DASAR
MEISSY M. AMBARITA
1901090002
TAHUN 2021/2022
I. PENDAHULUAN
A. Dasar Teori
Pengertian dari titrasi adalah proses penambahan suatu larutan ke dalam suatu larutan lain
1. Titran merupakan larutan standar yang sudah diketahui kadarnya dan dipakai untuk
2. Titrat merujuk pada suatu zat yang belum dikenal dan akan diketahui kadarnya dengan
menggunakan titran;
3. Indikator adalah larutan yang ditambahkan dalam titrasi dan berfungsi sebagai penanda
4. Titik ekuivalen merupakan kondisi yang ditunjukkan oleh kesamaan mol sampel larutan
5. Titik akhir titrasi merujuk pada suatu kondisi yang mengharuskan penghentian proses
titrasi. Penandanya adalah larutan sudah berubah warna. Apabila proses tetap dilanjutkan
1. Metode Mohr
Pengertian metode Mohr adalah suatu metode yang mendasarkan akhir titrasi pada
endapan yang terbentuk bersama ion Ag+. Dengan begitu, endapan akan memiliki warna
tertentu.
2. Metode Fajans
Berbeda dari metode Mohr, indikator yang digunakan dalam metode Fajans adalah
senyawa organik. Titik akhir dari proses titrasi ditentukan saat endapan yang terbentuk
3. Metode Volhard
Penentuan titik akhir titrasi dalam metode Volhard berpatokan pada endapan perak
tiosianat yang terbentuk dalam larutan asam nitrat. Ion besi digunakan dalam metode
Prosedur yang dilakukan cukup mudah yakni penambahan larutan standar atau titran
secara kontinyu hingga mencapai titik ekuivalen antara titrat dan titran. Metode argentometri
melalui proses titrasi, suatu larutan tidak lagi mengandung zat pengotor karena sudah
diendapkan. Selain itu, kadar dari zat tersebut juga dapat teridentifikasi.Terdapat banyak
manfaat dari titrasi argentometri. Beberapa di antaranya yaitu menentukan kadar keasinan
dalam air, meracik obat berbahan alami agar bertahan lebih lama dan meracik jenis obat yang
baru.Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui bagaimana prosedur titrasi argentometri.
Dalam praktikum ini, digunakan metode Mohr untuk menentukan titik akhir dari proses
titrasi.
B. Tujuan Praktikum
bohr.
II. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
1. Erlenmeyer
3. Corong
5. Botol timbang
6. Pipet tetes
7. Batang pengaduk
8. Pipet volume 10 ml
9. Pipet pump
B. Bahan
1. Aquades
2. Larutan NaCl
3. Larutan AgNO3
4. Indikator K2CrO4
C. Cara Kerja
primer NaCl
terlebih dahulu
5. Kemudian, dihomogenkan
6. Dipepet sebanyak 10 ml sampel menggunakan pipet volume
N AgNO3 = 10 × 0,01
10,60
N AgNO3 = 0,0094 N
% NaCl = 89,74%
Praktikum ini menganut pada teori yang dikemukakan oleh Mohr. Konsep dasar dari teori
tersebut adalah proses titrasi dikatakan berakhir saat larutan AgNO3 memunculkan warna
merah bata.
Larutan AgNO3 memang berperan sebagai titran. Agar memastikan tidak ada komponen
lain di dalam larutan tersebut, maka prosedur awal harus dilakukan. Dengan begitu, konsentrasi
titrasi blanko. Indikator yang digunakan adalah K2CrO4. Kemudian, hasil dari titrasi pembakuan
Larutan AgNO3 memang berperan sebagai titran. Agar memastikan tidak ada komponen
lain di dalam larutan tersebut, maka prosedur awal harus dilakukan. Dengan begitu, konsentrasi
titrasi blanko. Indikator yang digunakan adalah K2CrO4. Kemudian, hasil dari titrasi pembakuan
IV. KESIMPULAN
Proses titrasi dapat ditentukan titik akhirnya menggunakan tiga metode yakni Mohr, Fajans
dan Volhard. Praktikum ini berpatokan pada metode Mohr sehingga memanfaatkan
larutan NaCl sebesar 0,0094 N. Kemudian, kadar NaCl dalam sampel garam dapur + aquades