Anda di halaman 1dari 10

ARGENTOMETRI

KIMIA DASAR

Dosenpengampu : Nita Maria Rosiana, S.TP, M.Sc

Disusunoleh :
1. ChosimahIskarimah (G42181387)
2. Prasetyo Yudo Wirawan (G42181411)
3. Dwi Maryani (G42181462)
4. Nada Rifdah (G42181486)
5. SitiKhofifah Elita (G42181499)
6. FikaNurFitri (G42181504)

PROGRAM STUDI GIZI KLINIK


JURUSAN KESEHATAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Argentometri merupakan suatu metode titrasi yang akan menghasilkan
garam perak yang sukar larut dan berasal dari nitrat perak nitrat. Metode Mohr
adalah salah satu metode yang terdapat dalam titrasi argentometri ini, metode ini
dapat digunakan untuk menentukan kadar klorida dan bromida yang berasal dari
larutan AgNO3 yang bertindak sebagai larutan standard an ditambahi dengan
larutan K2CO4 sebagai indicator dari praktikum ini.
Selain dengan menggunakan metode Mohr, titrasi argentometri juga
dapat dilakukan dengan beberapa metode lainnya, seperti metode Volhard.
Metode ini bekerja dengan menggunakan prinsip menentukan titik akhir yang
ditandai dengan pembentukan warna pada senyawa yang berlarut dalam titrasi
tersebut. Metode Volhard ini dapat digunakan untuk menentukan kadar klorida,
bromida, dan iodida dalam suasana asam, yaitu dengan menambahkan larutan
baku perak nitrat, lalu kelebihan larutan baku perak nitrat dititrasi kembali
dengan larutan baku tiosianat. Metode lainnya yang dapat digunakan dalam
titrasi argentometri ini adalah metode K. Fajans, metode ini menggunakan
indicator absorbs serta menggunakan senyawa fluoresin dan eosin. Beberapa
yang perlu diperhatikan untuk melakukan titrasi argentometri dengan
menggunakan metode ini adalah endapan harus dijaga agar selalu berada dalam
bentuk koloid, karena jika tidak maka akan mengakibatkan adanya perubahan
warna yang tidak jelas dalam pelaksanaan titrasi. Metode yang terakhir adalah
metode leibig, pada metode ini, titik akhir titrasinya tidak ditentukan dengan
indikator  akan tetapi ditunjukkan dengan terjadinya kekeruhan. (Yulli, 2014)
(yulli, eka kartika, “Titrasi Ergentometri dengan Cara Mohr”,
diakses
https://widyakhuzaimah.files.wordpress.com/2014/04/titrasi-
argentometri-dengan-cara-mohr-2.pdf , pada 01 April 2014)

1.2 Tujuan
1. Menjelaskan prinsip, prosedur titrasi Argentometri
BAB 2. METODOLOGI

1.1 TempatdanWaktuPraktikum
Tempat : Laboratorium Analisis Zat Gizi GKL Politeknik Negeri Jember
Waktu : pukul 07.00-09.00
1.2 AlatdanBahan
Alat g. Gelas kimia 250ml
a. Labu ukur 250ml h. Neraca analitik
b. Gelas ukur 25ml i. Corong
c. Pipet volume 10ml j. Batang pengaduk
d. Buret 50ml k. Botol kosong
e. Statuf set l. Ball pipet.
f. Erlenmeyer 250ml Bahan
a. Kristal NaCl 0,293 gram d. Aquades
b. Kristal AgNO3 1,7 gram e. Larutan K2CrO4
c. Garam dapur 0,2 gram

