Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

DASAR

TITRASI ARGENTOMETRI METODE BOHR

MEISSY M. AMBARITA

1901090002

PRODI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN PEMATANGSIANTAR

TAHUN 2021/2022
I. PENDAHULUAN

A. Dasar Teori

Pengertian dari titrasi adalah proses penambahan suatu larutan ke dalam suatu larutan lain

untuk mengidentifikasi zat yang tidak dikenal (Underwood, 1999). Dalam titrasi, terdapat  5

istilah khas yang wajib diketahui yakni:

1. Titran merupakan larutan standar yang sudah diketahui kadarnya dan dipakai untuk

menentukan kadar zat yang tidak dikenal;

2. Titrat merujuk pada suatu zat yang belum dikenal dan akan diketahui kadarnya dengan

menggunakan titran;

3. Indikator adalah larutan yang ditambahkan dalam titrasi dan berfungsi sebagai penanda

kapan titrasi harus dihentikan prosesnya;

4. Titik ekuivalen merupakan kondisi yang ditunjukkan oleh kesamaan mol sampel larutan

yang bereaksi dengan mol larutan standar atau titrat;

5. Titik akhir titrasi merujuk pada suatu kondisi yang mengharuskan penghentian proses

titrasi. Penandanya adalah larutan sudah berubah warna. Apabila proses tetap dilanjutkan

maka berdampak pada ketidakakuratan hasil.

a) Metode Penentuan Titik Akhir Titrasi

1. Metode Mohr

Pengertian metode Mohr adalah suatu metode yang mendasarkan akhir titrasi pada

endapan yang terbentuk bersama ion Ag+. Dengan begitu, endapan akan memiliki warna

tertentu.
2. Metode Fajans

Berbeda dari metode Mohr, indikator yang digunakan dalam metode Fajans adalah

senyawa organik. Titik akhir dari proses titrasi ditentukan saat endapan yang terbentuk

akhirnya menyerap senyawa organik (Underwood, 1999).

3. Metode Volhard

Penentuan titik akhir titrasi dalam metode Volhard berpatokan pada endapan perak

tiosianat yang terbentuk dalam larutan asam nitrat. Ion besi digunakan dalam metode

tersebut untuk mendeteksi kelebihan ion tiosanat dalam larutan.

Prosedur yang dilakukan cukup mudah yakni penambahan larutan standar atau titran

secara kontinyu hingga mencapai titik ekuivalen antara titrat dan titran. Metode argentometri

menggunakan jenis larutan AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator.Dengan

melalui proses titrasi, suatu larutan tidak lagi mengandung zat pengotor karena sudah

diendapkan. Selain itu, kadar dari zat tersebut juga dapat teridentifikasi.Terdapat banyak

manfaat dari titrasi argentometri. Beberapa di antaranya yaitu menentukan kadar keasinan

dalam air, meracik obat berbahan alami agar bertahan lebih lama dan meracik jenis obat yang

baru.Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui bagaimana prosedur titrasi argentometri.

Dalam praktikum ini, digunakan metode Mohr untuk menentukan titik akhir dari proses

titrasi.

B. Tujuan Praktikum

Untuk menetapkan kadar NaCl dengan menggunakan titrasi argentometri metode

bohr.
II. ALAT DAN BAHAN

A. Alat

1. Erlenmeyer

2. Gelas Beacker 100 ml

3. Corong

4. Labu ukur 100 ml

5. Botol timbang

6. Pipet tetes

7. Batang pengaduk

8. Pipet volume 10 ml

9. Pipet pump

10. Buret berwarna coklat

B. Bahan

1. Aquades

2. Larutan NaCl

3. Larutan AgNO3

4. Indikator K2CrO4

C. Cara Kerja

a) Tahap 1 : Membuat 100 ml larutan standar primer NaCl 0,01 N

1. Ditimbang NaCl pa sebanyak 0,0585 gr

2. Dilarutkan didalam gelas beacker

3. Kemudian, dibilaskan botol timbang


4. Dituangkan larutan NaCl kedalam labu ukur 100 ml

5. Ditambahkan aquades hingga tanda batas

6. Setelah itu, dihomogenkan larutan NaCl didalam labu ukur

b) Tahap 2 : Standarisasi larutan AgNO3 menggunakan larutan standar

primer NaCl

1. Dituangkan larutan AgNO3 kedalam burret untuk membilas burret

terlebih dahulu

2. Dituangkan AgNO3 bilasan

3. Kemudian, buret diisi hingga tanda batas 0

4. Dipipet larutan NaCl sebanyak 10 ml

5. Dituangkan kedalam erlenmeyer

6. Ditambahkan indikator kalium kromat ± 5 tetes

7. Dihomogenkan, kemudian dititrasi dengan larutan AgNO3 yang

ada didalam burret

8. Titrasi dihentikan hingga terbentuk endapan warna merah bata

sebagai titik akhir titrasi

9. Lalu, dicatat volume dari AgNO3 yang diperlukan.

c) Tahap 3 : Penentuan kadar NaCl dalam sampel garam dapur

1. Ditimbang sampel ± sebanyak 0,05 gr

2. Dilarutkan sampel garam dapur

3. Dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml

4. Ditambahkan aquades hingga tanda batas

5. Kemudian, dihomogenkan
6. Dipepet sebanyak 10 ml sampel menggunakan pipet volume

7. Dituangkan kedalam erlenmeyer

8. Ditambahkan ± 5 tetes indikator kalium kromat

9. Dititrasikan dengan larutan AgNO3 dari burret

10. Titrasi dihentikan hingga terbentuk endapan warna merah bata

sebagai titik akhir titrasi.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Standarisasi larutan AgNO3 menggunakan larutan standar primer NaCl

Mol ekuivalen AgNO3 = Mol ekuivalen NaCl

V titrasi × N AgNO3 = V NaCl × N NaCl

10,60 × N AgNO3 = 10 × 0,01

N AgNO3 = 10 × 0,01
10,60

N AgNO3 = 0,0094 N

Penentuan kadar NaCl dalam sampel garam dapur

% NaCl = ( V × N ) AgNO3 × Be NaCl × fp x 100%


Massa sampel dalam mg

% NaCl = ( 9,40 × 0,0094 ) × 58,5 ×100/10 x 100%


0,0576 × 1000

% NaCl = 89,74%

Praktikum ini menganut pada teori yang dikemukakan oleh Mohr. Konsep dasar dari teori

tersebut adalah proses titrasi dikatakan berakhir saat larutan AgNO3 memunculkan warna

merah bata.
Larutan AgNO3 memang berperan sebagai titran. Agar memastikan tidak ada komponen

lain di dalam larutan tersebut, maka prosedur awal harus dilakukan. Dengan begitu, konsentrasi

AgNO3 yang diperoleh merupakan angka yang murni.

Prosedur tersebut dilakukan dengan melakukan titrasi pembakuan larutan AgNO3 dan

titrasi blanko. Indikator yang digunakan adalah K2CrO4. Kemudian, hasil dari titrasi pembakuan

dikurangi dengan hasil dari titrasi blanko.

Larutan AgNO3 memang berperan sebagai titran. Agar memastikan tidak ada komponen

lain di dalam larutan tersebut, maka prosedur awal harus dilakukan. Dengan begitu, konsentrasi

AgNO3 yang diperoleh merupakan angka yang murni.

Prosedur tersebut dilakukan dengan melakukan titrasi pembakuan larutan AgNO3 dan

titrasi blanko. Indikator yang digunakan adalah K2CrO4. Kemudian, hasil dari titrasi pembakuan

dikurangi dengan hasil dari titrasi blanko.

IV. KESIMPULAN

Proses titrasi dapat ditentukan titik akhirnya menggunakan tiga metode yakni Mohr, Fajans

dan Volhard. Praktikum ini berpatokan pada metode Mohr sehingga memanfaatkan

K2CrO4 sebagai indikator. Sesuai hasil pengamatan, standarisasi larutan AgNO3 menggunakan

larutan NaCl sebesar 0,0094 N. Kemudian, kadar NaCl dalam sampel garam dapur + aquades

terukur sebesar 89,74%.

Anda mungkin juga menyukai