PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang menempati ruang alam semesta. tanah juga merupakan salah satu media
utama tempat tumbuh tanaman. Dengan adanya berbagai jenis tanah, maka perlu
adanya penelitian yang lebih lanjut untuk mengetahui sifat dari semua tegakan
yang dapat tumbuh diatasnya. Hutan juga mempunyai pengaruh yang sngat besar
bagi tanah, tata air, Pemukiman, reaksi dan perlindungan margasatwa serta tempat
pendidikan.
unik, baik itu sifat fisik, kimia, maupun biologinya. Tanah akan mempunyai sifat
yang berbeda, tergantung dari faktor pembentuk tanah tersebut, seprti iklim
vegetasi, bahan induk, topografi, dan waktu yang menentukan tunbuhan apa yang
akan tumbuh dan berkembang pada tanah tersebut. Oleh karena itu, tumbuhan
dapat tumbuh pada suatu daerah tertentu, tergantung dari faktor pembentuk tanah
Karakteristik lahan merupakan sifat yang dimiliki oleh lahan itu sendiri.
Karakteristik lahan erat hubungannnya dengan vegetasi yang sesuai dengan lahan
atau dengan kata lain suatu jenis tanaman cocok tumbuh atau dikembangkan pada
tanah itu atau tidak, sehingga dalam penentuan tersebut perlu adanya survei
1. Tujuan
b. Memperoleh sampel tanah dalam ring sampel dan sampel tanah terusik untuk
2. Kegunaan
untuk mengetahui cara pengambilan sampel tanah pada lokasi praktek, dan
juga untuk memperoleh sampel tanah dalam ring sampel dan sampel tanah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanah
1. Pengertian Tanah
Tanah (pedosfer) adalah lapisan kulit bumi yang tipis terletak di bagian
paling atas permukaan bumi. Material yang tidak padat, sebagai media untuk
Dokuchaev: Tanah adalah suatu benda fisis yang berdimensi 3 terdiri dari
panjang, lebar, dalam yang merupakan bagian paling atas dari kulit bumi
(Hanafiah, 2005).
hara dan air di bumi. selain itu, Tanah juga merupakan tempat hidup berbagai
mikroorganisme yang ada di bumi dan juga merupakan tempat berpijak bagi
sebagian mahluk hidup yang ada di darat. Dari segi klimatologi, tanah memegang
peranan penting sebagai penyimpan air dan mencegah terjadinya erosi, meskipun
2. Jenis-jenis Tanah
dengan sifat-sifat yang berbeda. Berdasarkan pada faktor pembentuk dan sifat
berbeda. Tingkat kategori yang sudah banyak dikembangkan dalam survei dan
pemetaan tanah di Indonesia, yaitu tingkat kategori jenis (great soil group)
(Irvansah, 2013).
Klasifikasi jenis-jenis tanah pada tingkat tersebut sering digunakan untuk
Tanah Vulkanis adalah tanah hasil pelapukan bahan padat dan bahan cair
yang dikeluarkan oleh gunung berapi. Tanah tersebut sangat subur karena
jenis yaitu :
- Regosol
Memiliki cirri-ciri berbutir kasar, berwarna kelabu hingga kuning, cocok untuk
- Andosol
Memiliki cirri-ciri berbutir halus, tidak mudah tertiup angin, berwarna abu-abu,
b) Tanah Aluvial
Tanah alluvial adalah jenis tanah yang berasal dari pasir atau lumpur yang
dibawa oleh aliran sungai lalu diendapkan pada daerah dataran rendah atau
lembah. Unsure hara yang terkandung dalam tanah alluvial sangat bergantung
organic yang tinggi, tingkat keasaman (PH) juga tinggi, miskin unsure hara,
drainase jelek dan pada umumnya kurang subur. Pemanfaatan tanah gambut untuk
d) Tanah Podzoliq
Tanah ini terbentuk dari batuan kuarsa, jenis tanah ini berwarna merah
sampai kuning, bersifat asam sekali. Kandungan bahan organic sedikit, dan
kandungan unsure hara rendah. Pemanfaatan tanah podzoliq ini cocok untuk
Tanah kapur yaitu jenis tanah hasil pelapukan dari batuan kapur (batuan
endapan). Tanah ini berwarna hitam dan miskin unsure hara, sehingga jenis tanah
ini kurang subur. Tanah kapur baik untuk tanaman Jati dan Palawija.
