Anda di halaman 1dari 20

TANAH LONGSOR

Longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena
pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau
gumpalan besar tanah.

Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor
pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi material sendiri,
sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material tersebut. Meskipun
penyebab utama kejadian ini adalah gravitasi yang mempengaruhi suatu lereng yang curam, namun
ada pula faktor-faktor lainnya yang turut berpengaruh:
1. Hujan
Ancaman tanah longsor biasanya dimulai pada bulan November seiring meningkatnya
intensitas hujan. Musim kering yang panjang akan menyebabkan terjadinya penguapan air di
permukaan tanah dalam jumlah besar. Muncullah pori-pori atau rongga tanah, kemudian
terjadi retakan dan rekahan tanah di permukaan. Pada saat hujan, air akan menyusup ke
bagian yang retak. Tanahpun dengan cepat mengembang kembali.
Pada awal musim hujan, kandungan air pada tanah menjadi jenuh dalam waktu singkat.
Hujan lebat pada awal musim dapat menimbulkan longsor karena melalui tanah yang
merekah itulah, air akan masuk dan terakumulasi di bagian dasar lereng, sehingga
menimbulkan gerakan lateral. Apabila ada pepohonan di permukaan, pelongsoran dapat
dicegah karena air akan diserap oleh tumbuhan. Akar tumbuhan juga berfungsi sebagai
pengikat tanah.
2. Lereng terjal

Lereng atau tebing yang terjal akan memperbesar gaya pendorong. Lereng yang terjal
terbentuk karena pengikisan air sungai, mata air, air laut, dan angin. Kebanyakan sudut
lereng yang menyebabkan longsor adalah 180 apabila ujung lerengnya terjal dan bidang
longsorannya mendatar.
3. Tanah yang kurang padat dan tebal
Jenis tanah yang kurang padat adalah tanah lempung atau tanah liat dengan ketebalan
lebih dari 2,5 meter dan sudut lereng > 22 0. Tanah jenis ini memiliki potensi untuk
terjadinya tanah longsor, terutama bila terjadi hujan. Selain itu, jenis tanah ini sangat rentan
terhadap pergerakan tanah karena menjadi lembek jika terkena air dan pecah jika udara
terlalu panas.
4. Batuan yang kurang kuat
Pada umumnya, batuan endapan gunung api dan batuan sedimen berukuran pasir dan
campuran antara kerikil, pasir, dan lempung kurang kuat. Batuan tersebut akan mudah
menjadi tanah jika mengalami proses pelapukan dan umumnya rentan terhadap tanah
longsor apabila terdapat pada lereng yang terjal.
5. Jenis tata lahan
Tanah longsor banyak terjadi di daerah tata lahan persawahan, perladangan, dan adanya
genangan air di lereng yang terjal. Pada lahan persawahan akarnya kurang kuat untuk
mengikat butir tanah dan membuat tanah menjadi lembek dan jenuh dengan air sehingga
mudah terjadi longsor. Sedangkan untuk daerah perladangan penyebabnya adalah karena
akar pohonnya tidak dapat menembus bidang longsoran yang dalam dan umumnya terjadi di
daerah longsoran lama.
6. Getaran
Getaran yang terjadi biasanya diakibatkan oleh gempabumi, ledakan, getaran mesin, dan
getaran lalulintas kendaraan. Akibat yang ditimbulkannya adalah tanah, badan jalan, lantai,
dan dinding rumah menjadi retak.
7. Susut muka air danau atau bendungan
Akibat susutnya muka air yang cepat di danau maka gaya penahan lereng menjadi
hilang, dengan sudut kemiringan waduk 220 mudah terjadi longsoran dan penurunan tanah
yang biasanya diikuti oleh retakan.
8. Adanya beban tambahan
Adanya beban tambahan seperti beban bangunan pada lereng, dan kendaraan akan
memperbesar gaya pendorong terjadinya longsor, terutama di sekitar tikungan jalan pada
daerah lembah. Akibatnya adalah sering terjadinya penurunan tanah dan retakan yang
arahnya ke arah lembah.
9. Pengikisan/erosi

