Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

UJI VITAMIN C DAN UJI AMILUM

DISUSUN OLEH :
Kelompok : 6 ( enam )
NAMA : DAUD YONATHAN PANGGABEAN
NIM : 4203540004
KELAS : FISIKA NONDIK-A 2020

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2021
DAFTAR ISI

BAB 1 : PENDAHULUAN .............................................................................................................................. 1


BAB 2 : TINJAUN TEORITIS .......................................................................................................................... 2
BAB 3 : METODE PRAKTIKUM……………………………………….…………………………………………………………………..3

ALAT DAN BAHAN…………………………………………………………………………………………………………………………….…3

PROSEDUR KERJA………………………………………………………………………………………………………………………..………3

BAB 4 : HASIL PENGAMATAN…………………………………………….................................................................6

BAB 5 : PEMBAHASAN………………………………………………………………………………………………………………………7

BAB 6 : KESIMPULAN………………………………………………………………………………………………………………………..8

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………………………...........9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia. Makanan dibutuhkan
manusia untuk kelangsungan hidup dan menjalankan aktivitasnya. Fungsi makanan
antara lain mnyediakan materi yang di butuhkan oleh tubuh untuk tumbuh serta
memperbaiki tubuh yang rusak.
Sebelum dimanfaatkan oleh tubuh makan harus di pecah terlebih dahulu.zat-zat
makanan adalah substansi yang dalam makanan yang di butuhkan tubuh untuk
menjalankan proses - proses metabolisme. Zat makanan terdiri dari karbohidrat, lemak,
protein, mineral dan vitamin.Kita memerlukan makanan dalam jumlah yang tepatdan
mengandung zat nutrisi lengkap, seperti karbohidrat, lemak, protein, air, mineral dan
vitamin.
Kekurangan salah satu atau lebih zat diatas dalam waktu yang cukup lama dapat
menyebabkan gangguan pada tubuh. Sebaliknya kelebihan zat makan juga tidak baik
bagi kesehatan. Keadaan tubuh dimana kompossi zat makanan tidak seimbang disebut
malnutrisi. Hal tersebut karena kebanyakan dari mereka tidak mengetahui pasti bahan
makanan apa saja yang mengandung zat gizi yang diperlukan oleh tubuh mereka.
Tubuh manusia membutuhkan berbagai macam nutrisi guna menunjang kinerja
organ-organnya agar dapat berfungsi optimal. Selain itu setiap orang menginginkan
tubuh yang sehat dan bugar, agar dapat beraktivitas dengan semangat dan penuh energi.
Untuk mendapatkan tubuh yang sehat tentu saja tubuh harus dijaga dari berbagai
penyakit. Beberapa caranya adalah meningkatkan sistem kekebalan tubuh serta
memberikan tunjangan nutrisi yang dibutuhkan tubuh.
Vitamin merupakan jenis nutrisi yang dibutuhkan tubuh dan sangat berperan
penting untuk membangun imunitas tubuh. Suplemen yang banyak dijual rata-rata
mengandung vitamin sebagai upaya untuk meningkatkan imunitas. Secara alami,
vitamin dapat diperoleh dari makanan dan minuman. Vitamin merupakan zat gizi yang
dibutuhkan dalam jumla sedikit. Namun, apabila tubuh kekurangan vitamin, akan
menimbulkan masalah dan gangguan kesehatan. bahan pencemar atau racun yang
bersifat mikrobiologis dan kimiawi (Anggraini, 2008).

