I. TUJUAN PRAKTIKUM
Titrasi pengendapan atau bisa disebut juga titrasi argentometri adalah golongan titrasi
yang menghasilkan endapan ketika titrasi terjadi. Prinsip dasar dari titrasi
argentometri adalah reaksi pengendapan yang mencapai keseimbangan saat
penambahan titrasi. Metode tua atau metode argentometri adalah seperti penentuan
golongan halogen, yaitu Cl¯, Br¯, dan I¯. Pada titrasi ini diperlukan sebuah indikator
yang dapat digunakan pada saat titrasi berlangsung (Nurhayati, 2015).
Pengendapan atau pembentukan endapan adalah reaksi di dalam larutan atau bisa
juga pada padatan lain selama proses kimia yang menghasilkan suatu endapan.
Pengendapan dapat terjadi karena adanya proses difusi di dalam sebuah padatan
(Rakhmawati dan Suprapto, 2013).
Endapan itu sendiri diartikan sebagai zat yang memisahkan diri dari larutan sebagai
fase padat. Endapan bisa terbentuk ketika larutan menjadi lewat jenuh dengan suatu
zat yang saling berkaitan. Sesuatu akan mengendap ketika hasil kali ion-ionnya
melebihi konsepnya (Bakti, 2010).
1
Titrasi argentometri dibagi menjadi tiga metode, yaitu metode Mohr, metode Volhard
dan metode Fajans. Metode Volhard adalah metode titrasi yang pentiternya adalah
NH4SCN. Ag di titrasi NH4SCN dengan ditambah indikator Fe (III). Indikator Fe (III)
untuk membentuk zat berwarna di dalam larutan. Pada saat titrasi, AgSCN terbentuk.
Titrasi akan berhenti/mencapai titik akhir apabila NH4SCN bereaksi dengan Fe (III)
membentuk larutan warna merah gelap [FeSCN]2+. Pada saat akan menentukan ion
klorida harus dalam suasana asam karena jika saat suasana basa Fe3+ terhidrolisis
(Khopkar, 1990).
Metode Volhard didasari oleh pengendapan dari perak tiosianat dalam larutan asam
nitrat, dengan ion besi (III) dipergunakan untuk mendeteksi kelebihan ion tiosianat.
Metode ini digunakan untuk titrasi langsung perak dengan larutan standar tiosianat
atau untuk titrasi tidak langsung dari ion-ion klorida, bromida, dan iodida. Dalam titrasi
tidak langsung, kelebihan dari perak nitrat standar ditambahkan dan kemudian di titrasi
dengan tiosianat standar (Day dan Underwood, 2002).
No Alat Bahan
1 Buret NH₄CNS ± 0,1 N
2 Corong Kaca AgNO₃ ± 0,1 N
Indikator Fe³⁺ (amonium besi
3 Erlenmeyer 250 mL
sulfat)
4 Gelas Ukur 25 mL Indikator K₂CrO₄ 5%
5 Beaker Glass NaCl ± 0,1 N
6 Botol Semprot HNO₃ 1 N
7 Labu Ukur 100 mL Aquadest
8 Statif dan Klem Tissue
9 Pipet Volume 10.0 mL
2
VI. PROSEDUR
Prosedur:
3
4. Leher labu ukur dibersihkan menggunakan kertas saring, kemudian
dihomogenkan.
5. Larutan dipindahkan ke dalam botol reagen dan diberi label
3) Perhitungan NaCl ± 0,1 N 100 mL
BM : 58,44
Valensi :1
BM 58,44
BE = = = 58,44
Valensi 1
g 1000
N = ×
BE v
g 1000
0,1= ×
58,44 100 mL
g = 0,5844 gram
Prosedur
1. NaCl ditimbang sebanyak 0,5844 gram.
2. NaCl yang telah ditimbang dilarutkan dengan sedikit aquadest pada
beaker glass ad larut.
3. Dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL.
4. Aquadest ditambahkan ad tanda batas.
5. Larutan dihomogenkan, lalu dipindahkan ke dalam botol reagen.
6. Botol ditutup dan diberi label.
4
3. Larutan dimasukkan ke dalam labu ukur 1 Liter.
3. Aquadest ditambahkan ad tanda batas.
4. Leher labu ukur dibersihkan dengan kertas saring, dihomogenkan.
5. Larutan dipindahkan ke dalam botol reagen dan beri label.
6. Lakukan prosedur yang sama agar menjadi 2 Liter.
5) Perhitungan HNO₃ 1 N 1 Liter
Bj x % x 10
N=
BE
1,39 x 65 % x 10
N=
63,01
N=14,338 N
Pengenceran :
V₁ . N₂ = V₂ . N₂
1000
= V₂
14,338
69,74 mL=V ₂
Prosedur
5
B. Prosedur Analisis
6
VII. DATA PENGAMATAN
g 1000
N = ×
BE v
g 1000
0,01= ×
58,5 100 mL
g = 0,0585 gram
B. Penimbangan Sebenarnya
0,5844 gram
g 1000
N = ×
BE v
0,5844 1000
N= ×
58,44 100
N = 0,1 N
1 (mL) 2 (mL)
Titik Awal 0,00 14,90
Titik Akhir 14,90 29,85
Pemakaian 14,90 14,95
14,90 ml+14,95 ml
Rata-rata pemakaian =
2
= 14,925 mL
7
E. Normalitas AgNO₃ ± 0,1 N terhadap NaCl 0,1 N
N₂ = 0, 0670 N
1 (mL) 2 mL
Titik Awal 0,00 8,00
Titik Akhir 8,00 16,00
Pemakaian 8,00 8,00
8,00 ml x 8,00 ml
Rata-rata pemakaian =
2
= 8,00 mL
N₂ = 0, 0837 N
1 2
Titik Awal 0,00 10,00
Titik Akhir 10,00 20,00
Pemakaian 10,00 10,00
8
10,00 ml x 10,00 ml
Rata-rata pemakaian =
2
= 10,00 mL
% Kadar NH4Cl
VIII. PEMBAHASAN
Saat semua ion Cl- mengendap dengan sempurna, kelebihan 1-2 tetes larutan
AgNO3 akan bereaksi dengan ion kromat membentuk endapan perak kromat yang
berwarna merah bata dengan hal ini menandakan titik akhir titrasi.
9
Dilakukan juga standarisasi NH4CNS dengan AgNO3 0,1 N. Proses standarisasi
NH4CNS dengan AgNO3 bertujuan untuk menentukan normalitas dari NH4CNS dari
volume rata-rata NH4CNS yang diperlukan untuk menstandarisasi AgNO3. AgNO3 yang
sudah distandarisasi digunakan untuk menstandarisasi NH 4CNS dengan indikator Fe3+.
Metode ini disebut metode volhard. Sebelum dititrasi, larutan berwarna keruh. Pada
awal penetesan NH4CNS terjadi reaksi yang menyebabkan timbulnya deposito AgCNS
yang berwarna putih dengan persamaan reaksi :
yang dihasilkan berupa endapan putih, tetapi larutan masih bening. Sebelum
dititrasi, larutan AgNO3 0,1 N ditambah dengan HNO3 1 N dan indikator Fe3+. Setelah
Ag+ di dalam AgNO3 habis maka sedikit kelebihan NH4CNS di sistem akan
menyebabkan ion CNS- terpantau dengan Fe3+ dari ferri ammonium sulfat membentuk
[Fe(CNS)6]3- dengan reaksi :
Pada penetuan kadar NH4Cl dengan NH4CNS dilakukan dengan metode volhard.
Metode volhard yaitu metode yang digunakan untuk menetapkan kadar klorida, bromida
dan iodida dalam suasana asam. Metode ini didasarkan pada pengendapan perak
tiosianat dalam larutan asam nitrat, dengan menggunakan ion besi (III) untuk meneliti
ion tiosianat berlebih.
Dengan metode ini, larutan standar AgNO3 berlebih ditambahkan ke dalam larutan
yang mengandung ion halogen pada praktikum ditambahkan sebanyak 25 ml. Kelebihan
ion Ag+ dalam suasana asam dititrasi dengan standar garam tiosianat (NH4SCN)
menggunakan indikator larutan Fe3+. sampai titik ekivalen, terjadi reaksi antara titran
dan Ag+ membentuk endapan putih. Kelebihan titran menyebabkan reaksi dengan
indikator membentuk senyawa kompleks tiosianat feri (III) yang berwarna merah. Pada
Penentuan kadar Amonium klorida didapatkan kadar sampel yaitu 0,4482 % dengan rata
rata pemakaian 10,00 mL.
IX. KESIMPULAN
10
NH4SCN dengan ditandai adanya perubahan warna dari endapan putih
menjadi endapan merah.
2. Kadar sampel NH4Cl noMOR 17 yang didapat adalah sebesar 0,4482 %.
X. DAFTAR PUSTAKA
Bakti, Rivai. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Dasar I.
Indralaya:Universitas Sriwijaya.Harjadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar.
Jakarta: Gramedia.
11
XI. LAMPIRAN
Penimbangan Sebenarnya
NaCl
12
13