Anda di halaman 1dari 19

IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN BEDAK ASAM

SALISILAT SECARA GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI


BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bedak adalah salah satu bagian utama dan terpenting dari
kosmetik wanita.Hampir semua wanita pasti memulaskan bedak di
pipinya untuk mempercantik penampilan atau hanya sekedar syarat
belaka. Bahkan bedak hampir tidak bisa dilepaskan dari wanita.bedak
yang akan saya ulas disini adalah bedak keluaran dari PT. Kimia
Farma yaitu Marck. Kemasannya yang bundar berwarna putih dengan
penutup kuning bergambar perempuan paruh baya.
Asam salisilat mengiritasi kulit pada pemakaian yang lama, dan dari
preparat asam salisilat juga dapat menyebabkan dermatitis, gejela
keracunan secara sistematik dapat terjadi bila pemakaian asam
salisilat dalam sediaan pada daerah yang luas dari tubuh, dengan
konsentrasi 5%.Asam salisilat (asam O-hidroksibenzoat) mempunyai
aktifitas antibakteri tetapi isonernya yaitu para (asam p-hidrosibenzoat)
tidak mempunyai aktifitas antibakteri.
Dalam studi analisis farmasi tidaklah langsung dilakukan suatu
analisis tapi berawal dari identifikasi dan penetapan kadar. Identifikasi
dapat diartikan sebagai cara untuk mengetahui suatu jenis senyawa
dengan cara mengujinya. Ada banyak cara yang dapat digunakan
untukmelakukan suatu identifikasi. Selain identifikasi juga ada yang
disebut dengan penetapan kadar yang artinya adalah prosedur
pengukuran analit atau konsentrasi.
Nah, dalam identifikasi dan penetapan kadar ini yang digunakan
adalah sediaan salep yang mengandung asam salisilat dengan
metode yaitu metode volumetric dan spektrofotometri. Kita ketahui
bahwa salep adalah suatu sediaan farmasi berbentuk semi padat yang
digunakan pada bagian luar tubuh manusia.
Asam salisilat adalah jenis obat oles yang digunakan untuk
mengatasi berbagai masalah kulit, khususnya yang disebabkan karena
lapisan kulit yang tebal dan mengeras.

LARAS APRILIA UMMU KHAERIAH


15020150107
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN BEDAK ASAM
SALISILAT SECARA GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI
1.2 Maksud Praktikum
Adapun maksud dari percobaan ini untuk mengetahui dan
mengidentifikasi kadar sediaan bedak tabur secara volumetri dan
spektrofotometri.
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu mengidentifikasi dan
menentukan kadar asam salisilat yang terdapat pada sediaan bedak
tabur.

LARAS APRILIA UMMU KHAERIAH


15020150107
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN BEDAK ASAM
SALISILAT SECARA GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum
Obat merupakan sediaan atau paduan bahan-bahan yang siap
untuk digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi
atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis,
pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan, kesehatan dan
kontrasepsi (Clarke, 2005 hal 98).
Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian
topikalpada kulit atau selaput lendir. Salep tidak boleh berbau tengik.
Kecuali dinyatakan lain kadar bahan obat dalam salep yang
mengandung obat keras atau narkotika adalah 10 % (Khopkar, 2008
hal 56).
Analisis penentuan kadar asam salisilat dalam sampel pada
praktikum kali ini menggunakan teknik spektrofotometri UV-Vis.
Prinsip dasar spektrofotometri yaitu metode analisa kimia berdasarkan
serapan molekul terhadap gelombang elektromagnetik (cahaya).
Sehingga berhubungan dengan absorbansi dan transmitansi.
Absorbansi adalah cahaya yang dapat diserap oleh sampel
dan transmitasi adalah cahaya yang diteruskan panjang gelombang
maksimum, menentukan standard dan menentukan konsentrasi
sampel (Rohman dkk , 2012 hal 65).
Asam salisilat dapat menyerap radiasi UV karena memiliki
guguskromofor atau ikatan rangkap terkonjugasi dan auksokorm
dalam strukturnya.Gugus kromofor adalah ikatan atau gugus fungsi
spesifik dalam molekul yangbertanggung jawab atas penyerapan
cahaya pada panjang gelombang tertentu.Gugus kromofor pada asam
salisilat adalah gugus benzyl (memiliki ikatan rangkap terkonjugasi).
Panjang gelombang serapan maksimum ( maks) dan koefisien
ekstingsi molar akan bertambah dengan bertambahnya jumlah ikatan
rangkap terkonjugasi. Sedangkan gugus auksokorm adalah gugus
fungsi dalam suatu molekul yang dapat mempengaruhi absorpsi
radiasi gugus kromofor. Jika gugus auksokorm terdelokalisasi ke