Pengikisan banyak dilakukan oleh air sungai ke arah tebing. Selain itu akibat
penggundulan hutan di sekitar tikungan sungai, tebing akan menjadi terjal.
10. Adanya material timbunan pada tebing
Untuk mengembangkan dan memperluas lahan pemukiman umumnya dilakukan
pemotongan tebing dan penimbunan lembah. Tanah timbunan pada lembah tersebut belum
terpadatkan sempurna seperti tanah asli yang berada di bawahnya. Sehingga apabila hujan
akan terjadi penurunan tanah yang kemudian diikuti dengan retakan tanah.
11. Bekas longsoran lama
Longsoran lama umumnya terjadi selama dan setelah terjadi pengendapan material
gunung api pada lereng yang relatif terjal atau pada saat atau sesudah terjadi patahan kulit
bumi. Bekas longsoran lama memilki ciri:
a. Adanya tebing terjal yang panjang melengkung membentuk tapal kuda.
b. Umumnya dijumpai mata air, pepohonan yang relatif tebal karena tanahnya gembur
dan subur.
c. Daerah badan longsor bagian atas umumnya relatif landai.
d. Dijumpai longsoran kecil terutama pada tebing lembah.
e. Dijumpai tebing-tebing relatif terjal yang merupakan bekas longsoran kecil pada
longsoran lama.
f. Dijumpai alur lembah dan pada tebingnya dijumpai retakan dan longsoran kecil.
g. Longsoran lama ini cukup luas.
12. Adanya bidang diskontinuitas (bidang tidak sinambung)
Bidang tidak sinambung ini memiliki ciri:
a. Bidang perlapisan batuan
b. Bidang kontak antara tanah penutup dengan batuan dasar
c. Bidang kontak antara batuan yang retak-retak dengan batuan yang kuat.
d. Bidang kontak antara batuan yang dapat melewatkan air dengan batuan yang tidak
melewatkan air (kedap air).
e. Bidang kontak antara tanah yang lembek dengan tanah yang padat.
f. Bidang-bidang tersebut merupakan bidang lemah dan dapat berfungsi sebagai bidang
luncuran tanah longsor.
13. Penggundulan hutan

Tanah longsor umumnya banyak terjadi di daerah yang relatif gundul dimana pengikatan
air tanah sangat kurang.
14. Daerah pembuangan sampah
Penggunaan lapisan tanah yang rendah untuk pembuangan sampah dalam jumlah banyak
dapat mengakibatkan tanah longsor apalagi ditambah dengan guyuran hujan, seperti yang
terjadi di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Leuwigajah di Cimahi. Bencana ini
menyebabkan sekitar 120 orang lebih meninggal.

Upaya pencegahan untuk mengurangi dampak bencana tanah longsor :


1. Kenali  daerah tempat tinggal kita sehingga jika terdapat ciri-ciri daerah rawan longsor kita
dapat menghindar.
2. Perbaiki tata air dan tata guna lahandaerha lereng.
3. Tanami daerah lereng dengan tanaman yang sistem perakarannya dalam (akar tunggang)
4. Tutup retakan-retakan yang timbul di atas tebing dengan material lempung untuk mencegah
air masuk kedalam tanah
5. Selalu waspada pada sat musim hujan terutama pada saat curah hujan yang tinggi dalam
waktu lama.
6. Waspada terhadap mata air/rembesan dan kejadian longsor skala kecil di sepanjang lereng.

Situasi saat longsor :


Bencana tanah longsor pada umumnya terjadi secara mendadak pada saat atau setelah terjadi
hujan. Kejadian longsor pada umumnya terjadi dengan diikuti suara gemuruh, disertai gerakan
massa tanah dan/ atau batuan yang meluncur sangat cepat kebawah bukit menyapu apa yang
dilewati.
Apa yang dilakukan saat kejadian. Kebanyakan penduduk di bawah lereng tidak mempunyai
kesempatan untuk menghindar pada saat massa tanah sudah mulai meluncur ke bawah
Evakuasi penduduk jika tebing telah menunjukkan gejala akan longsor
Apa yang dilakukan setelah kejadian. Lakukan evakuasi korban yang tertimbun secara hati-
hati, karena penggalian pada timbunan dapat memicu terjadinya longsoran baru.
1. Lakukan evakuasi penduduk yang tinggal di daerah bahaya ke tempat penampungan yang
aman.
2. Cari sumber-sumber air bersih yang dapat dimanfaatkan untuk daerah penampungan yang
aman.
3. Segera hubungi pihak terkait seperti Kepala Desa/Lurah atau Camat sehingga kejadian
bencana dapat ditangani dengan segera secara terkoordinasi
4. Waspadailah
 Tumpukan tanah gembur dan lolos air(lempung, lempung pasiran, dan pasir
 Retakan lengkungan pada lereng atau retakan pada bangunan dan jalan pada saat/setelah
turun hujan
 Lapisan tanah atau batuan yang miring kearah luar lereng. Munculnya rembesan air
pada lereng

Beberapa fenomena tanah longsor di Dunia :