1.3 ProsedurPraktikum
Untuk pembuatan larutan standart AgNO3 sebanyak 1 liter dapat dilakukan
dengan cara menimbang dengan tepat AgNO3 sebanyak 1,7 gram dalam gelas kimia
dengan menggunakan neraca analis, kemudian tambahkan aquades secukupnya
kedalam gelas kimia untuk mengencerkan AgNO3 dan aduk dengan menggunakan
pengaduk agar dapat larut sampai homogen. Selanjutnya masukkan larutan AgNO 3
kedalam labu takar 250ml, lalu larutan tersebut diencerkan dengan menambahkan
aquades hingga tanda batas. Kocok larutan AgNO3 dalam labu takar sampai
bercampur dengan aquades. Terakhir larutkan AgNO3 encer tersebut kedalam satu
botol bersih.
Pembuatan larutan standart NaCl 0,01 N sebanyak 500mL, dilakukan dengan
menimbang NaCl sebanyak 0,293 gram dalam gelas kimia dengan menggunakan
neraca analisis, selanjutnya tambahkan aquades secukupnya ke dalam gelas kimia
untuk mengencerkan NaCl, dan aduk dengan menggunakan pengaduk agar dapat
larut sampai homogen. Kemudian masukkan larutan NaCl tersebut kedalam labu
takar 500mL, lalu larutan tersebut diencerkan dengan menambahkan aquades
kedalamnya sampai tanda batas, kocok larutan NaCl tersebut sampai bercampur
dengan aquades, terakhir pindahkan larutan NaCl tersebut ke dalam satu botol bersih.
Untuk standarisasi larutan NaCl dengan menggunakan larutan AgNO3 dilakukan
dengan mengisi buret dengan larutan AgNO3 sampai penuh, kemudian 10mL larutan
NaCl dimasukkan kedalam labu Erlenmeyer. Tambahkan indicator larutan K2CrO4
sebanyak 5 tetes kedalam labu Erlenmeyer yang berisi larutan NaCl tadi, lalu kocok
agar dapat bercampur. Kemudian titrasi larutan dalam labu Erlenmeyer tersebut
dengan menggunakan larutan AgNO3 setetes demi setetes melalui buret sampai
terjadi perubahan warna larutan dari kuning menjadi berwarna merah. Langkah
terakhir lakukan percobaan 1-4 sebanyak 3 kali pengulangan, dan catat volume
AgNO3 yang diperlukan dari buret.
Menentukan kadar/kemurnian NaCl dalam garam dapur kotor dengan
menggunakan metode Mohr dilakukan dengan menimbang garam dapur kotor
sebanyak 0,2 gram dalam gelas kimia dengan menggunakan neraca analitik,
selanjutnya tambahkan aquades secukupnya ke dalam gelas kimia untuk
mengencerkan garam dapur kotor tersebut, dan aduk dengan menggunakan pengaduk
agar dapat larut sampai homogeny. Lalu masukkan larutan garam dapur kotor
tersebut ke dalam labu takar 250mL, kemudian larutan tersebut diencerkan dengan
menambahkan aquades ke dalamnya sampai tanda batas, kocok larutan garam dapur
kotor tersebut sampai bercampur dengan aquades dan pindahkan larutannya kedalam
satu botol bersih. Setelah itu, ambil 10mL larutan garam dapur kotor dari sampel
yang telah diencerkan dan masukkan ke dalam labu Erlenmeyer, tambahkan indicator
larutan K2CrO4 sebanyak 5 tetes ke dalam labu Erlenmeyer yang berisi larutan tadi,
kemudian kocok agar dapat bercampur. Titrasi larutan dalam labu Erlenmeyer
tersebut dengan menggunakan larutan AgNO3 setetes demi setetes melalui buret
hingga terjadi perubahan warna larutan dari kuning menjadi berwarna merah.
Lakukan kegiatan percobaan 6-8 sebanyak 3kali pengulangan, dan mencatat volume
AgNO3 yang diperlukan dari buret.
1.4 Diagram Alir
BAB 3. HASIL PRAKTIKUM
BAB 4. PEMBAHASAN
1. Tuliskan reaksi argenometri yang terjadi!
Ag(NO3)(aq)  +  NaCl(aq) -> AgCl(s)  + NaNO3(aq)
(Hastuti, 2007)
2. Apakah guna penambahan K2CrO4?
Penambahan K2CrO4 pada titrasi Argentometri ini digunakan sebagai
indikator dalam proses titrasi tersebut. Hal ini bermaksud agar terbentuk
endapan berwarna coklat kemerahan sehingga titik akhir suatu titrasi tersebut
dapat diamati dengan jelas. (Mardiono, 2008)
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&cad=rja&uact=8&ved=2ahUK
EwjRnqiqgfPeAhXQinAKHQA0Cn8QFjAEegQIABAC&url=https%3A
%2F%2Fjurnal.uns.ac.id%2Fcarakatani%2Farticle%2Fdownload
%2F13980%2F11622&usg=AOvVaw0jAvXQrDSAI0G493_QLYbN
3. Tuliskan reaksi kimia yang terjadi!
Ag+ + Cl- → AgCl(s) reaksi yang terjadi pada saat pembentukan endapan
putih.
2Ag+ + CrO4→ Ag2CrO4 reaksi yang terjadi pada saat pembentukan
endapan merah kecoklatan.
(Santoso, 2017)
4. Sebut dan jelaskan perbedaan metode untuk menentukan titik akhir titrasi
argentometri!
a. Metode Mohr
Metode ini menggunakan indikator asam basa. Biasanya cara ini dapat
dipakai untuk menetapkan kadar klorida dan Bromida dalam suasana
netral. Misalnya untuk menentukan kandungan klorida dalam berbagai
contoh air, misalnya air sungai, air laut, air sumur, air hasil pengolahan
industri sabun, dan sebagainya. Prinsip kerjanya larutan klorida atau
bromida dalam suasana netral atau dititrasi dengan larutan perak nitrat
menggunakan indikator K2CrO4. Apabila ion klorida atau bromida telah
habis diendapkan oleh ion perak, maka ion K2CrO4 akan bereaksi dengan
ion perak membentuk endapan Ag2CrO4yang berwarna coklat merah
sebagai titik akhir titrasi. Metode ini memiliki larutan standar berupa
larutan perak nitrat, dan menggunakan indikator K2CrO4. (Khopkar,
1440)
b. Metode Volhard
Metode ini berfungsi untuk menentukan kadar perak, serta menetapkan
kadar klorida, bromida, dan ionida dalam suasana asam. Prinsip kerja
metode ini adalah dengan menambahkan larutan baku perak nitrat,
kemudian dititrasi dengan menggunakan tiosianat.Akan membentuk
larutan berwarna merah jika telah mencapai titik akhir titrasi.Metode
Volhard ini menggunakan indikator garam Fe (III). (Khopkar, 1440)
c. Metode Fajans
Dalam metode ini menggunakan indikator adsorbs, yakni zat yang dapat
diserap pada permukaan endapan dan akan menyebabkan timbulnya
warna. Indikator yang digunakan adalah flouresein (FI-), serta
menggunakan AgNO3 sebagai titran.(Khopkar, 1440)
BAB 5. KESIMPULAN