LARAS APRILIA UMMU KHAERIAH


15020150107
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN BEDAK ASAM
SALISILAT SECARA GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI
gugus kromofor , maka intensitas absorbansi akan meningkat dan
terjadi pergeseran batokromik atau hipsokromik. Gugus kromofor yang
terdapat pada asam mefenamat antara lain gugus -OH (Hidroksi)
(Mursyidi, 2006 hal 85).
Spektofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri
dari spektrometer dan fotometer. Spectrometer menghasilkan sinar
dari spectrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer
adalah alat pengukur intensitas cahaya yang diabsorpsi. Jadi,
spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika
energi tersebut diabsorbsi. Pada spektrofotometer, panjang
gelombang yang benar - benar terseleksi dapat diperoleh dengan
bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma. Pada pengukuran di
daerah tampak, kuvet kaca dapat digunakan tetapi untuk pengukuran
di daerah tampak, kuvet kaca dapat digunakan tetapi untuk
pengukuran pada daerah UV kita harus menggunakan sel kuarsa
karena gelas tidak tembus cahaya pada daerah ini. Umumnya tebal
kuvet adalah 10 mm, tetapi yang lebih kecil ataupun yang lebih besar
dapat digunakan. Sel yang digunakan berbentuk persegi. Kita harus
menggunakan kuvet untuk pelarut organic (Suharno, 1989 hal 39).
Metode spektrofotometri sinar tampak digunakan untuk
menetapkan kadar senyawa obat dalam jumlah yang cukup banyak.
Cara untuk menetapkan kadar sampel adalah dengan menggunakan
perbandingan absorbansi sampel dengan absorbansi baku, atau
dengan menggunakan persamaan regresi linier yang menyatakan
hubungan antara konsentrasi baku dengan absorbansinya (Rohman
dkk, 2012 hal 89).
2.2 Uraian Bahan
1. Aquadest (Ditjen POM, 1979 : 96)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air suling, Aquadest
RM / BM : H2O / 18,02

LARAS APRILIA UMMU KHAERIAH


15020150107
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN BEDAK ASAM
SALISILAT SECARA GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI
Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna; tidak berbau;
tidak mempunyai rasa

Struktur :
2. Asam salisilat ( FI III, hal : 56 )
Nama resmi : ACIDUM SALICYLICUM
Nama lain : Asam salisilat
RM/BM : C7H6O3/138,12
Pemerian : Hablur ringan tidak berwarna atau serbuk
berwarna putih; hamir tidak berbau; rasa agak
manis dan tajam.
Kelarutan : larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian
etanol (95%) P; mudah larut dalam kloroform
P dan dalam eter P; larut dalam larutan
ammonium asetat P, dinatrium hidrogenfosfat
P. kalium sitrat P, dan natrium sitrat P.

Struktur :
3. Asam sulfat (Dirjen POM 1979 : 58)
Nama resm : ACIDUM SULFURICUM
Sinonim : Asam sulfat
RM/BM : H2SO4/98,07
Pemerian : Cairan kental seperti minyak, korosif, tidak
berwarna; jika ditambahkan kedalam air
menimbulkan panas.

