Anda di halaman 1dari 15

BAB IV

Tanah dan Penggunaan Lahan Purbalingga

Purbalingga memiliki potensi lahan pertanian yang sangat besar. Potensi yang
pertanian yang besar didukung oleh banyaknya lahan kosong di Purbalingga. Potensi
yang besar dari lahan Purbalingga tidak dapat terlepas dari masalah alih fungis lahan
khususnya lahan pertnian menjadi perumahan dan pertokoan.

A. Tanah Purbalingga
1. Jenis Tanah Purbalingga
Tanah merupakan bagian dari lapisan kerak bumi yang tersusun atas
mineral bahan organik. Proses terbentuknya anah meliputi proses pelapukan
batuan yang terjadi oleh adanya aktivitas organisme yang membentuk tekstur
unik dan menutupi wilayah permukaan bumi. Proses pembentukan tanah
menghasilkan lapisan tertentu yang menutupi permukaan bumi secara
keseluruhan. Lapisan-lapisan yang telah tercipta akan mencerminkan adanya
proses kimia, fisika, serta biologi yang telah terjadi selama proses
pembentukan. Hans Jenny (1899-1992), menjelaskan bahwa lapisan tanah akan
terbentuk dari bahan induk yang sebelumnya mengalami modifikasi berupa
pelapukan akibat dari adanya faktor iklim secara dinamis, organism yang
meliputi aktivitas manusia serta bentuk permukaan bumi atau topografi yang
berlangsung pada rentang waktu tertentu. Adanya seluruh faktor penunjang
tersebut maka akan terbentuk berbagai jenis lapisan tanah sehingga dapat
dilakukan klasifikasi jenis tanah. Macam-macam jenis tanah di wilayah
Purbalingga :
Macam Jenis Tanah Purbalingga

No Jenis Tanah No Jenis Tanah


1 Latosol Coklat Kemerahan 8 Mediteran Merah Tua Dan
Regosol
2 Latosol Coklat 9 Andosol Coklat Kekuningan
3 Kompleks Mediteran Merah 10 Aluvial Coklat Kekelabuan
Dan Litosol
4 Asosiasi Coklat Kekuningan 11 Litosol
5 Grumusol Hitam 12 Asosiasi Mediteran Coklat
Litosol
6 Glei Humus Dan Aluvial 13 Aluvial Coklat Kekelabuan dan
Kelabu Aluvial Kelabu
7 Kompleks Regosol Kelabu Dan 14 Litosol dan Kompleks
Litosol Mediteran Coklat Kemerahan

Sumber : Data Digital Jenis Tanah Jawa Tengah, Tahun 2011


Data pada Tabel 3.4, menunjukan bahwa di Purbalingga terdapat 14 macam
jenis tanah, berikut penjabaran macam jenis tanah :
a. Tanah Latosol
Jenis Tanah Latosol berkambang berasal dari volkan basis-intermedier
yang memiliki komposisi liat ≥ 40% remah, bertekstur gembur dengan warna
yang homogen. Lapisan tanah Latosol memiliki ciri-ciri yaitu warnanya
merah hingga kuning, bertekstur lempung serta mempunyai solum horizon.
Tanah Litosol memiliki persebaran pada daerah dengan curah hujan tinggi
serta tingkat kelembaban yang tinggi pula, biasanya ditemukan pada
ketinggian yang berkisar antara 300-1000 mdpl. Lapisan tanah latosol
memiliki tingkat kesuburan yang rendah karena banyak mengandung
alumunium dan zat besi. Purbalingga mempunyai dua jenis tanah latosol yaitu
Latosol Coklat Kemerahan dan Latosol Coklat.