f) Tanah Litosol
Tanah Litosol adalah jenis tanah berbatu-batu dengan lapisan tanah yang
tidak begiti tebal. Tanah ini berasal dari jenis batuan-batuan keras yang belum
g) Tanah Latosol
Tanah latosol merupakan jenis tanah tua, tanah ini terbentuk dari batu api
yang kemudian mengalami proses pelapukan lebih lanjut. Jenis tanah Latosol
bersifat asam dan kandungan bahan organiknya rendah hingga sedang. Tanah ini
Tanah ini terbentuk karena pengaruh suhu rendah dengan curah hujan
yang tinggi, berwarna merah hingga kuning. Tanah fodzol mengandung unsure
hara yang sangat miskin, tidak subur dan sulit ditanami. Tanah ini baik untuk
i) Tanah Mergel
Tanah mergek adalah campuran tanah liat, kapur dan pasir. Persebaran
tanah mergel terdapat di Kediri dan Madiun (Jawa Timur) serta Nusa Tenggara.
j) Tanah Laterit
Tanah laterit adalah tanah hasil pencucian karena pengaruh suhu rendah
dan curah hujan tinggi, mengakibatkan berbagai mineral yang dibutuhkan oleh
tanaman larut dan meninggalkan sisa oksidasi besi dan alumunium sehingga tanah
ini tidak subur. Tanah laterit terdapat di Jawa Timur, Jawa Barat, dan Kalimantan
k) Tanah Humus
sangat subur dan dapat ditemukan dibawah batuan dan tumbuh-tumbuhan yang
3. Profil Tanah
alam yang disebut tanah. Tiap tanah dicirikan oleh susunan tertentu horizon.
Secara umum dapat disebutkan bahwa setiap profil tanah terdiri atas dua atau
a) Horizon O
Horizon ini dapat ditemukan pada tanah-tanah hutan yang masih alami. Lapisan
Merupakan lapisan tanah paling atas, pada umumnya berupa tanah organik karena
berupa tanah muda sehingga terpengaruh oleh kondisi diatas permukaan tanah.
c) Horizon E
Merupakan lapisan warna terang, terdiri dari pasir dan lumpur, setelah kehilangan
sebagian besar dari tanah liat dan mineral sebagai bertitisan melalui air tanah.
Lapisan ini merupakan zona pengendapan partikel tanah yang tercuci dari horizon
A. Pada lapisan ini terdapat bahan organik namun tidak sebanyak seperti pada
Pada lapisan ini sudah mulai terbentuk namun masih ada ciri-ciri struktur batuan
Tanah terdiri dari empat komponen utama yaitu bahan mineral, bahan
organik, udara dan air tanah. Berikut merupakan penjelasan dari komponen
a) Mineral
potensial dan dapat menyediakan hampir semua unsur hara kecuali nitrogen.
b) Bahan Organik
yang sedang atau telah mengalami proses dekomposisi, baik berupa humus hasil
juga mikrobia heterotrofik dan ototrofik yang terlibat dan berada di dalamnya.
c) Air
Air terdapat di dalam tanah karena ditahan/diserap oleh masa tanah, tertahan oleh
lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang baik. Air dapat
menyerap atau di tahan oleh tanah karena adanya gaya-gaya adhesi, kohesi dan
grafitasi.
