Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM ANALITIK II

PERCOBAAN II
TITRASI ARGENTOMETRI

Disusun Oleh :
Dian Nurhalifah (190621012)
Anggota Kelompok 3 :
Anita Fatimatuzzahra
Susanti
Dosen Pengampu :
Tania Avianda Gusman, M.Sc Ph.D

PROGRAM STUDI STRATA 1 PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
2023
I. Judul Percobaan : Argentometri

II. Tujuan Percobaan : Menentukan kadar halogen atau pseudo


halogen di dalam garam dapur dengan Metode Mohr

III. Dasar Teori

Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan


kadar zat dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar
pembentukan endapan dengan ion Ag'. Pada titrasi atgentometri, zat
pemeriksaan yang telah dibubuhi Indicator dicampur dengan larutan
standar garam perak nitrat (AgNO3). Dengan mengukur volume larutan
standar yang digunakan sehingga seluruh ion Ag dapat tepat
diendapkan, kadar garam dalam larutan pemeriksaan dapat ditentukan
(Underwood, 2004).

Argentometri merupakan metode umum untuk menetapkan


kadar halogenida dan senyawa-senyawa lain yang membentuk
endapan dengan perak nitrat (AgNO3) pada suasana tertentu. Metode
argentometri disebut juga dengan metode pengendapan karena pada
argentometri memerlukan pembentukan senyawa yang relatif tidak larut
atau endapan. Reaksi yang mendasari argentometri adalah:

AgNO3 + Cr ➡ AgCl + NO3 (Gandjar, 2007)

Titrasi pengendapan adalah golongan titrasi dimana hasil reaksi


titrasinya merupakan endapan atau garam yang sukar larut. Prinsip
dasarnya adalah reaksi pengendapan yang cepat mencapai
kesetimbangan pada setiap penambahan titran, tidak ada pengotor
yang mengganggu dan diperlukan indikator untuk melihat titik akhir
titrasi (Khopkar, 1990).

Metode-metode dalam titrasi argentometri antara lain metode


Mohr, Valhard, K. Fajans dan liebieg. Metode mohr yaitu metode yang
digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan bromida dalam
suasana netral dengan larutan baku perak nitrat dengan penambahan
larutan kalium kromat sebagai indikator. Metode volhard yaitu metode
yang digunakan untuk menetapkan kadar klorida, bromida dan iodida
dalam suasana asam. Metode K. Fajans merupakan metode yang
menggunakan indikator adsorbsi, sebagai kenyataan bahwa pada titik
ekuiv len indikator teradsorbsi oleh endapan. Metode liebig merupakan
metode yang titik akhir titrasi tidak di tentukan dengan indikator, akan
tetapi ditunjukkan dengan terjadinya kekeruhan (Intiyas, 2007).

Ada tiga tipe titik akhir yang digunakan untu titrasi dengan
AgNO3 yaitu: Potensiometri, Amperometri, dan Indikator kimia. Titik
akhir potensiometri didasarkan pada pote sial elektrode perak yang
dicelupkan kedalam larutan analit, Titik akhir amperometri melibatkan
penentuan arus yang diteruskan antara sepasang mikroelektrode perak
dalam larutan analit (Skogg, 1965). Titik akhir yang dihasilkan indikator
kimia, Diasanya terdiri dari perubahan wara/muncul tidaknya kekeruhan
dalam larutan yang dititrasi.

IV. Prinsip Percobaan : Argentometri merupakan metode umum untuk


menetapkan kadar halogenida dan senyawa-senyawa lain yang
membentuk endapan dengan perak nitrar( AgNO3) pada suasanan
tertentu. Metode argentometri disebut juga dengan metode
pengendapan karena pada argentometri memerlukan pembentukan
senyawa yang relatif tidak larut atau endapan.Setelah ion klorida habis
diendapkan oleh ion perak, ion kromat akan bereaksi dengan ion perak
membentuk endapan perak kromat yg berwarna coklat sebagai titik
akhir titrasi

V. Alat dan Bahan


V.1. Bahan

a. Larutan standar primer NaCl 0,1 M


b. Larutan standar sekunder AgNO3 0,1 M
c. Indikator K2CrO4 10%
d. Garam Dapur

V.2. Alat
f. Gelas ukur 100 mL
a. Erlenmeyer g. Karet penghisap
b. Buret 50 mL h. Gelas Arloji
c. Labu ukur 50 mL i. Batang pengaduk
d. Pipet volume 10 mL
e. Pipet tetes
VI. Cara Kerja
VI.1 Pembuatan Larutan Standar Primer

Menyiapkan alat dan bahan


yang akan digunakan Melarutkan 0,585 gram
seperti : Labu ukur, serbuk NaCl dengan Aquades
NaCl, dan Aquades ke dalam labu ukur 100
mL.

VI. 2 Pembuatan Larutan Standar Sekunder

Menyiapkan alat dan bahan Melarutkan 1,7 gram


yang akan digunakan AgNO3 dengan Aquades
seperti : Labu ukur, Serbuk ke dalam labu ukur 100
AgNO3, dan Aquades mL.

VI. 3 Pembuatan Larutan Sampel

Menyiapkan alat dan bahan Menimbang garam dapur


yang akan digunakan sebanyak 0,5 gram
seperti : Labu ukur, kemudian dilarutkan
timbangan, garam dapur, dengan Aquades ke dalam
dan Aquades labu ukur 100 mL.

VI. 4 Standarisasi Larutan AgNO3


VI.5 Penetapan Kadar NaCl

Keterangan : Kotak = Alat dan bahan


Tanda panah = Arah pengerjaan selanjutnya
Oval = Langkah Kerja

VII. Data Hasil Percobaan Titrasi dan Pembahasan


a. Penentuan Konsentrasi AgNO3

I II III Rata-rata

Titik akhir 13,35 mL 10,65 mL 11, 85 mL 11,95 mL

Titik awal 0 13,35 mL 0 13,35 mL

selisih 13,35 mL 2,7 mL 11, 85 mL 9,3 mL

b. Penentuan Kadar NaCl

I II III Rata-rata

Titik akhir 12,3 mL 12,6 mL 12,4 mL 12,4 mL

Titik awal 0 12,3 mL 0 12,3 mL

selisih 12,3 mL 0,3 mL 12,4 mL 8,3 mL

 Reaksi pembakuan
AgNO3 + NaCl ↓putih + NaNO3
2AgNO3 + K2CrO4 → Ag2CrO4 ↓Merah Bata + 2KNO3
 Standarisasi Larutan AgNO3
13,35 𝑚𝐿 + 2,7 𝑚𝐿 +11,85 𝑚𝐿
V AgNO3 = = 9,3 ML
3
5,85 𝑔𝑟𝑎𝑚
M NaCl = 𝑔𝑟 = 0,1 mol/L
58,5 𝑥1𝐿
𝑚𝑜𝑙

M NaCl = 0,1 M → 0,1 N

Diketahui :
V NaCl = 10 Ml
N NaCl = 0,1 N
Mek AgNO3 = Mek NaCl
N AgNO3 x V AgNO3 = N NaCl x V NaCl
𝑁 𝑁𝑎𝐶𝑙 𝑥 𝑉 𝑁𝑎𝐶𝑙
N AgNO3 = 𝑉 𝑇𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑔𝑁𝑂3
0,1 𝑁 𝑥 10 𝑚𝐿
N AgNO3 = = 0,933 N
9,3

 Penetapan Kadar NaCl


Diketahui :
N AgNO3 = 0,933 N
Massa NaCl = 5,85 gram → 5850 mg
V AgNO3 = 9,3
Mr NaCl = 58,5 gr/mol
58,5 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙
BE NaCl = = 58,5
1

Mek AgNO3 = Mek NaCl


N AgNO3 x V AgNO3 = N NaCl x V NaCl
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑁𝑎𝐶𝑙
N X V AgNO3 = 𝐵𝐸 𝑁𝑎𝐶𝑙

Massa NaCl = N AgNO3 X V AgNO3 x BE NaCl


= 0,933 x 9,3 x 58,5
= 507,59 / 0,507 mg
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑁𝑎𝐶𝑙
% Kadar NaCl = 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 x 100 %
5850 𝑚𝑔
= 0,507 𝑚𝑔 x 100 %

= 11,538 % atau 11,5 %

Dasar analisa kualitatif dengan metode argentometri yaitu


merupakan suatu titrasi ion perak dan ion-ion hydrogen. Titrasi argentometri
adalah titrasi dengan menggunakan larutan perak nitrat sebagai titran,
dimana terbentuk garam perak yang sukar larut. Pada analisa argentometri
ada bebeapa cara pengendapan yang dikenal yaitu Mohr, Volhard, dan
Vajans. Pada percobaan ini menggunakan metode mohr, metode mohr
merupakan metode yang digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan
bromida dalam suasana netral dengan larutan baku perak nitrat dengan
penambahan larutan kalium kromat sebagai indikator. Sampel yang
digunakan dalam percobaan ini adalah NaCl dengan berat sampel 0,5 g.
Sampel tersebut dilarutkan dengan 10 mL air di dalam erlenmeyer, lalu
ditambahkan dengan 10 tetes indikator K2CrO4.

Penambahan indikator ini sudah menjadi ketentuan dalam titrasi


pengendapan cara mohr. Setelah penambahan indikator tersebut, warna
larutan sampel menjadi kuning. Lalu dititrasi dengan larutan Baku AgNO,
Alasan dititrasi dengan AgNO, adalah berdasarkan namanya, titrasi
argentometri menggunakan larutan AgNO, sebagai titrannya karena AgNO,
adalah satu-satunya garam perak yang terlarutkan air sehingga pereaksi
perak nitrat dengan garam lain akan menghasilkan endapan. Seperti halnya
pada NaCl, dapat ditentukan kadarnya berdasarkan reaksi:
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3 (endapan putih)

Warna putih yang terbentuk akibat reaksi antara AgNO, dengan


NaCl,apabila CF habis beraksi dengan Ag" dari AgNO'. Titik akhir titrasi
dapat dinyatakan dengan indicator larutan K Cro yang dengan ion Ag*
berlebih menghasilkan endapan AgCl yang berwarna putih mulai berubah
menjadi kemerah-merahan. Titrasi harus dilakukan dalam suasana netral
atau basa lemah dengan pH antara 6,5-9, dengan begitu garam perak
kromat tidak akan terbentuk.

Setelah dititrasi pada larutan sampel terbentuk endapan kemerah


merahan, hal inilah yang membuktikan bahwa metode titrasi pengendapan
yang dilakukan adalah cara mohr. Munculnya endapan yang berwarna
kemerah-merahan pada titik akhir titrasi dikarenakan kromat terikat oleh ion
perak membentuk senyawa yang sukar larut berwarna merah bata.

Indikator yang gunakan yaitu K2CrO4, hal ini karena Indikator ini
merupakan suatu senyawa organik yang kompleks dan digunakan untuk
menentukan titik akhir suatu reaksi netralisasi. Titik akhir titrasi adalah suatu
keadaan dimana penambahan satu tetes larutan baku dapat menyebabkan
perubahan warna pada indikator. Perubahan warna tersebut karena adanya
pertukaran ion-ion antara ion-ion pereaksi sehingga membentuk senyawa
baru yang berbentuk endapan dan berwama merah-kemerahan. Indikator
K2CrO4 yang memiliki range pH 5-7.5. Perubahan warna suatu indikator
tergantung konsentrasi ion hidrogen (H") yang ada dalam larutan dan tidak
menunjukkan kesempurnaan reaksi atau ketetapan netralisasi. Indikator pH
asam basa adalah suatu idikator atau zat yang dapat berubah warna
apabila pH lingkungan berubah.
Volume titran yang didapatkan oleh kelompok kami sampai 3x
percobaan secara berurutan adalah : untuk standarisasi di dapat sebagau
berikut 13,35 mL; 2,7mL; dan 11,85 mL. Dan penentuan kada NaCl di dapat
hasil sebagai berikut 12,3 mL; 0,3mL; dan 12,4 mL

VIII. Kesimpulan

Setelah dilakukan percobaan maka praktikan dapat menyimpulkan bahwa :


a. Standarisasi larutan perak nitrat dengan larutan natrium klorida
menggunakan metode Mohr didapatkan normalitas perak nitrat
sebesar 0,933 N
b. Dalam menetapkan kadar natrium klorida dalam garam dapur
kotor menggunakan metode Mohr didapatkan kadar perak nitrat
sebesar 11, 538%.
c. Pembakuan larutan AgNO3 bertujuan untuk mengetahui konsentrasi
larutan AgNO3 agar dapat dijadikan larutan baku.
d. Pada titrasi argentometri kali ini digunakan metode mohr karena
menggunakan K2CrO4 sebagai indikatornya.
e. Titik akhir titrasi penentuan kadar ditandai dengan terbentuknya larutan
merah bata dan endapan.
f. Metode yang dipakai dalam titrasi argentometri salah satunya dapat
ditenutukan berdasarkan dari jenis indikator yang digunakan

IX. Daftar Pustaka

Ganjar, G. 2007 Kimia Farmasi Analisis. Pustaka pelajar. Universitas


Indonesia Jakarta.
Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia:
Jakarta.
Oputu, Arifin I. 2013. (Online). Laporan Kimia Analisis Argentometri.
Tersedia : https://www.scribd.com. Diakses pada 20 Februari 2023.
Pinilih, Intiyas. 2007. Argentometri. UNS: Surakarta.
Skog. 1965. Analytical Chemistry Edisi Keenam. Sounders College
Publishing: Florida.
Underwood. 2004. Analisis Kimia Kuantitatif. Penerbit Erlangga: Jakarta.

X. Dokumentasi

Pemimetan Larutan Pengukuran larutan Sebelum dititrasi

Pemberian Indikator
Proses Titrasi Setelah dititrasi

Cirebon, 21 Februari 2023


Dosen Pengampu Praktikan

Tania Avianda Gusman, M.Sc Ph.D Dian Nurhalifah

Anda mungkin juga menyukai