Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK

ARGENTOMETRI ( METODE VOLHARD )

I. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Mengetahui dan memahami prinsip dasar argentometri metode volhard


2. Menentukan kadar NaCl secara argentometri metode volhard

II. PRINSIP PRAKTIKUM

Sejumlah volume larutan standar AgNO3 ditambahkan secara berlebih ke dalam


larutan yang mengandung ion halida. Sisa larutan standar AgNO3 yang tidak
bereaksi dengan ion halida di titrasi dengan larutan standar NH4SCN dengan
ditandai adanya perubahan warna dari endapan putih menjadi endapan merah.

III. REAKSI KIMIA

Ag+ + Cl- AgCl ( endapan putih )

Ag+ + SCN- AgSCN ( endapan putih )

Fe3+ + SCN- Fe(SCN)3+ ( kompleks berwarna merah )

IV. DASAR TEORI

Titrasi pengendapan atau bisa disebut juga titrasi argentometri adalah golongan titrasi
yang menghasilkan endapan ketika titrasi terjadi. Prinsip dasar dari titrasi
argentometri adalah reaksi pengendapan yang mencapai keseimbangan saat
penambahan titrasi. Metode tua atau metode argentometri adalah seperti penentuan
golongan halogen, yaitu Cl¯, Br¯, dan I¯. Pada titrasi ini diperlukan sebuah indikator
yang dapat digunakan pada saat titrasi berlangsung (Nurhayati, 2015).

Pengendapan atau pembentukan endapan adalah reaksi di dalam larutan atau bisa
juga pada padatan lain selama proses kimia yang menghasilkan suatu endapan.
Pengendapan dapat terjadi karena adanya proses difusi di dalam sebuah padatan
(Rakhmawati dan Suprapto, 2013).

Endapan itu sendiri diartikan sebagai zat yang memisahkan diri dari larutan sebagai
fase padat. Endapan bisa terbentuk ketika larutan menjadi lewat jenuh dengan suatu
zat yang saling berkaitan. Sesuatu akan mengendap ketika hasil kali ion-ionnya
melebihi konsepnya (Bakti, 2010).

1
Titrasi argentometri dibagi menjadi tiga metode, yaitu metode Mohr, metode Volhard
dan metode Fajans. Metode Volhard adalah metode titrasi yang pentiternya adalah
NH4SCN. Ag di titrasi NH4SCN dengan ditambah indikator Fe (III). Indikator Fe (III)
untuk membentuk zat berwarna di dalam larutan. Pada saat titrasi, AgSCN terbentuk.
Titrasi akan berhenti/mencapai titik akhir apabila NH4SCN bereaksi dengan Fe (III)
membentuk larutan warna merah gelap [FeSCN]2+. Pada saat akan menentukan ion
klorida harus dalam suasana asam karena jika saat suasana basa Fe3+ terhidrolisis
(Khopkar, 1990).

Metode Volhard didasari oleh pengendapan dari perak tiosianat dalam larutan asam
nitrat, dengan ion besi (III) dipergunakan untuk mendeteksi kelebihan ion tiosianat.

Ag+ + SCN- ↔ AgSCN

Fe3+ + SCN- ↔ FeSCN2+ (merah)

Metode ini digunakan untuk titrasi langsung perak dengan larutan standar tiosianat
atau untuk titrasi tidak langsung dari ion-ion klorida, bromida, dan iodida. Dalam titrasi
tidak langsung, kelebihan dari perak nitrat standar ditambahkan dan kemudian di titrasi
dengan tiosianat standar (Day dan Underwood, 2002).

V. ALAT DAN BAHAN

No Alat Bahan
1 Buret NH₄CNS ± 0,1 N
2 Corong Kaca AgNO₃ ± 0,1 N
Indikator Fe³⁺ (amonium besi
3 Erlenmeyer 250 mL
sulfat)
4 Gelas Ukur 25 mL Indikator K₂CrO₄ 5%
5 Beaker Glass NaCl ± 0,1 N
6 Botol Semprot HNO₃ 1 N
7 Labu Ukur 100 mL Aquadest
8 Statif dan Klem Tissue
9 Pipet Volume 10.0 mL

2
VI. PROSEDUR

A. Perhitungan dan Prosedur Pembuatan Pereaksi


1) Perhitungan pereaksi AgNO₃ ± 0,1 N 1 Liter
BM : 169,87
Valensi: 1
BM 169,87
BE = = = 169,87
Valensi 1
g 1000
N = ×
BE v
g 1000
0,01= ×
169,87 1000
g = 16,987 gram

Prosedur:

1. AgNO₃ ditimbang sebanyak 16,987 gram.


2. AgNO3 yang telah ditimbang dilarutkan dengan sedikit aquadest ad
larut.
3. Dimasukkan ke dalam labu ukur 1000 mL.
4. Aquadest ditambahan ke dalam labu ukur ad 1000 mL.
5. Leher labu ukur dibersihkan menggunakan kertas saring, kemudian
dihomogenkan.
6. Larutan dipindahkan ke dalam botol reagen dan diberi label.
2) Perhitungan Kalium Kromat 5% 250 mL
5 gram x
=
100 250 mL
250
×5=12,5 gram
100
Prosedur :
1. Kalium kromat ditimbang sebanyak 12,5 gram lalu dimasukkan ke
dalam beaker glass.
2. Kalium kromat dilarutkan dengan sedikit aquadest ad larut.
3. Dimasukkan ke dalam labu ukur 250 mL, ditambahkan aquadest ad
tanda batas.

3
4. Leher labu ukur dibersihkan menggunakan kertas saring, kemudian
dihomogenkan.
5. Larutan dipindahkan ke dalam botol reagen dan diberi label
3) Perhitungan NaCl ± 0,1 N 100 mL
BM : 58,44
Valensi :1
BM 58,44
BE = = = 58,44
Valensi 1

g 1000
N = ×
BE v
g 1000
0,1= ×
58,44 100 mL
g = 0,5844 gram
Prosedur
1. NaCl ditimbang sebanyak 0,5844 gram.
2. NaCl yang telah ditimbang dilarutkan dengan sedikit aquadest pada
beaker glass ad larut.
3. Dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL.
4. Aquadest ditambahkan ad tanda batas.
5. Larutan dihomogenkan, lalu dipindahkan ke dalam botol reagen.
6. Botol ditutup dan diberi label.

4) Perhitungan NH₄CNS ± 0,1 N 2 Liter


g 1000
N = ×
BE v
g 1000
0,1= ×
76,12 2000
g = 15,224 gram
Prosedur:

1. NH4CNS ditimbang sebanyak 7,612 gram


2. NH4CNS yang telah ditimbang dilarutkan dengan sedikit aquadest
pada beaker glass ad larut.

4
3. Larutan dimasukkan ke dalam labu ukur 1 Liter.
3. Aquadest ditambahkan ad tanda batas.
4. Leher labu ukur dibersihkan dengan kertas saring, dihomogenkan.
5. Larutan dipindahkan ke dalam botol reagen dan beri label.
6. Lakukan prosedur yang sama agar menjadi 2 Liter.
5) Perhitungan HNO₃ 1 N 1 Liter

Bj x % x 10
N=
BE

1,39 x 65 % x 10
N=
63,01

N=14,338 N

Pengenceran :

V₁ . N₂ = V₂ . N₂

1000 . 1 = V₂. 14,338 N

1000
= V₂
14,338

69,74 mL=V ₂

6) Perhitungan Indikator Fe³⁺ (amonium besi sulfat) 250 mL

Prosedur

1. HNO₃ dipipet sebanyak 17,4361 mL.


2. Dimasukkan ke dalam beaker glass.
3. Aquadest ditambahkan ad 250 mL.
4. Besi sulfat ditimbang sebanyak 5 gram.
5. Larutan dilarutkan menggunakan HNO₃ sedikit demi sedikit, hingga
larutan jenuh.
6. Disaring.

5
B. Prosedur Analisis

a) Standarisasi Larutan AgNO₃ dengan Larutan NaCl


1. Dipipet 10.0 mL larutan NaCl ke dalam labu erlenmayer.
2. Ditambah 15 mL aquadest, bila asam netralkan dengan
NaHCO₃.
3. Ditambahkan 20 tetes indikator K2CrO4 5%.
4. Dititrasi dengan larutan AgNO3 sampai terjadi endapan
berwarna putih.
5. Diamati pemakaian mL titrasi dan dicatat mL titrasi.
6. Dilakukan 2x percobaan.
7. Dihitung normalitas AgNO₃ yang sebenarnya.
b) Standarisasi Larutan Ammonium Tiosianat dengan AgNO₃
1. Dipipet 10.0 mL larutan AgNO₃ ke dalam labu erlenmayer.
2. Ditambah 15 mL aquadest.
3. Ditambah ± 5 mL HNO₃ 0,1 N.
4. Ditambah 1 mL indikator Fe3+ 0,05 N dan dititrasi dengan
Ammonium Tiosianat hingga terjadi larutan berwarna merah.
5. Diamati pemakaian mL titrasi dan dicatat mL titrasi.
6. Dilakukan 2x percobaan.
7. Dihitung normalitas NH4SCN yang sebenarnya.
c) Penentuan Kadar Amonium Klorida (Metode Volhard)
1. Dipipet 10,0 mL sampel, kemudian dimasukkan ke dalam
erlenmayer, dilarutkan dengan 30 mL aquadest.
2. Ditambahkan 5 mL HNO₃ 1 N.
3. Ditambahkan 25.0 mL AgNO3.
4.Ditambahkan 1 mL indikator Fe3+.
5. Larutan disaring menggunakan kertas saring.
6. Dititrasi dengan NH₄CNS sampai terbentuk kompleks berwarna
merah.
7. Diamati pemakaian mL titrasi dan dan dicatat mL titrasi.
5. Dilakukan 2x percobaan untuk sampel.