d) Udara
Udara dan air mengisi pori-pori tanah, banyaknya pori-pori didalam tanah kurang
lebih 50% dari volume tanah, jumlah air dan udara berubah-ubah tergantung
kondisi iklim
Gambar 2.1. Susunan utama tanah atas dasar volume pada tanah bagian
Pada susunan utama tanah berdasarka volume dari suatu jenis tanah
dengan tekstur lempung berdebu dengan perbandingan bahan padat dan ruang
udara tanah yang seimbang, tanah mengandung 50% ruang pori-pori terdiri dari
udara dan air. Volume fase padat menempati lebih kurang 45% bahan mineral
tanah dan 5% bahan organik. Pada kandungan air yang optimal untuk
pertumbuhan tanaman, maka persentase ruang pori-pori adalah 25% terisi oleh aor
Dibawah kondisi alami perbandingan udara dan air ini selalu berubah-
ubah, terganung pada cuaca dan faktor lainnya. Bahan penyusun tanah yang
disebut yang disebut terdahulu yakni bahan-bahan mineral, bahan organik serta air
saling bercampur didalam tanah sehingga susah dipisahkan satu sama lainnya
(Kartasapoetra, 2002).
B. Bahan Organik
umum batuan dapat dibedakan menjadi tiga yaitu : batuan beku, batuan
metamorfosa dan batuan sedimen. Batuan beku terjadi karena magma yang
membeku. Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk akibat sidimentasi baik
oleh air maupun angin. Batuan metamorfosa berasal dari batuan beku ataupun
sedimen yang karena suhu dan tekanan yang tinggi berubah menjadi jenis batuan
pembentukan tanah. Jenis-jenis bahan induk tersebut adalah sebagai berikut (Puja,
2011) :
a) Batuan
membentuk kerak bumi, batuan pada umumnya tersusun atas dua mineral atau
i. Batuan Beku
Batuan beku atau batuan vulkanik terbentuk oleh magma yang berasal dari letusan
gunung berapi, batuan beku atau batuan vulkanik terdiri dari meneral yang tinggi
dan banyak mengandung unsur hara tanaman. Selain atas dasar terjadinya batuan
vulkanik juga dapat dibagi atas dasar kandungan kadar Si O2 nya menjadi tiga
golongan, yaitu, batuan asam yang berkadar Si O2 lebih dari 65%, batuan
intermedier yang kadar Si o2 antar 52% s/d 65% dan batuan basis yang berkadar
Batuan endapan terjadi karena proses pengendapan bahan yang diangkut oleh air
atau udara dalam waktu yang lama. Ciri untuk membedakan batuan endapan dan
batuan lainnya yaitu, batuan endapan biasanya berlapis, mengandung jasad (fosil)
Batuan malihan terbentuk dari batuan beku atau batuan endapan atau juga dapat
terbentuk dari batuan malihan lainnya yang mengalami proses perubahan susunan
dan sentuknya yang akibatkan oleh pengaruh panas, tekanan atau gaya kimia.
Batuan malihan adalah batuan yanga memiliki sifat-sifat akibat telah malihnya
b) Bahan organik
Bahan organik merupakan bahan induk yang berasal dari proses akumulasi
penimbunan hutan rawa / vegetasi rawa dan hewan. Bahan ini merupakan sisa
yang dinamis mengalami pelapukan oleh jasad-jasad renik tanah. Karena itu
bahan ini merupakan bahan transisi tanah dan harus terus diperbaharui dengan
tanah, terutama di daerah tropika seperti di Indonesia dengan suhu udara dan
partikel tanah mudah pecah oleh curah hujan dan terbawa oleh aliran permukaan
proses oksidasi biologis dalam tanah. Erosi tanah lapisan atas yang kaya akan
bahan organik juga berperan dalam berkurangnya kandungan bahan organik tanah
a) Kedalaman tanah
dari sumber bahan organik yang melimpah. Maka kandungan bahan organik
terbesar ada pada lapisan tanah atas (horizon A) setebal kira-kira 20 cm (15 –
b) Iklim
Semakin dingin suatu tempat maka kandungan bahan organik dalam tanahnya
semakin banyak.
c) Tekstur tanah
BO akan lebih tinggi pada tanah dengan tekstur liat. Pada tanah pasir karena
Drainase yang buruk dan air berlebih akan menjadikan bahan-bahan organik
tersapu dan hilang sehingga biasanya pada tanah dengan drainase buruk
Fungsi vegetasi penutup adalah dalam melindungi lapisan atas tanah (lapisan yang
paling banyak mengandung BO) dari tekanan air hujan.Sehingga BO tidak tersapu
besar, hanya sekitar 3-5% tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah besar
sekali. Sekitar setengah dari kapasitas tukar kation berasal dari bahan organik.
