Anda di halaman 1dari 5

PENETAPAN KADAR KLORIN (Cl2) PADA BERAS NONSUBSIDI

(Studi di Pasar Tanjung Mojokerto)

Wildan Nur El Fiqih

ABSTRAK

Klorin (Cl2) merupakan salah satu unsur yang ada di bumi dan jarang dijumpai dalam
bentuk bebas. Pada umumnya klorin dijumpai dalam bentuk terikat dengan unsur atau
senyawa lain membentuk garam natrium klorida (NaCl) atau dalam bentuk ion klorida di air
laut. Tujuan dari penelitian ini untuk untuk mengidentifikasi dan menentukan kadar klorin
dalam beras nonsubsidi yang di jual di pasar Tanjung Kota Mojokerto menggunakan metode
reaksi warna dan titrasi iodometri. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Jumlah
sampel beras nonsubsidi dalam penelitian ini sebanyak 5 sampel dengan menggunakan total
sampling dan pemeriksaan dilakukan di Laboratorium Kimia dan Lingkungan di Balai Riset
dan Standarisasi Industri menggunakan uji kualitatif (warna) dan uji kuantitatif metode
titrasi iodometri.Teknik pengolahan data menggunakan editing, codding, tabulating dan
analisa data menggunakan rumus persentase. Berdasarkan hasil penelitian dari 5 sampel
beras nonsubsidi, 3 sampel beras dinyatakan mengandung klorin dengan kadar yang
berbeda-beda seperti beras dengan kode 1 0,043 mg/l, beras 3 0,029 mg/l, beras 4 0,027
mg/l dan 3 sampel lainya negatif mengandung klorin yaitu 2 sampel beras.Didapatkan hasil
kadar klorin (Cl2) pada 3 sampel beras nonsubsidi dari 5 beras yang positif. Pada 3 beras
yang mengandung klorin (Cl2) mempunyai kadar yang berbeda-beda seperti kode beras 1,3,
dan 4 memiliki kadar 0,027 – 0,043. Dari hasil yang di dapatkan tergolong masih dalam
batas aman untuk di konsumsi yaitu kurang dari 0,2 mg/l-0,5 mg/l yang ditentukan oleh
Permenkes RI No. 416/Menkes/PER/IX/1990.
Kata kunci : Beras, Klorin, Pasar

STIPULATION OF CHLORINE CONTENTS (Cl2) IN RICE NONSUBSIDIES

(Study in Tanjung Mojokerto Of Market)

ABSTRACT
Chlorine (Cl2) is one of the elements present in the earth and rarely found in free
form. In general, chlorine is found in the form bonded with elements or other compounds to
form sodium chloride salts (NaCl) or in the form of chloride ions in the sea water. The
purpose of this study was to identify and determine chlorine levels in non-subsidized rice
sold in the market of Tanjung Mojokerto City using color reaction method and iodometry
titration. This research is a descriptive research. The number of samples of nonsubsidized
rice in this study were 5 samples using total sampling and the examination was done in
Chemical and Environmental Laboratory at Research Center and Industrial Standardization
using qualitative test (color) and quantitative test of iodometry titration method. Data
processing technique using editing, codding, tabulating And data analysis using the
percentage formula. Based on the research result of 5 samples of nonsubsidized rice, 3
samples of rice are said to contain chlorine with different levels such as rice with code 1
0,043 mg / l, rice 3 0,029 mg / l, rice 4 0,027 mg / l and 3 other samples containing negative
Chlorine ie 2 samples of rice. The result of chlorine (Cl2) was found in 3 samples of
nonsubsidized rice from 5 positive rice. In 3 chlorine-containing rice (Cl2) have different
levels such as rice code 1.3, and 4 have levels of 0.027 - 0.043. The results obtained are still
within safe limits for the consumption of less than 0.2 mg / l-0,5 mg / l determined by
Permenkes RI No. 416 / Menkes / PER / IX / 1990.
Keywords: Rice, Chlorine, Market.