1.2 Tujuan Percobaan


• Untuk mengetahui kandungan karbohidrat dalam makanan.
• Untuk mengetahui kandungan vitamin C pada makanan
• Mempelajari penentuan kadar vitamin C dalam tablet dan buah
BAB II
TINJAUN TEORITIS
2.1 Tinjaun Teoritis
Vitamin C adalah satu vitamin yang larut dalam air dan memiliki peranan penting
dalam menangkal berbagai penyakit. Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari
bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin C termasuk dalam golongan vitamin
antioksidan yang mampu menangkal berbagai radikal bebas ekstra selular. Beberapa
karakteristiknya antara lain sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya dan logam. Buah-
buahan seperti jeruk merupakan sumber utama vitamin ini.
Vitamin C diperlukan untuk menjaga struktur kolagen,yaitu sejenis protein yang
menghubungkan semua jaringan serabut, kulit, urat, tulang rawan dan jaringan lain di tubuh
manusia. Struktur kolagen yang baik dapat menyembuhkan patah tulang, memar,
pendarahan kecil dan luka ringan. Pemenuhan kebutuhan vitamin C bisa diperoleh dengan
mengkonsumsi beraneka buah dan sayur seperti jeruk, arbei, stroberi, asparagus, kol, susu,
mentega, kentang, ikan dan hati.
Amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut di dalam air, berwujud
bubuk putih, tawar, dan tidak berbau.Amilum disimpan oleh tumbuhan hijau sebagai sisa
dari proses fotosintesis dan difungsikan sebagai cadangan makanan.Zat amilum banyak
ditemukan pada beberapa bagian tanaman, seperti umbi, empulur batang sagu, beras,
tanaman tapioka, dan jagung. Hewan dan manusia juga memanfaatkan amilum sebagai
sumber energi untuk beraktivitas.
Amilum atau pati tersusun atas dua jenis karbohidrat, yaitu amilosa dan
amilopektan dengan komposisi yang berbeda-beda. Amilosa menyebabkan sifat keras
(pera), sedangkan amilopektin akan memberikan sifat lengket.Amilum di dalam tubuh
manusia akan mengalami beberapa tahapan pencernaan. Amilum akan diubah menjadi
glukosa sebagai cadangan energi tubuh.Pada saat amilum masuk ke mulut, maka akan
diubah menjadi molekul zat pati kompleks (maltosa) oleh air liur.Maltosa selanjutnya
masuk ke bagian usus kecil dan diubah menjadi glukosa. Glukosa akan diserap oleh darah
melalui dinding usus dan akhirnya dapat digunakan sebagai energi untuk menunjang
aktivitas sel tubuh dan sel otak.
METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan Uji Vitamin C

1 Alat
No Nama alat Jumlah
1 Gelas kecil 6
2 Sendok 1
3 Pipet tetes 1
5 Parutan 1
6 Saringan 1

2 Bahan
No Nama bahan
1 Air
2 Vitamin C
3 Sarih buah jeruk nipis
4 Sari buah jeruk manis
5 Sari buah mentimun
6 Sari buah bengkuang
7 Sari buah tomat
8 Betadine

3.2 Alat dan Bahan Uji Amilum

3 Alat
No Nama alat Jumlah
1 Piring kecil 6
2 Mortal
3 Sendok 1
4 Pipet tetes 1

4 Bahan
No Nama bahan
1 Betadine
2 Tempe
3 Tahu Putih
4 Nasi
5 Ubi Kayu
6 Kentang
7 Pisang

3.3 Prosedur Percoaan


• Uji Vitamin C
Sebelum dilakukan uji vitamin C, bahan yang akan di uji dihaluskan terlebih
dahulu dengan cara di parut lalu disaring untuk mendapatkan sarinya.
Setelah itu disiapkan 6 gelas kecil yang masing-masing gelas kecil diisi
dengan larutan betadine sebanyak 5 tetes dan ditambahkan air sebanyak 20
ml (2 sendok makan). Dibuat juga larutan vitamin C dengan cara
melarutkan 5 butir tablet vitamin C ke dalam 20 ml air. Larutan tersebut
digunakan sebagai kontrol pada pengujian ini. Setelah semua larutan
disiapkan, diteteskan air dari bahan yang diuji pada masing-masing gelas
kecil yang berisi larutan betadine.Dihitung hingga 10 tetes larutan ke
larutan betadine kemudian catat perubahan warnanya.