Tanah Latosol (Sumber : HaloEdukasi.com)

b. Tanah Mediteran
Tanah Mediteran termasuk ke dalam ordo alfisol yang terbentuk pada
wilayah beriklim sedikit lembab hingga iklim lembab. Pembentukan tanah
alfisol terdapat pada wilayah yang curah hujan rata-rata 500 hingga 1300 mm
per tahun. Tanah Mediteran terbentuk dari hasil pelapukan batuan batuan
sedimen dan kapur keras. Struktur tanah ini memiliki warna dari kemerahan
sampai dengan kecoklatan. Tanah Mediteran banyak ditemukan pada bagian
dasar dolina dan cocok untuk sektor pertanian karena kondisi tanah yang
subur pada daerah kapur dari pada jenis tanah kapur selain itu.

Tanah Mediteran (Sumber : pengertianilmu.com)

c. Tanah Andosol
Tanah Andosol adalah salah satu jenis struktur tanah vulkanis yang
tentu saja proses terbentuknya aktivitas vulkanisme dari gunung berapi. Tanah
Andosol sangat baik untuk tanaman dikarenakan tingkat kesuburannya yang
tinggi. Memiliki karakteristik berwarna coklat keabuan. Lapisan Andosol
memiliki komposisi yang kaya akan unsur mineral, hara, dan kandungan air
sehingga menjadikannya sangat baik untuk aktivitas pertanian. Persebaran
Andosol terdapat pada berbagai daerah yang masuk dalam wilayah atau dekat
gunung api.
Tanah Andosol (Sumber : Ilusual.com)

d. Tanah Litosol
Tanah Litosol adalah struktur tanah yang termasuk baru dalam
perkembangannya dan merupakan tanah yang berusia muda. Litosol
terbentuk karena adanya perubahan iklim, adanya vulkanisme dan topografi.
Litosol memiliki tekstur tanah beraneka rama namun sevara garis besar ada
yang memiliki tekstur lembut, berbatu dan bahkan berpasir. Litosol biasanya
banyak ditemukan pada berbagai daerah yang memiliki tingkat kecuraman
tinggi.
Tanah Litosol (Sumber : hedisasrawan.blogspot.com)

e. Tanah Grumusol
Tanah grumusol memiliki proses pembentukan dari lapuknya batuan
kapur dan tuffa vulkanik. Tanah grumusol memiliki kandungan organik yang
rendah karena berasal dari batuan kapur sehingga jenis tanah ini tidak subur
dan tidak cocok untuk aktivitas pertanian. Karakteristik tanah grumusol
adalah memiliki tekstur yang kering dan gampang terpecah terutama pada
musim panas dan memiliki warna hitam. Tingkat keasaman yang dimiliki
tanah grumusol bersifat netral sampai dengan alkalis. Jenis tanah banyak
ditemukan pada ketinggian yang tidak lebih dari 300 mdpl serta memiliki
kondisi topografi datar hingga bergelombang.
Tanah Grumusol (Sumber : Ilmugeografi.com)

f. Tanah humus
Tanah humus memiliki karakteristik warna yang gelap antara coklat
tua hingga warna hitam dan terdapat bintik-bintik berwarna putih pada jenis
tanah tersebut. Proses pembentukan tanah humus disebut dengan proses
humifikasi yang berlangsung secara alami dengan cara pengomposan. Tanah
humus memiliki daya serap tinggi, baik bagi pertumbuhan tanaman. Tanahnya
gembur dan sangat subur. Jenis tanah ini mempunyai kemampuan untuk
menambah dan meningkatkan kandungan unsur hara (Mg, Ca, K).
Tanah Humus (Sumber : Mediatani.co)

g. Tanah regosol
Tanah regosol merupakan tanah dengan tekstur berbutir kasar serta
berasal dari material vulkanik. Jenis tanah regosol merupakan tanah aluvial
yang baru terendapkan. Kandungan materi tanah regosol berupa abu dan pasir
vulkanik. Tanah regosol terbentuk dari erupsi gunung berapi, berbentuk
ombak sampai bergunung, tanah ini memiliki kesuburan yang tinggi karena
kaya akan unsur hara dan pH tanah ini antara 6-7, memiliki tekstur yang kasar
dan berbutir kasar. Tanah ini termasuk rawan erosi dan memiliki warna
keabuan,. Jenis tanah ini banyak ditemukan pada wilayah yang memiliki
gunung berapi baik yang aktif maupun gunung yang telah mati.
Tanah Regosol (Sumber : Materiipa.com)

2. Tingkat Kesuburan Tanah Purbalingga


Tanah wilayah Purbalingga memiliki kesuburan yang tinggi karena adanya
aktivitas vulkanik yaitu Gunung Slamet. Suburnya tanah Lereng Gunung
Slamet digunakan untuk pertanian Sayur dan buah.