Bahan organik merupakan sumber hara tanaman. Disamping itu bahan organik
adalah sumber energi bagi sebagian besar organisme tanah. Dalam memainkan
peranan tersebut bahan organik sangat ditentukan oleh sumber dan susunannya,
oleh karena kelancaran dekomposisinya, serta hasil dari dekomposisi itu sendiri
(Hanafiah, 2005).
Distribusi dapat dibedakan menurut ekosistem hutan dan padang rumput.
Distribusi dan jumlah bahan organik pada ekosistem hutan dapat dilihat dari tiga
kita ketahui ciri khusus bahan organik ekosistem hutan. Pada tanah yang masih
tertutup vegetasi permanen (hutan), umumnya kadar bahan organik di lapisan atas
kadar BOT menurun dengan cepat. Kondisi rendahnya bahan organik tanah pada
lahan budidaya dibandingkan lahan hutan, terkait dengan keragaman dan jumlah
vegetasi dan timbunan serasah di permukaan tanah dimana hutan akan memiliki
keragaman dan jumlah vegetasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan lahan
Pelapukan adalah perusakan batuan menjadi batuan yang lebih kecil akibat
ternyata berpengaruh sangat besar terhadap batuan. Batuan akan menjadi lapuk
dan terurai. Pelapukan ini hanya terjadi pada lapisan kulit bumi bagian luar.
susunan kimia batuan yang terlapukkan. Pelapukan ini biasanya dibantuk dengan
air dan suhu yang tinggi. Adapun proses yang terjadi dalam pelapukan kimiawi
1) Hidrasi, yaitu proses batuan yang mengikat batuan di atas permukaan saja.
2) Hidrolisa, yaitu proses pengurain air (H2O) atas unsur – unsurnya menjadi ion
positif dan ion negatif. Proses hidrolisa banyak terjadi di daerah kapur, batu kapur
bereaksi dengan air akan hancur atau leleh membentuk endapan kalsium karbonat
seperti terjadinya stalgmit dan stalaktit, gua – gua kapur, dolina, dan sebagainya.
3) Oksidasi, yaitu proses pengkaratan besi. Suatu batuan yang mengalami oksidasi
warnanya akan berubah menjadi kecoklatan. Hal ini dikarenakan besi yang
sangat lama.
merupakan salah satu komponen yang terkadung dalam air semasa masih dalam
keadaan uap. Reaksi antara CO2 dengan batuan akan menyebabkan batuan
menjadi lapuk dan rusak. Air yang banyak mengandung CO2 akan dengan mudah
penyebab dominannya adalah temperatur dan suhu. Suhu yang sering berubah –
ubah (dingin waktu malam dan panas waktu siang) akan cepat membuat suatu
batuan menjadi rapuh atau lapuk. Akhirnya batuan yang berukuran besar akan
menjadi kecil dan batuan kecil akan menjadi halus seperti pasir. Pelapukan fisik
1) Perbedaan temperatur yang besar, Peristiwa seperti ini banyak terjadi di daerah
yang beriklim continental atau beriklim gurun. Di daerah gurun, pada suhu
maksimum dapat mencapai 450 celcius, sedangkan pada suhu minimum dapat
mencapai -40 Celcius. Dengan amplitudo suhu yang sangat mencolok ini, batuan
2) Membekunya air tanah atau air hujan di pori – pori batuan, Air yang membeku
Oleh karena adanya tekanan tersebut, batuan menjadi retak. Di daerah yang
3) Mengkristalnya air garam, Jika air tanah atau air hujan mengandung garam,
pada suhu yang tinggi air tersebut akan menguap dan garam akan mengkristal.
Kristal – Kristal garam ini berbentuk tajam dan dapat merusak lapisan batuan di
sekitarnya.
c) Pelapukan Organik
makhluk hidup, baik hewan maupun tumbuhan. Contoh pelapukan organik yaitu
tersebut pecah. Hewan hewan kecil yang membuat lubang lubang di batuan juga
bisa menyebabkan hancurnya batuan. Dan selain contoh tersebut masih banyak
selanjutnya disebut sebagai tiga pilar. Tiga pilar tersebut adalah (Novi, 2012) :
1. Aspek Bio-fisik
fisik dan biologi tanah untuk produksi tanaman dan keragaman hayati
sebagainya.
2. Aspek Sosial-budaya
Pengelolaan tanah berkelanjutan harus cocok atau sesuai dengan kebutuhan
manusia baik secara sosial dan budaya pada tingkatan nasional dan regional.
3. Aspek Ekonomi
input biaya produksi yang harus dipertimbangkan apakah setiap macam tindakan
nyata setelah satu dua tahun kemudian, tergantung macam dan jenis perlakuan
memperhatikan aspek konservasi dan pengawetan tanah dan air. Untuk itu setiap
macam tindakan perlakuan yang dipilih tidak hanya benar sesuai pertimbangan
pengawetan tanah adalah benar, efisien dan efektif (tepat guna) sesuai persyaratan
keperluan konservasi tanah dan air agar keawetan kemampuan dan produktivitas
tanah tetap terjaga atau dipertahankan, bahkan kalau dapat ditingkatkan (Novi,
2012).
besar terhadap air hujan dan infiltrasi. Jadi dua aspek penting dalam pengelolaan
tanah adalah melindungi permukaan tanah dari dampak hujan dan memperbaiki
hujan.
METODOLOGI KEGIATAN
Praktek lapang Geologi dan Ilmu Tanah Hutan dilaksanakan pada hari
Hasanuddin Makassar.
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada saat pengambilan sampel
1. Roll meter, digunakan untuk mengukur panjang dan lebar plot pengambilan
2. Cangkul, sekop, dan linggis digunakan untuk menggali lubang pada lokasi
3. Mistar, digunakan untuk mengukur kedalaman tanah yang digali mulai dari 30
tanah.
5. Palu, digunakan untuk memukul ring sampel agar dapat masuk ke dalam tanah.
ring sampel dan juga tempat untuk penyimpanan sampel tanah terusik.
8. Selotip bening, digunakan untuk merekatkan plastik yang telah terisi sampel
9. Gunting atau carter, digunakan untuk memotong selotip bening ataupun bahan-
bahan lainnya.
10. Label, digunakan untuk menandai pada plastik dan juga ring sampel tanah I,
11. ATK, digunakan untuk mencatat hasil yang diperoleh pada praktikum lapangan.
C. Prosedur Kegiatan
90 cm menggunakan mistar.
5. Meletakkan masing-masing satu buah ring sampel pada kedalaman tanah 30 cm,
6. Menempatkan papan kayu di atas ring sampel yang berguna untuk melindungi
7. Memukul papan yang dibawahnya terdapat ring sampel agar ring sampel masuk
ke dalam tanah dan melakukannya pada setiap lapisan tanah yang dibuat.
8. Mengambil sampel tanah pada setiap lapisan yang telah ada dalam ring sampel.
10. Memasukkan ring sampel berisi sampel tanah dan sampel tanah terusik pada
setiap plastik bening dan merekatkan menggunakan selotip agar udara tidak
11. Menandai sampel tanah dengan merekatkan label dengan tanda sampel tanah I,
sampel tanah II, sampel tanah III, dan begitu pula pada tanah terusik.
