Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR

PERCOBAAN VIII
TITRASI ARGENTOMETRI

Nama : Fakhira Khairana


NIM : 180604016
Kelompok : Empat (IV)
Dosen Pengampu : Yulida Amri, S.Pd., M.PKim.
Asisten : Irwan Saputra Harahap

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAMUDRA
LANGSA
2019
TITRASI ARGENTOMETRI

1. TUJUAN
Mampu mengidentifikasi zat dalam suatu sampel serta menetapkan
kadarnya menggunakan prinsip reaksi argentometri

2. METODE PRAKTIKUM
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Labu ukur, batang
pengaduk, Erlenmeyer, gelas kimia, corong, buret, statip dan klem..
Bahan-bahan yang digunakan adalah AgNO3, kalium kromat, ammonium
tiosianat, asam nitrat pekat, ammonia encer, larutan KI, asam asetat 6%,
indicator eosin

Prosedur Kerja

1. Analisis Ion Kalium Na dalam NaCl


– Dipipet 10 mL larutan sampel.
– Ditambahkan 10 mL air.
– Dititrasi dengan larutan baku AgNO3 0.1 N dengan menggunakan
indicator kalium kromat 1 mL hingga pertama kali terbentuk
endapan merah dalam latar belakang endapan putih.
– Dicatat hasilnya.
– Diulangi sampai 3 kali
2. Analisis Ion Bromida (Br)
– Dipipet 5 mL larutan sampel.
– Ditambahkan 5 mL asam nitrat pekat.
– Ditambahkan 15 mL AgNO3 0.1 N.
– Dititrasi dengan ammonium tiosianat 0.1 N dengan menggunakan
indicator besi (III) ammonium sulfat.
– Dilakukan titrasi blanko.
– Dicatat perubahan yang terjadi!
– Diulangi sampai 3 kali
3. Analisis Ion Sianida (CN)
– Dipipet 5 mL larutan sampel.
– Ditambahkan 5 mL ammonia encer dan 1 tetes larutan KI.
– Dtitrasi dengan larutan baku AgNO3 0.1 N hingga terjadi
kekeruhan lemah yang mantap.
– Dicatat hasilnya!
– Diulangi sampai 3 kali
4. Analisis Ion Iodida (I)
– Ditimbang 150 mg larutan sampel.
– Dilarutkan dalam 25 mL air.
– Ditambahkan 1.5 mL asam asetat 6%.
– Dititrasi dengan AgNO3 0.1 N menggunakan 2 tetes indicator eosin
hingga warna endapan yang terbentuk menjadi merah.
– Dicatat hasilnya!
– Diulangi sampai 3 kali

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


No. Perlakuan Hasil Pengamatan

1. AgNO3 + NaCl  AgCl + NaNO3 Endapan berwarna


putih

2. 2 AgNO3 + K2CrO4  Ag2CrO4 + Endapan berwarna


2KNO3 merah bata

Perhitungan
Perhitungan Baku Sekunder AgNO3 0,1 N 50 Ml
Diketahui : Berat Molekul (BM) AgNO3 = 168,87
Normalitas (N) AgNO3 = 0,1 N
Volume (V) AgNO3 = 50 mL
Valensi AgNO3 = 1
Reaksi :
AgNO3(aq) Ag+ (aq) + NO3- (aq)
Ditanya : W AgNO3 = .......... gram ?
Dijawab :
W 1000
× ×valensi
N AgNO3 = BM V
W 1000
× ×1
0,1 = 168,87 50
W
×20
0,1 = 168 ,87
W
×20
168 ,87 = 0,1
20W = 0,1 × 168,87
16 , 887
W = 20
W = 0,844 gram
Perhitungan Kadar NaCl
AgNO3 + NaCl  AgCl + NaNO3
Diketahui : Volume (V) AgNO3 = 27 mL
M AgNO3 = 0,1 M
BE NaCl = 58,5 gram/mol
mL gram sampel/contoh = 0,12 gram
Ditanya : % NaCl = ....... % ?
Dijawab :
VAgNO3 ×MAgNO 3 ×BENaCl
% NaCl = mLgramsampel
27×0,1×58,5
= 0,12
157 , 95
= 0,12
= 1316,25 %

Pembahasan

Telah dilakukan percobaan berjudul titrasi argentometri dan diperoleh


hasil seperti yang sudah tertera diatas. Titrasi argentometri merupakan titrasi yang
melibatkan pembentukan endapan dari garam yang tidak mudah larut antara titran
dan analit. Setelah semua ion klorida dalam analit habis maka kelebihan ion perak
akan bereaksi dengan indikator. Indikator yang dipakai adalah ion K2CrO 4
dimana dengan indikator ini ion perak akan membentuk endapan. Endapan yang
dihasilkan berwarna merah kecoklatan. Perubahan warna yang terjadi disebabkan
karena adanya pemutusan ikatan-ikatan antar atom reaktan dan pembentukan
ikatan-ikatan baru yang membentuk produk. Indikator lain yang bisa dipakai
adalah tiosianida dan indikator adsorbs(Harjadi, 1990).

Pada percobaaan ini larutan NaCl ditambahkan dengan K2CrO 4


menghasilakan warna kuning, kemudian dititrasi untuk menganalisis ion Na +.
Reaksinya yaitu:

NaCl + K2CrO4 KCl + NaCrO4


Endapan dan perubahan warna terjadi karena adanya reaksi antara K 2CrO4
ditambahakan AgNO3. Titik ekuivalen ditandai pada saat ion Cl- tepat habis
bereaksi dengan ion Ag+, penambahan AgNO3 yang sedikit berlebih menyebabkan
ion Ag+ bereaksi dengan ion CrO42- dari indikator membentuk endapan putih
dengan warna larutan merah bata. Reaksinya yaitu:

K2CrO4 + AgNO3 K2NO3 + AgCrO4


Endapan terbentuk karena adanya senyawa baru yang telah bereaksi.
Endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang
bersangkutan ke larutan.

Pada percobaan ini indicator yang digunakan adalah K2CrO4 . Pada


dasarnya indicator pada titrasi berfungsi untuk menentukan titik ekuivalen ketika
dua larutan sudah mencapai netralisasi. Titrasi pengendapan merupakan titrasi
yang hasil reaksi titrasinya berupa endapan atau garam yang sukar larut. Prinsip
dasarnya ialah reaksi pengendapan yang cepat mencapai kesetimbangan pada
setiap penambahan titran, tidak ada pengotor yang mengganggu serta diperlukan
indikator untuk melihat titik akhir titrasi. Pada percobaan ini indicator yang
digunakan adalah K2CrO4 . Pada dasarnya indicator pada titrasi berfungsi untuk
menentukan titik ekuivalen ketika dua larutan sudah mencapai netralisasi
(Khopkar, 1990).

Pada titrasi argentometri, zat yang telah ditambahkan indikator dicampur


dengan larutan standar garam perak nitrat AgNO3. Dengan mengukur volume
larutan standar yang digunakan sehingga seluruh ion Ag + dapat tepat diendapkan,
kadar garam dalam larutan pemeriksaan dapat ditentukan. (Day, 1992).
Metode-metode pada titrasi argentometri:

1. Metode Mohr

Metode Mohr digunkan untuk penetapan kadar Klorida atau Bromida.


Prinsip penetapannya larutan klorida atau bromida dalam suasana netral atau agak
alkalis dititrasi dengan larutan perak nitrat menggunakan indikator kromat.
Apabila ion klorida atau bromida telah habis diendapkan oleh ion perak, maka ion
kromat akan bereaksi dengan ion perak membentuk endapan perak kromat yang
berwarna coklat merah sebagai titik akhir titrasi. Larutan standarnya yaitu larutan
perak nitrat menggunakan indikator larutan kalium kromat. Reaksinya:

NaCl + AgNO₃ AgCl (endapan) + NaNO₃

2. Metode Volhard

Metode ini digunkan untuk penetapan kadar perak atau garamnya,


penetapan kadar halida (Cl, Br, I). Prinsip penetapan kadar perak ditetapkan
dengan cara titrasi langsung. Larutan standarnya larutan tiosianat (KCSN atau
NH₄CNS). Indikator menggunakan besi (III) amonium sulfat. Titik akhir
titrasinya terbentuk kompleks besi (III) tiosianat Fe(CNS)² ⁺ yang larut, berwarna
merah. Reaksinya:

Ag⁺ + NH₄CNS AgCNS (endapan putih) + NH₄⁺


Jika Ag⁺ sudah habis, maka kelebihan 1 tetes NH₄CNS + Fe³ ⁺ Fe(CNS)²⁺ +
NH₄⁺

3. Metode Fajans

Prinsip nya yaitu pada titrasi Argentometri dengan metode Fajans ada dua
tahap untuk menerangkan titik akhir titrasi dengan indikator absorpsi (fluorescein)
(Harjadi, 1990).

Untuk dapat melakukan titrasi dengan baik, maka ada beberapa hal yang
harus diperhatikan yaitu pH larutan, dimana pH larutan harus dalam suasana
netral atau basa lemah (pH = 6 – 8). Hal tersebut harus dilakukan karena jika
berlangsung dalam suasana asam, maka konsentrasi ion CrO4 2- akan berkurang.
Kemudian jika titrasi dilakukan dalam suasana basa kuat, maka akan timbul suatu
endapan peroksida. Selain itu, titrasi juga harus dilakukan secara cepat dan
pengocokan harus dilakukan dengan kuat agar Ag+ tidak teroksidasi menjadi AgO
yang akan menyebabkan titik akhir titrasi menjadi sulit tercapai(Yusmita, 2017).

Dasar titrasi argentometri yang kami lakukan adalah pembentukan


endapan yang tidak mudah larut antara titran dengan analit. Sebagai contoh yang
banyak dipakai adalah titrasi penentuan NaCl dimana ion Ag + dari titran akan
bereaksi dengan ion Cl-dari analit membentuk garam yang tidak mudah larut
AgCl. Setelah semua ion klorida dalam analit habis maka kelebihan ion perak
akan bereaksi dengan indikator. Indikator yang dipakai biasanya adalah ion
kromat CrO42-dimana dengan indicator ini ion perak akan membentuk endapan
berwarna coklat kemerahan sehingga titik akhir titrasi dapat diamati. Indikator
lain yang bisa dipakai adalah tiosianida dan indicator adsorbsi.
Sebenarnya Ag akan membentuk endapan dengan kromat membentuk
Ag2CrO4 tapi karena endapan ini tidak lebih stabil disbanding endapan Ag-
halogen, maka bila dalam Erlenmeyer masih terdapat halogen maka perak yang
masuk akan bereaksi lebih dulu dengan halogen, atau kalaupun terbentuk endapan
Ag2CrO4 lebih dulu, masih dapat dipecah bila ada halogen. Dari kondisi ini bisa
dikatakan bahwa titrasi argentometri termasuk jenis titrasi kompetisi (saingan)
antara Ag2CrO4 dengan Ag-halogen.
Penambahan NaHCO3 pada penetapan kadar ephedrine HCl berfungsi
sebagai buffer, dimana NaHCO3 akan menjaga pH reaksi tetap stabil. Hati-hati
dalam menggunakan perak nitrat, karena akan meninggalkan noda hitam pada
kulit atau pakaian.
Hasil yang kami peroleh adalah 1316,25 % dari hasil teoritis. Kesalahan
penetapan kadar sebesar. Kesalahan ini diakibatkan karna titrasi yang kurang teliti
dari pembacaan hasil dan melihat endapan dan warna yang terbentuk.

KESIMPULAN

Kesimpulan berdasarkan hasil praktikum yaitu:


1. Titrasi argentometri merupakan titrasi yang melibatkan pembentukan
endapan dari garam yang tidak mudah larut antara titran dan analit.
2. Endapan dapat terbentuk karena adanya larutan yang terlalu jenuh.
3. Titrasi argentometri terdiri dari beberapa metode, yaitu: metode Mohr,
metode Volhard dan metode Fajans.
4. Saat melakukan titrasi ph larutan harus diperhatikan.
5. Hasil endapan yaitu berwarna merah kecoklatan atau merah bata.
6. Penggunaan K2CrO4 karena sifatnya yang netral.

DAFTAR PUSTAKA

Day, RA. Jr dan Al Underwood. 1992. Analisis Kimia Kuantitatif edisi kelima.
Jakarta: Erlangga.

Harjadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: Gramedia.

Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas


Indonesia

Yusmita, L. 2107. Identifikasi Konsentrasi Natrium Klorida (NaCl) Pada Jahe


Dan Lengkuas Gilingg Dibeberapa Pasar Tradisional di Kota Padang.
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas, 21(02) :122-126.

DAFTAR LAMPIRAN
TUGAS
1. Jelaskan prinsip percobaan yang dilakukan dalam argentometri!
Jawab: Argentometri membentuk endapat dengan ion Ag+ . Argentometri ini
analisis menggunakan AgNO3 dan indikator K2Cr2O7. Berdasarkan jenis
indicator dan teknik titrasi yang dipakai maka titrasi argentometri dapat
dibedakan atas tiga metode yaitu; metode Mohr, metode Volhard, dan metode
K. Fajans.

2. Larutan apa yang digunakan sebagai larutan standard dalam percobaan


titrasi argentometri?

Jawab: Larutan standar yang digunakan yaitu AgNO3

3. Sebutkan salah satu penggunaan praktis titrasi argentometri dalam industri


kimia!

Jawab: Pada metode Mohr aplikasi titrasi argentometri yaitu banyak


digunakan untuk menentukan kandungan klorida pada berbagai sampel air.
Misalnya air sungai, air laut, air sumur air sabun dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai