Laboratorium Dasar
Disusun oleh:
Kelompok: D-5
Muhammad Fathan Halim 2004103010075
Tia Amanda 2004103010024
Syasya Nazifa 2004103010060
ASISTEN:
Muhamad Taufik 1704103010015
DOSEN PEMBIMBING:
Mirna Rahmah Lubis, ST., M.S 197710012003122001
5.2 Pembahasan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan kadar vitamin C dalam beberapa
sampel dengan menggunakan metode titrasi iodimetry Pada praktikum ini, sampel yang
digunakan yaitu buah pear, lemon, dan tablet sakonik ABC. Dasar dari metode iodimetri adalah
bersifat mereduksi Vitamin C. Vitamin C (asam askorbat) merupakan zat pereduksi yang kuat
dan secara sederhana dapat dititrasi dengan larutan baku iodium. Metode iodimetri (titrasi
langsung dengan larutan baku iodium 0,1 N) dapat digunakan pada asam askorbat murni atau
larutannya, sehingga kadar Vitamin C dapat ditetapkan (Mulyani, 2018).
Pada praktikum ini, hal pertama yang dilakukan adalah menimbang buah pear dan lemon
masing-masing sebanyak 200 gram, serta 150 mg sakatonik abc yang telah digerus. Pada sampel
buah pear dan lemon, masing-masing dihaluskan sampai diperoleh slurry. Sampel berbentuk
slurry disaring menggunakan saringan untuk dipisahkan ekstraknya. Selanjutnya, dihitung berat
piknometer kosong. Tujuan digunakan piknometer adalah untuk mengetahui massa jenis dari
sampel. Sebagian dari ekstraknya dimasukkan ke dalam piknometer dan kemudian ditimbang
massanya. Setelah didapatkan ekstrak pada sampel, di ambil 10 mL pada masing-masing sampel
buah dan diencerkan ke dalam labu ukur 100 mL dengan menambahkan aquadest sampai tanda
batas kemudian dilakukan sentrifugasi untuk dipisahkan filtratnya. Lalu, diambil 25 mL filtrat
tersebut menggunakan pipet tetes untuk diencerkan kembali dengan 100 mL aquadest. Setelah
itu, diambil 5 mL dengan menggunakan pipet tetes ke dalam erlenmeyer dan ditambah tiga tetes
amilum sebagai indikatornya. Kemudian dititrasi dengan 0,01 N larutan standar iodin.
Pada sampel sakatonik abc, di gerus sebanyak 150 mg dan di encerkan didalam labu ukur
50 mL dengan aquadest hingga tanda batas. Lalu, diambil 20 mL dari larutan yang telah
homogen tersebut dan diencerkan kembali menggunakan aquadest ke dalam labu ukur 50 mL.
Kemudian, diambil 10 mL larutan tersebut dan ditetesi amilum sebanyak tiga tetes untuk dititrasi
menggunakan larutan standar iodin 0,01 N. Indikator amilum ditambahkan bertujuan untuk
memberikan keterangan tentang pH suatu larutan. titik ekivalen dapat ditentukan dengan
menggunakan zat warna berupa indikator yang sensitif terhadap ion hidrogen. Pada praktikum
ini digunakan indikator amilum yang dapat menunjukkan titik akhir titrasi dengan perubahan
warna menjadi biru kehitaman (Sastrohamidjojo, 2018).
Hasil titrasi yang didapatkan dari buah pear berturut-turut sebesar 0,2 mL; 0,2 mL; dan
0,2 mL dengan rata-rata volume titrasi yaitu 0,2 mL. Pada praktikum ini juga dihitung densitas
sampel buah pear dengan menggunakan piknometer. Pengukuran densitas dilakukan dengan
menimbang massa piknometer kosong. Lalu ditimbang massa piknometer berisi sampel dan
dikurangi dengan hasil penimbangan piknometer kosong. Kemudian hasil pengurangan dibagi
dengan volume piknometer. Densitas buah pear yang didapatkan sebesar 1,0126 gram/mL.
Didapat pula kadar vitamin C pada buah pear sebesar 0,2783%.