Pertanian Lereng Slamet (Sumber : lpmarena.com)


B. Penggunaan Lahan Purbalingga
1. Jenis Penggunaan Lahan di Purbalingga
Menurut Malingreau (1978), penggunaan lahan adalah segala macam
campur tangan manusia baik menetap ataupun tidak, yang bertujuan untuk
mencukupi kebutuhan baik material maupun spiritual, ataupun kebutuhan
keduanya. Luas dan jenis penggunaan lahan di suatu wilayah dipengaruhi
jumlah penduduk dam karakteristik lahan di wilayah tersebut.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Purbalingga memiliki
berbagai variasi penggunaan lahan.

Jenis dan Luas Penggunaan Purbalingga


PENGGUNAAN LAHAN LUAS (Ha) PROSENTASE %
Air Tawar 1016,21 0,798
Belukar/Semak 9359,62 7,348
Gedung 29,73 0,023
Hutan 11633,04 9,133
Kebun 30456,45 23,911
Pemukiman 22165,39 17,402
Rumput 347,27 0,273
Sawah Irigasi 15979,09 12,545
Sawah Tadah Hujan 17873,29 14,032
Tanah Berbatu 99,02 0,078
Tegalan 18416,5 14,458
Jumlah 127375,61 100,0
2. Perubahan Penggunaan Lahan di Purbalingga
Perubahan penggunaan lahan adalah perubahan penggunaan suatu lahan
dengan fungsi tertentu dari waktu ke waktu. Alih fungsi lahan di Purbalingga
terjadi pada berbagai wilayah khususnya wilayah strategis ekonomi. Pada
daerah kota banyak sekali terjadi alih fungsi lahan dari sawah mejadi
pertokoan maupun pusat perdagangan.

3. Kesesuaian Lahan untuk Berbagai Jenis Tanaman di Purbalingga


Kesesuaian Lahan merupakan spesifikasi kecocokan sebuah lahan
terhadap penggunaan untuk kebutuhan tertentu. Daerah Purbalingga memiliki
kesesuaian lahan yang berbeda pada tiap kecamatannya. Pada bidang
pertanian beberapa wilayah Purbalingga memiliki potensi yang besar seperti
wilayah Karangreja yang sangat cocok untuk pertanian sayuran dan buah-
buahan dataran tinggi karena berada di kaki gunung Slamet, selain itu juga
cocok untuk penggunaan lahan sebagai objek pariwisata alam dan buatan.
Sayuran yang cocok ditanam di daerah Karangreja misalnya kubis dan sawi
lalu untuk buah misalnya stroberi.
Kebun Stroberi Karangreja (Sumber : mgriyahotel.com)
Wilayah lain yang mempunyai kesesuaian lahan untuk tanaman buah
misalnya pada daerah Kecamatan Kaligondang. Kalidongnag memiliki
kesesuaian lahan untuk buah Dukuh.
Pohon Dukuh Kalikajar (Sumber : bralink.id)
4. Lahan Kritis di Purbalingga
Lahan kritis adalah jenis lahan yang sudah mengalami kerusakan
sehingga telah kehilamham fungsi dan kemampuannya pada batas tertentu.
Data BPS Jateng menunjukan di Purbalingga pada tahun 2019 setidaknya ada
9343,94 hektar lahan kritis dan sekitar 27820,59 hektar yang berpotensi kritis.

Lahan Kritis (Sumber : lintaskebumen.wordpress.com)

Anda mungkin juga menyukai