Anda di halaman 1dari 1

Pada bab 2, dijelaskan bahwa permukaan bumi adalah bidang horizontal dan geometris sempurna.

Jika
suatu lapisan miring dipotong, maka akan menghasilkan suatu pola singkapan. singkapan itu sendiri
merupakan bagian yang terlihat dari bukaan batuan dasar atau deposit superfisial purba pada
permukaan Bumi. Secara sederhana, jika suatu lapisan tanah atau batuan dibelah atau dipotong
setengahnya secara vertical, maka akan terlihat suatu pola lapisan, pola tersebut yang dikenal
dengan pola singkapan. Faktor yang mempengaruhi suatu singkapan adalah ketebalan sebenarnya dari
lapisan tersebut dan sudut menukik dari setiap lapisan. Dapat dilihat dari gambar a, setiap lapisan
memiliki ketebalan yang berbeda, pola singkapan akan mengikuti ketebalan dari setiap lapisannya. Dan
juga di gambar b terlihat setiap lapisan memiliki sudut belok atau menukik yang berbeda, hal ini tentu
akan mempengaruhi singkapannya juga.

Lapisan miring yang memiliki tampilan tambahan yang tegak lurus dengan garis akan menunjukkan
dalam tampilan tepi dan dengan ketebalan yang sebenarnya. Bisa dilihat pada gambar. Akan tetapi pada
umumnya lapisan tambahan akan diganti menjadi lurus secara horizontal. Hal ini dapat dilakukan dengan
cara mengubah arah kemiringan tampilan tambahan menjadi ke arah utara atau ke atas. Dalam tampilan
ini, lebar singkapan yang biasanya lebih besar dari ketebalan, akan dipersingkat hingga ukurannya sama
dengan ketebalan yang sebenarnya.

Pengaruh Topografi

Selain ketebalan dan kemiringan, pola peta dipengaruhi oleh detail topografi. Hubungan antara
kemiringan dan topografi secara kolektif disebut rules of vs dimana arah kemiringan dapat diperkirakan
melalui pola singkapan. Terdapat beberapa jenis pola yang berbeda.

1. Bidang horizontal, yaitu garis kontur topografi dpt dianggap sebagai jejak permukaan bidang
horizontal imajiner. Oleh karena itu, jejak singkapan bidang horizontal nyata mengikuti kontur
topografi. Pola seperti itu sepenuhnya dikontrol oleh topografi; jejak singkapan dengan tepat
mencerminkan garis kontur lokal dalam setiap detailnya.

2. Dataran miring ke hulu dengan kemiringan arah ke arah hulu, pola yang dibuat oleh jejak bidang
struktural secara progresif dimodifikasi menjadi V tumpul, masih mengarah ke hulu (Gbr. 4.4 b).
Dengan kemiringan yang semakin curam, pola singkapan merupakan cerminan detail topografi
yang semakin lemah

3. Bidang vertical, yaitu dalam kasus khusus sudut 90 derajat, jejak singkapan lurus dan sejajar
dengan arah benturan terlepas dari detail topografinya tidak ada bentuk v sama sekali, sehingga
tidak ada Batasan khusus.

Anda mungkin juga menyukai