Anda di halaman 1dari 24

Revisi I (02/05/2021), Asisten

Revisi II (04/05/2021), Asisten


ACC (09/05/2021), Asisten
Revisi I (03/06/21), Pembimbing
Laporan Sementara
Laboratorium Dasar

PENETAPAN KADAR NaCl DALAM INFUS SECARA


ARGENTOMETRI

Disusun Oleh:
Kelompok D5

Tia Amanda 2004103010024


Syasya Nazifa 2004103010060
Muhammad Fathan Halim 2004103010075

ASISTEN:

Ardhila Shinta 1704103010034

DOSEN PEMBIMBING:
Prof. Dr. Abrar Muslim, S.T., M.Eng 197205251999031002

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2021
Revisi I (02/05/2021), Asisten
Revisi II (04/05/2021), Asisten
Revisi III (09/05/2021), Asisten
Laporan Sementara
Laboratorium Dasar

LEMBARAN PENGESAHAN

Laporan Praktikum Analisa Bahan ini disusun oleh:

Nama : Muhammad Fathan Halim


NIM : 2004103010075
Kelompok : D-5
Judul Praktikum : Penetapan Kadar NaCl dalam Infus Secara
Argentometri

Disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat mengikuti ujian final mata
kuliah “Praktikum Analisa Bahan” pada Laboratorium Analisa Bahan.

Darussalam, Juni 2021


Praktikan,

Muhammad Fathan Halim


NIM. 2004103010075

Pembimbing, Asisten,

Prof. Dr. Abrar Muslim, S.T., M. Eng Ardhilla Shinta


NIP. 19720525 199903 1 002 NIM. 17041030100

Mengetahui,
Kepala Laboratorium Dasar Kimia Fisika

Sofyana, S.T., M.T.


NIP. 197106261998022001
Revisi I (02/05/2021), Asisten
Revisi II (04/05/2021), Asisten
Revisi III (09/05/2021), Asisten
Laporan Sementara
Laboratorium Dasar

LEMBARAN PENUGASAN

Modul : Penetapan Kadar NaCl dalam Infus Secara Argentometri

Kelompok : D-5

Nama/NIM : Muhammad Fathan Halim /2004103010075


Syasya Nazifa /2004103010060
Tia Amanda /2004103010024

Penugasan :

 Infus 20 ml
 Faktor pengenceran 10 kali
 Volume alikuot 10 mL
 Pengulangan 3 kali pada standarisasi NaOH, uji kadar NaCl pada infus,
dan uji presisi

Darussalam, 25 April 2021


Menyetujui
Pembimbing,

Prof. Dr. Abrar Muslim, S. T., M. Eng


NIP. 19720525 199903 1 002
BAB I
DASAR TEORI
Pada kehidupan sehari-hari kita sering menggukan garam sebagai bahan
dapur,dimana garam sendiri memiliki nama ilmiah Natrium Klorida
(NaCl),penambahan NaCl pada masakan akan menambah rasa asin dan sifat dari
garam dapat memperhambat pembusukan atau dapat sebagai pengawet alami.
Karena alami dan organic jika dipakai segabai pengawet,jadi garam aman
digunakan dan efek yang ditimbulkan tidak berefek toksik,dan garam juga masuk
kedalam pengawet GRAS (Generally Recognize as Safe). Sifat dari garam yang
mampu menghambat kebusukan adalah penghambat selektif mikroorganisme
penyebab busuk dan garam mampu mengontrol suatu substrat (water activity)
segingga dapat mengontrol perkembangan mikroorganisme penyebab kebusukan
(Yusmita, 2017).
Pada produksi bahan-bahan pangan dan juga produksi makanan serta
minuman pasti tentunya memakai bahan yang dinamakan garam yang dapat
menambahkan rasa asin pada makanan. Garam umumnya tersusun dari senyawa
NaCl namum, penyusunnya bukan hanya NaCl pada garam juga terdapat bahan
pengotor yaitu adalah CaSO4, MgSO4, MgCl2 dan bahan pengotor lainnya.
Rositawati (2013) menyatakan bahwa dalam memproduksi sebuah garam dapat
dilakukan dalam tiga metode atau cara yaitu penguapan kadar air padar air garam
dengan sinar matahari,penambahan bantuan garam (rock salt) dan air sumur air
garam (brine). Akan tetapi garam hasil produksi penambangan terdapat komposisi
yang berbeda-beda,tergantung pada lokasi penambangan,namum biasanya
mengandung lebih dari 95% NaCl. Garam dibuat dengan cara mengalirkan air
yang keluar bersama letupan ke bak penampung yang selanjutnya ditampung dan
diuapkan dalam bilah bambu yang sudah dibelah. Dilihat dari prosesnya
pembuatan gram ini tergolong masih menggunakan metode yang sederhana (Maul
ana dkk., 2017).
Pada pengujian yang akan dilakukan akan digunakan jenis titrasi yaitu
titrasi argentometri dimana tirasi argentometri adalah suatu metode kimia alanisa
kuantitatif dimana titrasi yang menggunakan AgNO3 atau perak nitrat sebagai
Revisi I (02/05/2021), Asisten
Revisi II (04/05/2021), Asisten
Revisi III (09/05/2021), Asisten
Laporan Sementara
Laboratorium Dasar

