Anda di halaman 1dari 13

Nama : Ayu Dewi Maharani W.

Kelas : Tata Bahasa Indonesia C

NIM : 201909081 Prodi : Agroteknologi

1. Judul makalah :

Karakteristik, Potensi, dan, Teknologi Pengelolaan Tanah Ultisol Untuk Pengembangan


Pertanian Lahan Kering di Indonesia.

2. Nama pembuat makalah :

B. H. Prasetyo (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian) dan
D. A. Suriadikarta (Balai Penelitian Tanah, Jalan Ir. H. Juanda 98, Bogor 16123).

3. a. Ihwal yang dibicarakan : Beberapa kendala yang terdapat pada tanah Ultisol dan

teknologi pengelolaanya.

b. Urutan pembicaraan : Alasan tanah Ultisol berpotensi untuk lahan kering di

Indonesia.

 Ciri morfologi tanah Ultisol.

 Sifat kimia tanah Ultisol.

 Komposisi mineral tanah Ultisol.

 Kendala yang terdapat pada tanah Ultisol.

 Teknologi pengelolaan tanah Ultisol.

 Kesimpulan dan saran.

4. a. Lingkup makalah : Pertanian

b. Tujuan makalah : Untuk memberikan alternatif kepada petani bahwa tanah kering

bisa diatasi dengan menggunakan tanah Ultisol.

c. Batas pembicaraanya : Makalah ini hanya sebatas membicarakan bagaimana

karakteristik fisik dan kimia tanah Ultisol, kendala yang

dimiliki, dan teknologi pengelolaannya.

5. Cara memperoleh data dan analisisnya :

Data yang diperoleh dalam penelitian ini menggunkan data pribadi, yaitu data yang
dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti langsung dari subjek atau objek penelitian.
Kemudian, sifat data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif karena datanya berbentuk
angka pasti.
6. Teori atau kerangka kerja :

Tanah Ultisol mempunyai sebaran yang sangat luas, meliputi hampir 25% dari total
daratan Indonesia. Penampang tanah yang dalam dan kapasitas tukar kation yang tergolong
sedang hingga tinggi menjadikan tanah ini mempunyai peranan yang penting dalam
pengembangan pertanian tanah kering di Indonesia. Hampir semua jenis tanaman dapat
tumbuh dan dikembangkan pada tanah ini, kecuali terkendala oleh iklim dan relief. Unsur
hara makro seperti fosfor dan kalium yang sering kahat, reaksi tanah masam hingga sangat
masam, serta kejenuhan alumunium yang tinggi merupakan sifat-sifat tanah Ultisol yang
sering menghambat pertumbuhan tanaman. Penelitian menunjukkan bahwa pengapuran,
sistem pertanaman lorong, serta pemupukkan dengan pupuk organic maupun anorganik dapat
mengatasi kendala pemanfaatan tanah Ultisol. Pemanfaatan tanah Ultisol untuk
pengembangan tanaman perkebunan relative tidak menghadapi kendala, tetapi untuk tanaman
pangan umumnya terkendala oleh sifat-sifat kimia tersebut yang dirasakan berat bagi petani
untuk mengatasinya, karena kondisi ekonomi dan pengetahuan yang umumnya lemah.

7. Penjelasan tentang istilah kunci, penjelasan mengenai tanda-tanda dan lambang yang
digunakan :

a. Ultisol = Merupakan tanah-tanah yang terjadi penimbunan liat di horizon bawah, bersifat
masam, kejenuhan basa pada kedalaman 180 cm dari permukaan tanah kurang dari 35%.

b. Karakteristik fisika dan kimia tanah = Karakteristik kimia dan fisika tanah Ultisol menjadi
sebab adanya kendala pada tanah Ultisol. Berikut karakteristik fisika dan kimia tanah Ultisol.

 Ciri morfologi tanah Ultisol :

- Pada umumnya berwarna kuning kecoklatan hingga merah.

- Tekstur tanah Ultisol bervariasi dan dipengaruhi oleh bahan induk tanahnya. Misalnya,
tanah Ultisol dari granit yang kaya akan mineral kuarsa umumnya memiliki tekstur yang
kasar seperti liat berpasir. Sedangkan tanah Ultisol dari batu kapur, batuan andesit, dan
tufa cenderung mempunyai tekstur yang halus seperti liat dan liat halus. Namun,
umumnya Ultisol mempunyai struktur sedang hingga kuat, dengan bentuk gumpal
bersudut.

