Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

ANALISA KUALITATIF KARBOHIDRAT


PADA SAMPEL AIR SEMANGKA
diajukan untuk memenuhi tugas Laporan Praktikum Biokimia
Dosen Pengampu:
Dr. Florentina Maria Titin Supriyanti, M.Si.

Tanggal Praktikum : Awal: 27 September 2017


Akhir: 04 Oktober 2017

Disusun oleh:
Khoerunnisa NIM. 1403687

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KIMIA


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2017
A. Tujuan Percobaan
1. Melakukan preparasi sampel air semangka
2. Menentukkan macam karbohidrat dalam sampel air semangka
3. Menghitung kadar kandungan karbohidrat dalam sampel air semangka

B. Dasar Teori
Karbohidrat itu sendiri merupakan senyawa karbon, hidrogen dan oksigen yang terdapat di
alam. Senyawa ini pernah disangka “hidrat dari karbon”, sehingga disebutlah karbohidrat. Pada
tahun 1880 dinyatakan bahwa gagasan “hidrat dari karbon” merupakan gagasan yang salah dan
sebenarnya karbohidrat adalah polihidroksi aldehida dan keton atau turunan keduanya (Fessenden
1986)
Karbohidrat didefinisikan secara umum sebagai senyawa dengan rumus molekul
Cn(H2O)n. Karbohidrat adalah turunan aldehid atau keton dari alkohol polihidroksi atau senyawa
turunan sebagai hasil hidrolisis senyawa kompleks (Girinda 1986). Salah satu perbedaan utama
antara berbagai tipe-tipe karbohidrat ialah ukurannya. Monosakarida adalah satuan karbohidrat yang
tersederhana, mereka tidak dapat dihidrolisis menjadi molekul karbohidrat yang lebih kecil. Monosakarida
dapat diikat bersama-sama membentuk dimer, trimer dan sebagainya dan akhirnya polimer.. Sedangkan
monosakarida yang mengandung gugus aldehid disebut aldosa. Glukosa, galaktosa, ribose, dan
deoksiribosa semuanya adalah aldosa. Monosakarida seperti fruktosa dengan gugus keton disebut ketosa.
Karbohidrat tersusun dari dua atau delapan satuan monosakarida dirujuk sebagai oligosakarida
(Poedjiadi, 2006).
Menurut Poedjiadi (2006), berdasarkan sifat-sifatnya terhadap zat-zat penghidrolisis
karbohidrat dibagi dalam 4 kelompok utama yaitu:
1. Monosakarida yaitu karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisa menjadi senyawa yang lebih
sederhana terdiri dari satu gugus cincin. Contoh dari monosakarida yang terdapat di
dalam tubuh ialah glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
2. Disakarida senyawa yang terbentuk dari gabungan dua molekul atau lebih monosakarida.
Contoh disakarida ialah sukrosa, maltosa dan laktosa.
3. Glikosida yaitu senyawa yang terdiri dari gabungan molekul gula & molekul non gula.
4. Polisakarida yaitu polimer yang tersusun oleh lebih dari lima belas monomer gula.
Dibedakan menjadi dua yaitu homopolisakarida dan heteropolisakarida.

Karbohidrat yang dihasilkan oleh tumbuhan merupakan cadangan makanan yang disimpan
dalam akar, batang, dan biji sebagai pati (amilum). Karbohidrat dalam tubuh manusia dan hewan
dibentuk dari beberapa asam amino, gliserol lemak, dan sebagian besar diperoleh dari makanan
yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. (Sirajuddin dan Najamuddin 2011). Karbohidrat ditemukan
pada setiap sel makhluk hidup yang berperan antara lain sebagai alat komunikasi sel (Winarno
2008).

Adapun fungsi dari karbohidrat diantaranya (Almatsier, 2010):


1. Sumber energi : fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh. Karbohidrat
merupakan sumber utama energi bagi penduduk di seluruh dunia, karena banyak didapat alam
dan harganya relatif murah. Karbohidrat di dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai
glukosa untuk keperluan energi segera;sebagian disimpan sebagai glikogen dalam hati dan
jaringan otot, dan sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai
cadangan energi di dalam jaringan lemak.
2. Pemberi rasa manis pada makanan : karbohidrat memberi rasa manis pada makanan,
khususnya mono dan disakarida. Sejak lahir manusia menyukai rasa manis. Alat kecapan pada
ujung lidah merasakan rasa manis tersebut. Gula tidak mempunyai rasa manis yang sama.
Fruktosa adalah gula paling manis.
3. Penghemat protein : bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan
digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi utamanya sebagai
zat pembangun. Sebaliknya, bila karbohidrat makanan mencukupi, protein terutama akan
digunakan sebagai zat pembangun.
4. Pengatur metabolisme lemak : karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak
sempurna, sehingga menghasilkan bahan-bahan keton berupa asam asetoasetat,aseton, dan
asam beta-hidroksi-butirat.
5. Membantu pengeluaran feses : karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan cara
peristaltik usus dan memberi bentuk pada feses. Selulosa dalam serat makanan mengatur
peristaltik usus,sedangkan hemiselulosa dan pektin mampu menyerap banyak air dalam usus
besar sehingga memberi bentuk pada sisa makanan yang akan dikeluarkan