larutan yang sudah diketahui konsentrasinya atau larutan standar,dimana nanti


setelah dilakukannya titrasi akan membentuk garam perak nitrat yang sukar larut.
Dalam titrasi argentimetri terdapat beberapa jenis yaitu salah satunya metode
Mohr yang dimana metode inu dipilih berdasarkan indikator yang dipakai dalam
melakukan titrasi (Santoso, 2017).
Argentomatri pada awalnya berasal dari bahasa latin yaitu argentum yang
berarti perak, Dapat disimpulkan argentomatri adalah metode untuk menentukan
suatu konsentrasi suatu zat dalam sebuah sampel, yang akan membentuk
presipitasi ion dalam zat. Pada titrasi argentometri, indikator yang ditambahkan
saat titrasi menggunakan larutan standar perak nitrat nanti akan dicatat volume
larutan standar yang digunakan selama proses titrasi sampai terjadinya titik akhir
yang dimana titik akhir terjadi ketika terjadinya endapan pada semua ion Ag +,lalu
setelah didapat data yang diperoleh dapat ditentukan konsentrasi garam didalam
larutan analit (Underwood, 1992).
Menurut Underwood dan Day (1992), Larutan AgNO3 dan larutan NaCl
pada awalnya adalah larutan yang jernih dan tidak berwarna. Ketika NaCl
ditambahkan dengan aquades larutan NaCl tetap jernih dan tidak berwarna dan
aquades tersebut larut dalam larutan.
Penambahan aquades pada larutan ini bertujuan agar pH larutan tidak
terlalu asam ataupun basa. Lalu setelah ditambahkan indikator K2CrO4 dan warna
larutan akan berubah menjadi kuning bening yang dimana mengikotu warna
indikator yaitu warna K2CrO4. Lalu pada awal titrasi akan terbentuk endapan
berwarna putih AgCl. Setelah NaCl sudah sepenuhnya bereaksi dengan AgNO3 ,
sementara jumlah AgNO3 masih ada, maka AgNO3 kemudian bereaksi dengan
indikator K2CrO4 membentuk endapan Ag2CrO4 yang berwarna merah bata.
Endapan tersebut adalah endapan AgCl. Setelah terjadinya endapan pada semua
ion Cl- dengan sempurna, kelebihan 1-2 tetes larutan AgNO 3 akan bereaksi
dengan ion kromat membentuk endapan perak kromat yang berwarna merah.
Reaksi yang terjadi dapat digambarkan sebagai berikut:
Ag+ + Cl-AgCl (putih) ………………………….…..............(1.1)
2 Ag+ + CrO42- Ag2CrO4 (merah bata)………………………….….............(1.2)
Revisi I (02/05/2021), Asisten
Revisi II (04/05/2021), Asisten
Revisi III (09/05/2021), Asisten
Laporan Sementara
Laboratorium Dasar