 Sifat kimia tanah Ultisol :

- Reaksi tanah Ultisol pada umumnya masam hingga sangat masam (pH 5 – 3,10),
kecuali tanah Ultisol dari batu gamping yang mempunyai reaksi netral hingga agak
masam (pH 6,80 – 6,50).

- Kapasitas tukar kation pada tanah Ultisol dari granit, sedimen, dan tufa tergolong
rendah. Sedangkan yang dari bahan volkan andesitik dan batu gamping tergolong tinggi
(>17cmol/kg).

- Kejenuhan Al pada tanah Ultisol berhubungan erat dengan pH tanah.


c. Pengelolaan tanah = Pengelolaan tanah yang dimaksud dalam jurnal ini adalah pengelolaan
tanah Ultisol agar menjadi tanah yang dapat dimanfaatkan dengan baik. Karena beberapa
kendala yang dialami, tanah Ultisol ini memiliki pengelolaan untuk mengatasi kendala
tersebut, seperti pengapuran, pemupukkan, dan pengelolaan bahan organic.

d. Pengembangan pertanian = Dari hasil penelitian ini, diharapkan mampu mengembangkan


teknologi pertanian dengan menggunakan teknologi yang efektif dan efisien.

e. Gambar difaktogram XRD dari Ultisol berbahan induk batuan granit

Gambar 1 memperlihatkan komposisi mineral liat dari Ultisol berbahan induk batuan granit.
Pada gambar tersebut kaolinit ditunjukkan oleh puncak difraksi 7,18A dan 3,56A. Mineral liat
lainnya adalah vermikulit dengan puncak difraksi 14,2A dan gibsit dengan puncak difraksi
4,83A. Puncak difraksi 11A pada perlakuan pemanasan K+ hingga 5000C menunjukkan
adanya interlayer hidroksi Al.

8. Tinjauan kritis terhadap pustaka / karya / topic yang dibahas dalam makalah :

Menurut saya, penelitian ini cukup bagus apabila diterapkan langsung oleh petani,
baik itu petani perkebunan maupun petani pangan. Karena dengan menggunakan tanah
Ultisol, para petani tetap bisa menghasilkan hasil panen walaupun mengalami kekeringan
tanah. Namun, alangkah lebih baik jika diadakan penyuluhan tentang penelitian ini, agar para
petani yang masih memiliki ilmu yang rendah bisa paham dan mempraktikkan penggunaan
tanah Ultisol untuk lahannya. Selain itu, pemerintah juga seharusnya memberikan
pemasukkan dana bagi petani, terutama petani pangan, untuk membiayai mereka. Karena
bahan yang digunakan untuk pengelolaan tanah Ultisol seperti pupuk P, kapur, dan pupuk
kandang tidak sedikit.
9. Data contoh :
10. Rumusan hasil analisa berupa temuan beserta penjelasannya :

Untuk menyelesaiakan beberapa kendala yang dialami oleh tanah Ultisol seperti,
kejenuhan Al yang tinggi, kandungan hara dan bahan organik rendah, dan tanah peka
terhadap erosi dapat diterapkan teknologi pengapuran, pemupukan P dan K, dan pemberian
bahan organik. Penerapan teknologi ini sudah diuji coba dan dapat meningkatkan hasil
tanaman jagung.

- Pengapuran

Di dalam tanah Ultisol, semakin tinggi kandungan Al, semakin masam pula pH
tanahnya. Kandungan Al yang tinggi ini berasal dari pelapukan mineral mudah lapuk.
Untuk menetralisir kemasaman dan kejenuhan Al yang tinggi dapat dilakukan dengan
pengapuran. Pemberian kapur bertujuan untuk meningkatkan pH tanah dari sangat masam
atau masam ke pH agak netral atau netral dan menurunkan kadar Al. Pemberian kapur
setara degan 1 x Aldd dapat menurunkan kejenuhan Al dari 87% menjadi < 20%. Selain itu
manfaat pemberian kapur adalah untuk meningkatkan kadar Ca, Mg dan kejenuhan basa
(walaupun dapat diberikan dolomit) serta menjamin tanaman dapat bertahan hidup dan
berproduksi bila terjadi kekeringan.