1
PENDAHULUAN perlu adanya pemeriksaan dengan sampel
penelitian dari beras non subsidi yang di
Perkembangan teknologi pengolahan jual di pasar Mojokerto. Dari penelitian
pangan sekarang ini sangat berkembang yang akan dilakukan dapat diketahui
pesat. Seiring dengan berkembangan tingkat penggunaan klorin yang dijual dari
pangan di masyarakat banyak pasar tersebut. Adapun solusi pengganti
menimbulkan efek negatif bagi pemutih klorin pada beras yaitu dengan
masyakarat. Seperti klorin (Cl2) yang menggunakan ekstrak jeruk nipis yang
digunakan sebagai pemutih beras, yang mana bertujuan untuk menjaga kualitas
bertujuan supaya beras memiliki kualitas dan mutu beras. Mengingat kandungan
tinggi dan harga yang mahal. Klorin asam sitrat yang terdapat pada jeruk nipis
merupakan bahan kimia yang sering yang bermanfaat sebagai bahan pengawet
digunakan sebagai, pemutih kertas, dan alami, antimikroba dan pemutih baju alami
desinfektan. Efek dari klorin (Cl2) dalam (Istifany, et al,2010).
jangka waktu singkat akan menimbulkan METODE PENELITIAN
berbagai penyakit seperti penyakit maag
sedangkan dalam jangka waktu panjang Penelitian ini merupakan penelitian
mengakibatkan penyakit kanker ginja dan deskriptif. Penelitian ini dilakukan di
hati (Tilawati. 2015). Klorin (Cl2) sebagai Laboratorium Balai Riset dan Standarisasi,
pemutih dan desinfektan merupakan kemudian di periksaa menggunakan uji
bahan yang dilarang penggunaanya dalam kualitatif reaksi warna dan uji kuantitatif
makanan. Larangan ini tertera dalam titrasi iodometri. Populasinya 5 agen beras
Peraturan Menteri Kesehatan Republik di pasar Tanjung Kota Mojokerto. Sampel
Indonesia No.772/Menkes/Per/XI/88 dalam penelitian ini adalah 5 beras.
klorin (Cl2) tidak tercatat sebagai Bahan Sampel ini diambil dengan menggunakan
Tambahan Pangan (BTP) dalam kelompok teknik Total sampling.
pemutih atau pematang tepung dan
menurut Peraturan Menteri Pertanian
No.32/Permentan/OT.110/3/2007, klorin ALAT DAN BAHAN
tercatat sebagai bahan kimia berbahaya.
Beras adalah salah makanan pokok bagi Alat
masyarakat Indonesia karena mudah di Pipet tetes, bulb, buret, bearker glas,
olah dan mengandung berbagai zat gizi Erlenmeyer, Kertas saring, neraca, pipet
yang akan menunjang berbagi aktivitas
ukur 5 ml, pepet ukur 25, pipet ukur 10
alam sehari-hari (Tilawati,2015).
Beras mengandung Nilai nutrisi kalori 360 ml, klem, statis.
g, protein 6,8 g, lemak 0,7 g,
karbohidrat ,fosfor 140 g, besi 0,8 g, Bahan
vitamin B1 0,12 g, Air 13 g, bahan 100%. Amilum 1 %,Aquadest 50 ml, Kalium
Pada beras giling masak nilai nutrisi kalori Iodida 10 % 10 ml, Asam asetat
178 g, protein 2,1 g, lemak 0.1 g, kalsium 10 ml.
5 g, fosfor 22 g, besi 0,5 g, vitamin B1 Prosedur
0,02 g, air 57 g, bahan 100%. (BKPPP, Prosedur Uji Kualitatif :
2014). Membuat ekstrak beras, sampel beras
ditimbang sebanyak 10 gram
Penelitian sebelumnya melaporkan bahwa menggunakan timbangan neraca analitik.
penetapan kadar klorin (CI2) pada beras Beras dihaluskan dengan cara di haluskan
secara acak menggunakan metode dengan blender. Sampel dimasukkan ke
Iodometri oleh dengan menggunakan dalam beaker glass dan ditambahkan
sempel beras secara acak dengan kadar aquadest sebanyak 50 ml, kemudian
klorin (Cl2) 0,09% (Ulfa,2015). Sehingga menghomogenkan hingga merata.

