TUGAS MATAKULIAH :
PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI
Disusun oleh:
MARIA (2022311204)
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS FLORES
2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Yang Maha Kuasa karena atas segala rahmat-
Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa penulis
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca.
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
3
1) Apa penyebab terjadinya longsor pada DAS?
2) Apa solusi yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengatasi
longsor pada DAS?
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
sejumlah hal yang bersifat teknis, seperti membangun retaining wall
(dinding penahan tanah). Retaining wall adalah konstruksi berbentuk
dinding yang digunakan untuk menjaga kestabilan agar bidang tanah tidak
bergeser atau longsor. Bentuk dan struktur dari bidang konstruksi ini
dibuat solid sehingga tanah dapat ditahan dengan baik. Salah satu jenis
retaining wall diantaranya Gabion Retaining Walls (Kawat Bronjong) atau
yang biasa disebut dengan tembok bronjong. Tembok Bronjong adalah
kumpulan blok yang terbuat dari kawat bronjong yang berisikan batu-batu
yang terbelah. Batuan terbelah ini merupakan komponen utama dalam
pembuatan retaining wall. Penggunaan bongkahan batu ini bisa juga
digunakan untuk memudahkan resapan air yang masuk ke dalam tanah.
Jenis yang lainnya berupa revetment retaining wall yang merupakan jenis
penahan dinding yang sering digunakan untuk menahan tanah pada
pinggiran pantai atau tepi sungai. Tujuan penggunaan penahan dinding
pada pinggiran pantai atau tepi sungai itu dilakukan untuk memperkuat
tanah pada lahan miring.
2. Konservasi vegetatif
Konservasi ini dilakukan melalui perantaraan tanaman.
1) Reboisasi – Sebisa mungkin melakukan upaya penghijauan hutan
kembali di daerah yang tandus. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan
kapasitas resapan air dalam dan dapat memperkecil kapasitas aliran air
hujan yang jatuh di permukaan bumi. Akar- akar pohon sangat berguna
untuk membuat struktur tanah menjadi lebih kuat, sehingga tidak mudah
terjadi longsor. Selain itu, akar-akar pohon ini juga memiliki kemampuan
untuk menyerap air dan menyimpannya di dalam tanah, sehingga
mengurangi air tanah yang mengalir dan merusak struktur tanah yang
memicu terjadinya longsor.
2) Mencegah Kebakaran Hutan – Hal ini dilakukan agar tidak merusak
kesuburan tanah dan hilangnya humus di permukaan tanah agar tanah
tetap dapat menyerap air dengan baik sehingga air tidak terlalu banyak
yang mengalir di sungai dan menimbulkan sedimentasi.
3) Mencegah Penebangan Hutan Liar – Usaha mencegah penebangan
6
hutan secara liar ini selain bertujuan untuk menjaga kelestarian hutan
juga untuk menjaga humus agar tanah tidak terjadi kepadatan.
3. Konservasi edukasi
1) Penyuluhan – Melakukan penyuluhan terhadap warga masyarakat
sekitar akan pentingnya menjaga kebersihan sungai agar tidak terjadi
pencemaran sungai yang akan memberikan dampak buruk dikemudian
hari dan sebisa mungkin untuk tidak membuang sampah disungai
karena selain akan menyebabkan sedimentasi juga dapat menyebabkan
ekosistem air akan punah.
2) Sosialisasi – Upaya yang dapat dilakukan selanjutnya adalah untuk
menyampaikan tentang bahaya longsor kepada masyarakat dan cara-
cara menanggulanginya ketika terjadi longsor.
3) Pelarangan/ Law reinforcement mengenai pembangunan pemukimam
di daerah tepi sungai yang rawan terhadap longsor.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan.
1. Longsor disebabkan oleh kondisi topograsi yang curam, tingginya
intensitas curah hujan, dan diperburuk oleh perilaku manusia seperti
adanya pembangunan pemukiman pada daerah tepi sungai
2. Solusi yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengatasi longsor
diantaranya dengan melakukan konservasi mekanis (pembangunan
dinding penahan tanah), konservasi vegetatif (reboisasi), dan
konservasi edukasi (penyuluhan) .