• Uji Amilum
Sebelum dilakukan uji amilum, bahan yang akan diuji dilumatkan terlebih
dahulu dengan menggunakan mortal atau sejenisnya.Setelah itu disiapkan 6
piring kecil yang masing-masing piring kecil diisi dengan 1 bahan yang
akan di uji.Setelah semua bahan siap kemudian teteskan betadine sebanyak
3 tetes pada setiap bahan yang akan diuji.Kemudian tunggu beberapa saat
dan catatlah perubahan warna betadinenya. Apabila warna betadine pada
bahan yang diuji berubah menjadi warna biru kehitaman berarti bahan
tersebut mengandung amilum tetapi jika warna betadine tidak berubah
maka bahan tersebut tidak mengandung amilum.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

A. Hasil Uji Vitamin C

No Bahan Warna Awal Warna Akhir Jumlah


(betadine) Tetesan
1. Vitamin C tablet yang telah Coklat Bening 10
dilarutkan Kemerahan
2. Sari jeruk nipis Coklat Merah 10
Kemerahan
3. Sari jeruk manis Coklat Coklat 10
Kemerahan
4. Sari buah tomat Coklat Coklat 10
Kemerahan
5. Sari buah mentimun Coklat Merah 10
Kemerahan
6. Sari bengkoang Coklat Hitam 10
Kemerahan

B. Hasil Uji Amilum

No Bahan Perlakuan
Kontrol Iodine
1. Kentang Kuning Biru Kehitaman
2. Tempe Putih Kecoklatan Kuning
3. Tahu Putih Kuning
4. Ubi Kayu Putih Biru Kehitaman
5. Nasi Putih Biru Kehitaman
6. Pisang Kuning Merah Kecoklatan
BAB V
PEMBAHASAN

Dari pengujian yang telah dilakukan, kami meperoleh hasil seperti yang dapat dilihat pada table
hasil pengujian di atas. Adapun beberapa penjelasan mengenai hasil dari pengujian kami tersebut
adalah sebagai berikut :