Pengapuran tampaknya dapat mengatasi masalah kejenuhan Al dan kemasaman pada


tanah Ultisol. Namun di beberapa daerah seperti Kalimantan dan Sumatera, ketersediaan
kapur relative terbatas, apabila tersedia harganya belum tentu terjangkau oleh petani.
Pengapuran sebaiknya hanya dilakukan bila pH tanah di bawah 5 karena pada pH di atas
5,50, respons Al rendah karena sudah mengendap menjadi Al(OH)3.

- Pemupukan Fosfat dan Kalium

Kekurangan P pada tanah Ultisol dapat disebabkan oleh kandungan P dari bahan induk
tanah yang memang sudah rendah, atau kandungan P sebenarnya tinggi tetapi tidak tersedia
untuk tanaman karena diserap oleh unsur lain seperti Al dan Fe. Ultisol pada umumnya
memberikan respons yang baik terhadap pemupukan fosfat dan kalium. Penggunaan pupuk
P dari TSP lebih efisien disbanding P alam. Takaran pupuk P untuk tanaman jagung adalah
40 kg/ha. Sedangkan pupuk K dalam bentuk KCL diberikan dengan takaran 100 – 130
kg/ha.

- Bahan Organik

Bahan organik selain dapat meningkatkan kesuburan tanah juga mempunyai peran
penting dalam memperbaiki sifat fisik tanah. Bahan organik dapat meningkatkan agregasi
tanah, memperbaiki aerasi dan perkolasi, serta membuat struktur tanah menjadi lebih
remah dan mudah diolah. Ada beberapa macam pengelolaan bahan organic :

1. Pengelolaan bahan organic dengan penanaman Mucuna sp dan pengembalian serasah +


pupuk kandang 10 t/ha pada guludan dapat meningkatkan pori tanah dan pori air tersedia
serta meurunkan kepadatan tanah.
2. Pemberian bahan organik berupa kotoran sapi, jerami dan Flemingia congesta dapat
meningkatkan kandungan bahan organik dan kapasitas tukar kation serta menghalangi
serapan P dan Mg dalam tanah.

3. Pengelolaan tanah dan bahan organik berupa sisa tanaman jagung, F.congesta, dan
Mucuna sp sebagai mulsa sangat efektif mencegah erosi serta mengurngi konsentrasi
sedimen dan aliran permukaan.

4. Pemberian berbagai jenis dan takaran pupuk kandang (sapi, ayam, dan kambing) dapat
memperbaiki sifat fisik tanah, yaitu menurunkan bobot isi serta meningkatkan porositas
tanah dan laju permeabilitas.

5. Penambahan bahan organic dari pupuk kandang maupun sisa- sisa tanaman atau hasil
penanaman seperti Mucuna sp dan F.congesta dapat memperbaiki sifat fisik tanah seperti
pori air tersedia, indeks stabilitas agregat, dan kepadatan tanah. Hasil penelitian
menunjukan bahwa penanaman F. congesta juga dapat meningkatkan pH tanah dan
kapasitas tukar kation, serta menurunkan kejenuhan Al.

6. Penyediaan bahan organic dapat pula diusahakan melalui pertanaman lorong (alley
cropping). Selain pangkasan tanaman dapat menjadi sumber bahan organic tanah, cara ini
juga dapat mengendalikan erosi.

7. Penerapan pola tanam tumpang gilir di produksi dengan pemberian mulsa setiap panen
pada tanah Ultisol dapat menekan erosi pada lereng 15% hingga di bawah nilai erosi yang
dapat diabaikan. Pada lereng sekitar 4%, penggunaan mula untuk mencegah erosi cukup
baik asalkan diikuti pengelolaan tanah yang baik pula.