Struktur :
4. Asam Nitrat (Dirjen POM, 1979 : 650)
Nama Resmi : Acidum Nitricum
Nama Lain : Asam Nitrat
RM / BM : HNO3/63,01
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau khas, rasa
asam tajam

LARAS APRILIA UMMU KHAERIAH


15020150107
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN BEDAK ASAM
SALISILAT SECARA GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, etanol dan
gliserol

Struktur :
5. Eter (Ditjen POM, 1979 : 672)
Nama Resmi : AETHER ANASTHETICUS
Nama Lain : Eter anastesi, efoksierana
RM/BM : C4H10O/74,12
Pemerian : Cairan transparan, tidak berwarna, bau khas,
rasa manis atau membakar,sangat mudah
terbakar.
Kelarutan : Larut dalam 10 bagian air, dapat bercampur
dengan etanol (95%) P dengan kloroform P,
minyak lemak, dan minyak atsiri.
Struktur : R-O-R
6. Fenol Merah (Dirjen POM, 1979: 704)
Nama resmI : FENOL SULFAKTALEIN
Nama lain : 4,4(3 2,1- Bensik Satiol 3-1 liter) Difenol
RM/ BM : C6 H14 O3/318,32
Pemerian : serbuk hablur bermacam-macam warna
merah tua sampai merah
Kelarutan : larut dalam air, mudah larut dalam kloroform
eter.

Struktur :
7. FeCl3 (Ditjen POM, 1979 : 659)
Nama Resmi : FERRI CHLORIDUM
Nama Lain : Besi (III) klorida
Rumus Molekul : FeCl3
Berat Molekul : 162,2
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur, hitam kehijauan,
bebas berwarna jingga dari garam hidrat yang
telah terpengaruh oleh kelembaban.

LARAS APRILIA UMMU KHAERIAH


15020150107
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN BEDAK ASAM
SALISILAT SECARA GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI
Kelarutan : Larut dalam air, larutan beropalesensi
berwarna jingga.

Struktur :
8. KOH - Etanolik
a. KOH (Dirjen POM, 1979 : 689)
Nama resmi : KALIUM HIDROKSIDA
Nama lain : Kalium Hidroksida
RM/BM : KOH/56,11
Kelarutan : Massa berbentuk batang pellet atau
bongkahan putih, sangat mudah meleleh
basah.
Pemerian : Larut dalam 1 bagian air, dalam 3 bagian
etanol (95%) P, sangat mudah larut dalam
etanol mutlak P mendidih.
Struktur : K-OH
b. Etanol (Dirjen POM : 65)
Nama resmi : AETHANOLUM
Nama lain : Alkohol, etanol, ethyl alkohol
RM/BM : C6H6OH/46,07
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam
kloroform P dan dalam eter P.
Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah
menguap dan mudah bergerak; bau khas rasa
panas, mudah terbakar dan memberikan
nyala biru yang tidak berasap.

Struktur :
9. Metanol (dirjen POM, 1979 :706)
Nama Resmi : METANOLUM
Nama Lain : Methanol
RM/BM : CH2OH/0,796-0,798
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau khas

LARAS APRILIA UMMU KHAERIAH


15020150107
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN BEDAK ASAM
SALISILAT SECARA GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air

Strukrur :
10. Natrium Hidroksida (Dirjen POM, 1979 : 412)
Nama resmi : NATRII HIDROCIDUM
Nama lain : Natrium Hidroksida
RM/BM : Na(OH)/ 40
Pemerian : Bentuk batang massa hablur air keping-
keping, keras dan rapuh dan menunjukkan
susunan hablur putih mudah meleleh basa
sangat katalis dan korosif segera menyerap
karbondioksida.
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air
Struktur : Na OH
2.3 Prosedur kerja (Anonim, 2017 hal 10-12)
1. Identifikasi Asam Salisilat
Sampel salep sebanyak 1 gram diekstraksi dengan 30 mL
petroleum eter lalu dipanaskan dalam penangas air sampai
melebur sempurna. Fasa petroleum eter diperoleh dengan cara
menuangkan. Selanjutnya di ekatraksi dengan NaOH 3 N
sebanyak 3 kali. Fasa NaOH yang diperoleh diasamkan dengan
H2SO4 N dikocok kuat-kuat lalu diekstraksi sebanyak 3 kali dengan
20 mL eter. Terakhir diekstraksi dengan 20 mL kloroform. Fasa
eter diuapkan pelarutnya sampai kering.
2. Penetapan Kadar Asam Salisilat secara Volumetri
Lakukan penetapan kadar sampel dengan menimbang
sediaan salep setara dengan 3 gram asam salisilat. Ekstrak kering
sampel dilarutkan dalam 15 mL etanol (95%) P hangat yang telah
dinetralkan terhadap larutan merah fenol P, tambahkan 20 Ml
aquades. Titrasi dengan larutan baku NaOH 0,5 N menggunakan
indikator merah fenol P. Setiap 1 mL NaOH 0,5 setara dengan
69,06 mg C7H6O3

LARAS APRILIA UMMU KHAERIAH


15020150107
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN BEDAK ASAM
SALISILAT SECARA GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI
3. Penetapan Kadar Asam Salisilat secara Spektrofotometri
Timbang seksama 100,0 mg asam salisilat murni, masukkan
dalam labu ukur 100 mL encerkan dengan larutan NaOH 0,1 N
sampai tanda. Pipet masing-masing 1 mL, 2 mL, 3 mL, 4 mL, dan
5 mL larutan dan encerkan dalam labu ukur 50 mL dengan larutan
NaOH 0,1 N, maka diperoleh larutan baku dengan konsetrasi 20,
40, 60, 80, dan 100 ppm. Ambil larutan 60 ppm dan ukur panjang
gelombang maksimum asam salisilat. Ukur larutan baku point (2)
pada panjang gelombang maksimum dan hitung persamaan garis
lurusnya. Timbang sediaan salep (BS) berupa ekstraksi kering
yang setara dengan 60 ppm asam salisilat setelah dilakukan
pengenceran (volume ekstrak VE) dengan larutan NaOH 0,1 N
dalam labu ukur. Ukur larutan sampel pada panjang gelombang
maksimum dan tentukan nilai absorbansinya (ulangi perlakuan 6,
sebanyak 3 kali). Hitunglah kadar asam salisilat dalam sediaan
salep.

LARAS APRILIA UMMU KHAERIAH


15020150107
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN BEDAK ASAM
SALISILAT SECARA GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI
BAB 3 METODE KERJA

3.1 Alat Praktikum


Alat praktikum yang digunakan adalah Corong pisah, Erlenmeyer,
Gelas ukur, Gelas beker, Kertas saring, Labu takar, Pipet volume,
Pipet tetes, penangas air, Spektrofotometer, Statif, Timbangan
analitik.
3.2 Bahan Praktikum
Bahan praktikum yang digunakan adalah Aseton,Bahan obat murni
asam salisilat, eter, HNO3 pekat, H2SO4 3 N, Indikator merah fenol P.
KOH-etanol 0,1 N, Kloroform, Larutan NaOH 3 N, Larutan baku NaOH
0,1 N, Larutan NaOH 0,5 N, Metanol, Pereaksi FeCl3, Pereaksi folin-
ciocalteu, Petroleum eter,
3.3 Cara kerja
1. Identifikasi asam salisilat
a. Disiapkan alat dan bahan, sampel dimasukkan ke dalam
tabung reaksi dan diberi 1 ml aquadest dan secukupnya Fecl3
b. Disiapkan alat dan bahan kemudian sampel dimasukkan ke
dalam tabung reaksi pereaksi folin ciocelteu
2. Penetapan kadar volumetri
a. Ditimbang 1 gram sampel
b. Kemudian dilarutkan 15 mL etanol netral 95%
c. Ditambahkan 6,6 ml aquadest
d. Ditambahkan 3 tetes indikator fenol merah
e. Dititrasi dengan NaOH 0,5 N
3. Penetapan kadar secara spektrometri
1. Ditimbang 50 mg as. Salisilat murni dan masukkan dalam labu
ukur 50 ml dan encerkan dengan NaOH 0,1 N
2. Dipipet masing masing 0,05 ml , 0,015 ml , 0,1 ml , 0,25 ml
kemudian diencerkan dengan NaOH 0,1 N dan diperoleh
konsentrasi 10 ppm, 15 ppm, 20 ppm, 25 ppm
3. Diambil larutan 15 ppm dan diukur panjang gelombang maks

LARAS APRILIA UMMU KHAERIAH


15020150107
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN BEDAK ASAM
SALISILAT SECARA GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI
4. Diukur larutan baku pada panjang gelombang maks dan
dihitung persamaan garis lurus
5. Ditimbang sampel 5 gram
6. Kemudian dilarutkan dengan NaOH 0,1 N
7. Disaring
8. Dimasukkan dalam labu ukur 5 ml dan dicukupkan volumenya
9. Dipipet 2,5 larutan tadi
10. Kemudian dimasukkan dalam labu ukur 5 ml dan diencerkan
dengan NaOH 0,1 sampai batas tanda
11. Diukur panjang gelombang maks dan nilai absorbannya
12. Dihitung kadar asam salisilat

LARAS APRILIA UMMU KHAERIAH


15020150107
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN BEDAK ASAM
SALISILAT SECARA GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
1. Identifikasi asam salisilat
No Sampel Pereaksi hasil

1 Salicyl FeCl3 -
Folin -
2 Nellco FeCl3 -
Folin +

3 Salicyl kimia FeCl3 -


farma Folin +

4 Herocin FeCl3 -

Folin +

2. Penentuan kadar secara volumetri


% kadar = (N x V ) NaOH x B. Setara asam salisilat x 100%
Berat sampel
= (0,5921 x 7 ml ) x 64,09 mg x 100%
1074 mg
= 286,232 x 100%
1074 mg
= 26,651 %
Pembahasan
Berdasarkan defenisinya bahwa bedak salycin adalah suatu
sediaan farmasi berbentuk sepadatan halus digunakan pada bagian
luar tubuh manusia. Nah, bedak salycin ini dapat digunakan pada
bagian kulit yang mengalami masalah. Kulit merupakan bagian terluar
dari tubuh yang sensitive jadi didalam salep kandungan bahan
haruslah aman terhadap kulit.

LARAS APRILIA UMMU KHAERIAH


15020150107
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN BEDAK ASAM
SALISILAT SECARA GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI
Didalam bedak salycin terkandung asam salisilat, untuk
mengetahui kandungan dari bedak salycin dan kadar asam salisilat
perlu dilakukan identifikasi dan penentuan kadar dari sediaan bedak
salycin yang mengandung asam salisilat secara molumetri an secara
spektrofotometri. Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah adalah
untuk mengetahui kadar pada sediaan salep yang mengandung asam
salisilat secara volumetri dan spektrofotometri.
Dalam praktikum ini terdapat tiga jenis percobaan dengan sampel
yang berbeda dari masing masing kelompok yang ada. Percobaan
yang dilakukan adalah identifikasi asam salisilat, penetapan kadar
asam salisilat secara volumetri dan penetapan kadar asam salisilat
secara spektrofotometri.
Setelah dilakukan percobaan didapat hasil yaitu sampel nollce + 1
mL air + 1 tetes FeCl3 hasilnya negative (-),sampel nollceb + Folin-
Ciocalteu hasilnya (+)). Pada penetapan kadar secara volumetri hasil
yang diperoleh 26,651%.

LARAS APRILIA UMMU KHAERIAH


15020150107
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN BEDAK ASAM
SALISILAT SECARA GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa pada identifikasi asam salisilat didapatkan hasil,
yaitu pada semua sampel mengandung asam salisilat kadar asam
salisilat sebanyak 6,84%. Menurut Farmakope Indonesia menyatakan
bahwa, asam salisilat mengandung tidak kurang dari 26,651%.
sedangkan hasil percobaan ini kurang dari itu sehingga hasil yang
didapat tidak memenuhi syarat dari literatur.
5.2 Saran
Sebaiknya dalam proses pratikum asisten selu mendampingi dan
oratikan lebih teliti dalam hal pengerjaan agar mendapatkan hasil
yang sesuai atau tepat.

LARAS APRILIA UMMU KHAERIAH


15020150107
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN BEDAK ASAM
SALISILAT SECARA GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2017, Penuntun Praktikum Analisis Farmasi, Fakultas Farmasi


UMI, Makassar.

Depkes RI, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Dirjen POM : Jakarta.

Clarke, 2005, E.G.C. Prof, Clarkes Analysis of Drugs and


poisons.Pharmaceutical Press

Ditjen POM, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Depkes RI : Jakarta.

Khopkar, S.M 2008, Konsep Dasar Kimia Analitik, Universitas Indonesia:


Jakarta

Rohman, abdul, Ibnu Gholib Ganjar, 2012, Kimia Farmasi Analisis,


Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Suharno. 1989. Ilmu Kimia Analitik. Surabaya: Departemen Kesehatan


Republik Indonesia

Mursyidi, 2006. Pengantar Kimia Farmasi Analisis Volumetri dan


Gravimetri. Yogyakarta: Yayasan Farmasi Indonesia bekerjasama
Pustaka Pelajar (69-76)

LARAS APRILIA UMMU KHAERIAH


15020150107
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN BEDAK ASAM
SALISILAT SECARA GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI
LAMPIRAN

Lampiran 1 uraian sampel

Bedak nellco

Kegunaan
Meringankan gatal-gatal pada kulit karena biang keringat dan
sengatan sinar matahari.
Kemasan
Botol 60 gram bedak
Principal
Nellco Indopharma
Cara Kerja Obat:
Asam Salisilat merupakan bakteriostatik, fungisida, keratolitik,
terutama untuk pemakaian luar.
Indikasi:
Bedak tabur untuk gatal-gatal pada kulit karena biang keringat atau
gangguan kulit lain yang bukan infeksi.
Cara Pemakaian:
Bedak ini ditaburkan dan digosokkan rata pada bagian kulit yang
gatal.
Peringatan dan Perhatian:
a. Jangan digunakan pada anak-anak di bawah usia 2 tahun
b. Jangan digunakan secara luas pada tubuh
c. Jangan digunakan untuk waktu yang lama
Efek Samping:
Kulit kering, iritasi kulit

LARAS APRILIA UMMU KHAERIAH


15020150107
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN BEDAK ASAM
SALISILAT SECARA GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI

Lampiran.2 Cara Kerja


1. Identifikasi asam salisilat
(1) Sampel ditambahkan 1,0 mL air

lalu ditambah 1 tetes FeCl3 terjadi warna biru violet

(2) Sampel ditambahkan pereaksi Folin-Ciocalteu

menghasilkan warna biru


2. Penetapan kadar asam salisilat secara volumetri
menimbang sediaan salep setara 3 gram asam salisilat

Dilarutkan dalam 15 mL etanol (95%) P hangat yang telah

dinetralkan terhadap larutan merah fenol P,

ditambakan 20 mL aquades

Dititrasi dengan larutan baku NaOH 0,5 N menggunakan indicator


merah fenol P

Disetiap 1 mL NaOH 0,5 N setara dengan 69,08 mg C7H6O3


3. Penetapan kadar asam salisilat secara spektrofotometri
Ditimbang seksama 100,0 mg asam salisilat murni

masukkan dalam labu ukur 100 mL encerkan dengan larutan NaOH


0,1 N sampai tanda

Dipipet masing-masing 1 mL, 2 mL, 3 mL, 4 mL dan 5 mL larutan

LARAS APRILIA UMMU KHAERIAH


15020150107
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN BEDAK ASAM
SALISILAT SECARA GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI
diencerkan dalam labu ukur 50 mL dengan larutan NaOH 0,1 N,

akan diperoleh larutan baku dengan konsentrasi 200, 400, 600, 800
dan 1000 ppm.

Diambil larutan 600 ppm dan ukur panjang gelombang maksimum


asam salisilat

Diukur tiap larutan baku pada panjang gelombang maksimum dan


hitung persamaan garis lurusnya

Ditimbang sediaan bedak (BS) berupa ekstraksi kering setara dengan


nilai 600 ppm asam salisilat setelah diencerkan dengan larutan NaOH
0,1 N dalam labu ukur

Diukur larutan sampel pada panjang gelombang maksimum dan


tentukan nilai absorbansinya

Hitunglah kadar asam salisilat dalam sediaan bedak

LARAS APRILIA UMMU KHAERIAH


15020150107
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN BEDAK ASAM
SALISILAT SECARA GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI

Lampiran 3 gambar
Identifikasi asam salisilat

Penetapan kadar secara volumetri

Sebelum titrasi setelah dititasi

LARAS APRILIA UMMU KHAERIAH


15020150107

Anda mungkin juga menyukai