Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KIMIA ANALISIS

“Analisis Kuantitatif Metode Volumetrik (Argentometri)”

DISUSUN OLEH :

Nama : Tiara Sophia Ananda


NIM : 2111102415047
Kelas :B
Dosen pengampu : Apt Wirnawati, S. Farm., M.Si

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2022

BAB I
PENDAHULUAN
A. Judul Praktikum
Analisis Kuantitatif Metode Volumetrik (Argentometri)

B. Tujuan Praktikum
Mengetahui mengidentifikasi dan menentukan kadar garam halida dan
senyawa lainnya yang membentuk endapan dengan perak nitrat pada
sampel

C. Latar Belakang

Dalam kimia analisis kuantitatif dikenal suatu cara untuk menentukan ian
(Kation atau anion) tertentu dengan menggunakan pereaksi selektif dan
spesifik. Pereaksi Selektif adalah pereaksi yang memberikan reaksi tertentu
untuk satu jenis katon atau anion tertentu. Dengan mengunakan pereaksi-
pereaksi ini maka akan terlihat endapan perubahan warna serta bau dan
timbul nya gas (Yayat Sudrajat, 2016)

Titrasi Pengendapan atau argentometri, titrasi yang melibatkan


pembentukan endapan dari garam yang tidak mudah larut antara titran dan
analitik hal pertama yang diperlukan dari titrasi jenis ini adalah pencapaian
keseimbang atau pembentukan yang cepat setiap kali titran ditambahkan
pada analit, tidak adanya interferensi yang mengganggu titrasi, dan titik akhir
titrasi yang mudah diamati (Yulandari, 2018)

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan


berdasarkan indikator vane digunakan pada penentuan hasil akhir titrasi,
antara lain: metode Mohr, metode Volhard, metode Fajans (Harizul, 2013).

Prinsip reaksi dalam titrasi argentometri adalah titrasi dengan AgNO3


Sebagai hitran dan terbentuk endapan stabil yang tidak larut hasil reaksi
dengan Ag titrasi argentometri juga termasuk didalam titrasi presipitesi atau
pengendapan (Era Syafitri, 2018)

Ada beberapa jenis metode dalam titrasi argentometri, yaitu:


1) Metode Mohr
Biasanya digunakan untuk menitrasi ion Halida Seperti NaCl dengan
AgNO3 Sebagai titran dan K2 cro4 Sebagai indikator. Titik akhir titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklat perubahan tersebut terjadi karena timbulnya Ag ₂ CrO4, Saat
hampir mencapai titik ekivalen, Senyawa ion Cl- hampir berkatan menjadi
AgC. Larutan Standar yang di gunakan dalam metode ini, yaitu AgNO3
memiliki normalitas 0,1 N atau 0,5N.

Indikator menyebabkan terjadinya reaksi pada titik akhir dengan titran


sehingga terbentuk endapan yang berwarna merah-bata, yang menunjukkan
titik akhir Karena warnanya berbeda dari wama endapan amalat dengan Ag+
(Harizul, 2013)

Kegunaan metode Mohr yaitu untuk penetapan kadar klorida atau


bromida. prinsip penetapan nya larutan klorida atau bromida dalam suasana
netral atau agak alkalis di fitrasi dengan larutan perak kronat (Anonim, 2015)

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan metode Mohr adalah :


a. Ph larutan
b. Tidak boleh mengandung ion berwama dominan (Cu²+ baru, Ni 2+
merah, CO₂+ merah)
c. Adanya ion lain dalam larutan (tidak boleh mengandung ion yang
bereaksi dengan Ag+)
d. KSP Ag Kromat akan meningkat dengan bertambahnya suhu.
e. Konsentrasi indikator (ion kromat) harus sesuai agar tidak mengendap
terlebih dahulu, konsentrasi yang biasa digunakan 5% (Hamita,
2017)

2) Metode Volhard
Metode volhard menggunakan NH SCN atau KSCN sebagai triran
dan larutan Fe 3+ sebagai indikator. Sampai dengan titik ekivalen harus
terjadi reaksi antara titran dan As, membentuk endapan Putih.

Konsentrasi indikator dalam titrasi pola juga tidak boleh


sembarangan karena titrasi bereaksi dengan titran maupun dengan
indikator sehingga kedua reaksi Itu saling mempengaruhi.

Penerapan terpenting cara Volhard ialah untuk penentuan secara


tidak langsung ion-ion halogenida perak nitrat standar berlebih yang
diketahui jumlahnya ditambahkan sebagai contoh, dan belebihannya
ditentukan dengan titrasi kembali dengan tiosionat

baku titik keadaan larutan yang harus asam sebagai syarat titrasi
volhard merupakan keuntungan dibandingkan dengan cara-cara lain
penentuan ion halogenida karena ion karbonat, oksalat, dan arsenat
tidak mengganggu sebab garamnya larut dalam keadaan asam (Harizu,
2013)

Kegunaannya untuk menetapkan kadar perak atau garamnya.


Penetapan kadar halida (CI, Br, I) prinsip penetapan tadar perak
ditetapkan dengan cara titrasi langsung larutan standarnya larutan
tiostanal KCSN atau NH⁴CNS. Indikator menggunaka best (III) amonium
sulfat. Titik akhir titrasinya terbentuk kompleks besi (III) tiosanat Fa
(CNS) 2+ yang larut, bewarna merah.

Peaksinya Ag+ + NH4 CNS →→ Ag CNS endapan putih) + NH4+


Jika Ag+ Sudah habis, maka kelebihan 1 tetes NH, CNS + Fe 2+ →→ Fe
(CNS)2+ + NH4+ (Anonim, 2015)

3) Metode Fajans
Dalam titrasi fajans digunakan indikator adsorpsi ialah zat yang dapat
di serap pada permukaan endapan (di adsorpsi) dan menyebabkan
timbulnya warna. Penyerapan ini dapat diatur agar terjadi pada titik
ekivalen, antara lain dengan memilih macam indikator yang dipakai dan
pH. Sebagai contoh marilah kita gunakan titrasi ion klorida dengan
larutan standar Ag+. Dimana hasil reaksi dari kedua zat tersebut adalah:
Ag+ (aq) (Anonim, 2015) + Cr(aq) 4 Ag Cl(s) (endapan Putih)
BAB II
METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


 Alat:
1) Erlenmeyer 250ml
2) Beaker glass
3) Buret
4) Klem dan statif
5) Gelas ukur corong kaca

 Bahan:
1) Garam dapur
2) Aquadest
3) Kalium kromat
4) AgNO3

B. Cara Kerja
1. Prosedur penetapan kadar Cl dalam garam dapur
a. Ditimbang dengan seksama sampel garam dapur 100mg
b. Masukkan ke dalam erlenmeyer
c. Dilarutkan dalam 30ml aquadest
d. Tambahkan 1 ml indikator kalium kromat 5%
e. Titrasi dengan AgNO₃-
f. TAT berupa endapan berwarna coklat merah
Rumus penetapan kadar:
Kadar Cl(%)
= ×100%

2. Standarisasi larutan AgNO₃ metode mohr


a. Disiapkan larutan NaCl 0,1000 N sebanyak 1.000ml dengan cara
melarutkan 5,89 gram NaCl yang telah dikeringkan dalam oven
110°C selama 1 jam dengan aquadest menggunakan labu ukur
1.000ml
b. Disiapkan larutan AgNO₃ 0,1000N sebanyak 500ml dengan cara
melarutkan 9,00 gram AgNO₃- dengan aquadest menggunakan labu
ukur 500ml
c. Diambil 25,00 ml NaCl dengan pipet volume, tuangkan ke dalam
erlenmeyer 250ml, tambahkan 1,0 ml larutan K ₂CrO ₄ 2% sebagai
indikator
d. Dititrasi dengan larutan AgNO₃- yang telah disiapkan sampai
pertama kali terbentuk warna merah bata
e. Percobaan diulang 3 kali

3. Penentuan kadar NaCl dalam garam dapur


a. Dilarutkan 100,00 mg garam dapur dengan aquadest 30ml
b. Kemudian ditambahkan 1.0ml larutan indikator K ₂CrO ₄ 2%
c. Dititrasi dengan larutan standar AgNO₃ sampai terbentuk warna
merah bata
d. Percobaan diulang sebanyak 3 kali
e. Hitung kadar Cl dalam garam dapur
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengulangan Vol. Titrasi AgNO₃


1 7,3ml
2 7,4ml
3 8,1ml

Ket:
mgNaCl : 100mg
mrNaCl : 58,5
ArCl :35,5

 Pengulangan 1
N =
N ==
N = 0,23
Kadar Cl% = ×100%
= ×100%
= 59,60%

 Pengulangan 2
N =
N ==
N = 0,23
Kadar Cl% = ×100%
= ×100%
= 60,42%

 Pengulangan 3
N =
N ==
N = 0,21
Kadar Cl% = ×100%
= ×100%
= 60,38%

 Rata-rata kadar Cl%:


R =
R =
R = 60,13

BAB IV
PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini, didapatkan hasil pengamatan dimana volume titran
dari sampel 1, 2, dan 3 secara berurutan adalah pengulangan 1 (7.3 ml) di
dapatkan kadar CI 59,60%, pengulangan 2 (7,4 ml) di dapatkan kadar CI
60,42%, dan pengulgan 3 (8,1 ml) dengan kadar CI 60,38% serta di dapatkan
total hasil rata-rata kadar 60,13%

Larutan AgNO dan larutan NaCl pada awalnya masing masing merupakan
larutan yang jernih dan tidak berwarna. Ketika NaCl ditambahkan dengan
aquadest larutan tetap jernih dan tidak berwarna dan aquadest tersebut larut
dalam larutan. Penambahan aquadest ini dimaksudkan agar pH larutan tidak
terlalu asam ataupun terlalu basa. Setelah ditambahkan indikator K CrO4,
larutan kemudian berubah warna menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4yang
ditambahkan.