Agar didapat hasil titrasi yang baik,maka harus memerhatikan beberapa


faktor antara lain yaitu pH larutan,dimana PH harus dalam keadaan suasana netral
atau basa lemah (pH=6-8). Hal tersebut harus dilakukan karena jika berlangsung
dalam suasana asam, maka konsentrasi ion CrO 42- akan berkurang. Jika saat
dilakukannya titrasi dalam suasana basa kuat maka akan terjasi suatu endapan
yaitu peroksida. Selain itu, titrasi juga harus dilakukan secara cepat dan
pengocokan harus dilakukan dengan kuat agar Ag+ tidak teroksidasi menjadi AgO
yang akan menyebabkan titik akhir titrasi menjadi sulit tercapai. Dalam
penambahan indikator menyebabkan terjadinya reaksi pada titik akhir dengan
titran sehingga terbentuk endapan yang berwarna merah bata yang menunjukkan
titik akhir karena warnanya berbeda dengan warna endapan analit dengan Ag+.
Saat melakukan titrasi menggunakan metode mohr larutan yang dititrasi
harus diperhatikan pengadukannya, dimana harus dilakukan dengan baik dan
perlahan, agar tidak terjadi kelebihan titran yang dapat menyebabkan
pengendapan pada indicator sebelum terjadinya titik ekuivalen serta agar tidak
terjadinya diokulasi oleh endapan AgCl sehingga titik akhir tidak menjadi sharp
(Harjadi, 1993).
Pada tahun 1980, hasil penelitian oleh Horwitz, Kamps, dan Boyer menyat
akan bahwa, pemeriksaan hasil lebih dari 50 antar laboratorium studi kolaboratif y
ang dilaksanakan oleh Association of Official Analytical Chemists (AOAC) pada r
agam komoditas analit mengindikasikan adanya hubungan antara koefisien variasi
rata-rata (CV) dengan pengukuran konsentrasi rata-rata, terlepas dari metode deter
minatif. Menurut Rivera dan Rosario (2018), pernyataan seperti itu awalnya dieks
presikan dalam bentuk yang disajikan oleh ahli statistik Jung Keun Lee sebagai:
RSDR% = 2 (1 - 0,5 log C)..................................(1.3)

Di mana C (konsentrasi analit) dinyatakan sebagai pecahan massa tak berd


imensi (pembilang dan penyebut memiliki unit yang sama); dan RSDR adalah koe
fisien variasi CV dalam kondisi reproduktifitas. Menurut Rivera dan Rosario (201
8), pada tahun 1999 Michael Thompson mengubah persamaan menjadi bentuk ya
ng setara:
Revisi I (02/05/2021), Asisten
Revisi II (04/05/2021), Asisten
Revisi III (09/05/2021), Asisten
Laporan Sementara
Laboratorium Dasar

RSDR% = 2 C - 0,15.......................................(1.4)

atau sebagai deviasi standar:


SR = 2 C 0.85...............................................(3)

Representasi grafis dari persamaan adalah berupa kurva, juga dikenal seba
gai tanduk Horwitz dan dianggap sebagai "salah satu yang paling menarik hubung
an dalam kimia analitik modern RSD yang dihitung dari persamaan dengan konse
ntrasi analit yang berbeda yang ditandai sebagai menunjuk pada kurva (Rivera dan
Rosario, 2018).

BAB II
ALAT DAN BAHAN
Revisi I (02/05/2021), Asisten
Revisi II (04/05/2021), Asisten
Revisi III (09/05/2021), Asisten
Laporan Sementara
Laboratorium Dasar

2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Jumlah
1. Buret 1 buah
2. Corong kaca 1 buah
3. Erlenmeyer 250 mL 4 buah
4. Gelas kimia 250 mL 1 buah
5. Labu ukur 250 mL 1 buah
6. Pipet tetes 3 buah
7. Statif dan klem 1 set

2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Jumlah
1. Aquadest Secukupnya
2. Larutan indikator kalium kromat (K2CrO4) 5% Secukupnya
3. Larutan perak nitrat (AgNO3) 0,1 N Secukupnya
4. Larutan baku NaCl 0,1 N Secukupnya
5. Sampel infus NaCl Secukupnya
Revisi I (02/05/2021), Asisten
Revisi II (04/05/2021), Asisten
Revisi III (09/05/2021), Asisten
Laporan Sementara
Laboratorium Dasar

BAB III
PROSEDUR KERJA

3.1 Pembuatan Larutan AgNO3 0,1 N Standar


1. Ditimbang 4,25 gram AgNO3, lalu dimasukkan ke dalam gelas beker 250
mL.
2. Ditambahkan aquadest ± 50 mL ke dalam gelas beker.
3. Larutan kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 250 mL, ditambahkan
aquadest hingga mencapai garis batas dan digoyang hingga homogen.
4. Disimpan di dalam botol berwarna cokelat gelap.