A. Uji Vitamin C
Vitamin C merupakan salah satu unsur mikro yang perlu bagi tubuh manusia yang
sumbernya melimpah baik yang alami maupun buatan. Sumber vitamin C dapat berupa buah
– buahan , sayur – sayuran , ikan dan beberapa produk olahan lainnya. Oleh sebab itu,
dibutuhkan analisis kadar vitamin C pada beberapa bahan guna mengetahui seberapa tinggi
kandungan vitamin C pada masing – masing bahan yang telah dijadikan sebagai sampel
pengujian. Adapun bahan yang dijadikan sebagai sampel pada pengujian kami adalah sari
jeruk nipis, sari jeruk manis, sari buah tomat, sari buah mentimun, sari bengkoang dan vitamin
C tablet yang telah dilarutkan dengan larutan iodin ( vitamin C digunakan sebagai
kontrol/acuan untuk mengetahui kadar vitamin C pada setiap bahan yang diuji dengan
memperhatikan perubahan warna yang terjadi pada setiap sampel uji). Pengujian ini dilakukan
dengan cara titrasi larutan iodine pada setiap sampel uji. Analisis konvensional seperti metode
iodimetri dapat digunakan untuk menganalisis kadar vitamin C dalam sampel bahan makanan
maupun minuman (Damayanti & Kurniawati, 2017); ( Nurjannah , Sabang & Afadil , 2018).
Dari pengujian ini, tablet vitamin C sebagai kontrol dalam pengujian ini ketika
dilarutkan dengan larutan iodine akan menghasilkan larutan berwarna bening (kembali ke
warna air semula). Vitamin C merupakan asam askorbat, senyawa kimia yang larut dalam air
( Perricone, 2007) . Iodine ini lah yang sebenarnya menjadi indikator , karena reaksi antara
asam askorbat dalam vitamin C dan iodin akan menghilangkan warna dari iodine (Aina, Uji
Kualitatif Vitamin C Pada Berbagai Makanan dan Pengaruhnya Terhadap Pemanasan).
Karena itu , tablet vitamin C yang telah larut dengan betadine akan kembali lagi berubah warna
seperti semula yakni bening karena warna betadine pada larutan tersebut akan dihilangkan
oleh reaksi asam askorbat pada vitamin C dan iodine. Karena vitamin C merupakan kontrol
dalam pengujian ini yang dapat menentukan seberapa tinggi kadar vitamin C dalam bahan
yang diuji, maka dapat dilihat bahwa sampel yang mengalami perubahan warna seperti
vitamin C (mendekati bening) setelah dilakukan titrasi (menetesi ) larutan iodine, berarti
sampel tersebut mengandung kadar vitamin C yang tinggi. Sedangkan sebaliknya, semakin
perubahan warna yang dialami oleh sampel uji jauh berbeda dengan warna bening (warna –
warni) pada tablet vitamin C yang telah dilarutkan dengan larutan iodine (betadine), maka
kadar vitamin C pada sampel yang diuji tersebut memiliki kadar vitamin C yang rendah.
Berdasarkan tabel – tabel hasil uji vitamin C yang telah dilampirkan di atas, dapat
dilihat bahwa pada bahan yang diuji pertama sebagai kontrol dalam uji coba ini yakni vitamin
C tablet yang telah dilarutkan dengan larutan iodine ( betadine ), ada 3 tabel hasil uji yang
menunjukkan bahwa warna akhir pada sampel ini adalah bening, sedangkan dua tabel lainnya
menunjukkan berwarna kuning pekat. Dari penjelasan di atas sebelumnya, dijelaskan bahwa
vitamin C yang telah bergabung dengan larutan iodine akan menhasilkan warna bening (
kembali ke warna air semula). Hal ini menunjukkan bahwa ketiga tabel uji tersebut terbukti
benar, sedangkan dua tabel lainnya mengalami kesalahan dalam pengujian. Kesalahan ini
dapat terjadi dikarenakan jumlah tetesan iodine (betadine) pada larutan vitamin C tablet yang
berlebihan ataupun karena ada kesalahan lainnya baik dalam metode maupun bahan (
misalnya jenis vitamin C tablet).
Berdasarkan acuan pada warna vitamin C tablet, maka dapat diperoleh urutan sampel
bahan yang diuji yang memiliki kadar vitamin C yang tertinggi sampai yang terndah adalah
vitamin C tablet, jeruk manis, jeruk nipis, tomat, dan diikuti oleh mentimun. Sedangkan pada
bengkoang tidak menunjukkan reaksi antara vitamin C dan iodine, karena pada saat
dicampurkan dengan iodin, warna akhir bengkoang berubah menjadi hitam atau lebih keruh.
Hal ini menunjukkan bahwa bengkoang tidak mengandung vitamin C melainkan memiliki
kandungan amilum di dalamnya . Karena peristiwa ini menunjukkan bahwa reaksi yang terjadi
adalah reaksi antara amilum dengan iodin sehingga menhasilkan warna hitam pada warna
akhir.

B. Uji Amilum
Amilum adalah karbohidrat polisakarida , yaitu molekul yang terdiri atas kumpulan
gula sederhana . Pada penguiian ini, bahan – bahan yang mengandung amium di dalamnya
akan mengalami perubahan warna setelah diteteskan dengan iodin ( betadine ). Perubahan
warna yang terjadi adalah akibat adanya reaksi antara amilum dengan iodine yang akan
menghasilkan warna biru ungu pekat atau biru kehitaman. Hasil reaksi antara amilum dan
iodine berupa senyawa kompleks berwarna biru kehitaman tersebut. Namun, apabila bahan
yang diuji tidak mengalami perubahan warna atau tetap seperti warna awal pada bahan
tersebut setelah ditetesi dengan iodine (betadine) maka bahan tersebut tidak mengandung
amilum di dalamnya.
Berdasarkan tabel hasil pengujian dapat kita lihat bahwa bahan – bahan yang
mengahsilkan warna akhir berupa biru kehitaman atau biru ungu pekat adalah kentang, ubi
kayu, nasi , dan pisang. Adapun urutan bahan yang mengandung amilum dengan kadar yang
tertinggi sampai yang terendah adalah dimulai dari nasi, kentang, ubi kayu dan yang terakhir
adalah pisang. Hal ini dapat diihat dari waktu yang dibutuhkan oleh bahan yang diuji untuk
menghasilkan perubahan warna akhir menjadi warna biru kehitaman. Pada nasi, kandungan
amilum jelas sangat tinggi karena pada percobaan, setelah ditetesi iodine , nasi segera berubah
warna menjadi biru kehitaman secara langsung tanpa menunggu waktu yang lama.
Lalu, untuk bahan lainnya yakni tahu dan tempe, bahan ini tidak mengandung amilum
karena pada bahan ini tidak mengalami perubahan warna akhir menjadi biru kehitaman.
Setelah ditetesi iodine ( betadine ) , kedua bahan ini tidak mengalami perubahan warna sedikit
pun. Hal ini menunjukkan bahwa tahu dan tempe tidak mengandung amilum melainkan
mengandung protein yang tinggi.
BAB VI
KESIMPULAN

