DISUSUN OLEH :
BAB I
PENDAHULUAN
A. Judul Praktikum
Analisis Kuantitatif Metode Volumetrik (Argentometri)
B. Tujuan Praktikum
Mengetahui mengidentifikasi dan menentukan kadar garam halida dan
senyawa lainnya yang membentuk endapan dengan perak nitrat pada
sampel
C. Latar Belakang
Dalam kimia analisis kuantitatif dikenal suatu cara untuk menentukan ian
(Kation atau anion) tertentu dengan menggunakan pereaksi selektif dan
spesifik. Pereaksi Selektif adalah pereaksi yang memberikan reaksi tertentu
untuk satu jenis katon atau anion tertentu. Dengan mengunakan pereaksi-
pereaksi ini maka akan terlihat endapan perubahan warna serta bau dan
timbul nya gas (Yayat Sudrajat, 2016)
2) Metode Volhard
Metode volhard menggunakan NH SCN atau KSCN sebagai triran
dan larutan Fe 3+ sebagai indikator. Sampai dengan titik ekivalen harus
terjadi reaksi antara titran dan As, membentuk endapan Putih.
baku titik keadaan larutan yang harus asam sebagai syarat titrasi
volhard merupakan keuntungan dibandingkan dengan cara-cara lain
penentuan ion halogenida karena ion karbonat, oksalat, dan arsenat
tidak mengganggu sebab garamnya larut dalam keadaan asam (Harizu,
2013)
3) Metode Fajans
Dalam titrasi fajans digunakan indikator adsorpsi ialah zat yang dapat
di serap pada permukaan endapan (di adsorpsi) dan menyebabkan
timbulnya warna. Penyerapan ini dapat diatur agar terjadi pada titik
ekivalen, antara lain dengan memilih macam indikator yang dipakai dan
pH. Sebagai contoh marilah kita gunakan titrasi ion klorida dengan
larutan standar Ag+. Dimana hasil reaksi dari kedua zat tersebut adalah:
Ag+ (aq) (Anonim, 2015) + Cr(aq) 4 Ag Cl(s) (endapan Putih)
BAB II
METODE PRAKTIKUM
Bahan:
1) Garam dapur
2) Aquadest
3) Kalium kromat
4) AgNO3
B. Cara Kerja
1. Prosedur penetapan kadar Cl dalam garam dapur
a. Ditimbang dengan seksama sampel garam dapur 100mg
b. Masukkan ke dalam erlenmeyer
c. Dilarutkan dalam 30ml aquadest
d. Tambahkan 1 ml indikator kalium kromat 5%
e. Titrasi dengan AgNO₃-
f. TAT berupa endapan berwarna coklat merah
Rumus penetapan kadar:
Kadar Cl(%)
= ×100%
Ket:
mgNaCl : 100mg
mrNaCl : 58,5
ArCl :35,5
Pengulangan 1
N =
N ==
N = 0,23
Kadar Cl% = ×100%
= ×100%
= 59,60%
Pengulangan 2
N =
N ==
N = 0,23
Kadar Cl% = ×100%
= ×100%
= 60,42%
Pengulangan 3
N =
N ==
N = 0,21
Kadar Cl% = ×100%
= ×100%
= 60,38%
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, didapatkan hasil pengamatan dimana volume titran
dari sampel 1, 2, dan 3 secara berurutan adalah pengulangan 1 (7.3 ml) di
dapatkan kadar CI 59,60%, pengulangan 2 (7,4 ml) di dapatkan kadar CI
60,42%, dan pengulgan 3 (8,1 ml) dengan kadar CI 60,38% serta di dapatkan
total hasil rata-rata kadar 60,13%
Larutan AgNO dan larutan NaCl pada awalnya masing masing merupakan
larutan yang jernih dan tidak berwarna. Ketika NaCl ditambahkan dengan
aquadest larutan tetap jernih dan tidak berwarna dan aquadest tersebut larut
dalam larutan. Penambahan aquadest ini dimaksudkan agar pH larutan tidak
terlalu asam ataupun terlalu basa. Setelah ditambahkan indikator K CrO4,
larutan kemudian berubah warna menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4yang
ditambahkan.
Untuk dapat melakukan titrasi dengan baik, maka ada beberapa hal yang
harus diperhatikan yaitu pH larutan, dimana pH larutan harus dalam suasana
netral atau basa lemah (pH = 6-8).
Metode yang digunakan pada praktikum kali ini adalah metode Mohr, yaitu
metode titrasi untuk menentukan kadar zat dalam suatu larutan yang dilakukan
dengan pembentukan endapan bersama ion Ag. Prinsip kerja penentuan
konsentrasi NaCl dengan menggunakan metode Mohr adalah mentitrasi ion
klorida yang terdapat pada NaCl dengan menggunakan larutan AgNO3 dengan
menggunakan K2CrO, sebagai indikator
Dalam titrasi ada hal yang harus diperhatikan agar berhasil dan lancar salah
satunya dengan memperhatikan syarat. Syarat untuk melakukan titrasi adalah:
1) Reaksi kimia anatar analit dan titran diketahui dengan pasti Analit disini
berarti larutan baku primer yaitu yang berada pada erlenmeyer
sedangkan titran adalah zat yang ada pada buret.
2) Reaksi harus berlangsung dengan cepat.Ini karena jika lama akan
mempengaruhi hasil titrasi.
3) Harus ada yang menandakan/mengindikasikan bahwa reaksi antara
analit dan titran sudah mencapai titik ekivalen secara Stoikiometri.
4) Tidak ada hal yang mengganggu.
5) Reaksi antara analit dan titran harus memiliki kesetimbangan jauh ke
arah kanan dan memastikan titik akhir titrasi bisa diamati.
6) Temperatur atau suhu
7) Ph dan aktivitas ion
8) Pemilihan pelarut
9) Hidrolisi dan Hidroaksi logam
10) Pembentukan senyawa kompleks
A. Kesimpulan
B. Saran
Diharapkan kepada praktikum agar lebih berhati-hati saat melakukan
praktikum, terutama dalam pengambilan alat-alat kimia yang bersifat mudah
pecah. Dan juga saat melakukan penambahan indicator supaya terhindar
penitrasiannya,sehingga tidak kesalahan dari kesalahan. akan terjadi
kekeliruan dalam pemakaian zat menimbulkan bahaya dalam dan atau
bahan yang dapat menimbulkan bahaya.
DAFTAR PUSTAKA
Eka Syafitri, 2018. KTI Analisis Kuantitatif Kandungan Klorin pada Pembalut
wanita yang dijual di pasar Sukaramai Medan secara Argentometri: Medan
Harmita, 2017. Penetapan Kadar Bahan Baku Obat dan Sediaan. Farmasi
Jakarta Buku Kedokteran