Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ORDO TANAH ALFISOL

TPTP 1 B

DOSEN PENGAMPU :
Rahmatia Harahap, S. Si (PLP)

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1

 ABDUR RAHIM
 AHMAT RIZKI NASUTION
 AHMAT ANDANI
 AIDIL SOFYAN RAHIM
 AKBAR TAWAKKAL

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN


PERKEBUNAN
JURUSAN PERKEBUNAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

2 Belakang
3 Tanah merupakan suatu
benda alam yang
tersusun dari padatan
(bahan
4 mineral dan bahan
organic), cairan dan gas
yang menempati
permukaan daratan,
5 menempati ruang dan
dicirikan oleh horison-
horison atau lapisan-
lapisan yang
6 dapat dibedakan dari
bahan asalnya sebagai
hasil dari suatu proses
penambahan,
7 kehilangan,
pemindahan dan
tranformasi energy
serta mineral, atau
8 berkemampuan
mendukung tanaman
berakar didalam suatu
lingkungan alam.
Tanah merupakan suatu benda alam yang tersusun dari padatan
(bahanmineral dan bahan organic), cairan dan gas yang menempati permukaan
daratan,menempati ruang dan dicirikan oleh horison-horison atau lapisan-
lapisan yangdapat dibedakan dari bahan asalnya sebagai hasil dari suatu proses
penambahan,kehilangan, pemindahan dan tranformasi energy serta
mineral, atauberkemampuan mendukung tanaman berakar didalam suatu
lingkungan alam.
Tanah yang termasuk ordo Alfisol merupakan tanah-tanah yang
terdapatpenimbunan liat di horison bawah (terdapat horison argilik) dan
mempunyaikejenuhan basa tinggi yaitu lebih dari 35% pada kedalaman
180 cm daripermukaan tanah. Liat yang tertimbun di horison bawah ini berasal
dari horison diatasnya dan tercuci kebawah bersama dengan gerakan air.
Penyebaran alfisol diIndonesia terdapat di pulau Jawa, Kalimantan,
Sulawesi, Bali, Nusa TenggaraBarat dan Nusa Tenggara Timur dengan
luas areal 12.749.000 hektar (Munir,1984)

Alfisol di indonesia bersama dengan inceptisol,entisol dan vertisol


secarapotensial termasuk tanah yang subur dan sebagian besar telah dimanfaatkan
untuklahan pertanian. Penggunaan alfisol di Indonesia diusahakan menjadi
perswahan(padi) baik tadah air hujan ataupun berpengairan, perkebunan
(buah-buahan),tegalan dan padang rumput (Sarief ,1986). Luas areal
tanah alfisol yang diusahakan untuk tanaman padi sawah seluas 350.000
hektar dengan hasil 3-4 tonper hektar pada daerah-daerah yang beririgasi
(Hakim, 1986). Alfisol secarapotensial termasuk tanah yang subur,
meskipun bahaya erosi perlu mendapat perhatian

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tanah Alfisol

Tanah Alfisol merupakan tanah yang kaya dengan alumunium dan


besi,menyebar di daerah semiarid (beriklim kering sedang) sampai
daerah tropis(lembap). Diseluruh dunia, diperkirakan Alfisol
penyebarannya meliputi 10%daratan. Jenis tanah ini memiliki lapisan solum
tanah yang tebal yaitu antara 90-200 cm, tetapi batas antara horizon tidak begitu
jelas. Warna tanah adalah coklatsampai merah. Tekstur agak bervariasi dan
lempung sampai liat, dengar strukturgumpal bersudut. Kandungan unsur hara
tanaman seperti N, P, K, dan Caumumnya rendah dan reaksi tanahnya (ph)
sangat tinggi.

Tanah yang termasuk ordo Alfisol merupakan tanah-tanah yang


terdapatpenimbunan liat di horison bawah (terdapat horison argilik) dan
mempunyaikejenuhan basa tinggi yaitu lebih dari 35% pada kedalaman
180 cm daripermukaan tanah. Liat yang tertimbun di horison bawah ini berasal
dari horison diatasnya dan tercuci kebawah bersama dengan gerakan air. Padanan
dengan sistemklasifikasi yang lama adalah termasuk tanah Mediteran Merah
Kuning, Latosol,kadang-kadang juga Podzolik Merah Kuning (Hardjowigeno,
1992).

Gambar tanah Alfisol

2.2. Luas Tanah Alfisol Di Indonesia

Alfisol ditemukan di banyak zona iklim, tetapi yang utama


adalah didaerah beriklim sedang yang bersifat humid atau ubhumid, dengan
bahan indukrelatif muda dan stabil paling sedikit selama beberapa ribu tahun.
Alfisol adalahtanah yang relative muda, masih banyak mengandung mineral
primer yang mudahlapuk, mineral liat kristalin dan kaya unsur hara. Di daerah
tropika ditemukan ditempat yang lebih muda dari pada daerah-daerah
Ultisol dan Oxisol, atau ditempat-tempat dengan bahan induk mafic.
Alfisol ditemukan di daerah-daerahdatar sampai berbukit
Penyebaran alfisol di Indonesia terdapat di pulau Jawa,
Kalimantan,Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur
dengan luas areal12.749.000 hektar (Munir, 1984). Alfisol di indonesia bersama
dengan inceptisol,entisol dan vertisol secara potensial termasuk tanah yang subur
salfisol di Indonesiadiusahakan menjadi persawahan (padi) baik tadah air hujan
ataupun berpengairan,perkebunan (buah-buahan), tegalan dan padang rumput
(Sarief , 1986). Luas arealtanah alfisol yang di usahakan untuk tanaman padi
sawah seluas 350.000 hektardengan hasil 3-4 ton per hektar pada daerah-daerah
yang beririgasi (Hakim, 1986)

2.3. Proses Pembentukan Tanah Alfisol

Pembentukan Tanah dipengaruhi oleh 5 faktor yaitu bahan induk,


iklim,topografi / relief, organisme, waktu.

 Bahan Induk

Alfisol terbentuk dari bahan induk yang mengandung karbonat dan tidaklebih tua
dari pleistosin. Di daerah dingin hampir semuanya berasal dari bahaninduk
berkapur yang masih muda.Di daerah basah bahan induk biasanya lebih
tuadaripada di daerah dingin.

 Iklim

Alfisol terbentuk pada iklim koppen Aw, Am dengan tipe curah hujan C, D,dan E
(Schmidt dan ferguson 1951) dengan bulan kering lebih dari tiga bulan.Sebagian
ditemukan di daerah beriklim kering dan sebagian kecil di
daerahberiklim basah. Alfisol ini dapat pula ditemukan pada wilayah dengan
temperatursedang dan subtropika dengan adanya pergantiuan musim
hujan dan musimkering
 Topografi / relief

Hubungan antara permukaan geomorfologik dengan jenis tanah di tunjukanoleh


asosiasi tanah sesuai dengan keadaan iklim,bahan induk dan sebagainya. Didaerah
beriklim humid [udic] dengan bahan induk yang terlalu muda
untukpembentukan oxisol ditemukan asosiasi ultisol, alfisol dan entisol atau
inceptisol.Ditempat yang tinggi dengan drainase baik di temukan tanah
udult. Didaerahlereng atas di temukan aquult karna peresapan air yang
rupanya tidak lancarsehingga pengaruh air terhadap sifat-sifat tanah cukup
nyata. Dilereng bawah ataudi kaki lereng dimana pengaruh air lebih besar dan
pencucian basa terhambat ditemukan tanah aqualf sedang di sekitar sungai di
temukan tanah fluvent

 Organisme

Di daerah beriklim sedang seperti di Amerika atau Eropa, hubungan


antaravegetasi dengan jenis tanah, ditunjukkan oleh daerah yang
ditumbuhi olehvegetasi prairi (padang rumput), hutan dan peralihan prairi-
hutan. Tanah yangterbentuk di daerah hutan adalah alfisol. Alfisol ditemukan juga
di bawah hutanboreal atau deciduous broad leaf florest misalnya hutan
jati. Di Indonesiahubungan seperti itu tidak jelas, mungkin karena tanah-tanah
di Indonesia hampirseluruhnya tertutup oleh hutan sebagai vegetasi aslinya.

Peranan organisme lainnya dalam pembentukan tanah alfisol


ditunjukkanpada tanah yang tertutup hutan. Cacing tanah dan hewan-hewan
lainnya berperandalam proses percampuran bahan organik (serasah dan
humus) dengan bahanmineral pada kedalaman 2-10 cm. Siklus unsur hara
secara biologis dari subsoilke horison O ka A merupakan proses penting
pada tanah udalf. Hal tersebutmenyebabkan keadaan netral (pH 6,5-7,0) pada
permukaan tanah (A) dan lebihasam (pH 4,8-5,8) pada subsoil. Konsentrasi
residu kalkareous dari jaringancacing tanah dapat dilihat pada alfisol yang
tertutup hutan.

 Waktu

Lamanya waktu pembentukan tanah berbeda-beda dan dipengaruhi oleh


bahaninduk dan faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Di Indonesia
pembentukantanah Alfisol memerlukan waktu sekitar 2000 hingga 7500
tahun berdasarkantingkat perkembangan horizonnya.
Proses Pembentukan Tanah Alfisol :

1. Pencucian Karbonat

Pencucuian karbonat dan braunifikasi merupakan prasyarat


untukpembentukan Alfisol. Kalsium Karbonat (dan bikarbonat)
merupakanflocculant yang kuat sehingga dalam pembentukan Alfisol, karbonat
perludicuci lebih dulu agar plasma menjadi lebih mudah bergerak
bersamadengan perkolasi. Dengan pencucian karbonat ini tanah menjadi
lebihmasa, kadanag-kadang sampai mencapai pH 4,5.

