Anda di halaman 1dari 20

Laporan Sementara

Laboratorium Dasar

PENENTUAN KADAR VITAMIN C

Disusun Oleh:

Kelompok: C-5

Zetta Fazira 1904103010050


Cut Syaffanah Fakhira 1904103010090
Rayhan Luthi 1904103010032
Siti Kharani 1904103010081

ASISTEN:
Muhamad Taufik 1704103010015

DOSEN PEMBIMBING:

Dr. Ir. Mariana, M.Si 196707151993032003

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2020
BAB I

DASAR TEORI

Vitamin C adalah salah satu zat gizi yang berperan sebagai antioksidan
dan efektif mengatasi radikal bebas yang dapat merusak sel atau jaringan,
termasuk melindungi lensa dari kerusakan oksidatif yang ditimbulkan oleh radiasi.
Status vitamin C seseorang sangat tergantung dari usia, jenis kelamin, asupan
vitamin C harian, kemampuan absorpsi dan ekskresi, serta adanya penyakit
tertentu. Rendahnya asupan serat dapat mempengaruhi asupan vitamin C karena
bahan makanan sumber serat dan buah-buahan juga merupakan sumber vitamin C
(Rosmainar dkk., 2018).

Vitamin C mudah larut dalam air, oleh karena itu pada waktu mengalami
proses pengirisan, pencucian dan perebusan bahan makanan yang mengandung
Vitamin C akan mengalami penurunan kadarnya. Kandungan Vitamin C dalam
makanan dan buah akan rusak karena proses oksidasi oleh udara luar, terutama
jika dipanaskan. Oleh karena itu, penyimpanan dilakukan pada suhu rendah
(dilemari es) dan pemasakan yang tidak sampai menyebabkan perubahan warna
pada makanan yang mengandung vitamin C. Salah satu buah yang mengandung
vitamin C adalah nanas (Putri dan Yunita., 2015).

Pada metode pengukuran kadar asam askorbat dengan metode tittrasi


iodimetri yang sudah ada, proses perhitungan kadar asam arskobat masih
menggunakan cara perhitungan secara manual. Serta pada proses percampuran
jumlah titrasi kedalam ekstrak buah diperlukan ketelitian, karena jika jumlah titran
yang dicampurkan lebih banyak, maka titik ekuivalen tidak akan terjadi. Hal ini
dapat mengakibatkan kejauhan dalam proses perhitungan kadar asam arskobat.
Pada alat otomatisasi pengukuran asam arskobat pada buah yang dirancang
menggunakan metode titrasi iodimetri dengan sistem pengadukan antara titran
dengan ekstrak buah secara otomatis, serta saat perubahan warna larutan yang
dititrasi menjadi biru-keunguan, maka proses titrasi akan berhenti secara otomatis.
Proses perhitungan kadar asam arskobat dilakukan secara otomatis oleh arduino
uno, sehingga tingkat kesalahan dalam perhitungan relatif kecil jika dibandingkan
dengan perhitungan secara manual (Nurmastika dkk., 2018).

Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara titrasi iodometri yaitu titrasi


tidak langsung dimana oksidator yang di analisa kemudian direaksikan dengan ion
iodida berlebih dalam keadaan yang sesuai yang selanjutnya iodium dibebaskan
secara kuantitatif dan dititrasi dengan larutan standar atau asam. Titrasi iodometri
termasuk golongan titrasi redoks dimana mengacu pada transfer elektron. Larutan
standar yang dipergunakan dalam kebanyakan proses iodometri adalah natrium
tiosulfat. Garam ini biasanya tersedia sebagai pentahidrat Na2S2O3 5H2O larutan
tidak boleh distandarisasi dengan penimbangan secara langsung, tetapi harus di
standarisasi terhadap standar primer (Samsuar dan Merinda, 2017).