2
Kemudian disaring menggunakan kertas Pasar Tanjung Mojokerto Juli
saring, filtrate diambil 2 ml. Kemudian 2017.
ekstrak beras ditambahkan larutan kalium No Kode Beras Hasil Kualitatif
iodida 10% sebanyak 2 ml dan larutan 1 1 +
amilum 1%, bila klorin positif akan terjadi 2 2 -
warna biru lembayung. 3 3 +
Prosedur Standarisasi : 4 4 +
Untuk standarisasi natrium tiosulfat 0,01N 5 5 -
di pipet 10 ml kemudian larutan KIO 3 0,01 Sumber : Data Primer Juli 2017
N dimasukkan dalam erlenmeyer 250 ml.
Lalu ditambahkan 5 ml H2SO4 2 N dan Tabel 5.3 Persentase Hasil Uji Kualitatif
campurkan hingga homoge. Tambahkan 10 No Hasil Persentase (%)
ml larutan KI 10%, titrasi menggunakan 1 Positif 60%
2 Negatif 40%
Na2S2O3 0,01N dari warna kuning
100%
kecoklatan menjadi merah muda.
Sumber : Data Primer Juli 2017
Kemudian ditambahkan 1 ml larutan
Berdasarkan tabel 5.3 didapatkan
indikator amilum 1%, pertama berwarna
hasil pemeriksaan klorin pada beras yang
biru, lanjutkan titrasi menggunakan
diperoleh diketahui bahwa sebagian kecil
Na2S2O3 hingga warna biru benar-benar
positif mengandung klorin (Cl2) yaitu 3
hilang.
sampel (60%).
Prosedur Uji Kuantitatif :
Tabel 5.4 Hasil Uji Kuantitatif Kadar
Sampel beras yang telah ditumbuk
Klorin (CI2) Pada Beras di
ditimbang sebanyak 10 gr dimasukkan ke
Pasar Tanjung Mojokerto Juli
dalam Erlenmeyer. Ditambahkan akuades
2017.
50 mL kemudian ditambahkan 2 gr kalium
No Sampel Beras Kadar Klorin (Cl2)
iodida dan 10 mL asam asetat. Tutup mulut
erlenmeyer menggunakan plastik bewarna 1 Beras no.1 0,043 mg/l
hitam. Titrasi dengan larutan natrium 2 Beras no.3 0,029 mg/l
tiosulfat sampai berwarna kuning muda 3 Beras no.4 0,027 mg/l
Sumber : Data Primer Juli 2017
kemudian ditambahkan 1 mL indikator
Berdasarkan tabel 5.3 didapatkan hasil
amilum, titrasi dilanjutkan hingga warna
kadar klorin (CI2) pada sampel beras
biru benar-benar hilang.
nomer 1,3, dan 4 dengan 0,027 - 0,043
HASIL PENELITIAN
PEMBAHASAN
Data yang di kaji dalam penelitian ini akan Menurut tabel 5.1 uji fisiologi pada beras
di jelaskan sebagai berikut : nonsubsidi didapatkan ciri-ciri fisik dari
Tabel 5.1 Hasil Uji Fisiologi Klorin (CI2) segi tampilan yaitu berwarna putih
Pada Beras di Pasar Tanjung mengkilat seperti pada kode beras 1, 3, dan
Mojokerto Juli 2017. 4 yang memiliki warna putih (++) yang
No Beras Tampilan artinya beras berwarna lebih putih dari
Warna Bau beras yang tanpa pemutih , dan bertekstur
1 Beras 1 Putih (+) Menyengat licin dari segi bau beras tersebut tercium
2 Beras 2 Putih Tdk bau kimia yang menyengat, pada beras
Menyengat biasa memiliki bau yang khas dan tidak
3 Beras 3 Putih (+) Menyengat berbau kimia yang menyengat (apek).
4 Beras 4 Putih (+) Menyengat Sehingga dapat diduga beras dengan kode
5 Beras 5 Putih Tdk 1,3, dan 4 positif mengandung klorin (Cl2).
menyengat Pada uji kualitatif dilakukan terlebih
Sumber data primer Juli 2017 dahulu dengan membuat ekstrak beras
Tabel 5.2 Tabel 5.2 Hasil Uji Kualitatif yang telah di tambahkan aquadest 50 ml,
Klorin (CI2) Pada Beras di kemudian diambil 2 ml ektrak beras lalu di
tambahkan kalium iodida. Penambahan