2. Pencucian Besi dan Braunifikasi.

Besi sebagai flocculant dengan kekuatan sedang mengalamai pencucuiansetelah


karbonat, dan diendapkan di horizon B, sehingga warna tanahmenjadi
coklat (braunification)

3. Pembentukan Epipedon Okhrik (Horison A1)

Bahan organik tidak tercampur terlalu dalam dengan bahan


mineral,karena akar-akar halus tanaman hutan tidak terlalu banyak
masuk kedalam tanah seperti padang rumput. Bahan organik yang
terdapat dipermukaan tanah dicampur dengan bahan mineral oleh cacing atau
hewan-hewan lain, pada kedalaman 2 – 10 cm, sehingga terbentuk lapisan
mull(horizon A1). Proses biocycling unsur hara dan basa-basa dari subsoil
kehorizon O dan A1 merupakan proses yang penting untuk tanah Udalf. Halini
dapat menyebabkan reaksi tanah di subsoil menjadi masam (pH 4,8 –5,8)

4. Pembentukan Horizon Albik

Beberapa jenis Alfisol memiliki horizon A2 yang jelas berwarna pucatyang


di sebut horizon albik. Horizon ini terbentuk sebagai akibatpencucian
liat dan bahan organik, sedang proses mineralisasi sedikit sekali terjadi.
Pencucian liat berjalan sesuai mekanik (lessivage) bersama airperkolasi.
Horizon albik kadang-kadang juga mengandung cukup banyakbahan organik
tetapi tidak berwarna. Mineral-mineral resisten sepertikuarsa menjadi lebih
banyak di horizon A dan rasio SiO2,R2,O3 menjadilebih tinggi dari Bt.

5. Argillan

Terjadi pengendapan liat bersama seskuioksida dan bahan organik


dihorizon Bt disebabkan oleh beberap hal yaitu:Air perkolasi tidak cukup
banyak sehingga tidak dapat meresap lebihjauh ke dalam tanah.Butir-butir
tanah yang mengembang, menutup pori-pori tanah sehinggaair perkolasi lambat
bergerak.

 penyaringan oleh pori-pori halus yang tersumbat.


 flokulasi liat bermuat negatif oleh besi oksida yang bermuatan positifdi
horizon Bt dan oleh kejenuhan basa yang lebih tinggi di bagian
bawah solum.
Curah hujan yang tinggi setelah kemarau panjangmendorong
pembentukan Alfisol. Pada beberapa jenis Alfisol, liat dihorizon Argilik
terbentuk insitu dari pelapukan bahan induk.

2.4. Ciri-ciri & Potensi Tanah Alfisol

a) Ciri Tanah Alfisol


- Tekstur tanah alfisol bervariasi dari lempung sampai liat
- Struktur tanah alfisol yaitu gumpal sampai gumpal bersudutmemilikibentuk
menyerupai kubus dengan sudut-sudut yang tajam
- Permeabilitas atau kemampuan tanah untuk mengalirkan air atau udaratanah
alfisol sedang
- Berat isi tanah alfisol berkisar antara 1,1-1,4 g/cm3
- Porositas tanah alfisol yaitu 0,6-0,5 cm3/ cm3
- Konsistensi tanah alfisol yaitu gembur (mudah diolah) sampai teguh(agak sulit
dicangkul)
- Warna dari tanah alfisol adalah coklat sampai merah, kadar besi yang tinggi
disertai kadar humus yang rendah menyebabkan tanah ini berwarna
merah
b) Potensi Tanah Alfisol
Alfisol secara potensial termasuk tanah yang subur. Penggunaan alfisol
diIndonesia diusahakan menjadi persawahan (padi) baik tadah air hujan
ataupunberpengairan, perkebunan (buah-buahan), tegalan dan padang
rumput (Sarief,1986). Luas areal tanah alfisol yang di usahakan untuk tanaman
padi sawah seluas 350.000 hektar dengan hasil 3-4 ton per hektar pada daerah-
daerah yang beririgasi(Hakim, 1986). Alfisol berpotesi untuk ditingkatkan
produksinya. Hardjowigeno [1987] mengatakan bahwa untuk peningkatan
produksi diperlukan usaha-usaha intensifikasi antara lain pemupukan dan
pemeliharaan tanah serta tanaman yang sebaik-baiknya. Secara teknis, Alfisol
memiliki potensi produktivitas yang besaruntuk tanaman palawija, khususnya
kacang tanah.

Contoh pemanfaatan Tanah Alfisol di beberapa daerah di Indonesia


untukpertanian yaitu: pada daerah Malang Selatan digunakan untuk budidaya
tanamanpalawija seperti ubi kayu, jagung, kacang-kacangan, pada Desa
Jatikerto Kab Malang digunakan untuk penanaman padi gogo, pada daerah
Ponorogo,Trenggalek, dan Gunung Kidul digunakan untuk budidaya kacang
tanah.

DAFTAR PUSTAKA

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA FAKULTAS PERTANIAN


PANGKALAN BUN 2019
ALFISOL-HOMECARE

Anda mungkin juga menyukai