3.2 Pembuatan Larutan Baku NaCl 0,1 N


1. Ditimbang 1,46 gram NaCl, lalu dimasukkan ke dalam gelas beker 250 mL.
2. Ditambahkan aquadest ± 50 mL ke dalam gelas beaker.
3. Larutan kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 100 mL, ditambahkan
aquadest hingga mencapai garis batas dan digoyang hingga homogen.

3.3 Standarisasi Larutan AgNO3 0,1 N


1. Dipipet larutan baku NaCl 0,1 N sebanyak 25 mL, dimasukkan ke dalam
Erlenmeyer 250 mL.
2. Ditambahkan indicator K2CrO4 5% sebanyak 2-3 tetes.
3. Dititrasi dengan larutan AgNO3 0,1 N hingga terjadi perubahan warna dari
kuning menjadi coklat kemerahan dan diulangi titrasi sebanyak 3 kali.
4. Diulangi prosedur (1) sampai (3) dengan menggunakan larutan blanko yaitu
aquadest, dicatat volume yang dibutuhkan, lalu diulangi titrasi sebanyak 3
kali.
5. Dihitung Nornalitas larutan AgNO3 dengan rumus
V ×N
N= …………………….…………………..(3.1)
(A-B)
Keterangan
A = Volume larutan AgNO3 untuk titrasi larutan NaCl (mL)
Revisi I (02/05/2021), Asisten
Revisi II (04/05/2021), Asisten
Revisi III (09/05/2021), Asisten
Laporan Sementara
Laboratorium Dasar

B = Volume larutan AgNO3 untuk titrasi larutan blanko (mL)


N = Normalitas AgNO3 hasil standardisasi (N)
V = Volume NaCl yang digunakan (mL)

3.4 Penetapan Kadar NaCl pada Sampel Larutan Infus


1. Dipipet sampel infus sebanyak 20 mL dimasukkan ke dalam Erlenmeyer
200 mL.
2. Ditambahkan aquades sebanyak 180 mL
3. Ditambahkan indikator K2CrO4 5% sebanyak 2-3 tetes.
4. Dititrasi dengan larutan AgNO3 0,1N hingga berwarna coklat kemerahan.
5. Dicatat volume titrasi dan diulangi sebanyak 3 kali.
6. Dihitung kadar NaCl dengan menggunakan rumus
N AgNO 3 × V AgNO3 × BM NaCl
Kadar NaCl = × FP ×100 % ……
V NaCl ×1000
…(3.2)
Keterangan
NAgNo3 = Normalitas AgNO3 hasil standardisasi (N)
VAgNO3 = Volume AgNO3 yang dibutuhkan saat titrasi (mL)
BMNaCl = Berat molekul NaCl
VNaCl = Volume alikuot yang digunakan (mL)
FP = Faktor pengali

3.5 Uji Presisi


1. Dipipet ke dalam Erlenmeyer 20 mL larutan infus.
2. Ditambahkan 180 mL Aquadest
3. Ditambahkan indicator K2CrO4 5% sebanyak 2-3 tetes.
4. Dititrasi dengan larutan AgNO3 0,1 N hingga berwarna coklat kemerahan,
diulangi 3 kali, dan dicatat volume titrasi.
5. Dilakukan prosedur (1) sampai (4) dengan 2 orang yang berbeda untuk
memperoleh presisi diantara.
Revisi I (02/05/2021), Asisten
Revisi II (04/05/2021), Asisten
Revisi III (09/05/2021), Asisten
Laporan Sementara
Laboratorium Dasar
BAB IV
DATA PENGAMATAN

4.1 Data Pengamatan Volume Standarisasi Larutan AgNO3


Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Volume Titrasi Standarisasi Larutan AgNO3
Sampel Volume Titrasi (mL) Rata-Rata
(mL)
Titrasi Titrasi 2 Titrasi 3
NaCl 24,00 24,50 23,00 23,83
Aquadest 0,25 0,40 0,30 0,32

4.2 Data Pengamatan Volume Titrasi Larutan Infus


Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Volume Titrasi Larutan Infus
Konsentrasi AgNO3 (N) Volume Alikuot (mL) Volume Titrasi (mL)
1,25
1,75
0,1 10
1,50
Rata-rata 1,50

4.3 Data Pengamatan Volume Titrasi pada Uji Presisi


Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Volume Titrasi pada Uji Presisi
Volume Titrasi (mL) Rata-rata
Titrasi 1 Titrasi 2 Titrasi 3
Analisis (mL)
1 1,75 1,25 1,25 1,42
2 1,25 1,25 1,75 1,42
3 1,50 1,75 1,25 1,50
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Pengolahan Data


Berdasarkan hasil pengukuran volume dengan sampel larutan NaCl dan
sampel larutan blanko aquadest, diperoleh nilai normalitas dari AgNO 3 sebagai
berikut:
Tabel 5.1.1 Hasil Perhitungan Standarisasi AgNO3
Sampel Normalitas AgNO3 (N)
AgNO3 0,11
Adapun berdasarkan hasil pengukuran kadar NaCl dengan sampel larutan
infus, diperoleh kadar NaCl pada larutan infus adalah sebagai berikut
Tabel 5.1.2 Hasil Perhitungan Kadar NaCl
Sampel Kadar NaCl (%)
Infus 0,93
Adapun berdasarkan hasil pengukuran uji presisi dengan sampel larutan
infus, diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut
Tabel 5.1.3 Hasil Perhitungan Kadar NaCl pada Uji Presisi
Analisi Kadar NaCl (%) Mean SD % CV 2/3 CV
Titrasi Titrasi Titrasi
s (mL) RSD Horwitz Horwitz
1 2 3
1 1,08 0,77 0,77 0,88 0,04 5,17 4,07 2,72
2 0,77 0,77 1,08 0,88 0,04 5,17 4,07 2,72
3 0,93 1,08 0,77 0,93 0,03 3,66 4,04 2,69

5.2 Pembahasan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan kadar NaCl di dalam
sampel infus dengan menggunakan metode titrasi argentometri. Metode titrasi
argentometri dapat menentukan kadar garam-garam halogenida (Cl, Br, dan I),
sianida (CN), tiosianida (SCN) dan fosfat. Zat yang akan dihitung kadarnya akan
diendapkan oleh larutan baku perak nitrat AgNO3. Terdapat beberapa metode
dalam titrasi argentometri yaitu metode Mohr, Volhard, Fajans, dan Leibig. Pada
praktikum ini digunakan metode Mohr untuk menganalisa kadar NaCl dalam
sampel infus. Pada metode mohr ini, digunakan indikator berupa ion kromat.
Revisi I (02/05/2021), Asisten
Revisi II (04/05/2021), Asisten
Revisi III (09/05/2021), Asisten
Laporan Sementara
Laboratorium Dasar

Pada awalnya akan terbentuk endapan perak berwarna putih dan kemudian diikuti
oleh endapan perak kromat yaitu berwarna merah kecoklatan yang menandakan
titik akhir titrasi (Rohadame, 2017).
Berikut reaksi yang terjadi (Santoso dkk, 2020)
Ag+ + Cl- →AgCl↓(Endapan putih)……………….......…………(5.1)
Setelah Semua C- mengalami kompleksasi
CrO42-+ 2Ag+→AgCrO4↓ (Endapan merah kecoklatan)…………..(5.2)

5.2.1 Standarisasi Larutan AgNO3


Tujuan dari standarisasi adalah untuk menjamin bahwa konsentrasi akhir
larutan memiliki nilai parameter yang konstan dan ditetapkan terlebih dahulu.
Sehingga untuk mengetahui konsentrasi larutan AgNO3 secara pasti harus
dilakukan standarisasi terlebih dahulu (Najib dkk., 2017). Berdasarkan Tabel
5.1.1 diperoleh hasil perhitungan konsentrasi AgNO3 sebesar 0,11 N. Hasil
standarisasi larutan AgNO3 menghasilkan konsentrasi pasti sebesar 0,11 N.