1. Uji vitamin C
Dari keenam pengujian diatas, larutan iodine (betadine) jika ditetesi dengan vitamin C atau
asam askorbat akan menghasilkan molekul asam askobat yang mengikat molekul iodine. Hal
itu terjadi karena molekul vitamin C lebih besar daripada molekul iodine. Semakin banyak
vitamin C yang terkandung pada bahan makanan, maka dia akan mengikat molekul zat warna
iodine lebih banyak juga. Jadi warna yang dihasilkan pada bahan makanan yang mengandung
banyak vitamin C menjadi bening atau keruh menunjukkan tidak ada lagi molekul zat warna
iodine bebas karena sudah diikat oleh molekul vitamin C.Sedangkan apabila kandungan vitamin
C pada larutan sedikit, maka zat warna iodine tidak dapat terikat sempurna.
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan semua bahan makanan yang diuji
menggunakan larutan iodine menghasilkan perubahan warna setelah di tetesi dengan larutan
penguji, yaitu setelah di tetesi dengan larutan iodine, warna larutan iodine menghilang atau
memudar, hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada lagi molekul zat warna iodine bebas karena
sudah terikat oleh molekul vitamin C. sehingga semua bahan makanan yang di ujikan
mengandung vitamin C.
2. Uji amilum
Uji amilum dapat dilakukan dengan indikator berupa larutan iodin. Ketika makanan yg
mengandung amilum akan mengalami perubahan warna biru kehitaman saat dicampurkan
dengan larutan iodin. Dari hasil percobaan yang kami lakukan yang menghasilkan warna biru
kehitaman yaitu kentang, nasi, ubi kayu dan pisang yang menunjukkan bahwan terdapat amilum
dalam makanan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Damayanti, E. T., damn Kurniawati, P. (2017). Perbandingan Metode Penentuan Vitamin C pada
Minuman Kemasan Menggunakan Metode Spektrofotometer UV – Vis dan Iodimetri. In dalam
Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya, Malang.

Halim, Azhar A. 2012. Boron Removal From Aquaous Solution Using Curcumin-Aided
Electrocoagulation. Middle East.

Nurjannah, I., Sabang, S. M., dan Afadil, A. (2018). Analisis Kadar Vitamin C , Kalsium dan
Posfotus pada Cabai Rawit (capsicum frustescens L.) Hasil Pengawetan. Jurnal Akademika Kimia,
7(4), 185-188.

Damayanti, E. T., damn Kurniawati, P. (2017). Perbandingan Metode Penentuan Vitamin C pada
Minuman Kemasan Menggunakan Metode Spektrofotometer UV – Vis dan Iodimetri. In dalam
Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya, Malang.

Halim, Azhar A. 2012. Boron Removal From Aquaous Solution Using Curcumin-Aided
Electrocoagulation. Middle East.

Nurjannah, I., Sabang, S. M., dan Afadil, A. (2018). Analisis Kadar Vitamin C , Kalsium dan
Posfotus pada Cabai Rawit (capsicum frustescens L.) Hasil Pengawetan. Jurnal Akademika Kimia,
7(4), 185-188.

Anda mungkin juga menyukai