1. Qattara Depression

Dia Qattara, barat Kairo, Mesir, terdapat tanah ambles terbesar di dunia yang meninggalkan
lubang besar dengan panjang 175 mil/280 km dan lebar 90 mil/140 km. Lokasi di sini seperti hilang
ditelan bumi dan ukurannya sangat mengejutkan. 
Lubang yang bagian paling dalamnya berada 134 meter di bawah laut itu pernah digunakan
dalam perang dan belakangan para ilmuwan mencoba untuk membangun proyek senilai 360 juta
dollar (3,8 triliun) yang memanfaatkan Qattara untuk melengkapi ketersediaan energi mandiri.
Rencana ini mengharuskan digalinya parit dari ujung Qattara menuju laut Mediterania sehingga
air akan mengaliri lubangnya melalui terowongan. Pada akhirnya (setidaknya 160 tahun ke depan)
danau baru akan menyaingi ukuran danau Eerie; di sini panasnya gurun pasir akan menguapkan
tambahan aliran air. Mesir adalah tempatnya sejumlah tanah ambles di gurun pasir. Tapi yang
paling tidak bisa dipahami adalah fenomena 100% alami di lubang Qattara ini. Qattara
merupakan hasil dari erosi angin atau badai angin yang menggerus lapisan atas hingga ambles ke
lapisan sumber airnya.

2. Berezniki

Lubang Berezniki di Rusia mulai muncul di tahun 1986 dan terus tenggelam tiap tahunnya
tanpa bisa dihentikan. Saat ini sudah mencapai kedalaman 200 meter dengan panjang 80 meter dan
lebar 40 meter. Kalau ada yang pernah mendengar Berezniki mungkin tahu disinilah pemasok 10%
kebutuhan dunia akan potash (garam abu/kalium karbonat) dan lubang ini mengancam jalur rel
kereta di area pertambangannya.

3. Guatemala City

Penghuni di Guatemala City suatu saat pernah mendengar gemuruh aneh selama berminggu-
minggu tapi tidak yakin apa yang sebenarnya sedang terjadi di sekitar mereka. Kemudian pada
akhir bulan Februari 2007, bumi tempat mereka berpijak tiba-tiba ambles ke bumi! Sebuah lubang
yang hampir berbentuk lingkaran sempurna tercipta seketika dengan membawa serta semua yang
ada diatasnya termasuk sekitar 1000-an manusia yang kemudia berhasil dievakuasi. Dua
diantaranya tewas. Bencana ini disebabkan oleh runtuhnya sistem pengairan yang berada di bawah
permukaan tanah.
Lubang yang tercipta disebabkan kondisi geologis yang berubah karena kesalahan
pemeliharaan sistem pengairan dan pipa-pipa bawah tanah yang sudah uzur, tapi faktor umum
yang biasa menyebabkannya adalah air. Bumi yang berpijak di atas lapisan batu carbonate akan
terkena erosi karena aliran air yang terus menerus. Batuan itu akan terkikis dan lapisan-
lapisannya akan terisi dengan air dan pada akhirnya menciptakan keadaan yang rawan ambles.
4. Sarisarinama

Lubang-lubang Sarisarinama di Venezuela ini adalah satu keajaiban alam yang misterius dan
juga indah. Ada beberapa lubang berbentuk lingkaran yang diameternya mencapai 350 meter dan
kedalaman lebih dari 350 meter. Para ilmuwan tidak yakin bagaimana lubang-lubang ini terbentuk
pada awalnya.
Tiap lubang memiliki ekosistem yang unik dengan banyak tumbuhan dan spesies hewan yang
tidak ditemui di belahan bumi lainnya.

5. Bimmah

Bimmah adalah nama dari salah satu lokasi fenomena alam dahsyat yang aneh ini. Penduduk
di sini, Oman, menjadikan lubang besar ini sebagai tempat wisata (lebih tepatnya, taman atau
kolam renang).

6. Mount Gambier

Dikenal sebagai kota kawah, Mout Gambier (berlokasi di antra Adelaide dan Melbourne di
Australia Tenggara) punya banyak hal menarik seperti danau, goa, dan lubang-lubang dalam
tanah. Kota ini memiliki baik kawah-kawah vulkanik maupun lubang-lubang besar alami yang
berisikan air sehingga membuat kota ini cantik.

7. Rumah yang Kurang Beruntung di Florida

Steve Kluge membuat daftar gambar-gambar menarik yang berhubungan dengan geologi dan
bencana alam. Ini adalah rumah yang kurang beruntung dan tenggelam di Florida. Tanah ambles
adalah salah satu masalah klasik di Florida selain banjir dan badai.

8. Agrico Gypsum Stack

Florida sudah lama dihantui oleh longsor tanah ambles, tapi bencana yang satu ini adalah
salah satu yang paling besar. Tanah yang ambles ini berada di bawah tumpukan gypsum (sampah
industri beracun) seberat 80 juta ton. Bahan berbahaya ini mengkontaminasi 90% air minum di
Florida dan upaya pembersihannya menelan biaya jutaan dollar. Lubang bervolume 2 juta kaki
kubik ini nantinya diberi nama “Journey to the Center of the Earth” dan dikenal sebagai salah satu
objek hiburan dari produk Disney World.

9. South Florida

Karst (satu jenis lapisan batu) di satu kota di Florida Selatan mengalami penurunan dan
menghasilkan lubang di tanah yang cukup besar.
10. Lubang Bumi Setan

Kedalamannya memang cukup “mengerikan” yaitu mencapai 400 kaki, inilah “lubang setan”
di Texas . Mulut lubang ini berukuran 40 x 60 kaki dan terdapat bukti arkeologi bahwa tempat ini
pernah dikeramatkan oleh orang asli Amerika. Penduduk setempat biasa menemukan anak-anak
panah, stalaktit, dan harta karun lainnya dari lubang besar ini.

11. Macungie

Kadar air yang sedang sebenarnya membantu “menyelamatkan” tanah tempat berpijak kita,
jika tidak, tentu saja kita tidak akan bisa membangun apapun di atasnya karena akan mudah
tererosi. Tetapi, jika lapisan tanah ini menjadi perangkap air yang besar, resikonya adalah ambles.
Jika tanah ambles secara alami mungkin bisa dimaafkan bahkan menciptakan suatu keajaiban
alam yang indah, tapi kalau itu disebabkan oleh manusia itu sendiri, tentu saja sangat buruk
akibatnya. Amblesnya tanah Macungie di Pennsylvania di atas membuat Florida merugi besar. Di
Pennsylvania sistem pengairan bawah tanahnya sudah uzur dan fenomena tanah ambles menjadi
bertambah umum.

12. Bowling Green

Rencana dibangunnya Kentucky Trimodal Transpark segera dibatalkan saat terjadi tanah
ambles seluas 200 kaki di Bowling Green , Kentucky . Di daerah ini memang dikenal rawan tanah
ambles dan setiap saat bisa terjadi hal seperti ini lagi. Ini membuat pembangunan di seluruh area
di sini sangat beresiko.

13. Daisetta

Di Daisetta, Texas belum lama ini (Mei 2008), yang diawali oleh amblesnya tanah selebar 20
kaki di satu daerah pemukiman, menjadi meluas hingga 900 kaki dengan kedalaman 100 kaki
dalam sehari dan menelan tiang-tiang telpon, bangunan-bangunan dan kendaraan. Pemerintah
setempat telah meneliti kemungkinan kebocoran pada jalur-jalur minyak dan gas alam di situ.
Endapan minyak dan lumpur yang ditimbulkan turut membahayakan beberapa rumah tinggal di
dekatnya.
 
14. Amblesnya Montrose Avenue

Tanah ambles selebar 80 kaki dengan kedalaman 15 kaki terjadi di tengah Montrose Avenue .
Jalan raya ini akhirnya ditutup selama dua minggu pada awal Januari tahun lalu.
Diguyur Hujan, Tebing Setinggi 8 Meter Di Puncak Longsor

Reporter : Ilham Kusmayadi | Selasa, 21 Januari 2014 14:12

Puncak longsor. ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - Hujan deras yang mengguyur wilayah Bogor, khususnya di kawasan Puncak,
tidak hanya menyebabkan volume air sungai Ciliwung meningkat, tapi juga membuat tebing
setinggi 8 meter longsor. Longsor tersebut terjadi di Riung Gunung, Kampung Naringgul, Desa
Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.
Akibatnya arus lalu lintas menuju Puncak maupun sebaliknya terganggu, sehingga arus
kendaraan dilakukan secara bergantian.
"Hanya tebing yang ambrol di Jalan Raya Puncak, tak ada korban jiwa tapi arus lalu lintas
masih terganggu oleh timbunan tanah dan batu," kata Kepala Seksi Logistik Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor Budi Aksomo, Selasa (21/01).
Lebih lanjut dia mengatakan tebing tersebut longsor sekitar pukul 08.00 WIB, saat hujan deras
yang mengguyur Puncak tak kunjung reda. "Selain longsor yang menutup sebagian badan jalan, di
Desa Tugu Utara juga ada pemukiman warga yang rusak diterjang longsor dan tidak ada korban
jiwa," katanya.
Tak hanya itu, sebanyak tiga kios di pasar Cisarua, Kabupaten Bogor juga mengalami rusak
parah setelah banjir bandang dari aliran kali Cisarua, yang merupakan anak sungai Ciliwung
menerjangnya pada Selasa (21/01) pukul 04.30 WIB.
Kios yang rusak adalah milik Jekrem yang menjual ikan asin, toko sepatu Putri dan kios ayam
milik H Nana. "Kejadiannya tadi subuh, pas hujan deras. Air Kali Cisarua meluap dan menerjang
kios sampai rusak," kata Majid warga sekitar.
Bukit Longsor Timpa Rumah Warga

Sejumlah rumah warga di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, nyaris rata dengan tanah
tertimbun longsor dari area perbukitan, Sabtu (7/7/2012) dini hari tadi.
Batu-batu besar dan material lain secara tiba-tiba jatuh berhamburan menimpa pemukiman.
Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Pemilik rumah terbangun dan langsung
menyelamatkan diri saat suara gemuruh datang dari atas bukit kawasan pegunungan Desa Kotakan.
Meski demikian, seluruh harta benda pemilik rumah tak bisa di selamatkan. Kondisi paling
parah dialami kediaman Aziz dan Ripto. Rumah keduanya hancur dan hampir rata dengan tanah.
Longsor dari atas perbukitan setinggi 25 meter itu diduga lantaran pepohonan di atas bukit
beberapa bagian sudah mulai rapuh dan kering akibat musim kemarau, hingga tak kuat menahan
tanah dan bebatuan hingga mengakibatkan longsor.
Hingga siang ini warga masih dihantui ketakutan akan ancaman longsor susulan, Mereka pun
tidak berani berada di dalam rumah.
Di kawasan ini, terdapat 72 kepala keluarga. 20 di antaranya berada tepat di bibir bebukitan dan
terancam terkena material bebatuan jika terjadi longsor susulan.
Tanah Longsor Kubur Para Penambang Cina

Alat-alat berat dan anjing pelacak didatangkan untuk mencari korban hidup akibat tanah
longsor di Tibet yang dikhawatirkan menewaskan sedikitinya 80 penambang.
Sedikitnya delapan puluh orang pekerja tambang emas di kawasan terpencil di pegunungan
Tibet dikhawatirkan tewas, setelah tempat tinggal mereka tertimpa tanah longsor pada Jumat
(29/03) pagi, demikian laporan media resmi Cina.
Sampai Sabtu (30/03) siang, sekitar 1.000 anggota tim penyelamat Cina, dengan menggunakan
mesin berat, tengah berupaya membersihkan jutaan ton tanah, lumpur dan batu, di areal sekitar
empat kilometer persegi.
Anjing pelacak dan mesin pendeteksi juga diturunkan untuk mencoba melacak dan menemukan
korban yang selamat.
Menurut Kantor Berita Cina, Xinhua, melaporkan, para pekerja tambang yang naas itu bekerja
di kawasan pedesaan Maizhokunggar, sekitar 70 kilometer dari ibu kota propinsi Lhasa.
Mereka merupakan pekerja dari anak perusahaan China National Emas Group Corporation,
perusahaan milik negara dan produsen emas terbesar di negara itu.

Kawasan termiskin
Sejumlah laporan menyebutkan, mayoritas para pekerja yang terkubur itu berasal dari etnis
Han, Cina, sedangkan sisanya adalah warga Tibet sendiri.
Salah-satu laporan mengatakan, tanah longsor itu diakibatkan "bencana alam", tetapi tidak
menjelaskan detil persisnya.
Politisi Partai Komunis Cina yang ditempatkan di Tibet, Wu Yingjie, mengatakan "retakan di
gunung" sebagai kemungkinan penyebab bencana tanah longsor.
Pemerintah Cina mendorong pengembangan industri di kawasan Tibet yang terisolasi untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan standar hidup.
Wilayah ini, menurut para ahli, memiliki kandungan tembaga dan mineral berharga lainnya dan
merupakan salah satu kawasan di perbatasan yang pertumbuhan ekonominya melaju cepat.
Namun demikian, Tibet merupakan salah-satu daerah yang termiskin di Cina, walaupun
merupakan penghasil terbesar kandungan mineral hasil penambangan bagi negara itu.
Tak Cuma Banjir, Jakarta Juga Rawan Longsor
Reporter : Eko Prasetya | Kamis, 30 Januari 2014 07:00

Longsor Jakarta. ©2014 Merdeka.com/Laurel Benny

Merdeka.com - Hujan deras yang mengguyur Jakarta di awal tahun membuat ibu kota
dikepung air. Berbagai wilayah di Jakarta ataupun di jalan raya tergenang dengan ketinggian air dari
10 sentimeter hingga 3 meter.
Namun, masalah ibu kota bukan hanya banjir. Belakangan ini Jakarta juga dihantui dengan
tanah longsor.
Berbagai wilayah di Jakarta mengalami longsor yang menyebabkan beberapa rumah hancur.
Mungkin, baiknya Pemprov DKI tak hanya memikirkan mengatasi banjir tetapi juga longsor.
12 Korban Longsor Jombang Ditemukan Meninggal
Reporter : Ramadhian Fadillah | Kamis, 30 Januari 2014 15:59