Titrasi merupakan salah satu metode kimia yang digunakan untuk menentukan
konsentrasi dari suatu larutan melalui mereaksikan sejumlah volume larutan dengan
larutan lainnya. Sementara titrasi argentometri merupakan salah satu jenis metode dari
titasi pengendapan yang digunakan untuk mengukur kadar zat dalam suatu larutan yang
dilakukan dengan tritasi berdasarkan pembentukan endapan dengan ion Ag. Pada titrasi
argentometri ini dapat dilakukan melalui 3 metode yaitu metode Mohr, metode Volhard,
serta metode Fajans. Metode ini dapat dilakukan dengan cara membuat larutan satndar
AgNO3 sebanyak 250 ml terlebih dahulu, kemudian membuat larutan standar NaCl o,01
N sebanyak 250 ml, setelah itu barulah melakukan standarisasi larutan NaCl dengan
menggunakan larutan AgNO3, terakhir penentuan kadar/kemurnian NaCl dalam garam
dapur kotor dengan menggunakan metode Mohr.

DAFTAR PUSTAKA

Khopkar, S. M. 1990.   Konsep Dasar Kimia Analitik.Jakarta:Universitas Indonesia.

Hastuti, Sri, M,Si, dkk. 2007. Buku petunjuk praktikum kimia dasar 1.
Surakarta:Laboratorium Kimia Dasar FMIPA UNS.

Santoso, Rachmadani Indriyana, dkk. 2017. Pengaruh Metode Pencucian terhadap


Penurunan Kadar Klorin dalam Beras dengan Titrasi Argentometri.Diakses pada
http://diploma.chemistry.uii.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/Prosiding-SNKP-UM-
2017-Tri-Esti-P.pdf pada tanggal 5 November 2017
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai