Anda di halaman 1dari 8

JURNAL PRAKTIKUM PPENENTUAN KADAR NH4CL

S METODE POTENSIOMETRI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan


dalam menempuh Mata Kuliah Pr. TA Fisika dan Elektrokimia
yang dibimbing oleh Ambar Fidyasari., S.TP., M.P

OLEH :

SHEVY ERVIRA AKA 15030


HURRIYATUL ULLA AKA 16007
ERISTYA WARDANA AKA 16004
RIKO YUDIS PRATAMA AKA 16019

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN
PUTRA INDONESIA MALANG
Judul : Penentuan Kadar NH4Cl secara Potensiometri

Tujuan :

- Untuk dapat melakukan titrasi potensiometri dengan baik dan benar.


- Untuk dapat menentukan volume titik akhir titrasi pada suatu titrasi secara
instrumental.

Dasar Teori :
Prinsip potensiometri didasarkan pada pengukuran potensial listrik antara elektroda
indikator dan elektroda yang dicelupkan pada larutan. Untuk mengukur potensial pada elektroda
indikator harus digunakan elektroda standar yaitu berfungsi sebagai pembanding yang
mempunyai harga potensial tetap selama pengukuran. Elektroda indikator ini sebagai elektroda
pengukur dan elektroda yang dicelupkan merupakan elektroda pembanding. Elektroda indikator
merupakan elektroda yang potensialnya bergantung pada konsentrasi ion yang akan ditetapkan
dan proses pemilihannya berdasarkan jenis senyawa yang hendak ditentukan (Gandjar, 2007).
Proses titrasi potensiometri dapat dilakukan dengan bantuan elektroda indikator dan
elektroda pembanding yang sesuai. Dengan demikian, kurva titrasi yang diperoleh dengan
menggambarkan grafik potensial terhadap volume pentiter yang ditambahkan, mempunyai
kenaikan yang tajam di sekitar titik kesetaraan. Dari grafik itu dapat diperkirakan titik akhir
titrasi. Cara potensiometri ini bermanfaat bila tidak ada indikator yang cocok untuk menentukan
titik akhir titrasi, misalnya dalam hal larutan keruh atau bila daerah kesetaran sangat pendek dan
tidak cocok untuk penetapan titik akhir titrasi dengan indikator (Rivai, 1995).
Reaksi-reaksi yang berperan dalam pengukuran titrasi potensiometri yaitu reaksi
pembentukan kompleks reaksi netralisasi dan pengendapan dan reaksi redoks. Pada reaksi
pembentukan kompleks dan pengendapan, endapan yang terbentuk akan membebaskan ion
terhidrasi dari larutan. Umumnya digunakan elektroda Ag dan Hg, sehingga berbagai logam
dapat dititrasi dengan EDTA.
Titik akhir titrasi dalam titrasi potensiometri dideteksi dengan menetapkan volume pada
saat terjadi perubahan potensial yang relatif besar ketika ditambah titran. Untuk titrasi yang
menggunakan suatu elektroda kaca dapat digunakan untuk semua reaksi titrimetri, misalnya
asam basa, redoks, pengendapan dan pembentukan kompleks. Titrasi ini dapat dilakukan dengan
tangan, ataupun prosedur itu diotomatiskan. Dalam titrasi tidak otomatis, potensial diukur setelah
penambahan tiap tetes berurutan dari titran dan pembacaan yang diperoleh dari volume titran
dibuat kurva titrasi.
Pada dasarnya tujuan dari titrasi potensiometri adalah untuk menentukan letak titik
ekivalen. Penenentukan titik ekivalen tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain,
yaitu turunan pertama E/V atau Ph/V vs volume titran (Vx), kemudian dari grafik yang
diperoleh dicari harga maksimum atau minimumnya. Cara lainnya adalah dari turunan keduanya,
yaitu 2E/V2 atau 2pH/V2 vs volume titran (Vy), kemudian dari grafik yang diperoleh dicari
titik nolnya.
Berdasarkan penjelasan diatas, salah satu fungsi dari titrasi potensiometri adalah dapat
digunakan untuk titrasi pengendapan, salah satunya yaitu titrasi Argentometri. Istilah
Argentometri diturunkan dari bahasa latin yaitu Argentum yang perak. Jadi argentometri adalah
salah satu metode untuk menentukan kadar zat dalam suatu larutan yang dilakukan dengan cara
titrasi berdasarkan pembentukan endapan dengan ion Ag+.
Titrasi argentometri terdapat tiga metode yaitu :
- Metode mohr : bertujuan untuk menentukan garam- garam halida.
- Metode volhard : bertujuan untuk menentukan garam- garam perak atau untuk
menentukan garam- garam halida.
- Metode fajans : bertujuan untuk penetapan kadar garam-garam halogen dengan
larutan standar AgNO3 atau sebaliknya dengan indikator eosin (suatu zat warna yang
bersifat asam).
Berikut merupakan prosedur kerja titrasi Mohr dan reaksi :
Pada titrasi argentometri ini terdapat reaksi sebagai berikut.
1. Reaksi Pembakuan baku sekunder.
AgNO3 + NaClAgCl putih + NaNO3
AgNO3 + K2CrO4 Ag2CrO4 merah kecoklatan + KNO3
2. Reaksi penetapan kadar sampel
Cl- + AgNO3AgCl putih + NO3-

Alat : 1. Buret
2. Klem 10. Beaker glass

3. Statif 11. Corong gelas

4. Erlenmeyer 12. Neraca

5. Pipet tetes 13. Labu takar

6. Batang pengaduk Bahan :

7. Botol semprot 1. AgNO3


2. Sampel NH4Cl
8. Bola hisap
3. K2CrO4
9. Pipet volume 4. Aquadest
5. NaCl
Prosedur :
A. Pembuatan Larutan Baku Sekunder AgNO3 250 mL 0,01 N
1. Menghitung AgNO3 yang akan ditimbang.
2. Ditimbang sebanyak . gram AgNO3
3. Dilarutkan dengan aquades pada botol timbang
4. Dimasukkan larutan ke dalam labu ukur 250 mL yang sudahberisi sebagianaquadest.
5. Diad-kan dengan aquadest sampai tanda batas.
6. Mengocok larutan hingga homogen

B. Membuat Larutan NaCl 100 mL 0,05 N AgNO3


1. Menghitung jumlah NaCl yang akan ditimbang.
2. Ditimbang NaCl sebanyak . gram
NaCl
3. Dilarutkan dengan aquades pada botol timbang
4. Dimasukkan larutan ke dalamlabu ukur 100 mL yang sudah berisi K2CrO4

sebagian aquadest.
5. Diad-kan dengana quadest sampai tanda batas.
6. Mengocok larutan hingga homogen.
C. Pembuatan Larutan NH4Cl 0,01N 100 mL
1. Menghitung jumlah NH4Cl yang akan ditimbang.
2. Ditimbang NH4Cl sebanyak . gram
3. Dilarutkan dengan aquades pada botol timbang
4. Dimasukkan larutan ke dalamlabu ukur 100 mL yang sudah berisi sebagian aquadest.
5. Diad-kan dengana quadest sampai tanda batas.
6. Mengocok larutan hingga homogen.

D. Membakukan Larutan Baku Sekunder AgNO3 dengan NaCl


1. Dipipet 10 mL larut
2. Ditambahkan 1- 2 tetes indikator K2CrO4
3. Dititrasi dengan larutan AgNO3 yang telah dibuat
4. Titrasi diulangi beberapa kali, catat warna dan volume Titik Akhir Titrasi
(sampai memperoleh data yang benar/ tidak boleh lebih 0,1 mL )

E. Penetuan Kadar Sampel Titrasi AgNO3 dengan NH4Cl


1. Dipipet 10 mL larutan sampel
2. Dititrasi dengan larutan AgNO3 yang telah dibuat
3. Titrasi diulangi beberapa kali, catat warna dan volume Titik Akhir Titrasi
(sampai memperoleh data yang benar/ tidak boleh lebih 0,1 mL)

Perhitungan :

A. Membuat larutan baku primer NaCl 0,05 N 100ml

N = M x valensi M = mol mol = massa


0,05 N = M x 1 V Mr
0,05N = 0,05 M 0,05 M = mol 0,005 mol = massa
1 0,1 L 58,5 g/ mol
= 0,05 M x 0,1 L = 0,005 mol x 58,5 g/ mol
= 0,005 mol = 0,2925g (tertimbang 0,298g)

Mol = M =

= 0,05094 M

0,298 0,005094
=58,5 / = 0,1

= 0,005094 M N = 0,05094 N x 1 = 0,05094 N

B. Membuat larutan baku sekunder AgNO3 100 mL 0,05 N


N = M x valensi M = mol mol = massa
0,05 N = M x 1 V Mr
0,05 N = 0,05 M 0,05 M = mol 0,005 mol = massa
1 0,1 L 169,87 g/ mol
= 0,05 M x 0,1 L = 0,005 mol x 169,87 g/ mol
= 0,005 mol = 0,8493 g (tertimbang 0,819 g)

C. Membuat larutan sampel NH4CL 0,0 1N 100 ml



M =

0,01 M =0,1

Mol =0,001 mol



Mol =

0,001 mol = 53,5 /

= 0,0535 g (tertimbang 0,054 g)


TAT pembakuan baku sekunder AgNO3
no Sebelum Sesudah TAT
1 0 ml 5,1 ml 5,1 ml
2 5,1ml 10,2 ml 5,1 ml
Rata-rata
= 5,1ml
Perhitungan pembakuan AgNO3 = 0,100227 mmol. Mr (53,5)

mgrek primer = mgrek sekunder = 5,36215 mg/100 ml


5,6215.10
= 1000

Np . Vp = Ns . Vs = 0,5362 g/100 ml
0,05094 N. 5ml = Ns . 5,1ml % Kesalahan
0,054 0,5362
0,2547 = 5,1 ml . Ns = 100
0,054
0,2547 .
Ns = 5,1

Ns = 0,04994 N =0,7037 %
m grek sampel = m grek sekunder
= 0,04994 N . 2,0069 ml
= 0,100229 mgrek
m grek sampel = 0,100229 mgrek
0,100227
m grek sampel = mgrek
1

= 0,100227 mmol
Pembasan
titrasi potensiometri adalah dapat digunakan untuk titrasi pengendapan, salah satunya
yaitu titrasi Argentometri. Istilah Argentometri diturunkan dari bahasa latin yaitu Argentum yang
perak. Jadi argentometri adalah salah satu metode untuk menentukan kadar zat dalam suatu
larutan yang dilakukan dengan cara titrasi berdasarkan pembentukan endapan dengan ion Ag+.
Metode yang kamigunakan adalah Metode mohr : bertujuan untuk menentukan garam- garam
halida.(NaCl). Pada waktu pembakuan baku sekunder AgNO3 harus dilakukan dengan hati hati
karena endapan orange terlihat tipiis sekali. Pembuatan larutan AgNO3 harus dalam keaadaan
fresh karena sifat AgNO3 sendiri yang mudah terurai cahaya.
Pada waktu kalibrasi pH metri angka yang muncul harus di amati dengan teliti karena
yang di ambil adalah angka yang sering muncul .
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum penentuan kadar NH4CL dengan metode titrasi Potensiometri
dengan metode mohr menghasilkan data sebagai berikut 0,5362 /100 sedangkan kadar

yang sebenarnya adalah0,054 100 sehingga persentase kesalahanya adalah 0,7037 %
. Presentase kesalahan yang dihasilkan cukup kecil sehingga dapat dinyatakan titrasi yang
dilakukan hampir mendekati sepurna.

Adapun perbedaan hasil, kemungkinan disebabkan oleh :


1. Konsentrasi baku primer yang tidak tepat.
2. Kesalahan dalam perhitungan.
3. Pegamatan yang kurang pada saat TAT
6. Pengamatan volume pada buret yang kurang teliti.
7. Alat yang digunakan kurang bersih, sehingga masih terkontaminasi dengan bahan atau
reagen lain yang mempengaruhi proses titrasi.S

Anda mungkin juga menyukai