5.2.2 Kadar NaCl pada Sampel Infus


Penentuan kadar NaCl dalam sampel infus dapat dilakukan dengan
menggunakan metode titrasi secara argentometri dengan memperhatikan
pengulangan dari tiap titrasi yang dibutuhkan. Berikut tertera grafik hubungan
antara pengulangan titrasi dengan volume titrasi

10
8.75
Volume Titrasi (mL)

7.5
6.25
5
3.75
2.5
1.25
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Pengulangan
Revisi I (02/05/2021), Asisten
Revisi II (04/05/2021), Asisten
Revisi III (09/05/2021), Asisten
Laporan Sementara
Laboratorium Dasar

Gambar 5.2.1 Grafik Hubungan Pengulangan Titrasi dengan Volume Titrasi


Berdasarkan Gambar 5.2.1 dapat diketahui volume titrasi dari AgNO3
berturut-turut pada tiga kali pengulangan sebesar 1,25 mL; 1,75 mL; dan 1,50 mL
dengan volume rata-rata sebesar 1,50 mL. Dari hasil yang didapatkan tersebut,
dapat disimpulkan bahwa volume pengulangan titrasi yang telah dilakukan tidak
memiliki selisih yang begitu signifikan dari tiap pengulangan.
Dari hasil volume titrasi dengan AgNO3 yang diperoleh tersebut, maka
dapat diketahui kadar NaCl dalam infus. Berikut grafik hubungan antara
pengulangan titrasi dan kadar NaCl dalam infus

12.000
10.000
Kadar NaCl (%)

8.000
6.000
4.000
2.000
0.000
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Pengulangan

Gambar 5.2.2 Grafik Hubungan Pengulangan Titrasi dengan Kadar NaCl


Berdasarkan Gambar 5.2.2 diperoleh kadar NaCl pada pengulangan titrasi 1,
2, dan 3 secara berturut-turut adalah sebesar 0.77%; 1,08%; dan 0,93% dengan
rata-rata kadar NaCl yang diperoleh sebesar 0,93%. Pada tiap pengulangan titrasi,
didapatkan kadar NaCl yang memiliki selisih konsentrasi yang tidak begitu
signifikan. Kadar NaCl yang didapatkan terus menurun sesuai dengan volume
AgNO3 yang digunakan pada titrasi.
Pada percobaan ini tidak terdapat perbedaan yang begitu signifikan antara
kadar NaCl yang diperoh saat praktikum dengan kadar NaCl yang tercantum pada
botol infus. Adapun kadar yang tercantum pada botol infus adalah sebesar 0,9%
sedangkan rata-rata kadar NaCl yang diperoleh pada praktikum ini adalah sebesar
0,93%.
Revisi I (02/05/2021), Asisten
Revisi II (04/05/2021), Asisten
Revisi III (09/05/2021), Asisten
Laporan Sementara
Laboratorium Dasar

5.2.3 Uji Presisi


Berdasarkan Tabel 5.1.3 didapatkan hasil uji presisi dari tiap praktikan. Setiap
praktikan melakukan 3 kali pengulangan titrasi. Didapat kadar NaCl dari
praktikan 1 adalah 1,08%; 0,77%; dan 0,77% dengan rata-rata 0,88%. Praktikan 2
mendapatkan kadar NaCl sebesar 0,77%; 0,77%; dan 1,08% dengan rata-rata
sebesar 0,88%. Praktikan 3 mendapatkan kadar NaCl sebesar 0,93%; 1,08%; dan
0,77% dengan rata-rata sebesar 0,93%. Standart Devitiation yang didapat dari
ketiga praktikan berturut-turut adalah 0,04; 0,04; dan 0,03 dengan %RSD
berturut-turut adalah 5,17%; 5,17%; dan 3,66%. Dari uji presisi tersebut,
didapatkan pula nilai 2/3 CV Horwitz dari ketiga praktikan dengan nilai berturut-
turut yaitu 2,72; 2,72; dan 2,69. Nilai 5 RSD yang lebih kecil dari 2 membuat uji
presisi menjadi benar.
BAB VI
KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah sebagai
berikut:
1. Nilai standarisasi AgNO3 yang diperoleh menggunakan sampel NaCl dan
aquadest adalah 0,11 N.
2. Nilai Kadar NaCl dalam sampel infus dengan penambahan 3 tetes
indikator K2CrO4 adalah 0,93%.
3. Uji presisi dinyatakan salah karena %RSD dari ketiga kali uji presisi
dengan nilai masing-masing 5,17%; 5,17%; dan 3,66% bernilai > 2 dan
lebih besar daripada 2/3 CV Horwitz.
DAFTAR PUSTAKA

Harjadi, W. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : Universitas Indonesia Pres
s.