Tanggul BKB jebol. ©2013 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Merdeka.com - 12 Korban musibah tanah longsor di Dusun Kopen, Desa Ngrimbi, Kabupaten
Jombang, Jawa Timur, sudah ditemukan. Semuanya meninggal dunia.
Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Jombang Gunadi, mengatakan
dari 12 korban itu, lima di antaranya ditemukan hari ini. "Dua korban ditemukan pagi tadi, pasangan
suami istri, Sunarimo dan Mukhoiyaroh, dan setelah dilakukan evakuasi, tiga lainnya ditemukan
lagi" tutur Junadi, Kamis (30/1). Demikian dikutip dari antara.
Ketiga korban yang ditemukan itu masih satu keluarga, yaitu Panji Suprapto (30), Nurul
Islamiyah (27), serta anak mereka, Nindi (3). Jenazah pasangan suami istri, Sunarimo dan
Mukhoiyaroh ditemukan pagi, sementara ketiga jenazah lainnya ditemukan siang hari. Korban
Nindi ditemukan pertama kali oleh petugas. Tubuhnya sempat tersangkut di alat berat, ketika
petugas mengangkut tanah longsor.
Tidak lama setelah temuan tubuh Nindi, sekitar satu jam kemudian tubuh orang tua Nindi juga
ditemukan. Jarak mereka tidak terlalu jauh dari lokasi jenazah Nindi. Kedua tubuh pasangan suami
istri itu juga langsung dimasukkan ke kantong mayat, dibawa ke masjid setempat untuk dibersihkan.
Seluruh jenazah dibawa ke rumah sakit di Jombang untuk dilakukan "visum et repertum".
Dengan ditemukannya lima jenazah pada penggalian pascamusibah itu terjadi, pada Selasa
(28/1), total sudah ada 12 jenazah yang semuanya meninggal dunia. Saat ini, masih ada dua jenazah
lagi yang belum ditemukan, yaitu Sail (48) dan Fatkurozi (17). Proses pencarian korban tanah
longsor sempat dihentikan, karena hujan turun sangat deras. Petugas akhirnya melanjutkan
pencarian, ketika hujan sudah mulai reda.
Gunadi juga menyebutkan, untuk proses pencarian para korban tanah longsor, terdapat tiga
mesin eskavator, bertambah satu mesin dari sebelumnya dua mesin yang dioperasionalkan.
"Pencarian juga tetap melibatkan anjing pelacak, ada dua tadi yang diperbantukan," paparnya. Dia
berharap, seluruh jenazah bisa ditemukan hari ini, dan mereka bisa segera dimakamkan oleh
keluarganya.
Bencana tanah longsor terjadi di Dusun Kopen, Desa Ngrimbi, Kecamatan Bareng, Kabupaten
Jombang. Bencana itu terjadi setelah hujan deras pada Senin (27/1) malam.
Tebing tinggi yang berada tepat di belakang rumah warga longsor, menimpa empat rumah
warga. Saat itu, pemilik rumah sedang istirahat, sehingga mereka tertimpa tanah longsor. Terdapat
14 orang yang tertimbun, dan mereka dinyatakan meninggal dunia.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarakatuh,

Puji syukur kami panjatkan kehadirat alloh swt,yang selalu melimpahkan rahmat
dan nikmatnya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah PLH ini .

Makalah ini di susun berdasarkan tugas yang di berikan kepada kelompok


kami,yaitu tentang bencana tanah longsor,makalah ini berisikan tentang definisi tanah
longsor ,proses terjadinya tanah longsor,penyebab terjadinya tanah longsor dan cara
mengatasi / penanggulangan tanah longsor

Makalh ini di susun dengan tujuan untuk memenuhi tugas yang kelompok kami
terima,maka untuk menyelesaikan tugas ini,kelompok kami harus benar-benar dalam
mengerjakan nya.

Penyusun sadar bahwa makalah ini masih belum sempurna.oleh karena itu kritik
dan saran yang konstruktif sangat diperlukan dari semua pihak untuk kesempurnaan
makalah ini, untuk itu secara khusus kami selaku tim penyusun menyampaikan terima
kasih,semoga makalah ini bermanfaat bagi kitta semua.amin

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

April 2013

Penyusun
Kelompok 4

Daftar Isi
Kata Pengantar …………………………………………………………………
Daftar Isi…………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang……………………………………………………..