Iodin adalah elemen yang secara alami terdapat di beberapa makanan,


ditambahkan kedalam makanan dan tersedia dalam bentuk suplemen. Iodin
merupakan komponen penting yang terdapat dalam hormon tiroid dan tiroksin.
Hormon tiroid mengatur banyak reaksi biokimia yang penting dan aktivitas
metabolisme. Iodin juga diperlukan untuk pembentukan kerangka dan serat pada
perkembangan janin dan bayi (Kshatri dkk, 2017).
Penurunan kadar Vitamin C dapat disebabkan oleh enzim-enzim yang
tidak lagi bekerja aktif. Penurunan kadar vitamin C juga disebabkan oleh jaringan-
jaringan vitamin C yang terkena udara yaitu mengalami proses oksidasi. Oksidasi
spontan pada vitamin C dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu suhu ruang,
oksigen yang berasal dari udara sekitar, dan juga enzim yang terdapat dalam
bahan tanpa adanya penambahan katalisator atau penambahan enzim secara
eksogen. Proses oksidasi menghasilkan dehidro asam askorbat (L-
dehidroaskorbat) yang labil dan dapat berubah menjadi 2,3–diketogulonat (DKG)
yang sudah tidak aktif lagi. Jika DKG sudah terbentuk, maka ia dapat mengurangi
bahkan dapat menghilangkan kandungan vitamin C yang terdapat dalam suatu
prouk (Rohim dkk, 2016).
BAB II

ALAT DAN BAHAN

2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum “penentuan kadar vitamin
C” ini adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Alat yang digunakan
No
Alat Jumlah
.
1. Erlenmeyer 125 ml 1 buah
2. Erlenmeyer 100 ml 2 buah
3. Gelas ukur 50 ml 1 buah
4. Gelas ukur 100 ml 1 buah
5. Labu ukur 50 ml 2 buah
6. Labu ukur 100 ml 2 buah
7. Corong Kaca 1 buah
8. Pipet tetes 2 buah
9. Spatula 1 buah
10. Pisau 1 buah
11. Piknometer 50 ml 1 buah
12. Gelas beker 600 ml 1 buah
13. Gelas beker 50 ml 1 buah
14. Kaca arloji 1 buah
15. Tabung sentrifus 4 buah
16. Sentrifus 1 unit
17. Buret 1 buah
18. Statif dan klem 1 set
19. Mortal dan alu 1 set
20. Blender 1 unit
21. Timbangan digital 1 unit
22. Saringan 1 buah

2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum “penentuan kadar
vitamin C” ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Bahan yang digunakan
No
Bahan Jumlah
.
1. Larutan standar iodin 0,01 N Secukupnya
2. Amilum 1% Secukupnya
3. Aquadest Secukupnya
4 Buah tomat 200 gram
5. Buah apel 200 gram
6. Tablet Vitalong C 0,15 gram
7. Aluminium Foil Secukupnya
8. Tissue Secukupnya
BAB III
PROSEDUR KERJA

3.1 Penentuan kadar vitamin C dalam buah


1. Ditimbang 200 gram buah dan dipotong-potong hingga berukuran kecil.
2. Dimasukkan 200 ml aquades ke dalam blender dan dihancurkan bahan
yang sudah dipotong tersebut sedikit demi sedikit sampai diperoleh slurry.
3. Larutan disaring dengan menggunakan saringan untuk dipisahkan
ekstraknya.
4. Diambil 10 ml ekstrak, dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml kemudian
ditambahkan aquadest sampai tanda batas. Dipisahkan ekstrak dengan
menggunakan sentrifus untuk mendapatkan filtrat.
5. Diambil 25 ml filtrat dengan pipet dan dimasukkan ke dalam labu ukur
100 ml. kemudian ditambahkan aquadest sampai tanda batas.
6. Diambil 5 ml larutan dengan pipet tetes dan dimasukkan kedalam
Erlenmeyer
7. Ditambahkan amilum 1% ke dalam larutan sebanyak 3 tetes.
8. Sampel dititrasi dengan larutan standar iodin 0,01 N dan dilakukan 3 kali
pengulangan serta dicatat hasil pengukurannya.

3.2 Penentuan kadar vitamin C dalam tablet


1. Ditimbang sebanyak 0,15 gram sakatonik abc lalu digerus dan dimasukkan
ke dalam labu ukur 50 ml dan ditambahkan aquades hingga tanda batas.
2. Diambil 20 ml larutan dan diencerkan dengan aquades hingga tanda batas
di dalam labu ukur 50 ml.
3. Diambil 10 ml larutan yang telah diencerkan kemudian ditambahkan
indikator amilum 1% sebanyak 3 tetes.
4. Dititrasi sampel dengan larutan standar iodin 0,01 N dan dilakukan 3 kali
pengulangan serta dicatat hasil pengukurannya.
3.3 penentuan massa jenis sampel buah
1. Ditimbang massa piknometer kosong yang berukuran 50 ml
2. Ditimbang massa piknometer yang telah diisi sampel
3. Diukur densitas sampel dengan menggunakan rumus :
( massa piknometer+sampel ) -(massa piknometer kosong)
ρ=
volume piknometer
BAB IV
DATA PENGAMATAN