3
kalium iodida bertujuan sebagai oksidator. klorin (Cl2) mempunyai kadar yang
Kemudian di tambahkan amilum 1% berbeda-beda seperti kode beras 1,3, dan 4
sebagai indikator. Berdasarkan tabel 5.2 memiliki kadar 0,027 – 0,043 mg/l
dan 5.1 beras yg positif akan berwarna biru
lembayung seperti pada sampel beras pada Saran
nomer 1, 3, dan 4. Dari uji kualitatif di
dapatkan hasil persentase 60% ekstrak 1. Bagi Dinas Kesehatan
beras berwarna biru lembayung yang Dinas kesehatan dapat berkerja sama
menandakan beras positif mengandung dengan Badan POM untuk memantau,
klorin (Cl2) dan 40% ekstrak beras mengawasi dan mengefaluasi secara
berwarna putih bening yang menandakan berkala untuk mengetahui pemakaian
beras negatif mengandung klorin (CI 2) dari pemutih pada beras, serta melakukan
5 sampel beras nonsubsidi. pemeriksaan secara langsung dengan uji
Iodium yang dihasilkan selanjutnya kualitatif di pasar-pasar Mojoketo,
dititrasi dengan larutan baku natrium sehingga dapat dilakukan tindakan
tiosulfat, banyaknya volume tiosulfat yang pencegahan.
digunakan sebagai titran berbanding lurus
dengan iod yang dihasilkan. Dengan reaksi 2. Bagi Institusi Pendidikan
sebagai berikut: Penelitian ini dapat dijadikan referensi
I2 + 2S2O32- S4O62- + 2I- untuk pengabdian masyarakat dengan judul
Titrasi larutan dilakukan dalam suasana penetapan kadar klorin (CI2) pada beras
asam dengan penambahan asam asetat. nonsubsidi.
Fungsi penambahan asam asetat adalah
supaya iodium bereaksi dengan hidroksida 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
dari asam asetat dan akan menjadi ion Penelitian ini dapat dikembangkan dengan
iodida, dan erlenmeyer yang berisi larutan pengaruh klorin (Cl2) terhadap kandungan
iodium ditutup menggunakan plastik protein dan korbohidrat pada beras.
hitam, karena iodium mudah teroksidasi
oleh cahaya dan udara sehingga akan sulit
dititrasi menggunakan natrium tiosulfat. KEPUSTAKAAN
Pada titrasi iodometri menggunakan
amilum sebagai indikator yang berfungsi BKPP ,2014, Data Kandungan Gizi Bahan
untuk menunjukan titik akhir titrasi yang Pangan dan Hasil
ditandai dengan perubahan warna dari biru olahanya.
menjadi tidak berwarna. Dari hasil
perhitungan klorin dalam beras nonsubsidi Istifany, et al, 2010, Efektifits Penggunaan
didapatkan kadar klorin (Cl2) pada beras 1
Sari Buah Jeruk Nipis
sebesar 0,043 mg/l, beras 3 0,029 mg/l,
dan beras 4 0,027 mg/l. Dari hasil yang di Terhadap ketahanan
dapatkan tergolong masih dalam batas
Nasi
aman untuk di konsumsi yaitu kurang dari
0,2 mg/l-0,5 mg/l yang ditentukan oleh
Permenkes RI No. Tilawati,W , 2015 ,Identifikasi Penetapan
416/Menkes/PER/IX/1990. Kadar Klorin (Cl2)
Dalam Beras Putih di
SIMPULAN DAN SARAN Pasar Klepu Dengan

Simpulan Metode Argentometri


Didapatkan hasil kadar klorin (Cl 2) pada 3
sampel beras nonsubsidi dari 5 beras yang Ulfa,M, 2015, Penetapan kadar Klorin
positif. Pada 3 beras yang mengandung (Cl2) Pada Beras

4
Menggunakan metode
iodometri.

Anda mungkin juga menyukai