Anda di halaman 1dari 10

“ANALISIS KESALAHAN PENGOLAHAN

DATA ANALISIS DAN PARAMETER

VALIDASI YANG DIGUNAKAN PADA

TITRASI REDOKS”

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 :


1. Adelia Laelatul Makshum ( 210501001 )
2. Imam Abdurazak Syamsadinata Putra ( 210501013 )
3. Ulyatin Nisa ( 210501035 )
4. Windarsi S Zulfa ( 210501037 )
DEFINISI

Titrasi Redoks (Reduksi Oksidasi) adalah teknik analisis


yang banyak digunakan untuk menentukan konsentrasi
larutan suatu zat berdasarkan reaksi antara analit dan zat
titran
3

METODOLOGI

1.Bahan dan alat Sampel yang digunakan


yaitu kornet, santan, tepung koro, tepung pisang, dan tepung ketan sebagai
sampel untuk analisis lemak. Sampel utuk analisis vitamin C yaitu jeruk nipis,
jambu biji, cabai keriting, vitacimin, dan tomat. Larutan yang digunakan yaitu
HCl 35%, aquades, heksan, amilum 1%, dan I2 0.01 N. Alat yang digunakan
yaitu oven, beaker glass, pipet volume, bulb, kaca arloji, hot plate, kertas saring,
corong, timbangan analitik, Hull (kertas saring), alat soxhlet, labu lemak,
kondensor, blender, grinder, mortar, alu, labu ukur, labu erlenmeyer, krustang,
desikator, buret, klem, batang pengaduk dan spatula.
4

LANJUTAN…
2. Preparasi sampel lemak cair dan padat untuk pengujian lemak
Pertama, untuk sampel cair ditimbang 2 gram dalam beaker glass kemudian
ditambahkan 30 ml HCl 25% dan 30 ml aquades. Selanjutnya beaker glass ditutup
dengan kaca arloji dan dididihkan selama 15 menit. Setelah itu saring dalam keadaan
panas menggunakan kertas saring dan dicuci dengan air panas sampai netral. Kertas
saring dikeringkan pada suhu 100-1050C selama 2-2.5jam kemudian didinginkan dan
kertas saring ditimbang. Kertas saring yang telah ditimbang dimasukka ke dalam Hull
dan ini dapat disebut Hull 1 (Hull sampel cair). Sampel padat yang akan dianalisis,
ditimbang terlebih dahulu sebanyak 5 gram kemudian dimasukkan ke dalam Hull dan
dapat dinamakan Hull 2 (Hull sampel padat).
LANJUTAN
3. Penentuan kadar lemak dengan metode hidrolisis
Hull 1 dan Hull 2 masing-masing dimasukkan ke dalam unit soxhlet
kemudian ditambahkan pelarut heksan. Alat soxhlet dinyalakan dan
proses berlangsung selama 4 jam. Setelah itu, labu lemak diangkat dan
diuapkan menggunakan oven pada suhu 1050C selama 1.5 jam. Labu
lemak yang telah diuapkan diagkat dan dimasukkan ke dalam desikator
selama 15 menit. Selanjutnya labu lemak dari desikator ditimbang
beratnya sebagai Wakhir. Sebelumnya telah dilakukan pengonstanan berat
labu lemak. % lemak = Wakhir - Wlabu konstan Wsampel x 100%
Wakhir merupakan berat lemak dan labu lemak pada akhir proses analisis
kadar lema
6