6
VII. DATA PENGAMATAN

A. Penimbangan Bahan Nacl Sebenarnya


Perhitungan NaCl ±0,1 N
BM : 58,5
Valensi :1
BM 58,5
BE = = = 58,5
Valensi 1

g 1000
N = ×
BE v
g 1000
0,01= ×
58,5 100 mL
g = 0,0585 gram

B. Penimbangan Sebenarnya

0,5844 gram

C. Normalitas Sebenarnya NaCl

g 1000
N = ×
BE v
0,5844 1000
N= ×
58,44 100
N = 0,1 N

D. Standarisasi AgNO₃ ± 0,1 N terhadap NaCl ±0,1 N

Tabel 1.1 Standarisasi AgNO₃ ± 0,1 N terhadap NaCl ±0,1 N

1 (mL) 2 (mL)
Titik Awal 0,00 14,90
Titik Akhir 14,90 29,85
Pemakaian 14,90 14,95

14,90 ml+14,95 ml
Rata-rata pemakaian =
2

= 14,925 mL

7
E. Normalitas AgNO₃ ± 0,1 N terhadap NaCl 0,1 N

V₁ (NaCl) . N₂(NaCl) = V₂ (AgNO₃) . N₂ (AgNO₃)

10,0 ml . 0,1 = 14,925 ml . N₂

N₂ = 0, 0670 N

F. Standarisasi NH₄CNS ± 0,1 N terhadap AgNO₃ ± 0,01 N

Tabel 1.2 Standarisasi NH₄CNS ± 0,1 N terhadap AgNO₃ ± 0,01 N

1 (mL) 2 mL
Titik Awal 0,00 8,00
Titik Akhir 8,00 16,00
Pemakaian 8,00 8,00

8,00 ml x 8,00 ml
Rata-rata pemakaian =
2

= 8,00 mL

G. Normalitas NH₄CN₅ ± 0,1 N AgNO₃ ± 0,01 N terhadap AgNO₃ ± 0,01 N


V₁ (AgNO₃) . N₂ (AgNO₃) = V₂ (NH₄CNS) . N₂ (NH₄CNS)

10,0 ml . 0,0670 N = 8,00 ml . N₂

N₂ = 0, 0837 N

H. Penetapan Kadar Sampel NH4Cl No ...?


Tabel 1.3 Penetapan Kadar Sampel NH4Cl

1 2
Titik Awal 0,00 10,00
Titik Akhir 10,00 20,00
Pemakaian 10,00 10,00

8
10,00 ml x 10,00 ml
Rata-rata pemakaian =
2

= 10,00 mL
% Kadar NH4Cl

( ml AgNO 3 x N AgNO 3 )− ( ml NH 4 SCN x N NH 4 SCN ) x BM NH 4 Cl x 100 %


=
ml sampel x 1000
( 25 ,0 ml x 0,0670 N )−( 10,0 ml x 0,0837 N ) x 53,49 x 100 %
=
10,0 ml x 1000
( 1,675−0,837 ) x 53,49 x 100 %
=
10,0 ml x 1000
0,838 x 53,49 x 100 %
¿
10,0 ml x 1000
¿ 0,4482 %

VIII. PEMBAHASAN

Pada praktikum penentuan kadar NH4Cl dengan menggunakan metode volhard


dalam suasana asam sehingga diperlukan penambahan larutan HNO3. Sebelum
dilakukannya penentuan kadar pada sampel dilakukan standarisasi terlebih dahulu yaitu
dengan larutan baku AgNO3 harus terlebih dahulu distandarisasi menggunakan larutan
NaCl karena AgNO3 termasuk larutan standar sekunder. Tujuan dari standarisasi ini
untuk mengetahui konsentrasi sebenarnya pada AgNO3. Standarisasi larutan standar
menggunakan larutan baku primer yaitu larutan yang mengandung zat padat murni yang
konsentrasi larutannya diketahui secara pasti yaitu NaCl 0,1 N . Larutan baku primer
yang digunakan sebagai analit adalah Natrium Klorida (NaCl). Hasil standarisasi
diperoleh normalitas atau konsentrasi AgNO3 sebesar 0,0670 N dengan volume rata-rata
titrasi sebesar 14,925 mL.

Pada proses standarisasi ditambahkan indikator K 2CrO4 5% akan terjadi


perubahan warna, dari endapan berwarna putih menjadi berwarna merah bata yang
menunjukkan bahwa sampel mengandung Cl- pada titik akhir titrasi, titran juga akan
bereaksi sebagai berikut:

2AgNO3 ↓ + K2CrO4 → 2AgCrO4↓ + 2KNO3

2Ag+ + CrO42- → 2AgCrO4 (merah)

Saat semua ion Cl- mengendap dengan sempurna, kelebihan 1-2 tetes larutan
AgNO3 akan bereaksi dengan ion kromat membentuk endapan perak kromat yang
berwarna merah bata dengan hal ini menandakan titik akhir titrasi.

9
Dilakukan juga standarisasi NH4CNS dengan AgNO3 0,1 N. Proses standarisasi
NH4CNS dengan AgNO3 bertujuan untuk menentukan normalitas dari NH4CNS dari
volume rata-rata NH4CNS yang diperlukan untuk menstandarisasi AgNO3. AgNO3 yang
sudah distandarisasi digunakan untuk menstandarisasi NH 4CNS dengan indikator Fe3+.
Metode ini disebut metode volhard. Sebelum dititrasi, larutan berwarna keruh. Pada
awal penetesan NH4CNS terjadi reaksi yang menyebabkan timbulnya deposito AgCNS
yang berwarna putih dengan persamaan reaksi :

NH4CNS (aq) + AgNO3 (aq) → AgCNS ↓ (s) + NH4NO3 (aq) AgCNS

yang dihasilkan berupa endapan putih, tetapi larutan masih bening. Sebelum
dititrasi, larutan AgNO3 0,1 N ditambah dengan HNO3 1 N dan indikator Fe3+. Setelah
Ag+ di dalam AgNO3 habis maka sedikit kelebihan NH4CNS di sistem akan
menyebabkan ion CNS- terpantau dengan Fe3+ dari ferri ammonium sulfat membentuk
[Fe(CNS)6]3- dengan reaksi :

Fe3+ + 6 CNS → [Fe(CNS)6]3-

Reaksi 1M harus terjadi pada pH asam (rendah). Untuk menimbulkan suasana


asam pada sistem penambahan HNO3 1 N. Setelah terjadi perubahan warna kompleks
Fe(CNS) yang memberikan warna merah bata pada titik akhir titrasi.

Pada penetuan kadar NH4Cl dengan NH4CNS dilakukan dengan metode volhard.
Metode volhard yaitu metode yang digunakan untuk menetapkan kadar klorida, bromida
dan iodida dalam suasana asam. Metode ini didasarkan pada pengendapan perak
tiosianat dalam larutan asam nitrat, dengan menggunakan ion besi (III) untuk meneliti
ion tiosianat berlebih.

Dengan metode ini, larutan standar AgNO3 berlebih ditambahkan ke dalam larutan
yang mengandung ion halogen pada praktikum ditambahkan sebanyak 25 ml. Kelebihan
ion Ag+ dalam suasana asam dititrasi dengan standar garam tiosianat (NH4SCN)
menggunakan indikator larutan Fe3+. sampai titik ekivalen, terjadi reaksi antara titran
dan Ag+ membentuk endapan putih. Kelebihan titran menyebabkan reaksi dengan
indikator membentuk senyawa kompleks tiosianat feri (III) yang berwarna merah. Pada
Penentuan kadar Amonium klorida didapatkan kadar sampel yaitu 0,4482 % dengan rata
rata pemakaian 10,00 mL.

IX. KESIMPULAN

1. Sejumlah volume larutan standar AgNO3 ditambahkan secara berlebih ke


dalam larutan yang mengandung ion halida. Sisa larutan standar AgNO3
yang tidak bereaksi dengan ion halida di titrasi dengan larutan standar

10
NH4SCN dengan ditandai adanya perubahan warna dari endapan putih
menjadi endapan merah.
2. Kadar sampel NH4Cl noMOR 17 yang didapat adalah sebesar 0,4482 %.

X. DAFTAR PUSTAKA
Bakti, Rivai. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Dasar I.
Indralaya:Universitas Sriwijaya.Harjadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar.
Jakarta: Gramedia.

Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI

Press.Nurhayati, F. 2015. Analisis Penurunan Kadar Klor dengan


Menggunakanion Exchanger dan Karbon Aktif pada Air Laut Marina.

Rakhmawati, Fauziyah dan Suprapto. 2013. Pengendapan


MagnesiumHidroksida pada Elektrolisis Larutan Garam Industri. Jurnal
Sains dan Seni Pomits. Volume 2. No 1.RaO, S.B. 1992. Practical Blochomistry
for Medical Student. India: PustakaPelajar.

11
XI. LAMPIRAN

Titik akhir titrasi NaCl


dengan AgNO3

Titik akhir titrasi AgNO3


dengan NH4CNS

Titik Akhir penentuan


kadar

Penimbangan Sebenarnya
NaCl

12
13

Anda mungkin juga menyukai