BAB IV
A. Sampel Tanah
1. Tanah dalam Ring Sampel
Kondisi hasil tanah dalam ring sampel setelah diambil dari lokasi praktek
ialah, umumnya memiliki kondisi yang sesuai dengan lokasi praktek yaitu dengan
kondisi tekstur liat, dimana pada setiap sampel lapisan tanah memiliki ciri khas
tersendiri. Pada ring sampel berisi tanah pada lapisan pertama secara kasat mata
dapat kita ketahui berwarna merah gelap, dimana tanah tidak terlalu melekat pada
ring sampel, sehingga tanah dapat dengan mudah terlepas jika mengalami
guncangan. Pada ring sampel berisi tanah pada lapisan kedua secara kasat mata
dapat kita ketahui berwarna merah gelap kecoklatan, dimana tanah pada lapisan
ini melekat pada ring sampel, hal ini dikarenakan semakin dalam tanah maka
semakin rapat pori-pori tanahnya. Pada ring sampel berisi tanah pada lapisan
ketiga secara kasat mata dapat kita ketahui berwarna coklat kemerahan, dimana
tanah pada lapisan ini melekat sempurna pada ring sampel, hal ini dikarenakan
2. Tanah Terusik
Kondisi hasil tanah terusik setelah diambil dari lokasi praktek ialah,
umumnya memiliki kondisi yang sesuai dengan tanah pada lokasi praktek dan
tanah di dalam ring sampel, yaitu dengan kondisi tekstur liat, dimana pada setiap
sampel lapisan tanah memiliki ciri khas tersendiri. Namun demikian tanah terusik
ini kondisinya seperti remah atau serbuk, karena diambil dari hasil proses galian
tanah pada masing-masing lapisan. Tanah terusik pada lapisan pertama berwarna
merah gelap. Tanah terusik pada lapisan kedua berwarna merah gelap kecoklatan.
pengambilan sampel cuaca cerah dan waktu pengambilan sampel pada pagi hari
hingga siang hari. Kondisi disekitar petak tanah terdapat beberapa tegakan pohon
(umumnya anakan pohon jati) dari berbagai jenis, dan juga tepat disebelah lokasi
petak tanah ditumbuhi bambu, berdasarkan hal tersebut maka dapat kita ketahui
terdapat banyak serasah-serasah dari daun-daun dan batang pohon. Pada saat
memulai penggalian pada lapisan pertama, tanah dapat dengan mudah digali. Pada
saat penggalian lapisan kedua, kondisi tanah mulai sulit untuk digali. Pada saat
penggalian lapisan ketiga, kondisi tanah mulai sangat sulit digali karena tingkat
BAB V
A. Kesimpulan
umumnya memiliki kondisi yang sesuai dengan lokasi praktek yaitu dengan
kondisi tekstur liat, dimana setiap sampel tanah memiliki ciri khas tersendiri.
2. Kondisi hasil tanah terusik setelah diambil dari lokasi praktek ialah, umumnya
memiliki kondisi yang sesuai dengan tanah pada lokasi praktek dan tanah di
dalam ring sampel. Namun demikian tanah terusik ini kondisinya seperti remah
atau serbuk, karena diambil dari hasil proses galian tanah pada setiap lapisan.
3. Karakteristik lahan merupakan sifat yang dimiliki oleh lahan itu sendiri.
Karakteristik lahan erat hubungannnya dengan vegetasi yang sesuai dengan lahan
atau dengan kata lain suatu jenis tanaman cocok tumbuh atau dikembangkan pada
B. Saran
Adapun saran dari laporan lengkap ini ialah agar pada saat pengambilan
sampel dapat diberikan materi penjelasan terlebih dahulu, sehingga sampel tanah
DAFTAR PUSTAKA
Hanafiah, K. A. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Irvansah, Muhammad. 2013. Susunan tanah dan jenis-jenisnya. http://muhamad-
irvansah.blogspot.co.id/2013/01/susunan-susunan-tanah-dan-jenis-jenisnya. html [
Kartasapoetra, A.G. 2002. Pengantar Ilmu Tanah, Cetakan ketiga. Jakarta : Rineka Cipta.
blogspot.co.id/2012/03/pengelolaan-tanah-secara-berkelanjutan.html [diakses
Puja, Heni. 2011. Bahan Induk Sebagai Faktor Pembentuk Tanah. http://kusukageo.
blogspot.co.id/2011/03/bahan-induk-sebagai-faktor-pembentuk.html [diakses
WITA].
Utami, Andini. 2012. Tugas makalah Tenang Tanah. http://andinisriutami. blogspot.co.id
https://jokowarino.id/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-dekomposisi-bahan-