Tabel 4.1 Volume titrasi pada sampel buah dengan volume sampel 5 ml
No Sampel Volume titrasi (ml) Volume rata-rata (ml)
I II III
.
1. Buah Apel 0,1 0,1 0,1 0,1
2. Buah Tomat 0,8 0,8 0,9 0,83

Tabel 4.2 volume titrasi pada tablet sakatonik abc dengan volume 10 ml
No Sampel Volume titrasi (ml) Volume rata-rata (ml)
I II III
.
1. Vitalong 500 mg 4,8 4,5 4,2 4,25

Tabel 4.3 Data pengamatan densitas menggunakan piknometer


No Sampel Volume Massa Massa Densitas
. piknometer piknometer piknometer + (gram/ml)
(ml) kosong sampel (gram)
(gram)
1. Buah Apel 50 31,63 81,97 1,0068
2. Buah Tomat 50 31,63 80,93 0,968
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Pengolahan Data

Tabel 5.1.1 Hasil Perhitungan Kadar Vitamin C pada Sampel Buah

No Sampel Volume Titrasi (mL) % Vitamin C


.
1. Buah Apel 0,1 0,140
2. Buah Tomat 0,83 1,208

Tabel 5.1.2 Hasil Perhitungan Kadar Vitamin C pada Sampel Tablet

No Sampel Volume Titrasi (mL) % Vitamin C


.
1. Vitalong 4,25 31,1

5.2 Pembahasan

Pada praktikum penentuan kadar vitamin C ini bertujuan untuk menentukan


kadar vitamin C atau asam askorbat di dalam sampel, yaitu buah apel, buah tomat,
dan vitalong. Dalam praktikum ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode
titrasi iodimetri yang larutan standar atau bakunya adalah larutan iodin dan
indikatornya adalah laruta amilum. Prinsip dasar dari titrasi iodometri ini adalah iodin
akan di produksi menjadi iodide, yang reaksinya sebagai berikut I2 + 2e- 2I-.
Iodium akan mendoksidasi senyawa-senyawa yang mempunyai potensial reduksi
lebih rendah darinya, yang artinya iodium akan lebih mudah mengoksidasi asam
askorbat.
Pada praktikum ini, hal pertama yang dilakukan adalah menimbang buah apel
dan tomat masing-masing sebanyak 200 gram, serta 500 mg tablet vitalong yang telah
digerus. Pada sampel buah apel dan tomat, masing-masing dihaluskan sampai
diperoleh slurry. Selanjutnya, dihitung berat piknometer kosong dan piknometer yang
berisi masing-masing sampel. Tujuan digunakan piknometer adalah untuk
mengetahui massa jenis dari sampel. Sebagian lainnya dari sampel berbentuk slurry
disaring menggunakan saringan untuk dipisahkan ekstraknya. Setelah didapatkan
ekstrak pada sampel, di ambil 10 mL pada masing-masing sampel buah dan
diencerkan ke dalam labu ukur 100 mL dengan menambahkan aquadest sampai tanda
batas kemudian dilakukan sentrifugasi untuk dipisahkan filtratnya. Lalu, diambil 25
mL filtrat tersebut menggunakan pipet tetes untuk diencerkan kembali dengan 100
mL aquadest. Setelah itu, diambil 5 mL dengan menggunakan pipet tetes ke dalam
erlenmeyer dan ditambah tiga tetes amilum sebagai indikatornya. Kemudia dititrasi
dengan 0,01 N larutan standar iodin.

Pada sampel tablet vitalong, di gerus sebanyak 150 mg dan di encerkan


didalam labu ukur 50 mL dengan aquadest hingga tanda batas. Lalu, diambil 20 mL
dari larutan yang telah homogen tersebut dan diencerkan kembali menggunakan
aquadest ke dalam labu ukur 50 mL. Kemudian, diambil 10 mL larutan tersebut dan
ditetesi amilum sebanyak tiga tetes untuk dititrasi menggunakan larutan standar iodin
0,01 N.
4.5 4.25
4

3.5
Volume Titrasi (mL)

2.5

1.5

1 0.83

0.5
0.1
0
Buah Apel Buah Tomat Vitalong
Gambar 5.1 Perbandingan volume titrasi yang digunakan pada setiap sampel