11. Catatan rangkuman atau kesimpulan

Pada umumnya Ultisol mempunyai penampang tanah yang dalam sehingga merupakan
media yang baik bagi pertumbuhan. Karena Ultsiol mempunyai penampang tanah yang dalam
dengan kapasitas tukar kation sedang hingga tinggi. Kendala pemanfaatan tanah Ultisol untuk
pengembangan pertanian adalah kejenuhan Al yang tinggi, kandungan hara dan bahan organik
rendah, dan tanah peka terhadap erosi. Berbagai kendala tersebut dapat diatasi dengan
penerapan teknologi seperti pengapuran, pemupukkan, dan pengelolaan bahan organik.
Pemanfaatan tanah Ultisol lebih banyak dimanfaatkan untuk pengembangan tanaman
perkebunan. Karena untuk pengembangan tanaman pangan, terkendala oleh faktor ekonomi
dan rendahnya pengetahuan petani.
12. Daftar karya tulis yang digunakan

Abruna, F., R.W. Pearson, Alkusuma and R.B. Teknis Penelitian Tanah,
and R. Perez-Escolar. Badayos. 2003. The Cipayung 10−13
1975. Lime response of mineralogical November 1981. Pusat
corn and beans in typical characteristics of volcanic Penelitian Tanah, Bogor.
Ultisols and Oxisols of soils from North
Puerto Rico. p. 262−279. Lampung, Sumatra, Briendly, G.W., C.C. Kao,
In E. Bornemisza and Indonesia, Jurnal Tanah J.L. Harison, M. Lipsicas,
Alvarado (Eds.). Soil dan Iklim 21: 56−68. and R. Raythath. 1986.
Management in Tropical Relation between
America. Proceeding of a Allen, B.L. and B.F. Hajek. structural disorder and
Seminar, North Caroline 1989. Mineral occurence other characteristics of
State University, Raleigh. in soil environment. p. kaolinite and dickites.
199−278. In J.B. Dixon Clays and Clay Minerals
Adimihardja, A., I. Juarsah, and S.B. Weed (Eds.). 34: 239−249.
dan U. Kurnia. 2000. Mineral in Soil
Pengaruh penggunaan Environments. 2 nd ed. Erfandi, D., I. Juarsah, dan
beberapa jenis dan takaran Soil Sci. Soc. Am. U. Kurnia. 2001.
pupuk kandang terhadap Madison, Wisconsin, Perbaikan sifat fisik tanah
produktivitas tanah Ultisol USA. Ultisol Jambi, melalui
terdegradasi Desa Batin, pengelolaan bahan
Jambi. hlm. 303−320. Amien, L.I., C.L.I., organik dan guludan. hlm.
DalamAgus, F., I. Las, A. Evensen, and R.S. Yost. 171−180. Dalam A.
Sofyan, Sukarman, W.J. 1990. Performance of Sofyan, G. Irianto, F.
Suryanto, Sri Rochayati, some improved peanut Agus, Irawan, W.J.
M. Anda (Ed.). Prosiding cultivars on an acid soil of Suryanto, T. Prihatini, M.
Seminar Nasional West Sumatra. Anda (Ed.). Prosiding
Reorientasi Pemberitaan Penelitian Seminar Nasional
Pendayagunaan Tanah dan Pupuk 9: 1−7. Reorientasi
Sumberdaya Tanah, Iklim, Pendayagunaan
Barus, A., S. Sukmana, dan Sumberdaya Tanah, Iklim,
dan Pupuk. Lido-Bogor, U. Kurnia. 1986.
6−8 Desember 1999. dan Pupuk, Cipayung, 31
Pengaruh pola tanam Oktober−2 November
Pusat Penelitian Tanah tumpang gilir dan
dan Agroklimat, Bogor. 2000. Pusat Penelitian
berurutan terhadap erosi Tanah dan Agroklimat,
Alkusuma. 2000. dan aliran permukaan Bogor.
Morphology, pada tanah Podsolik