1.2       Tujuan………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Tanah Longsor……………………………………………
2.2 Proses Terjadinya Tanah Longsor………………………………
2.3 Penyebab Terjadinya Tanah Longsor…………………………..
Faktor alam…………………………………………………………
Faktor manusia…………………………………………………….
2.4 Gejala Umum Terjadinya Bencana Alam Tanah Longsor…...
2.5 Pencegahan Terjadinya Bencana Alam Tanah Longsor…….
2.6 Hal – Hal Yang di Lakukan Selama dan sesudah Terjadi
Bencana…………………………………………………………………. 1.
Tanggap Darurat…………………………………………………..
2. Rehabilitasi………………………………………………………...
3. Rekonstruksi………………………………………………………
Contoh tanah longsor…………………………………………………………
BAB III Kesimpulan…………………………………………………
BAB IV PENUTUP…………………………………………………...
Daftar Pustaka…………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang

Bencana alam sebagai peristiwa alam dapat terjadi setiap saat dimana saja dan
kapan saja, disamping menimbulkan kerugian material dan imaterial bagi kehidupan
masyarakat. Gerakan tanah adalah salah satu bencana alam yang sering mengakibatkan
kerugian harta benda maupun korban jiwa dan menimbulkan kerusakan sarana dan
prasarana lainnya yang membawa dampak social dan ekonomi
Bencana adalah sesuatu yang tidak kita harapkan, oleh karena itu pemahaman
terhadap proses terjadinya gerakan tanah berikut faktor penyebabnya menjadi sangat
penting bagi pemerintah maupun masyarakat. Alternatif penanggulangan bencana baik
dari aspek pencegahan (preventif), pengurangan (mitigasi) maupun penanggulangan
(rehabilitasi) perlu dikaji secara mendalam.
1.2 Tujuan

Tujuan penulis membuat makalah ini adalah :


1.Untuk mengetahui gejala umum terjadinya tanah lonsor dan penyebab
terjadinya bencana alam tanah lonsor dan pencegahan terjadinya
bencana alam tanah longsor.
2.Untuk menambah wawasan dan pengetahuan.

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Tanah Longsor

Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan,


bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar
lereng atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi
karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti
jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Secara umum kejadian longsor
disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu. Faktor pendorong
adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi material sendiri, sedangkan faktor pemicu
adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material tersebut. Meskipun penyebab
utama kejadian ini adalah gravitasi yang memengaruhi suatu lereng yang curam, namun
ada pula faktor-faktor lainnya yang turut berpengaruh:
 Erosi yang disebabkan aliran air permukaan atau air hujan, sungai-sungai atau
gelombang laut yang menggerus kaki lereng-lereng bertambah curam
 Lereng dari bebatuan dan tanah diperlemah melalui saturasi yang diakibatkan hujan
lebat
 Gempa bumi menyebabkan getaran, tekanan pada partikel-partikel mineral dan
bidang lemah pada massa batuan dan tanah yang mengakibatkan longsornya
lereng-lereng tersebut
 Gunung berapi menciptakan simpanan debu yang lengang, hujan lebat dan aliran
debu-debu
 Getaran dari mesin, lalu lintas, penggunaan bahan-bahan peledak, dan bahkan
petir
 Berat yang terlalu berlebihan, misalnya dari berkumpulnya hujan atau salju

2.2 Proses Terjadinya Tanah Longsor


Air yang meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut
menembus sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah
menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan
keluarlereng.

2.3 Penyebab Terjadinya Tanah Longsor

Pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar
dari gaya penahan. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan
kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut
kemiringan lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan.

Faktor penyebab terjadinya gerakan pada lereng juga tergantung pada kondisi
batuan dan tanah penyusun lereng, struktur geologi, curah hujan, vegetasi penutup dan
penggunaan lahan pada lereng tersebut, namun secara garis besar dapat dibedakan
sebagai factor alami dan manusia:
Faktor alam
Kondisi alam yang menjadi faktor utama terjadinya longsor antara lain:
a. Kondisi geologi: batuan lapuk, kemiriringan lapisan, sisipan lapisan
batu lempung, struktur sesar dan kekar, gempa bumi, stratigrafi dan
gunung_api.
b. Iklim: curah hujan yang tinggi.
c. Keadaan topografi: lereng yang curam.
d. Keadaan tata air: kondisi drainase yang tersumbat, akumulasi massa air,
erosi dalam, pelarutan dan tekanan hidrostatika.
e. Tutupan lahan yang mengurangi tahan geser, misal tanah kritis.

Faktor manusia
Ulah manusia yang tidak bersabat dengan alam antara lain:
a. Pemotongan tebing pada penambangan batu dilereng yang terjal.
b. Penimbunan tanah urugan di daerah lereng.
c. Kegagalan struktur dinding penahan tanah.
d. Penggundulan hutan.
e. Budidaya kolam ikan diatas lereng.
f. Sistem pertanian yang tidak memperhatikan irigasi yang aman.
g. Pengembangan wilayah yang tidak diimbangi dengan kesadaran
masyarakat, sehingga RUTR tidak ditaati yang akhirnya merugikan
sendiri.
h. Sistem drainase daerah lereng yang tidak baik.