Berdasarkan Gambar 5.1 dapat dilihat bahwa volume titrasi rata-rata yang
paling banyak adalah sampel tablet vitalong sebanyak 4,25 mL. Hal ini menunjukkan
bahwa volume titrasi berpengaruh terhadapt kadar vitamin C yang diperoleh.
Semakin banyak volume titrasi yang digunakan untuk mentitrasi, maka akan semakin
tinggi pula kadar vitamin C yang terkandung di dalam sampel. Hal ini juga sesuai
dengan rumus persamaan kadar vitamin C, dimana volume titrasi berbanding lurus
dengan kadar yang terkandung. Penetapan kadar vitamin C dengan metode iodimetri
ini merupakan reaksi redoks. Dalam hal ini, vitamin C bertindak sebagai zat
pereduksi (reduktro) dan iodium sebagai zat pengoksidasi (oksidator) (Mulyani,
2018).
3500 3178.32 3305.78

3000

2500
Faktor Pengali

2000

1500

1000
0.14 1.21 31.1
500
12.5
0
Buah Apel
Faktor Pengali Konsentrasi
Buat Tomat Vitalong

Gambar 5.2 Perbandingan faktor pengali degan kadar sampel

Berdasarkan Gambar 5.2 dapat dilihat bahwa faktor pengali sampel buah apel
dan tomat lebih tinggi dibandingkan vitalong tetapi kadarnya berbanding terbalik,
yaitu kadar vitalong lebih besar dibandingkan sampel buah apel dan tomat. Hal ini
menunjukkan bahwa faktor pengali sangat berpengaruh terhadap kadar vitamin C,
semakin kecil faktor pengali yang diperoleh maka semakin besar kadar vitamin C di
dalam sampel begitu juga sebaliknya yang artinya besarnya faktor pengali berbanding
terbalik dengan kadar vitamin C di dalam sampel (Lasli dkk., 2017).
35
31.1
30
Kadar Vitamin C (%)

25

20

15

10

5
1.21
0.14
0
Buah Apel Buah Tomat Vitalong

Gambar 5.3 Perbandingan kadar vitamin C dari masing-masing sampel

Berdasarkan Gambar 5.3 dapat dilihat bahwa kadar persentase vitamin C


tertinggi terdapat pada sampe vitalong sebesal 31,1%, dan untuk sampel buah apel
dan tomat berturut-turut sebesar 0,14% dan 1,208 %. Kadar vitamin C pada buah
akan meningkat sampai buah masak dan akan menurun pada saat tingkat kematangan
telah terlampaui. Hal ini dikarenakan kadar vitamin C pada buah yang sudah lewat
matang akan berubah menjadi glukosa (Rahman dkk., 2015).
60

50
50
Kadar Vitamin C (%)

40

31.1
30

20

10

0
Vitamin C pada Sampel Vitamin C pada Kemasan

Gambar 5.4 Perbandingan kadar vitamin C yang diperoleh dengan kadar vitamin C
dalam kemasan pada tablet vitalong

Berdasarkan Gambar 5.4 dapat dilihat bahwa kadar vitamin C pada sampel
lebih rendah dibandingkan kadar vitamin C pada kemasan. Hal ini menunjukkan
bahwa vitamin C yang di dapat dalam kemasan berbeda dengan kadar vitamin C yang
diperoleh. Penurunan kadar vitamin C dapat terjadi karena sifat vitamin C yang
mudah larut dalma air, mudah teroksidasi karena panas, cahaya, dan udara bebas
(dalam bentuk larutan), proses pengeringan, pemanasan, serta penyimpanan yang
sama (Putri dan Sekawati, 2015).
BAB VI

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan maka diperoleh kesimpulan


antara lain:

1. Volume titrasi rata-rata pada buah apel, tomat, dan tablet vitalong masing-
masing sebesar 0,1mL ; 0,83 mL ; dan 4,25 mL.
2. Persen kadar vitamin C pada buah apel, tomat, dan tablet vitalong masing-
masing sebesar 0,14% ; 6.04% ; dan 31,1%.
3. Semakin besar volume titrasi yang diperoleh maka semakin tinggi kadar
vitamin C yang diperoleh pada sampel.
4. Semakin besar faktor pengali yang didapatkan maka semakin rendah kadar
vitamin C yang terdapat didalam sampel begitu pula sebaliknya.
DAFTAR PUSTAKA

Kshatri, J. S., Nivedita, K., dan Radha, M. Tripathy. 2017. Prevalence and Predictors
of Poor Iodine Nutrition in Rural South Odisha : A Comparative Study
between Coastal and Hilly Districts. National Journal of Community
Medicine. 8(1): 42

Lasli, M., Alimadam, dan Erwin. 2017. The Determination of The Level of Vitamin
C Red Dragon Fruit Syrup (Hylocereus Polyrhizus) B4 Conducting Stonge
Time Variety. Journal Atomic. 2(1):128-133.
Mulyani, E. 2018. Perbandingan Hasil Penetapan Kadar Vitamin C pada Buah Kiwi
dengan Menggunakan Mrtode Iodimetri dan Spektrofotometri UV-Vis. Jurnal
Farmasi, Sains, dan Kesehatan ISSN 2442-9751. 3(2):14-17.

