Anda di halaman 1dari 9

LEMBAR PENGESAHAN

PRAKTIKUM DASAR KIMIA ANALISA


PENENTUAN KADAR FeSO4 MENGGUNAKAN METODE REDUKSI
OKSIDASI PERMANGANOMETRI

DISUSUN OLEH :

NAMA : MIRA YULIARTI


NIM : 08031182126021
KELOMPOK : III (TIGA)
ASISTEN : EJA TRIO AJI
JURUSAN : KIMIA
HARI/TANGGAL : SELASA/04 OKTOBER 2022

ASISTEN PRAKTIKAN

EJA TRIO AJI MIRA YULIARTI


NIM : 08031282025021 NIM : 08031182126021

KOORDINATOR ASISTEN

ALIFIA DHIYA ULHAQ


NIM : 08031182025018
PENENTUAN KADAR FeSO4 MENGGUNAKAN METODE REDUKSI
OKSIDASI PERMANGANOMETRI
Mira Yuliarti/08031182126021

ABSTRAK

Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh


kalium permanganat (KMnO4). Reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi antara
kalium permanganat dengan larutan baku tertentu menjadi fokus reaksi titrasi
permanganometri. Percobaan ini dilakukan standarisasi kalium permanganat
dengan menggunakan campuran asam oksalat dan asam sulfat, dan penentuan kadar
fero sulfat. Standarisasi kalium permanganat dapat dilakukan dengan cara titrasi.
Titrasi dilakukan dengan cara meneteskan titran ke dalam titrat. Titrat dapat dibuat
dengan cara air suling sebanyak 50 mL dan dipanaskan hingga suhu 70°C,
pemanasan dilakukan untuk mempercepat jalannya reaksi, kemudian ditambahkan
2,5 mL asam sulfat 8 N dan 5 mL larutan baku asam oksalat 0,01 N. Titrasi
dilakukan dengan larutan kalium permanganat sampai warna titrat menjadi merah
muda. Titik akhir hasil titrasi ditunjukkan dengan perubahan warna dari bening
menjadi merah muda. Warna merah muda muncul karena kelebihan ion
permanganat. Setiap tetes kelebihan kalium permanganat akan menimbulkan warna
merah muda yang sangat jelas terlihat. Tahap kedua sesuai judul percobaan yaitu
menentukan kadar besi atau Fe. Penentuan kadar Fe dapat dilakukan dengan
menggunakan larutan Fero sulfat 50 mL ke dalam erlenmeyer 250 mL, kemudian
tambahkan beberapa tetes kalium permanganat hingga terjadi perubahan warna.
Asam sulfat 8 N sebanyak 2,5 mL bebas zat organik ditambahkan ke dalam
erlenmeyer dan panaskan di atas pemanas listrik pada suhu 105°C + 2°C, bila
terdapat bau hidrogen sulfida, teruskan pendidihan beberapa menit. Larutan baku
kalium permanganat sebanyak 15 ml diambil dan panaskan hingga mendidih
selama 10 menit, kemudian 5ml larutan baku asam oksalat 0,01 N dipipet, dan
dilakukan titrasi dengan kalium permanganat 0,01 N hingga warna merah muda.

Kata Kunci: permanganometri, reduksi, oksidasi, standarisasi, titrasi.


DETERMINATION OF FESO4 LEVELS USING PERMANGANOMETRY
OXIDATION REDUCTION METHOD
Mira Yuliarti/08031182126021

ABSTRACT

Permanganometry is a titration based on the reaction of potassium


permanganate (KMnO4). The oxidation and reduction reactions that occur between
potassium permanganate and certain standard solutions are the focus of the
permanganometric titration reaction. This experiment was conducted to
standardize potassium permanganate using a mixture of oxalic acid and sulfuric
acid, and determine the levels of ferrous sulfate. Standardization of potassium
permanganate can be done by titration. Titration is done by dripping the titrant into
the titrant. Titrate can be made with 50 mL of distilled water and heated to a
temperature of 70°C, heating is carried out to speed up the reaction, then 2.5 mL
of 8 N sulfuric acid and 5 mL of 0.01 N oxalic acid standard solution are added.
Titration is carried out with a solution of potassium permanganate until the color
of the titrate becomes pink. The end point of the titration is indicated by a color
change from clear to pink. The pink color appears due to an excess of
permanganate ions. Every drop of excess potassium permanganate will produce a
very distinct pink color. The second stage, according to the title of the experiment
is to determine the content of iron or Fe. Determination of Fe levels can be done by
using 50 mL of ferrous sulfate solution into a 250 mL erlenmeyer, then add a few
drops of potassium permanganate until the color changes. 2.5 mL of 8 N sulfuric
acid free of organic matter is added to an erlenmeyer and heated over an electric
heater at a temperature of 105°C + 2°C, if there is an odor of hydrogen sulfide,
continue boiling for a few minutes. 15 ml of potassium permanganate standard
solution was taken and heated to boiling for 10 minutes, then 5 ml of 0.01 N
standard solution of oxalic acid was pipetted, and titrated with 0.01 N potassium
permanganate until a pink color.

Keywords: permanganometry, reduction, oxidation, standardization, titration.


I. PENDAHULUAN
Titrasi permanganometri dilakukan menggunakan kalium permanganat
sebagai titran dan digunakan untuk menetapkan kadar reduktor dalam suasana
asam. Suasana yang netral atau sedikit basa maka akan membentuk endapan coklat
MnO2 yang akan mengganggu, sehingga daripada itu titrasi dilakukan dalam
suasana asam karena akan lebih mudah diamati titik akhir titrasinya yang berwarna
merah muda. Penetapan metode untuk pengujian kandungan senyawa organik
dilakukan dalam suasana asam. Prinsipnya yaitu sampel yang diduga mengandung
senyawa organik (permanganat) dioksidasi oleh kalium permanganat secara
berlebih dalam suasana asam dan suhu panas, sisa dari kalium permanganat
direduksi oleh asam oksalat berlebih, kelebihan asam oksalat dititrasi kembali
menggunakan kalium permanganat (Kurniawati, 2018).
Titrasi permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan
reaksi oleh kalium permanganat. Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi dan
reduksi yang terjadi antara kalium permanganat dengan suatu zat tertentu. Pada
reaksi permanganometri ini, ion MnO4- bertindak sebagai oksidator kuat. Ion akan
berubah menjadi ion Mn2+dalam suasana asam. Kalium permanganat merupakan
salah satu oksidator yang mudah diperoleh, murah, dan tidak memerlukan indikator
karena bersifat autoindikator agar menunjukkan perubahan warna yang terjadi.
Permanganometri dapat digunakan untuk penentuan kadar besi, kalsium dan
hidrogen peroksida. Permanganat bereaksi secara beraneka, karena mangan dapat
memiliki keadaan oksidasi +2, +3, +4, +6, dan +7. Larutan permanganat berwarna
ungu, jika titrasi dilakukan untuk larutan yang tidak berwarna, indikator tidak
diperlukan (Rohmah dan Rini, 2020).
Titrasi redoks mengacu pada perubahan kimia yang terjadi pada bilangan
oksidasi, dan istilah redoks mengacu pada reduksi dan oksidasi. Oksidasi adalah
perubahan yang meningkatkan atau adanya kenaikan bilangan oksidasi. Proses
oksidasi disertai dengan hilangnya atau lepasnya elektron, sedangkan reduksi
memperoleh elektron. Oksidator adalah senyawa dimana atom yang terkandung
mengalami penurunan bilangan oksidasi atau yang mengalami reduksi, sebaliknya
reduktor adalah senyawa dimana atom yang terkandung mengalami kenaikan
bilangan oksidasi atau yang mengalami oksidasi. Oksidasi-reduksi selalu
berlangsung bersama dalam suatu reaksi, dan tidak pernah bereaksi sendiri-sendiri.
Macam-macam titrasi redok dapat digunakan dalam analisis titrasi volumetri
asalkan kesetimbangan yang tercapai setiap penambahan titran dapat berlangsung
dengan cepat, dan diperlukan juga adanya indikator yang mampu menunjukan titik
ekivalen stoikiometri dengan akurasi yang tinggi, banyak titrasi redok dilakukan
dengan menggunakan indikator warna. Berdasarkan larutan bakunya, titrasi
permanganometri termasuk titrasi oksidimetri. Oksidimetri adalah metode titrasi
redoks yang dimana larutan baku yang digunakan bersifat sebagai oksidator, larutan
baku yang dimaksud adalah kalium permanganate (Sudrajat, 2016).
Zat besi menjadi salah satu komponen kimia yang umumnya ada dalam air
minum. Besi (Fe) dalam jumlah kecil merupakan suatu komponen dari berbagai
enzim yang mempengaruhi seluruh reaksi kimia penting dalam tubuh. Besi (Fe)
merupakan komponen dari hemoglobin yang memungkinkan sel darah merah
membawa oksigen lalu diedarkan ke jaringan tubuh. Kekurangan besi (Fe) pada
tubuh manusia akan mengakibatkan tubuh menjadi lemah, mengalami kekurangan
darah (anemia), mual, nyeri di daerah lambung, muntah dan kadang-kadang terjadi
diare serta sulit buang air besar. Kelebihan besi (Fe) juga kurang baik, dapat
menyebabkan keracunan, terjadi muntah, diare dan kerusakan usus (Khaira, 2013)

II. ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan untuk penentuan kadar fero sulfat yaitu erlenmeyer 250
ml, labu ukur, stopwatch, pemanas listrik, gelas beker, gelas ukur, pipet gondok,
pipet ukur, buret 25 ml, thermometer, pengaduk magnet
Bahan yang digunakan untuk penentuan kadar fero sulfat yaitu Bahan yang
digunakan untuk penentuan kadar fero sulfat yaitu asam sulfat, asam sulfat 8 N yang
bebas zat organik, kalium permanganat 0,01 N, asam oksalat 0,01 N, larutan fero
sulfat, Akuades.

III. METODE PERCOBAAN


Standarisasi KMnO4
Standarisasi kalium permanganat dilakukan dengan membuat larutan baku
dengan memipet 50 mL air suling secara duplo ke dalam erlenmeyer 250 mL dan
dipanaskan hingga suhu 700C, ditambahkan sebanyak 2,5 mL asam sulfat 8 N yang
bebas zat organik, dan 5 mL larutan baku asam oksalat 0,01 N dengan pipet volume.
Titrasi dengan larutan kalium permanganat 0.01 N sampai warna merah muda dan
catat volume pemakaian, kemudian hitung normalitas larutan baku kalium
permanganat dengan rumus standarisasi V1 . N1 = V2 . N2.

Penentuan Kadar Fe
Penentuan kadar besi dilakukan dengan cara membuat larutan baku dengan
memipet 50 mL larutan fero sulfat dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL,
kemudian ditambahkan kalium permanganat 0,01 N beberapa tetes ke dalam larutan
fero sulfat hingga terjadi perubahan warna, ditambahkan 2,5 ml asam sulfat 8 N
bebas zat organik, dan dipanaskan di atas pemanas listrik pada suhu 105o C ± 2OC,
bila terdapat bau hidrogen sulfida, pendidihan diteruskan beberapa menit. Ambil 15
mL larutan baku kalium permanganat 0,01 N dan dipanaskan hingga mendidih
selama 10 menit, ambil 5 mL larutan baku asam oksalat 0,01 N. Titrasi dengan
kalium permanganat 0,01 N hingga berwarna merah muda dan catat volume
pemakaian kalium permanganat, jika pemakaian larutan baku kalium permanganat
0,01 N lebih dari 7 mL maka ulangi pengujian dengan cara mengencerkan larutan
fero sulfat.
DAFTAR PUSTAKA
Khaira, K. 2013. Penentuan Kadar Besi (Fe) Air Sumur dan Air PDAM dengan
Metode Spektrofotometri. Jurnal Saintek. 5(1): 17-23.
Kurniawati, P dan Alfanah, H. 2018. Perbandingan Metode Penentuan Kadar
Permanganat Dalam Air Kran Secara Titrimetri dan Spektrofotometri UV-
Vis. Indonesian Journal of Chemical Analysis. 1(1): 60 - 65.
Rohmah, J dan Rini, C. S. 2020. Kimia Analisis. Sidoarjo: UMSIDA Press.
Sudrajat, Y. 2016. Kimia Dasar. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
LAMPIRAN
1. Prosedur Percobaan
1.1 Standarisasi KMnO4
5 mL C2H2O4 0,01 N
- ditambahkan akuades 50 mL
- dimasukkan ke dalam Erlenmeyer
250 mL
- dipanaskan pada suhu 70°C
- ditambahkan 2,5 mL H2SO4 8 N

Campuran

- dititrasi dengan larutan KMnO4


hingga berwarna merah muda
- dicatat volume pemakaiannya
- dihitung normalitas larutan baku
KMnO4

Hasil
2. Penentuan Kadar Fe

50 mL FeSO4.7H2O

- Dimasukkan ke dalam
Erlenmeyer 250 mL
- Ditambahkan beberapa tetes
KMnO4 hingga terjadi perubahan
warna
- Ditambahkan 2,5 mL H2SO4 8 N
- Dipanaskan di atas pemanas
listrik pada suhu 105o C ± 2OC
- Dididihkan beberapa menit jika
terdapat bau H2S
- Ditambahkan 5 mL larutan baku
asam oksalat

Campuran
- Dititrasi dengan KMnO4 0,01 N
hingga berwarna merah muda
- Dicatan volume pemakaiannya
- Diulangi pengujian dengan cara
mengencerkan larutan FeSO4
(jika larutan baku KMnO4 0,01 N
lebih dari 7 mL)

Hasil

Anda mungkin juga menyukai