KOMPETENSI DASAR
3.5. Menganalisis dinamika litosfer dan dampaknya terhadap kehidupan
3
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa memamahami tentang jenis-jenis tanah
2. Siswa memahami tentang erosi dan degradasi lahan
3. Siswa memahami tentang konservasi tanah
Jenis-Jenis Tanah di Indonesia
1. Tanah podzolik → tanah yang mengandung kuarsa, mudah basah jika terkena air,
warna kuning. Persebarannya di dataran tinggi/ daerah pegunungan
2. Tanah aluvial → endapan sedimen yang dibawa sungai-sungai. Tanah aluvial
umumnya terdapat di daerah rendah.
3. Tanah mediteran → dari batu kapur, hasil pelarutan kapur yang lemah, dengan
kandungan bahan organik rendah. Terdapat di daerah pegunungan kapur yang
telah tua.
4. Tanah vulkanis → Tanah vulkanis atau tanah andosol adalah tanah yang terjadi dari
pelapukan batu-batuan vulkanis, baik dari batu yang telah membeku (lava), maupun
dari abu gunung api. Tanah tuff terjadi dari abu gunung api dan bersifat sangat subur.
Persebarannya sesuai dengan gunung api di Jawa & Sumatera
5. Tanah humus → tanah yang terbentuk dari tumbuh-tumbuhan yang membusuk, subur,
dan berwarna hitam.
6. Tanah pasir → berasal dari batuan pasir yang melapuk, sangat miskin bahan organik,
kadar airnya sedikit sekali, sehingga kurang baik untuk pertanian. Tanah pasir baik untuk
ditanami kelapa dan rumput. Terdapat di pantai barat Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa
Timur, dan Sulawesi.
7. Tanah rawa → disebut sebagai tanah gambut/ anorganik, unsur haranya kurang, kadar
asam tinggi, kurang cocok untuk pertanian. Terdapat di Kalimantan, Sumatera, dan selatan
Papua.
8. Tanah laterit → Mengandung zat besi dan aluminium. Warnanya kekuningan hingga
merah disebut tanah merah, kurang subur. Terdapat di Semarang, Jakarta, Banten, Bogor,
Pacitan, Lampung Utara, dan Kalimantan Barat.
9. Tanah mergel → Berasal dari batu mergel/ campuran batu kapur (gamping), pasir, dan
tanah liat, kurang subur dan terdapat di daerah lereng pegunungan sampai dataran
rendah, seperti Kediri, Nusa Tenggara, dan Madiun.
10. Tanah padas → Sebenarnya tidak dapat dikatakan tanah, karena tanah telah hilang &
sisanya terdiri dari lapukan batuan induk. Kandungan organik rendah & pekah terhadap erosi.
B. Erosi Tanah dan Degradasi Lahan
Erosi adalah peristiwa pindahnya atau terangkutnya tanah dari satu tempat ke tempat
lain oleh mediaa lami, yaitu air atau angin.
🐠1. Adanya curah hujan yang tinggi atau adanya angin yang bertiup kencang;
🐠2. Adanya tempat terbuka atau permukaaan bumi yang tidak tertutup vegetasi
(tanah gundul);
🐠3. Topografi yang berbukit dan bergunung/lereng curam;
🐠4. Penggunaan lahan yang tidak terencana dengan baik dan tidak ada usaha
konservasi tanah.
Berdasarkan intensitasnya, erosi dibedakan menjadi tiga macam:
4) Erosi parit (gully erosion), proses terjadinya sama dengan erosi alur, atau sebagai
proses lanjutan dari erosi alur, sehingga saluran yang terbentuk lebih lebar dan
dalam. Akibatnya, parit ini tidak dapat dihilangkan dengan pengolahan tanah biasa.
Pada tanah liat, umumnya lembah berbentuk V (bentuk U pada tanah mudah lepas)
dengan lebar 40 cm dan kedalaman sekitar 25 cm, bahkan pada lingkungan
bermaterial rapuh/lepas kedalamannya dapat mencapai belasan meter.
5) Erosi tebing sungai → terjadi karena pengikisan tebing oleh air yang mengalir
dari atas tebing, atau oleh terjangan arus air kuat pada kelokan sungai. Pengikisan
hasil pengerjaan aliran air ini berupa parit, lembah sungai, dan ngarai.
Dampak Erosi
1. 1. Tanah longsor, tanah amblas, tanah mengalir,
lumpur mengalir, dan rayapan tanah
2. 2. Terjadinya kekeringan
3. 3. Terjadinya banjir
4. 4. Degradasi lahan
5. 5. Berkurangnya sumber air
6. 6. Hilangnya kesuburan tanah karena proses
pencucian tanah
7. 8. Terjadinya masalah sosial, seperti kemiskinan
dan kelaparan
Penggundulan/penebangan hutan
menyebabkan terjadinya tanah longsor dan
banjir bandang di musim penghujan
Degradasi lahan → proses
pemerosotan kualitas lahan
yang disebabkan oleh
kerusakan lahan atau
penggunaan lahan yang tidak
tepat.
TERIMA KASIH