Characteristics and Merah Kuning di Eswaran, H. and C. Sys.
Genesis of Soils on Mount Baturaja, Sumatera 1970. An evaluation of the
Hulu-Sabuk Volcano, Selatan. hlm. 239−256. free iron in tropical
Tanjung Raja, Lampung, Dalam U. Kurnia, J. Dai, andesitic soil. Pedologie
Indonesia. MSc Thesis, N. Suharta, I.P.G. 20: 62−65.
University of the Widjaya-Adhi, J. Sri
Adiningsih, S. Sukmana, Hafif, B., D. Santoso, J. Sri
Philippines, Los Banos. Adiningsih, dan H.
J. Prawirasumantri (Ed.).
Prosiding Pertemuan Suwardjo. 1993. Evaluasi
penggunaan beberapa cara Pengolahan tanah dan Suryanto, T. Prihatini, M.
pengelolaan tanah untuk pengolahan bahan organik Anda (Ed.). Prosiding
reklamasi dan konservasi pada Typic Haplohumults Seminar Nasional
lahan terdegradasi. terdegradasi di Jasinga, Reorientasi
Pemberitaan Penelitian Jawa Barat. hlm. Pendayagunaan
Tanah dan Pupuk 11: 285−302. Dalam F. Agus, Sumberdaya Tanah, lklim,
7−12. I. Las, A. Sofyan, dan Pupuk. Cipayung, 31
Sukarman, W.J. Suryanto, Oktober−2 November
Hakim, L. dan M. Sri Rochayati, M. Anda 2000. Pusat Penelitian
Sediyarsa. 1986. (Ed.). Prosiding Seminar Tanah dan Agroklimat,
Percobaan perbandingan Nasional Reorientasi Bogor.
beberapa sumber pupuk Pendayagunaan
fosfat alam di daerah Sumberdaya Tanah, lklim, Prasetyo, B.H. and R.J.
Lampung Utara. hlm. dan Pupuk. Cipayung, 31 Gilkes.1997. Some
179−194. Dalam U. Oktober−2 November chemical and
Kurnia, J. Dai, N. Suharta, 2000. Pusat Penelitian mineralogical properties
I.P.G. Widjaya-Adhi, J. Tanah dan Agroklimat, of red soils derived from
Sri Adiningsih, S. Bogor. volcanic-tuff in West
Sukmana, J. Java. Agrivita 18(3):
Prawirasumantri (Ed.). Nursyamsi, D., J. Sri 87−94.
Prosiding Pertemuan Adiningsih, Sholeh, dan
Teknis Penelitian Tanah, A. Adimihardja. 1997. Prasetyo, B.H., B. Kaslan,
Cipayung, 10−13 Penggunaan bahan dan D. Subardja. 1998.
November 1981. Pusat organik untuk Karakteristik dan sebaran
Penelitian Tanah, Bogor. meningkatkan efisiensi tanah-tanah di daerah
pupuk N pada Ultisol Pametikarata, Lewa,
Irianto, G., A. Adimihardja, Sitiung, Sumatera Barat. Sumba Timur. Jurnal
dan I. Juarsah. 1993. hlm. 319−330. Dalam H. Penelitian Pertanian 17:
Rehabilitasi tanah Subagyo, S. Sabiham, R. 21−31.
Tropudults tererosi Shofiyati, A.B. Siswanto,
dengan sistem pertanaman Prasetyo, B.H., H.
Irawan, A. Rachman, Sosiawan, and S. Ritung.
lorong menggunakan Ropiq (Ed.). Prosiding
tanaman pagar Flemingia 2000. Soil of
Kongres Nasional VI Pametikarata, East
congesta. Pemberitaan HITI. Jakarta, 12−15
Penelitian Tanah dan Sumba: Its suitability and
Desember 1995. constraints for food crop
Pupuk 11: 13−18.
Prasetyo, B.H. dan N. development. Indon. J.
Isa, A., F.S. Zauyah, dan G. Suharta. 2000. Tanahtanah Agric. Sci. 1(1): 1−9.
Stoops. 2004. pada landform utama di
Karakteristik Prasetyo, B.H., N. Suharta,
Propinsi Kalimantan H. Subagyo, and
mikromorfologi tanah- Selatan. Potensi dan
tanah volkanik di daerah Hikmatullah. 2001.
Kendalanya untuk Chemical and
Banten. Jurnal Tanah dan Pengembangan Pertanian.
Iklim 22: 1−14. mineralogical properties
hlm. 419−428. Dalam A. of Ultisols of Sasamba
Kurnia, U., D. Erfandi, dan Sofyan, G. Irianto, F. Area, East Kalimantan.
I. Juarsah. 2000. Agus, Irawan, W.J.
Indon. J. Agric. Sci. 2(2): pada tanah Podsolik fertilizer on yield of maize
37−47. Lampung dan Banten. grown on Typic
hlm. 155−165.Dalam U. Paleudults in Lampung for
Prasetyo, B.H., D. Subardja, Kurnia, J. Dai, N. Suharta, two consecutive season.
dan B. Kaslan. 2005. I.P.G. Widjaya-Adhi, J. Pemberitaan Penelitian
Ultisols dari bahan volkan Sri Adiningsih, S. Tanah dan Pupuk 6:
andesitic di lereng bawah Sukmana, J. 19−25.
G. Ungaran. Jurnal Tanah Prawirasumantri (Ed.).
dan Iklim 23: 1−12. Prosiding Pertemuan Soepraptohardjo, M. 1961.
Teknis Penelitian Tanah, Tanah merah di Indonesia.
Pusat Penelitian Tanah dan Contr. Gen. Agric. Res.
Agroklimat. 2000. Atlas Cipayung 10−13
November 1981. Pusat Sta. No. 161. Bogor.
Sumberdaya Tanah
Eksplorasi Indonesia Penelitian Tanah, Bogor. Soil Survey Staff. 2003.
Skala 1:1.000.000. Pusat Setyawan, D. 1997. Keys to Soil Taxonomy.
Penelitian Tanah dan Keragaan susunan mineral USDA, Natural Research
Agroklimat, Bogor. liat beberapa tanah di Conservation Service.
Sumatera Selatan. hlm. Ninth Edition.
Rachim, D.A., Astiana, R. Washington D.C.
Sutanto, N. Suharta, A. 33−40.Dalam H. Subagyo,
Hidayat, D. Subardja, dan S. Sabiham, R. Shofiyati, Sri Adiningsih, J. dan T.
M Arifin. 1997. Tanah A.B. Siswanto, Irawan, A. Prihatini. 1986. Pengaruh
merah terlapuk lanjut serta Rachman, Ropiq (Ed.). pengapuran dan inokulan
pengelolaannya di Prosiding Kongres terhadap produksi dan
Indonesia. hlm. 97−116. Nasional VI HITI Jakarta. pembintilan tanaman
Dalam H. Subagyo, S. 12−15 Desember 1995. kedelai pada tanah
Sabiham, R. Shofiyati, Soekardi, M., M.W. Retno, Podsolik di Sitiung II,
A.B. Siswanto, F. Agus, dan Hikmatullah. 1993. Sumatera Barat. hlm.
Irawan, A. Rachman, Inventarisasi dan l39−150.Dalam U.
Ropiq (Ed.). Prosiding karakterisasi lahan alang- Kurnia, J. Dai, N. Suharta,
Kongres Nasional VI alang. hlm. 1−18.Dalam I.P.G. Widjaya-Adhi, J.
HITI. Jakarta, 12−15 S. Sukmana, Suwardjo, J. Sri Adiningsih, S.
Desember 1995. Sri Adiningsih, H. Sukmana, J.
Subagjo, H. Suhardjo, Y. Prawirasumantri (Ed.).
Schwertmann, U. and R.M. Prosiding Pertemuan
Taylor. 1989. Iron oxides. Prawirasumantri. (Ed.).
Pemanfaatan Lahan Teknis Penelitian Tanah,
p. 379−438. In J.B. Dixon Cipayung 10−13
and S.B. Weed (Eds.). Alang- alang untuk Usaha
Tani Berkelanjutan. November 1981. Pusat
Mineral in Soil Penelitian Tanah, Bogor.
Environments. 2nd ed. Prosiding Seminar Lahan
Soil Sci. Soc. Am. Alang-alang, Bogor, Sri Adiningsih, J. dan
Madison, Wisconsin, Desember 1992. Pusat Mulyadi. 1993. Alternatif
USA. Penelitian Tanah dan teknik rehabilitasi dan
Agroklimat. Badan pemanfaatan lahan alang-
