Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pada daerah di Indonesia lebih banyak di temukan di tempat dengan bahan induk
batuan liat yang merupakan bagian terluas dari lahan kering di Indonesia yang belum di
manfaatkan untuk lahan pertanian. Tersebar di sumatera,Kalimantan,Sulawesi dan irian .
daerah tersebut di rencanakan sebagai wilayah perluasan areal pertanian untuk
transmigrasi. Sebagian besar meerupakan padang alang alang dan hutan tropika.
Masalah yang ada adalah tanah ini memiliki reaksi masam, dengan kadar AL tinggi dan
membuat racun tanaman , fiksasi P, unsur hara rendah sehingga diperlukan tindakan
pengapuran.
Tanah ini juga dikenal dengan tanah liat merah, menurut Departemen pertanian
tanah ultisol adalah tanah mineral yang tidak mengandung bahan gamping yang banyak
di dalam tanah, mempunyai mineral lapuk kurang dari 10% pada lapisan atas tanah yang
ekstrim, memiliki kejenuhan basa dikurangi 35% di seluruh tanah. Tanah yang masuk
dalam ordo ultisol ini adalah tanah yang terjadi pada penimbunan liat horizon bawah,
bersifat masam, kejenuhan basa mencapai 35% pada kedalaman 180 cm.
Kapasitas Tukar Kation (KTK) pada Tanah Ultisol dari granit, sedimen, dan
tufa tergolong rendah masing-masing berkisar antara 2,90−7,50 cmol kg-1,
6,11−13,68 cmol kg-1, dan 6,10−6,80 cmol kg-1, sedangkan yang dari bahan volkan
andesitik dan batu gamping tergolong tinggi (>17 cmol kg-1)
Tekstur Tanah Ultisol bervariasi dan dipengaruhi oleh bahan induk tanahnya.
Tanah Ultisol dari granit yang kaya akan mineral kuarsa umumnya mempunyai
tekstur yang kasar seperti liat berpasir. Sedangkan Tanah Ultisol dari batu kapur,
batuan andesit, dan tufa cenderung mempunyai tekstur yang halus seperti liat dan liat
halus Tanah ini dapat di jumpai pada berbagai relief, mulai dari datar hingga
bergunungan. Ultisol dapat berkembang dari berbagai bahan induk, dari yang bersifat
masam hingga basa, namun sebagian besar bahan induk tanah ini adalah batuan
sedimen masam.