Hasil titrasi yang didapatkan dari lemon berturut-turut sebesar 0,1 mL; 0,2 mL; dan 0,1
mL denga rata-rata volume titrasi yaitu 0,17 mL. Pada praktikum ini juga dihitung densitas
sampel buah pear dengan menggunakan piknometer. Pengukuran densitas dilakukan dengan
menimbang massa piknometer kosong. Lalu dikurangi massa piknometer berisi sampel dan
dibagi dengan volume piknometer. Densitas lemon yang didapat sebesar 1,0214. Didapat pula
kadar vitamin C pada lemon sebesar 0,2345%.
Hasil titrasi yang didapatkan pada tablet sakatonik ABC berturut-turut sebesar 4,3 mL;
4,3 mL; dan 4,4 mL dengan rata-rata volume titrasi sebesar 4,33 mL. sehingga diperoleh kadar
vitamin C sebesar 31,77 %. Kadar vitamin C pada tablet sakatonik ABC lebih besar
dibandingkan dengan kadar vitamin C pada buah pear dan lemon. Hasil titrasi yang didapatkan
pada tablet ester C berturut-turut sebesar 4,0 ml; 3,9 ml; dan 3,5 ml dengan rata-rata volume
titrasi sebesar 27,8 ml. Sehingga diperoleh kadar vitamin c sebesar 32,3%. Kadar vitamin C pada
ester C lebih tinggi daripada buah-buahan. Hal ini karena sampel ester C tablet lebih dominan
mengandung ekstrak vitamin C, berbeda dengan buah yang mengandung beberapa nutrisi lainnya
selain vitamin C. Perbedaan kadar vitamin C dapat disebabkan oleh beberapa factor. Salah
satunya adalah vitamin C mudah larut dalam air, sehingga pada proses pengirisan, pencucian,
dan perebusan dapat membuat kadar vitamin C menurun. Kandungan vitamin C akan rusak
karena proses oksidasi oleh udara luar menurut Putri dan Yunita (2015).
BAB VI
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan maka diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1. Volume titrasi rata-rata pada buah pear, lemon, dan sakatonik abc masing-masing
sebesar 0,2 mL; 0,17 mL; dan 4,33 mL.
2. Massa jenis buah pear yang diperoleh sebesar 1,0126 gram/mL. sedangkan massa
jenis lemon sebesar 1,0214.
3. Persen kadar vitamin c pada buah pear, lemon, dan sakatonik abc masing-masing
sebesar 0,2783 %; 0,2345 %; dan 31,77 %
4. Kadar vitamin c tertinggi didapat pada sampel sakatonik abc, dan kadar vitamin c
terendah terdapat pada sampel lemon
DAFTAR PUSTAKA
Asmal, A. 2018. Analisis Kandungan Vitamin C dalam Cabai Rawit secara Iodimetri.Jurnal
Farmasi Sandi Karsa.4(1): 99-103.
Asmara, A. P. 2016. Analysis of Vitamin C Level Contained in Mango Gadung with Varried
Ratention Tima.Journal of Islamic Science and Technology.2(1): 37-36.
Mirna, La, K.,dan Nur, A. 2016. Analisis Formalin pada Ikan Asin di Beberapa Pasar Tradisional
Kota Kendari.Jurnal Sains dan Teknologi Pangan.1(1): 14-17
Mulyani, E. 2018. Perbandingan Hasil Penetapan Kadar Vitamin C pada Buah Kiwi dengan
Menggunakan Metode Iodimetri dan Spektrofotometri UV-Vis. Jurnal Farmasi, Sains,
dan Kesehatan ISSN 2442-9751. 3(2):14-17.
Pathy, K. 2018. Proses for Preparetion of Vitamin C and Method for Determination of Vitamin C
in Tablets.Scified Journal of Chemical Research.2(1): 1-17.
Putri, M.P. dan Yunita, H.S. 2015. Analisis Kadar Vitamin C Pada Buah Nanas Segar Dan Nanas
Kaleng Dengan Metode Spekteofotometri UV-Vis.Jurnal Wiyata.2(1): 34-38.
Sastromidjojo, H. 2018. Kimia Dasar.Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Sulhan, M.H. 2019 . Analisis Kadar Vitamin C pada Daun Katuk Segar,Direbus dan Dikukus
dengan Metode Iodimetri dan Spektrofotometri UV-Vis.Jurnal Medika Cendikia.1(1):
55-63