2.4 Gejala Umum Terjadinya Bencana Alam Tanah Longsor

• Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing.


• Biasanya terjadi setelah hujan.
• Munculnya mata air baru secara tiba-tiba.
• Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan.

2.5 Pencegahan Terjadinya Bencana Alam Tanah Longsor


  Jangan mencetak sawah dan membuat kolam pada lereng bagian atas di
dekat pemukiman
  Buatlah terasering (sengkedan) pada lereng yang terjal bila membangun
permukiman
  Segera menutup retakan tanah dan dipadatkan agar air tidak masuk ke
dalam tanah melalui retakan
  Jangan memotong tebing jalan menjadi tegak
  Jangan mendirikan rumah di tepi sungai yang rawan erosi
  Jangan menebang pohon di lereng (gb. kiri)
  Jangan membangun rumah di bawah tebing

2.6 Hal – Hal Yang di Lakukan Selama dan sesudah Terjadi Bencana

1. Tanggap Darurat
Yang harus dilakukan dalam tahap tanggap darurat adalah penyelamatan dan
pertolongan korban secepatnya supaya korban tidak bertambah. Ada beberapa hal yang
harus diperhatikan,
2. Rehabilitasi
Upaya pemulihan korban dan prasarananya, meliputi kondisi sosial, ekonomi, dan
sarana transportasi. Selain itu dikaji juga perkembangan tanah longsor dan teknik
pengendaliannya supaya tanah longsor tidak berkembang dan penentuan relokasi korban
tanah longsor bila tanah longsor sulit dikendalikan.
3. Rekonstruksi
Penguatan bangunan-bangunan infrastruktur di daerah rawan longsor tidak menjadi
pertimbangan utama untuk mitigasi kerusakan yang disebabkan oleh tanah longsor,
karena kerentanan untuk bangunan-bangunan yang dibangun pada jalur tanah longsor
hampir 100%.

CONTOH TANAH LONGSOR


BAB III Kesimpulan

Dari makalah yang kami buat yang berjudul “Bencana Alam Tanah Longsor” dapat
menarik kesimpulan, diantaranya: Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk
lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak
ke bawah atau keluar lereng.
Faktor penyebab terjadinya gerakan pada lereng ( tanah longsor) juga tergantung
pada kondisi batuan dan tanah penyusun lereng, struktur geologi, curah hujan, vegetasi
penutup dan penggunaan lahan pada lereng tersebut, namun secara garis besar dapat
dibedakan sebagai factor alami dan manusia.
Terjadinya bencana alam tanah longsor ini dapat diminimalkan dengan
memberdayakan masyarakat untuk mengenali tipologi lereng yang rawan longsor, gejala
awal longsor, serta upaya antisipasi dini yang harus dilakukan, sehingga pengembangan
dan penyempurnaan manajemen mitigasi gerakan tanah baik dalam skala nasional,
regional maupun lokal secara berkelanjutan dengan memanfaatkan perkembangan
teknologi informasi dan menggalang kebersamaan segenap lapisan masyarakat.

BAB IV PENUTUP
Daftar Pustaka
  Anonymousa. 2007. http://www.solopos.com/tag/kelalaian-pemkab. diakses tanggal 29
agustus 20107
  Anonymousb. 2010. http://www.tempo.co.id/ diakses tanggal 29 agustus 2007
  Anonymousc..2010.http://resources.unpad.ac.id/unpadcontent/uploads/publikasi_dosen/
Publikasi-Stabilitas%20Lereng.pdf. diakses tanggal 29 agustus 2010
  Anonymousd.2010.http://id.shvoong.com/exact-sciences/earthsciences/1980537-
manajemen-bencana-tanah-longsor/. diakses tanggal 29 agustus 2010
  Anonymouse.2010.http://www.detikpertama.com/topik/longsor+dan+banjir+di+karanganyar.
diakses tanggal 29 agustus 2010
  Hardiyatmoko, Hari C. 2011. Penanganan Tanah Longsor dan Erosi. UGM Press.
Yogyakarta.
  Kristijono A., Tejakusuma I.G., Nurjaman D., Prawiradisastra S., Setiabudi A.,
  Santoso E.W, Suryanto M., 2010. Laporan Rapid Assessment Bencana Longsor Di Dusun
Mogol, Desa Legoksari, Kecamatan Tawangmangu,Kabupaten
  Karanganyar Provinsi Jawa Tengah. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai