Anda di halaman 1dari 2

2.2.

1 Pengertian Litosfer

Litosfer berasal dari bahasa Yunani yaitu lithos yang artinya batuan, dan sphere yang
artinya lapisan. Litosfer adalah lapisan kerak bumi paling luar atau yang paling atas yang
terdiri dari batuan dengan ketebalan rata-rata hingga 1200 km. litosfer merupakan lapisan
kulit bumi yang berupa batuan padat dan tersusun dari dua lapisan, yaitu kerak dan
selubung yang tebalnya 50-100 km. litosfer juga merupakan lempeng yang bergerak
sehingga dapat pergeseran dunia. Berdasarkan proses terjadinya, batuan pembentuk litosfer
dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan
metamorf.

2.2.2 Mekanisme Terjadinya

2.2.3 Dampak Degradasi Litosfer

Degradasi litosfer dapat menyebabkan beberapa dampak buruk. Dampak yang


pertama, memburuknya struktur dan pemadatan tanah. Tanah yang tidak padat dan struktur
yang buruk dapat mengakibatkan perusakan lingkungan lainnya. Salah satunya erosi. Erosi
akan menyebabkan penurunan kesuburan tanah. Hal ini disebabkan zat hara yang ada di
dalam tanah mengalami proses pencucian dan ikut terbawa oleh erosi yang terjadi. Oleh
karenanya, zat hara sedikit ditemukan di dalam tanah dan membuat tanah tersebut tidak
lagi subur. Pendangkalan dasar sungai juga terjadi karena adanya degradasi litosfer.
Dengan adanya pendangkalan sungai, akan mudah terjadi banjir saat curah hujan tinggi
sehingga mengurangi luas lahan pertanian. Penurunan kualitas litosfer yang disebabkan
pencemaraan oleh zat kimia akan membahayakan kehidupan makhluk hidup yang berada
di dalam tanah, seperti cacing. Cacing sendiri berperan penting dalam proses penyuburan
sebuah tanah.

2.2.4 Upaya Penanggulangan

1) Mengubah Lahan Menjadi Hutan


Mengubah lahan menjadi hutan merupakan salah satu upaya mengatasi degradasi
lahan. Hutan merupakan kawasan yang penting yang ada dibumi untuk
kelangsungan kehidupan di bumi ini. Hutan juga merupakan paru-paru dunia,yang
berguna untuk menjadi penyeimbang di bumi dari berbagai macam bencana atau
kerusakan. Tentu tidak semua lahan akan diubah menjadi hutan karena manusia
juga masih membutuhkan lahan untuk dimanfaatkan. Lahan-lahan yang cocok
untuk dijadikan hutan ialah lahan yang sifatnya tidak cocok untuk pertanian .
Contohnya, lahan-lahan berada dilereng gunung api, atau lahan-lahan di tanah
kapur yang sangat tidak cocok untuk pertanian maka bias dirubah menjadi
kawasan hutan. Dengan demikian lahan tersebut tidak akan menjadi lahan gundul
yang dapat menurunkan kualitas tanah sewaktu-waktu.

2) Lahan Dibuat Teras


Upaya yang dapat dilakukan selanjutnya untuk mengatasi degradasi lahan adalah
membuat teras dipermukaan tanah. Dengan adanya teras ini aliran air yang ada
dipermukaan tanah akan menjadi berkurang. Lahan-lahan yang dibuat di teras ini
hanyalah lahan-lahan yang sifatnya kering.

3) Membuat Saluran Pelepas Air Di Wilayah Yang Memiliki Curah Hujan Tinggi
Biasanya di daerah yang memiliki curah hujan yang tinggi ini memiliki tanah
yang lebih sering basah dan juga terkena aliran air hujan. Jika tanah itu berupa
lereng gunung atau bukit atau dataran tinggi, maka upaya yang dapat dilakukan
untuk mencegah penurunan kualitas tanah dengan cara membuat sengkedan atau
terasering. Tepapi, jika cara ini belum maksimal , kita perlu mebuat saluran
pelepas air. Saluran pelepas air ini dapat dibuat memanjang sepanjang lereng
tersebut.

Daftar Pustaka

Hartono. 2007. Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta. Bandung: Citra Praya.
Julianto, dkk. 2019. Konsep IPA Lanjut. Sidoarjo: Zifatama Jawara.

Anda mungkin juga menyukai