Nurmastika, A., Amalia, D.R., dan Farraday, A.F. 2018. Rancang bangun alat
pengukuran kadar asam askorbat pada buah dengan metode iodimetri. Jurnal
Setrum. 7(1): 147-157.

Putri, M.P. dan Yunita, H.S. 2015. Analisis kadar vitamin C pada buah nanas segar
dan nanas kaleng dengan metode spektrofotometri Uv-Vis. Jurnal Wiyata.
2(1): 34-38.

Samsuar, F.M. dan Merinda, S. 2017. Analisis kadar klorin (Cl 2) sebagai pemutih
pada rumput laut (euchema cotkonil) yang beredar jauh di Lampung. Jurnal
farmasi Lampung. 6(2): 13-21.

Rahman, N., Mairet, O., dan Irwan, S. 2015. Analisa Kadar Vitamin C Mangga
Gadung dan Mangga Golek Berdasarkan Tingkat Kematangan dengan
Menggunakan Metode Iodimetri. Jurnal Akademika Kimia. 4(1):33-38.
Rohim, A., Alimuddin., dan Erwin. 2016. Analisis Kadar Asam Askorbat dalam Buah
Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) dengan Iodimetri. Jurnal Kimia
Mulawarman. 14(1): 42-45.

Rosmainar, L., Widia, N., Ni, P.A., dan Haula, N.2018. penentuan kadar vitamin C
beberapa jenis cabai (capsicum sp.) dengan spektrofotometri Uv-Vis. Jurnal
Kimia Riset. 3(1): 1-5.
LAMPIRAN A
PERHITUNGAN DATA

A.1 Menentukan massa jenis sampel buah apel


( massa piknometer+sampel ) -(massa piknometer kosong)
ρ=
volume piknometer
( 81,97 gram ) -(31,63 gram)
ρ=
50 ml
ρ = 1,0068 gram/ml

A.2 Menentukan massa jenis sampel buah tomat


( massa piknometer+sampel ) -(massa piknometer kosong)
ρ=
volume piknometer
( 80,93 gram ) -(31,63 gram)
ρ=
50 ml
ρ = 0,986 gram/ml

A.3 Perhitungan kadar vitamin c pada buah apel


ρ = 1,0068 gram/ml
Diketahui : 200 ml aquades + 200 gram buah apel
massa 200 g ram aquades + 200 gram buah apel
volume = =
ρ 1,0068 gram/ml
volume=397,29ml
Factor pengali :

25 ml
Faktor pengali = 39,72910
x ml
4 x 20 = 3178,32
397,29 ml 100 ml 100 ml 5 ml

39,729 4 20
VI

% vitamin C=
( 1000 )
2
× BE Vitamin C × N I
2
× FP ×100 %
Berat Sampel( gram)

0,1ml
% vitamin C=
( 1000 )
×88,06 ×0,01
×3178,32× 100 %
200 gram

% vitamin C=0,140 %

A.4 Perhitungan kadar vitamin c pada buah tomat


ρ = 1,0126 gram/ml
Diketahui : 200 ml aquades + 200 gram buah tomat
massa 200 g ram aquades + 200 gram buah tomat
volume = =
ρ 0,968 gram/ml
volume=413,22 ml
Factor pengali :

25 ml
Faktor
413,22pengali
ml = 41,32210
x ml
4 x 20 = 3305,78
100 ml 100 ml 5 ml
VI 2

% vitamin C=
( )
1000
× BE Vitamin C × N I 2
× FP ×100 %
Berat Sampel( gram)
41,322 4 20
0,83 ml
% vitamin C=
( 1000 )
×88,06 × 0,01
×3305,78 ×100 %
200 gram

% vitamin C=1,208 %
A.5 Perhitungan kadar vitamin c pada tablet sakatonik abc
Factor pengali :

0,15 gram
Faktor pengali = 2,5 x 520=ml
12,5
50 ml 50 ml 10 ml
VI 2

% vitamin C=
( )
1000
× BE Vitamin C × N I 2
× FP ×100 %
Berat Sampel( gram)
2,5 5
4,25 ml
% vitamin C=
( 1000 )
× 88,06× 0,01
×12,5 ×100 %
0,15 gram

% vitamin C=31,1%

Anda mungkin juga menyukai