Adanya karbohidrat dalam makanan dapat diidentifikasi secara kualitatif maupun kuantitatif.
Uji kualitatif karbohidrat yang mendasarkan pada pembentukan warna dapat dilakukan dengan
cara:

1. Uji molish
Uji ini berlaku umum, baik untuk aldosa maupun ketosa. Caranya, karbohidrat ditambah
H2SO4 melalui dinding-dinding tabung. Asam sulfat akan menyerap air dan membentuk
furfural yang selanjutnya dikopling dengan α-naphtol membentuk senyawa gabungan
berwarna ungu. Jika yang dideteksi pentose akan terbentuk furfural, sementara itu jika
aldosa yang dideteksi akan terbentuk hidroksimetilfurfural.(Abdul Rahman dan Sumantri,
2007)
2. Uji selliwanof
Uji ini positif terhadap ketosa, misal fruktosa. Akan tetapi negative terhadap aldosa.
Pereaksi dibuat dengan mencampurkan resorsinol dengan HCl pekat kemudian diencerkan
dengan akuades. Uji dilakukan dengan menambahkan larutan sampel ke dalam pereaksi
lalu dipanaskan dalam air mendidih. Adanya warna merah menunjukkan adanya ketosa.
3. Uji benedict
Uji ini positif untuk gula pereduksi/ gula inversi seperti glukosa dan fruktosa. Caranya gula
reduksi ditambahkan dengan campuran CuSO4 (tembaga sulfat), natrium sitrat (NaSO3)
dan natrium karbonat (NaCO3) lalu dipanaskan maka akan terbentuk endapan kupro oksida
(Cu2O) yang berwarna merah coklat. Uji ini terjadi dalam suasana basa/alkalis karena gula
akan mereduksi dalam suasana basa. Natrium sitrat berfungsi sebagai pengkelat Cu dengan
membentuk kompleks Cu- sitrat. Natrium karbonat berfungsi untuk menciptakan suasana
basa. Berikut ini bentuk reaksi yang terjadi pada uji benedict.
4. Uji fehling
Uji ini hampir sama dengan uji benedict yang bertumpu pada adanya gula pereduksi pada
karbohidrat. Cara ujinya: gula reduksi ditambah campuran larutan CuSO4 dalam suasana
alkalis (dengan ditambah NaOH) dan ditambah dengan Chelating agent, lalu dipanaskan
maka akan terbentuk endapan kupro oksida.
5. Uji iodium
Polisakarida dengan penambahan iodium akan membentuk kompleks adsorpsi berwarna
yang spesifik. Amilum atau pati yang dengan iodium menghasilkan warna biru, dekstrin
menghasilkan warna merah anggur, sedangkan glikogen dan sebagian pati yang
terhidrolisis akan membentuk warna merah.

C. Alat dan Bahan


Alat :

1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Pipet tetes tangkai panjang
4. Penangas air
5. Mikroskop

Bahan :

1. Pereaksi Molisch
2. Pereaksi Asam Pikrat
3. Pereaksi Benedict
4. Pereaksi Barfoed
5. Perreaksi Seliwanoff
6. Pereaksi Fenil Hidrazin
7. Larutan Kanji
8. Larutan HCl
9. Larutan NaOH
10. Larutan I2
11. Asam sulfat pekat
12. Aquadest
D. Langkah Kerja

Adapun cara kerja pada percobaan ini yaitu :

1. Percobaan Molisch
a) Mengisi tabung reaksi dengan sampel air semangka sebanyak 2 mL
b) Menambahkan pereaksi Molisch sebanyak 2 tetes
c) Tabung reaksi dimiringkan
d) Menambahkan 2 asam sulfat pekat

2. Percobaan iodium
a) Mengisi 3 tabung reaksi dengan sampel air semangka (masing-masing 3 mL)
b) Menambahkan 2 tetes air pada tabung 1, 2 tetes HCl pada tabung 2, 2 tetes NaOH
pada tabung 3
c) Menambahkan larutan iodium pada tabung reaksi tersebut.
d) Mengamati perubahan warna yang terjadi.