Setelah dititrasi dengan AgNO3, awalnya terbentuk endapan berwarna putih


yang merupakan AgCl. Ketika NaCl sudah habis bereaksi dengan AgNO3,
sementara jumlah AgNO3 masih ada, maka AgNO3 kemudian bereaksi dengan
indikator K2CrO4, membentuk endapan Ag2CrO4 yang berwarna merah keruh.
Endapan tersebut adalah endapan AgCI. Setelah semua ion Cl mengendap
dengan sempurna, kelebihan 1-2 tetes larutan AgNO3 akan bereaksi dengan ion
kromat membentuk endapan perak kromat yang berwarna merah.
Reaksi yang terjadi dapat digambarkan sebagai berikut:

Ag+ CI- → AgCl (putih)


2 Ag+ CrO4₂- → Ag2CrO4 (merah keruh)

Untuk dapat melakukan titrasi dengan baik, maka ada beberapa hal yang
harus diperhatikan yaitu pH larutan, dimana pH larutan harus dalam suasana
netral atau basa lemah (pH = 6-8).

Metode yang digunakan pada praktikum kali ini adalah metode Mohr, yaitu
metode titrasi untuk menentukan kadar zat dalam suatu larutan yang dilakukan
dengan pembentukan endapan bersama ion Ag. Prinsip kerja penentuan
konsentrasi NaCl dengan menggunakan metode Mohr adalah mentitrasi ion
klorida yang terdapat pada NaCl dengan menggunakan larutan AgNO3 dengan
menggunakan K2CrO, sebagai indikator

Dalam titrasi ada hal yang harus diperhatikan agar berhasil dan lancar salah
satunya dengan memperhatikan syarat. Syarat untuk melakukan titrasi adalah:
1) Reaksi kimia anatar analit dan titran diketahui dengan pasti Analit disini
berarti larutan baku primer yaitu yang berada pada erlenmeyer
sedangkan titran adalah zat yang ada pada buret.
2) Reaksi harus berlangsung dengan cepat.Ini karena jika lama akan
mempengaruhi hasil titrasi.
3) Harus ada yang menandakan/mengindikasikan bahwa reaksi antara
analit dan titran sudah mencapai titik ekivalen secara Stoikiometri.
4) Tidak ada hal yang mengganggu.
5) Reaksi antara analit dan titran harus memiliki kesetimbangan jauh ke
arah kanan dan memastikan titik akhir titrasi bisa diamati.
6) Temperatur atau suhu
7) Ph dan aktivitas ion
8) Pemilihan pelarut
9) Hidrolisi dan Hidroaksi logam
10) Pembentukan senyawa kompleks

Adapun kegagalan dalam melakukan praktikum diantaranya:


1. Kesalahan dalam mengamati perubahan warna indikator
2. Kesalahan dalam menentukan titik akhir titrasi dan titik ekuivalen
3. Kesalahan praktikan dalam mencampurkan atau menggabungkan
larutan maupun melihat skala ukuran yang digunakan
4. Kesalahan dalam memilih alat dan bahan, yaitu alat dan bahan yang
digunakan tidak layak atau tidak semestinya digunakan dalam percobaan
tersebut.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada praktikum analisis kuantitatif metode volumtrik (Argentometri) atau


biasa disebut titrasi pengendapan dengan larutan standar nya AgNO3 yang
dibagi atas 3.yaitu metode Mohr,metode Volhard dan metode Fajans,dan
pada praktikum kali ini ini metode yang digunakan adalah metode Mohr yang
bertujuan untuk menetapkan kadar klorida dan bromide

B. Saran
Diharapkan kepada praktikum agar lebih berhati-hati saat melakukan
praktikum, terutama dalam pengambilan alat-alat kimia yang bersifat mudah
pecah. Dan juga saat melakukan penambahan indicator supaya terhindar
penitrasiannya,sehingga tidak kesalahan dari kesalahan. akan terjadi
kekeliruan dalam pemakaian zat menimbulkan bahaya dalam dan atau
bahan yang dapat menimbulkan bahaya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2015. Penuntun Praktikum Kimia analisis, Makassar: FF UMI

Eka Syafitri, 2018. KTI Analisis Kuantitatif Kandungan Klorin pada Pembalut
wanita yang dijual di pasar Sukaramai Medan secara Argentometri: Medan

Harmita, 2017. Penetapan Kadar Bahan Baku Obat dan Sediaan. Farmasi
Jakarta Buku Kedokteran

Rifal, Harrizul, 2013. Asas Pemeriksaan Kimia Padang UI Press


Yayat Sudrajat, 2016. Kimia Dasar, Modul Bahan Ajar Cetak Farmasi:
Jakarta

Vheny Yulandari 2018. Laporan Argentometri (KAF)

Anda mungkin juga menyukai