Sediyarsa, M., S. Gunawan, Litbang Pertanian. alang. hlm. 29−50.Dalam
dan J. Prawirasumantri. S. Sukmana, Suwardjo, J.
1986. Kebutuhan fosfat Soepartini, M. and Sholeh.
1986. Effect of N and P Sri Adiningsih, H.
Subagjo, H. Suhardjo, Y. Subagyo, H., N. Suharta, dan Typic Paleudults
Prawirasumantri (Ed.). dan A.B. Siswanto. 2004. Lampung. hlm.
Pemanfaatan lahan alang- Tanah-tanah pertanian di 169−178.Dalam U.
alang untuk usaha tani Indonesia. hlm. Kurnia, J. Dai, N. Suharta,
berkelanjutan. Prosiding 21−66.Dalam A. I.P.G. Widjaya-Adhi, J.
Seminar Lahan Alang- Adimihardja, L.I. Amien, Sri Adiningsih, S.
alang, Bogor, Desember F. Agus, D. Djaenudin Sukmana, J.
1992. Pusat Penelitian (Ed.). Sumberdaya Lahan Prawirasumantri (Ed.).
Tanah dan Agroklimat. Indonesia dan Prosiding Pertemuan
Badan Litbang Pertanian. Pengelolaannya. Pusat Teknis Penelitian Tanah,
Penelitian dan Cipayung, 10−13
Subagyo, H., P. Sudewo, Pengembangan Tanah dan November. 1981. Pusat
dan B.H. Prasetyo. 1986. Agroklimat, Bogor. Penelitian Tanah, Bogor.
Pedogenesis beberapa
profil Mediteran Merah Subardja, D. 1986. Suhardjo, H., A. Syukur,
dari batu kapur di sekitar Pedogenesis beberapa dan Subowo. 1997.
Tuban, Jawa Timur. hlm. profil PMK dari batuan Peranan jenis tanaman
103−122.Dalam U. sedimen tufa masam di legum dalam mempelajari
Kurnia, J. Dai, N. Suharta, daerah Lampung. hlm. sifat fisik dan kimia tanah
I.P.G. Widjaya-Adhi, J. 83−102.Dalam U. Kurnia, pada tanah marginal (T.
Sri Adiningsih, S. J. Dai, N. Suharta, I.P.G. Plinthudults) Lampung
Sukmana, J. WidjayaAdhi, J. Sri Tengah. hlm.
Prawirasumantri (Ed.). Adiningsih, S. Sukmana, 375−382.Dalam H.
Prosiding Pertemuan J. Prawirasumantri (Ed.). Subagyo, S. Sabiham, R.
Teknis Penelitian Tanah, Prosiding Pertemuan Shofiyati, A.B. Siswanto,
Cipayung, 10−13 Teknis Penelitian Tanah, F. Agus, Irawan, A.
November. 1981. Pusat Cipayung, 10−13 Rachman, Ropiq (Ed.).
Penelitian Tanah, Bogor. November. 1981. Pusat Prosiding Kongres
Penelitian Tanah, Bogor. Nasional VI HITI. Jakarta,
Subagyo, H., B.H. Prasetyo, 12−15 Desember 1995.
dan N. Suharta.1987. Subowo, J. Subaga, dan M.
Karakteristik Latosol dari Sudjadi. 1990. Pengaruh Suhardjo, H. dan B.H.
bahan volkan andesitik G. bahan organik terhadap Prasetyo. 1998. Sifatsifat
Burangrang dan sekitar pencucian hara tanah fisiko kimia dan
Purwakarta, Jawa Barat. Ultisol Rangkasbitung, penyebaran tanah
hlm. 177−208. Dalam U. Jawa Barat. Pemberitaan Kandiudults di Propinsi
Kurnia, J. Dai, N. Suharta, Penelitian Tanah dan Riau. Jurnal Penelitian
I.P.G. Widjaja-Adhi, M. Pupuk 9: 26−31. Pertanian 17(2): 93−102.
Soepartini, S. Sukmana,J.
Prawirasumantri (Ed.). Sugiyono, M. Soepartini, Suharta, N. dan B.H.
Prosiding Pertemuan dan J. Prawirasumantri. Prasetyo. 1986.
Teknis Penelitian Tanah, 1986. Pengaruh Karakterisasi tanah-tanah
Cipayung, 21−23 Februari pemupukan nitrogen dan berkembang dari batuan