3. Percobaan barfoed
a) Mengisi tabung reaksi 3 mL pereaksi barfoed.
b) Menambahkan 2 mL sampel air semangka
c) Memanaskan larutan tersebut sampai 5 menit kemudian diamkanlah.
d) Mengamati perubahan yang terjadi.

4. Percobaan Fermentasi
a) Mengisi tabung reaksi 1 mL sampel air semangka.
b) Menambahkan 5 gr ragi kue
c) Mengamati perubahan yang terjadi.

5. Percobaan benedict
a) Mengisi tabung reaksi dengan pereaksi benedict sebanyaak 5 mL.
b) Menambahkan 8 tetes sampel air semangka
c) Memanaskan larutan tersebut dalam penangas air mendidih selama 2-3 menit.
d) Dinginkan dan amati perubahan warna yang terjadi.

6. Percobaan Tauber
a) Mengisi tabung reaksi dengan 1 mL Larutan Tauber.
b) Menambahkan 5 tetes sampel air semangka
c) Memanaskan sampel dalam tabung sampai mendidih
d) Mengamati perubahan warna yang terjadi.
7. Percobaan Seliwanoff
a) Mengisi tabung reaksi dengan 3 mL pereaksi seliwanoff
b) Menambahkan 3 tetes sampel air semangka
c) Memanaskan sampel dalam tabung ke dalam penangas sanpai mendidih
d) Dinginkan dan amati perubahan warna yang terjadi.

8. Percobaan Phenilhidrazin
a) Mengisi tabung reaksi dengan 2 ml sampel air semangka
b) Menambahkan 5 mL phenilhidrazin
c) Memanaskan sampel dalam tabung ke dalam penangas air mendidih
d) Menguji kristal dengan mikroskop

E. Pengamatan
PERCOBAAN PENGAMATAN ANALISIS
Molisch Terbentuk cincin warna ungu ( + ) Karbohidrat
Iodium Tabung 1 = Larutan berwarna ( - ) Pati
hijau muda, terdapat endapan
hijau tua, tidak berbau
Tabung 2 = Larutan berwarna
hijau muda, terdapat endapan
hijau tua, tidak berbau
Tabung 3 = Tidak
menunjukkan perubahan
warna
Barfoed Terbentuk endapan putih ( + ) Monosakarida
kemerahan
Fermentasi Tidak bereaksi, terdapat ( + ) Galaktosa
endapan merah, tidak
terbentuk gelembung
Benedict Larutan berwarna orange ( + ) Galaktosa
Tauber Larutan berwarna orange ( + ) Heksosa
Seliwanoff Larutan berwarna merah ( + ) Fruktosa
muda
Phenilhidrazin Larutan berwarna kuning ( + ) Gluksazon
pekat, terbentuk kristal
Bentuk kristal diuji adalah
jarum
F. Pembahasan

a. Percobaan Molisch
Berdasarkan uji molisch yang dilakukan, sampel menunjukkan hasil positif. Hasil positif
sampel ditandai dengan terbentuknya kompleks warna ungu tua. Hal ini menunjukkan
baha sampel mengandung karbohidrat. Asam sulfat akan mendehidrasi gugus gula
perdeuksi membentuk cincin fulfural. Cincin furfural yang sudah terbentuk ini kemudian
akan bereaksi dengan alfa naftol yang terkandung dalam pereaksi molisch membentuk
kompleks warna ungu. Hal ini sudah sesuai dengan literature, dimana dalam literature
disebutkan semangka mengandung karbohidrat.
b. Percobaan Iodium
Pada uji iodium, sampel menunjukkan hasil negative. Hal ini ditandai dengan sewaktu
iodium diteteskan pada tabung 1 dan tabung 2 menunjukkan warna hijau muda sedangkan
pada tabung 3 tidak menunjukkan perubahan warna (tetap merah muda). Berdasarkan
literature, hasil negative yang didapat sudah sesuai dengan literature, yang mana
menyebutkan bahwa semangka mengandung monosakarida. Monosakarida hanya terdiri
dari satu gugus gula dan merupakan karbohidrat yang paling sederhana sehingga golongan
helix yang dimilikinya kecil. Hal ini menyebabkan tri iodide susah masuk ke golongan
helix monosakarida sehingga tidak terbentuk warna biru tua.
c. Percobaan Barfoed
Pada percobaan ketida, hasil ujinya positif. Hal ini ditandai dengan setelah pemanasan,
larutan yang tadinya berwarna biru tanpa endapan berubah menjadi larutan biru dan
terdapat endapan merah saat pemanasan di menit ke-6. Berdasarkan literature, hasil yang
di dapat sudah sesuai. Hal ini terjadi karena monosakarida mempunyai gugus gula
pereduksi sehingga dapat mereduksi pereaksi barfoed dan membentuk endapan merah
bata.
d. Percobaan fermentasi
Berdasarkan literature (Anonim, 2017), semangka memiliki gugus sukrosa. Untuk
memastikannya maka dilakukan tes fermentasi. Hasil dari uji fermentasi ini negative yang
ditandai dengan tidak teerbentuknya gelembung di dalam tabung reaksi. Hal tersebut
menunjukkan bahwa karbohidrat tidak dicerna oleh ragi dan tidak diubah menjadi etil
alcohol (C2H5OH) serta karbon dioksida sehingga dapat dikatakan sampel negative
mengandung gugus sukrosa.
e. Percobaan benedict
Untuk memastikan kembali tidak adanya gugus sukrosa dalam sampel maka dilakukan uji
benedict. Positif mengandung sukrosa apabila tidak terbentuknya larutan berwarna
orange/coklat. Hasil percobaan menunjukkan adanya perubahan warna menjadi orange.
Semangka merupakan monosakarida gugus gula pereduksi sehingga dapat mereduksi
pereaksi benedict CuO menjadi CU2O. karena uji fermentasi menunjukka hasil negative
dan benedict menunjukkan hasil yang positif maka dapat dipastikan sampel tidak
mengandung gugus sukrosa seperti yang tercantum dalam literature. Namun dapat
disimpulkan sampel positif mengandung gugus galaktosa
f. Percobaan tauber
Untuk menguji apakah monosakarida yang terkandung dalam sampel semangka adalah
heksosa atau pentose maka dilakukan tes tauber. Hasil dari percobaan ini negative. Hal
tersebut ditunjukkan dengan tidak terbentuknya larutan berwarna merah chery, melainkan
warna orange. Hal tersebut menunjukkan bahwa gugus yang terdapat dalam sampel adalah
gugus heksosa.
g. Percobaan seliwanoff
Selanjutnya dilakukan uji seliwanoff untuk membuktikan adanya ketosa (fruktosa). Hasil
yang didapatkan adalah positif yang ditunjukkan dengan terbentuknya larutan berwarna
merah. Hal ini menunjukkan adanyaa pembentukan resorsinol 1,3-dihidroksi benzene.
Reaksi ini spesifik dengan ketosa yang ditunjukkan dengan hasil reaksi berwarna merah
(Sumardjo, 2009). Sehingga dapat dikatakan bahwa adanya kesesuaian antara literatu
dengan percobaan yang menyebutkan bahwa semangka mengandung gugus fruktosa.
h. Percobaan phenilhidrazin
Tujuan uji osazon yaitu untuk membedakan bermacam-macam karbohidrat dari gambar
kristalnya.(Sumardjo, 2006). Phenilhidrazin berfungsi memberikan endapan kristal kuning
pada tabung reaksi yang berisi larutan gula. Fungsi pemanasan dan digoyang-goyangkan
agar sampel yang diujikan berubah warna menjaid kuning bening pada glukosa dan
kuning keruh pada fruktosa. Hasil percobaan uji osazon ini yaitu positif yang ditunjukkan
dengan terbentuknya larutan berwarna kuning pucatt. Hal tersebut memberikan
kesimpulan bahwa sampel air semangka mengandung gugus fruktosa.

G. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum analisis kualitatif yang telah dilakukan terhadap sampel air semangka
didapatkan jenis karbohidrat yaitu fruktosa dan galaktosa dan terdapat ketidaksesuaian dengan
literatur ( semangka mengandung fruktosa dan sukrosa )

H. Daftar Pustaka

Almatsier, Sunita. (2001). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Anonim. (2017). Tahukah Anda, Apa Saja Khasiat Semangka?. [online]. Tersedia
di: www.deherba.com/Tahukah-anda-apa-saja-khasiat-semangka.html. [21 September
2017]
Bintang, Maria. (2010). Biokimia-Teknik Penelitian. Jakarta: Erlangga
Fessenden, Ralp J.. (1990). Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Girinda, Aisyah. (1986). Biokimia. Jakarta: Gramedia.
Poedjiadi, Anna. (1994). Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press.
Rahman, Abdul dan Sumantri. (2007). Analisis Makanan. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press
Sirajuddin dan Najamuddin. (2011). Penuntun Praktikum Biokimia. Makasar: Universitas
Hasanuddin.
Sumardjo, Damin. (2006). Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran Dan
Program Strata 1 Fakultas Bioeksakta. Jakarta: EGC
Winarno, F.G.. (2004). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Anda mungkin juga menyukai