai Mahakam, Sungai Musi, Sungai Citarum,
dan Sungai Bengawan Solo.
2. Tanah Andosol
Tanah andosol terbentuk dari endapan
abu vulkanik yang telah mengalami pelapukan
sehingga menghasilkan tanah yang subur. Jenis
tanah ini berwarna cokelat kehitaman, tersebar
di pulau-pulau yang memiliki gunung api aktif,
seperti Sumatra bagian Barat, Jawa, Bali, dan
sebagian Nusa Tenggara. Tanah jenis ini banyak
ditemukan di dataran tinggi bersuhu sedang Gambar Tanah Andosol
hingga dingin. Oleh karena itu, jenis tanah ini
banyak dikembangkan untuk tanaman
perkebunan dan hortikultura.

3. Tanah Regosol
Tanah regosol merupakan hasil erupsi
gunung berapi, bersifat subur, berbutir kasar,
berwarna keabuan kaya akan unsur hara, pH 6 –
7, cenderung gembur, kemampuan menyerap
air tinggi, dan mudah tererosi. Persebaran jenis
tanah ini di Indonesia terdapat di setiap pulau
yang memiliki gunung api, baik yang masih aktif
ataupun yang sudah mati. Persebarannya di Gambar Tanah Regosol
daerah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Banyak
dimanfaatkan untuk lahan pertanian.

4. Tanah Grumusol
Tanah grumusol pada umumnya mempunyai tekstur
liat, berwarna kelabu hingga hitam, pH netral hingga
alkalis, dan mudah pecah saat musim kemarau. Di
Indonesia, jenis tanah ini terbentuk pada tempat-
tempat yang tingginya tidak lebih dari 300 m di atas
permukaan laut dengan topografi agak bergelombang
hingga berbukit, temperatur rata-rata 25° C, curah
hujan < 2.500 mm, dengan pergantian musim hujan
dan kemarau yang nyata.
Gambar Tanah Grumusol
Persebaran meliputi Sumatra Barat, Jawa Barat
(daerah Cianjur), Jawa Tengah (Demak, Grobogan),
Jawa Timur (Tuban, Bojonegoro, Ngawi, Madiun, dan
Bangil), serta di Nusa Tenggara Timur. Pemanfaatan
jenis tanah ini pada umumnya untuk budi daya
tanaman padi, jagung, dan kedelai.
5. Tanah Kapur
Tanah kapur terbentuk dari adanya
pengaruh tenaga eksogen (pelapukan dan
pengikisan) yang mengubah batu kapur menjadi
tanah kapur. Tanah ini terdapat di daerah
perbukitan kapur di Jawa, Sumatra, dan
Sulawesi.

Gambar Tanah Kapur

6. Tanah Litosol
Tanah litosol dianggap sebagai tanah yang
masih muda, sehingga bahan induknya dangkal
(kurang dari 45 cm) dan seringkali tampak di
permukaan tanah sebagai batuan padat yang
padu. Jenis tanah ini belum lama mengalami
pelapukan dan sama sekali belum mengalami
perkembangan. Jika akan dimanfaatkan untuk
lahan pertanian, maka jenis tanah ini harus
Gambar Tanah Litosol
dipercepat perkembangannya, antara lain, dengan
penghutanan atau tindakan lain untuk
mempercepat pelapukan dan pembentukaan
topsoil.

Jenis tanah ini tersebar luas di seluruh


Kepulauan Indonesia, meliputi Jawa Tengah, Jawa
Timur, Madura, Nusa Tenggara, dan Maluku
Selatan. Adapun di Sumatra, jenis tanah ini
terdapat di wilayah yang tersusun dari batuan
kuarsit, konglomerat, granit, dan batu lapis.

7. Tanah Latosol
Tanah latosol berwarna merah kecoklatan, memiliki
profil tanah yang dalam, mudah menyerap air,
memiliki Ph 6 – 7 (netral) hingga asam, memiliki zat
fosfat yang mudah bersenyawa dengan unsur besi dan
aluminium, kadar humusnya mudah menurun.
Tersebar di kawasan Bukit Barisan (Sumatra), Jawa,
Kalimantan Timur dan Selatan, Bali, Papua, dan
Sulawesi. Jenis tanah ini pada dasarnya merupakan
Gambar Tanah Latosol
bentuk pelapukan dari batuan vulkanis.
8. Tanah Gambut (Organosol)
Tanah gambut berwarna hitam, memiliki
kandungan air dan bahan organik yang tinggi,
memiliki pH atau tingkat kesamaan yang tinggi,
miskin unsur hara, drainase jelek, dan pada
umumnya kurang begitu subur. Di Indonesia,
persebaran tanah gambut paling banyak
terdapat di Kalimantan Selatan, disusul Sumatra
Selatan, Riau, Kalimantan Tengah, Kalimantan
Barat, Jambi, Kalimantan Timur, dan Papua Gambar Tanah Gambut
bagian Selatan. Karena sifatnya yang kurang
subur, maka pemanfaatan jenis tanah ini
terbatas untuk pertanian perkebunan seperti
karet, kelapa, dan palawija.

9. Tanah Podsolik
Tanah podsolik merupakan jenis tanah
yang memiliki persebaran terluas di Indonesia.
berasal dari bahan induk batuan kuarsa di zona
iklim basah dengan curah hujan antara antara
2.500 – 3.000 mm/tahun. Sifatnya mudah basah
dan mudah mengalami pencucian oleh air hujan,
sehingga kesuburannya berkurang.
Gambar Tanah Padsolik
Dengan pemupukan yang teratur, jenis
tanah ini dapat dimanfaatkan untuk persawahan
dan perkebunan. Tersebar di dataran-dataran
tinggi Sumatra, Sulawesi, Papua, Kalimantan,
Jawa Barat, Maluku, Bali, Lombok dan Nusa
Tenggara.
Konservasi Tanah

Konservasi tanah adalah serangkaian strategi pengaturan untuk mencegah


erosi tanah dari permukaan bumi atau terjadi perubahan secara kimiawi atau biologi akibat
penggunaan yang berlebihan, salinisasi, pengasaman, atau akibat kontaminasi lainnya.

Metode Konservasi Tanah


1. Metode Kimia
Metode kimia dilakukan dengan menggunakan bahan kimia untuk
memperbaiki struktur tanah, yaitu meningkatkan kemantapan agregat (struktur
tanah). Tanah dengan struktur yang mantap tidak mudah hancur oleh pukulan air
hujan sehingga air infiltrasi tetap besar dan aliran air permukaan (run off) tetap
kecil. Penggunaan bahan kimia untuk pengawetan tanah belum banyak dilakukan.
Beberapa jenis bahan kimia yang sering digunakan untuk tujuan ini, antara ain
bitumen dan krilium. Emulsi dari bahan kimia tersebut dicampur dengan air,
misalnya dengan perbandingan 1 :3, kemudian dicampur dengan tanah. Bahan
kimia yang termasuk dalam kategori ini adalah pembenahan tanah (soil
conditioner) seperti MCS dan krilium.

Contoh soil conditioner


2. Metode Vegetatif
Metode vegetatif merupakan usaha konservasi tanah dengan
memanfaatkan tanaman sebagai pencegahan terjadinya erosi. Tanaman penutup
tanah ini selain untuk mencegah atau mengendalikan bahaya erosi juga dapat
berfungsi memperbaiki struktur tanah, menambahkan bahan organik tanah,
mencegah proses pencucian unsur hara dan mengurasi fluktuasi temperatur
tanah. Selain dengan penanaman tanaman penutup tanah, cara vegetatif lainnya
sebagai berikut.
a. Reboisasi
Reboisasi yaitu penanaman kembali hutan-hutan gundul dengan jenis
tanaman tahunan, seperti akasia, angsana, dan flamboyan. Fungsinya untuk
mencegah erosi, mempertahankan kesuburan tanah, dan menyerap
debu/kotoran di udara lapisan bawah.
Contoh gambar reboisasi

b. Contour Strip Cropping atau Penanaman Secara Kontur


Contour strip cropping atau penanaman secara kontur yaitu menanami lahan
searah dengan garis kontur. Fungsinya untuk menghambat kecepatan aliran air
dan memperbesar resapan air ke tanah. Cara ini sangat cocok dilakukan pada
lahan dengan kemiringan 3 – 8 %.

Contoh gambar contour strip cropping

c. Buffering atau Penanaman Tumbuhan Penutup Tanah


Buffering atau penanaman tumbuhan penutup tanah yaitu menanam lahan
dengan tumbuhan keras , seperti pinus, jati, dan cemara. Fungsinya untuk
menghambat penghancuran tanah permukaan oleh air hujan, memperlambat
erosi, dan memperkaya bahan organik tanah.
Contoh gambar buffering

d. Strip Cropping atau Penanaman Tanaman secara Berbaris


Strip cropping atau penanaman tanaman secara berbaris yaitu melakukan
penanaman berbagai jenis tanaman secara berbaris (larikan).
Contoh gambar strip cropping

e. Crop Rotation atau Pergiliran Tanaman


Crop rotation atau pergiliran tanaman yaitu penanaman tanaman secara
bergantian (bergilir) dalam satu lahan. Jenis tanamannya disesuaikan dengan
musim. Fungsinya untuk menjaga kesuburan tanah tidak berkurang.

Contoh gambar crop rotation


3. Metode Mekanik
Metode mekanik merupakan suatu cara yang mengandalkan pada teknik-
teknik tertentu untuk mengolah tanah. Beberapa cara yang umum dilakukan pada
penerapan metode mekanik, sebagai berikut.

a. Contour Village
Contour village yaitu pengolahan tanah sejajar garis kontur. Fungsinya untuk
menghambat aliran air dan memperbesar resapan air.

Contoh gambar contour


village

b. Pembuatan Tanggul
Pembuatan tanggul dilakukan sejajar dengan kontur. Fungsinya agar dapat
tertampung dan meresap ke dalam tanah. Pada tanggul dapat ditanami palawija.
Contoh gambar pembuatan tanggul

c. Terasering
Terasering yaitu membuat teras-teras pada lahan miring dengan lereng yang
panjang. Fungsinya untuk memperpendek sepanjang lereng, memperbesar
resapan air, dan mengurangi erosi.

Contoh gambar terasering


d. Saluran Drainase
Saluran drainase dibuat untuk memotong lereng panjang menjadi lereng
pendek sehingga aliran dapat diperlambat dan mengatur aliran air sampai ke
sungai.

Contoh gambar saluran


drainase

Anda mungkin juga menyukai