1984. Pusat Penelitian fosfat serta residu fosfat granit di Kalimantan
Tanah, Bogor. terhadap produksi jagung Barat. Pemberitaan
pada tanah Hydric Penelitian Tanah dan
Dystrandepts Jawa Barat Pupuk 6: 51−60.
Sujadi, M. 1984. Masalah Podsolik. hlm. Adhi, M. Soepartini, S.
kesuburan tanah Podsolik 375−382.Dalam U. Sukmana, J.
Merah Kuning dan Kurnia, J. Dai, N. Suharta, Prawirasumantri (Ed.).
kemungkinan I.P.G. WidjajaAdhi, M. Prosiding Pertemuan
pemecahannya. Prosiding Soepartini, S. Sukmana, J. Teknis Penelitian Tanah,
Pertemuan Teknis Pola Prawirasumantri (Ed.). Cipayung, 21−23
Penelitian Usaha Tani Prosiding Pertemuan Februari 1984. Pusat
Menunjang Transmigrasi, Teknis Penelitian Tanah, Penelitian Tanah, Bogor.
hlm. 3−10, Pusat Cipayung, 21−23 Februari
Penelitian Tanah Cisarua, 1984. Pusat Penelitian Wade, M.K., M. Aljabri,
Bogor. Tanah, Bogor. and M. Sudjadi. 1986.
The effect of liming of
Suriadikarta, D.A. dan Suriadikarta, D.A., J. Sri soybean yield and soil
I.P.G. Widjaja-Adhi. Adiningsih, dan D. acidity parameters of
1986. Pengaruh residu Santoso. 1987b. Pengaruh three red yellow podzolic
pupuk fosfat, kapur dan kedalaman pengapuran soils of West Sumatra.
bahan organik terhadap dan inokulan terhadap Pemberitaan Penelitian
kesuburan tanah dan hasil tanaman kedelai dan Tanah dan Pupuk 6: 1−8.
kedelai pada Ultisol perubahan sifat kimia
Rangkasbitung. tanah Podsolik. hlm. Yatno, E., M. Hikmat, N.
Pemberitaan Penelitian 257−270.Dalam U. Suharta, dan B.H.
Tanah dan Pupuk 6: Kurnia, J. Dai, N. Suharta, Prasetyo. 2000.
15−18. I.P.G. Widjaja-Adhi, M. Plinthudults di
Soepartini, S. Sukmana, J. Kalimantan Selatan. Sifat
Suriadikarta, D.A., I.P.G. Prawirasumantri (Ed.). morfologi, fisika,
Widjaja-Adhi, dan J. Sri Prosiding Pertemuan mineralogy dan
Adiningsih. 1986. Teknis Penelitian Tanah, kimianya. hlm. 353−368.
Respons tanaman jagung Cipayung, 21−23 Februari Dalam A. Sofyan, G.
terhadap pengapuran, 1984. Pusat Penelitian Irianto, F. Agus, Irawan,
pemupukan fosfat, dan Tanah, Bogor. W.J. Suryanto, T.
bahan organik. Prihatini, M. Anda (Ed.).
Pemberitaan Penelitian Suwardjo, Z. Kadir, dan A. Prosiding Seminar
Tanah dan Pupuk 5: Adimihardja. 1987. Nasional Reorientasi
19−23. Pengaruh cara Pendayagunaan
pemanfaatan sisa Sumberdaya Tanah,
Suriadikarta, D.A., D. tanaman terhadap kadar lklim, dan Pupuk.
Santoso, dan J. Sri bahan organik pada tanah Cipayung, 31 Oktober−2
Adiningsih. 1987a. Podsolik Merah Kuning November 2000. Pusat
Pengaruh residu di Lampung. hlm. Penelitian Tanah dan
pengapuran dan 409−424.Dalam U. Agroklimat, Bogor
pemupukan P terhadap Kurnia, J. Dai, N.
tanaman jagung tanah Suharta, I.P.G. Widjaja-
13. Evaluasi

Perlu adanya penyuluhan tentang penelitian ini kepada petani-petani yang masih
memiliki ilmu yang rendah dan peran pemerintah dalam hal memberikan pemasukkan dana
bagi petani, khususnya petani pangan, sangat dibutuhkan untuk menerapkan hasil-hasil
peneltian ini.

Anda mungkin juga menyukai