LANJUTAN…

4. Analisis vitamin C
Pengecilan ukuran pada sampel dengan cara dihaluskan. Untuk sampel tomat,
jambu biji dan jeruk nipis menggunakan blender, untuk sampel cabai keriting
dihaluskan menggunakan grinder, sedangkan vitacimin dihaluskan menggunakan
mortar. Selanjutnya sampel ditimbang sebanyak 1 gram untuk vitacimin, 10 gram untuk
sampel tomat, cabai keriting dan jambu biji sedangkan jeruk nipis sebanyak 20 gram.
Sampel yang telah halus dan diketahui beratnya dimasukkan ke dalam labu ukur dan
ditambahakan aquades tepat hingga 100 ml. Selanjutnya disaring menggunakan kertas
saring. Filtrat yang didapat dipipet sebanyak 10 ml dan dimasukkan ke dalam
erlenmeyer untuk dititrasi. Setelah itu ketika akan dititrasi ditambahkan 2 ml amilum
1% kemudian dititrasi menggunakan larutan I2 sampai warnanya berubah menjadi biru
kehitaman. Perhitungan kadar vitamin C dapat dihitung menggunakan rumus di bawah
ini. % vitamin C = V I2 x 0.88 x FP Wsampel ሺmgሻ x 100% Vitamin C (mg/berat
bahan) = V I2 x 0.88 x FP V I2 merupakan volume I2 yang terpakai ketika titrasi.
Perhitungan kadar vitamin C dapat dilakukan dengan menghitung persen atau dalam
satuan mg per berat bahan.
7

HASIL
Analisis vitamin C Sampel W sampel (g) V titrasi (ml) % vit c mg/ gr Tomat 10.012 0.7 0.062 6.16
10.010 0.6 0.053 5.28 Vitamin C tablet 1.9190 5.7 26.14 502 2.0022 6 26.37 528 Cabai 10.005 1.2
0.105 10.5 10.039 1 0.876 8.80 Jambu 10.085 2.8 0.244 24.6 10.004 2.8 0.246 24.6 Jeruk nipis
20.008 1.3 0.057 11.4 20.003 1.3 0.057 11.4 Berdasarkan tabel 2, buah tomat mengandung vitamin
C sebanyak 0.0575% atau 5.72 mg/ gram bahan. Menurut standar syarat komposisi pangan, kadar
vitamin C dalam buah tomat yaitu sekitar 34 mg/ 100 g bahan. Sedangkan meenurut Depkes RI
(1972) dalam satu buah tomat mengandung 40 mg vitamin C yang dianggap satu buah tomat
adalah 100 gram. Terjadi perbedaan yang sangat jauh antara hasil analisa dan literatur. Hal ini
disebabkan karena analisis yang dilakukan tidak berdasarkan berat bahan yang diambil.
Seharusnya sampel diambil sebanyak 100 gram sehingga dapat dihitung kadarnya dalam satuan
mg/ 100g bahan.
8

LANJUTAN…
• Penentuan kadar vitamin C dilakukan metode iodimetri. Iodimetri
merupakan titrasi langsung dan merupakan metode penentuan atau penetapan
kuantitatif yang dasar penentuannya adalah jumlah I2 yang bereaksi dengan
sampel atau terbentuk dari hasil reaksi antara sampel dengan ion iodida.
Iodimetri adalah titrasi redoks dengan I2 sebagai pentiternya. Dalam reaksi
redoks harus selalu ada oksidator dan reduktor, sebab bila suatu unsur
bertambah bilangan oksidasinya (melepaskan elektron), maka harus ada suatu
unsur yang bilangan oksidasinya berkurang atau turun (menangkap elektron).
• Dalam bidang farmasi penetapan ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui kadar
yang terkandung di dalam suatu sediaan, apakah sudah sesuai dengan aturan atau
tidak.
9

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis, lemak yang terkandung dalam sampel kornet
yaitu 7.675%, pada santan 22.65%, 4.945% lemak pada tepung koro, tepung
pisang 12.44% dan 0.32% pada tepung ketan. Kandungan vitamin C pada buah
tomat yaitu 5.72 mg/ gram bahan, vitamin C tablet mengandung vitamin C
sebanyak 515 mg/ 100 g, caiab keriting 9.65 mg/ berat bahan (g), jambu biji
24.6 mg/ berat bahan (g), dan jeruk nipis 1.4 mg/ berat bahan (g). Hasil
praktikum rata-rata menunjukkan adanya perbedaan nilai dengan literatur. Hal
ini dapat terjadi karena kualitas sampel dengan literatur berbeda, sampel yang
dianalisa kurang akurat (penimbangan), sampel yang dianalisa seharusnya
BDD (buah dapat dimakan).
 
 
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai