B1
(TIAMIN HCL) SECARA GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI
BAB I PENDAHULUAN
merupakan vitamin larut air yang stabil pada kondisi asam dan tidak
stabil dalam kondisi netral atau basa. pH optimumnya adalah pada
2-3. (Deman, J., 2000)
Thiamin atau vitamin B1 merupakan gabungan dari senyawa
dengan cincin utama pirimidinnya dan senyawa dengan cincin
utama tiasol. Karena peranannya sebagai koenzim dalam
metabolisme perantara dari asam alfa- keto dan karbohidrat, maka
tiamin terdapat pada hampir semua tanaman dan hewan. Sayuran
dan buah-buahan mengandung sedikit vitamin B1. Vitamin B1
terdapat dalam jumlah yang tinggi pada biji-bijian, terutama dalam
bagian kecambah dan bekatul padi. (Deman, J., 2000).
2.2 Uraian Bahan
1. Air suling (Ditjen POM,1995)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Sinonim : Air suling/ Aquadest
RM/BM : H2O/18,02
Rumus Struktur :
Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau,
tidak mempunyai rasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pelarut
2. NaOH (Ditjen POM, 1979)
Nama Resmi : NATRII HYDROXYUM
Nama lain : Natrium hidroksida
RM/BM : NaOH/40,00
Rumus Struktur : Na – O – H
Pemerian : Bentuk batang,butiran,massa hablur atau
kaping,kering,keras,rapuh,putih,mudah
B. Metode Argentometri
1. Pipet sebanyak beberapa mL sediaan sirup Vit B 1 setara
dengan 100 mg tiamin hidroklorida masukkan kedalam
Erlenmeyer tambahkan 20 mL aquadest
2. Larutan diasamkan dengan asam nitrat encer lalu ditambahkan
10 mL larutan baku AgNO3 0,1 N
3. Endapan yang terjadi disaring sampai larutan tidak
mengandung klorida.
4. Filtrat yang mengandung kelebihan larutan baku AgNO 3
selanjutnya dititrasi dengan larutan baku ammonium tisianat 0,1
N menggunakan indicator besi (III) ammonium sulfat
5. Titik akhir titrasi ditandai pada saat perubahan warna larutan
menjadi merah
6. Tiap mL perak nitrat 0,1 N setara dengan 16,86 mg tiamin HCl
7. Hitung kadar tiamin HCl dalam sediaan menggunakan
persamaan berikut dan bandingkan dengan persyaratan kadar
sediaan menurut Farmakope Indonesia.
4 Vit B1 (+)
4.2 Pembahasan
Ilmu kimia farmasi analisis kuantitatif dapat didefinisikan sebagai
penerapan berbagai metode dan prosedur kimia analisis kuantitatif
untuk melakukan analisis secara kuantitatif terhadap bahan-bahan
atau sediaan yang digunakan dalam farmasi, obat dalam jaringan
tubuh dan sebagainya.
Kimia analisis kuantitatif adalah metode dasar perbedaan
metode analisisi atau diklasifikasikan dengan dasar skala analisisinya.
Gravimetri merupakan salah satu cara analisis kuantitatif secara
volumetri. Analisis volumetri merupakan analisis untuk menentukan
jumlah zat yang tidak diketahui dengan mengukur volume larutan
reaktan yang dibutuhkan agar bereaksi sempurna. Pada proses
gravimetri ini didasarkan pada reaksi pengendapan.
Argentometri merupakan metode umum untuk menetapkan
kadar halogenida dan senyawa-senyawa lain yang membentuk
endapan dengan perak nitrat (AgNO3) pada suasana tertentu. Metode
DAFTAR PUSTAKA
Kesehatan RI , Jakarta.
Fatah, A. M., dan Mursyidi, A., 2006, Seri Pengantar Kimia Farmasi
Analitik, Volumetri dan Gravimetri, Fakultas Farmasi, UGM,
Yogyakarta.
Gandjar, I.G & Rohman.A., 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
LAMPIRAN
A. Gambar
B. Skema Kerja
- Identifikasi Tiamin HCl
Disiapkan alat dan bahan
- Metode Argentometri
Disiapkan alat dan bahan
C. Perhitungan
Volume titrasi = 0,1 mL
N(AgNO3)x V.titran x BST
% kadar = x 100%
Berat Sampel x Fk
0,09953 N x 0,1 mL x 14,04 mg
= x 100%
1,35 mg x 0,1
= 103,5112 %