Huljani, M., dan Nur, R. 2018. Analisis Kadar Klorida Air Sumur Bor Sekitar
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) II Musi II Palembang dengan Metode
Titrasi Argentometri, Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan, 2(2): 5-9.

Kuntari, T. A., Barusi., dan Doni, H. N. 2018. Validasi Metode Penentuan


Ammonium Klorida dalam Obat Batuk Hitam Secara Titimetri. Journal
of Chemical Analysis. 1(1): 35-41.

Maulana, KD., Jamil, MM., Putra, PEM., Rohmawati, B. Dan Rahmawati. 2017.
Peningkatan Kualitas Garam Bledug Kuwu Melalui Proses Rekristalisasi
dengan Pengikat Kotor CaO, Ba(OH)2, dan (NH4)2CO3. Journal of Creati
vity Student. 2(1):43.

Najib, A., Abd, M., Aktsar, R. A., Virsa, H., Rezki, A. S., Risda, Waris. 2017.
Standarisasi Ekstrask Air Daun Jati Belanda dan Teh Hijau. Jurnal
Fitofarmaka Indonesia, 4(2): 241-245.

Rivera, C., Rodríguez, R., & Pimentel, S.C. (2011). Horwitz Equation as Quality
Benchmark in ISO / IEC 17025 Testing Laboratory. Private Communication.

Rohadame, A. 2017. Analisis Kadar Klorida pada Air Minum dengan Metode
ArgentometriI. Skripsi. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. D-3
Kimia. Universitas Sumatera Utara: Medan.

Rosaria. 2007. Studi Keamanan Cabe Giling di Kota Bogor [Skripsi]. Bogor :
IPB.
Santoso, I. D. 2017. Pengaruh Metode Pencucian terhadap Penurunan Kadar
Klorin dalam Beras dengan Titrasi Argentometri. Prosiding Seminar Nas
oinal Kimia dan Pembelajarannya, 1(2): 277-285.

Underwood, A. C. 1992. Analisa Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.

Yusmita, L., 2017. 'Identifikasi Konsentrasi Natrium Klorida (NaCl) Pada Jahe
Dan Lengkuas Giling Dibeberapa Pasar Tradisional Di Kota Padang'. Jurnal
Tekno;ogi Pertanian Andalas 21(2): 122.

Najib, A., Abd, M., Aktsar, R. A., Virsa, H., Rezki, A. S., dan Risda, W. 2017.
Standarisasi Ekstrask Air Daun Jati Belanda dan Teh Hijau. Jurnal
Fitofarmaka Indonesia, 4(2): 241-245.

Rohadame, A. 2017. Analisis Kadar Klorida pada Air Minum dengan Metode
ArgentometriI. Skripsi. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. D-3
Kimia. Universitas Sumatera Utara: Medan.

Santoso, U., Widiastuti, S., Andriati, N., Aulia, A., dan Sudarmanto. 2020.
Analisis Pangan. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
LAMPIRAN A
PERHITUNGAN DATA
Diketahui : N AgNO3 : 0,1 N
Mr NaCl : 58,4925 gram/mol
Volume sampel : 20 mL
Volume alikuot : 10 mL
Kadar NaCl dalam infus : 0,9%
Faktor Pengenceran : 10 kali
A.1 Pengenceran Sampel

10 kali

20 mL 200 mL

20 mL cairan infus 20 mL cairan infus + 180 mL aquadest

A.2 Menentukan Normalitas AgNO3


V .N
Normalitas AgNO3 =
( A−B ) ml
25 mL . 0,10 N
=
( 23,83−0,32 ) ml
= 0,11 N
A.3 Menentukan Kadar NaCl pada Sampel Infus
Kadar Nacl = N AgNO3 x V AgNO3 x BM NaCl x fp x 100%
V NaCl x 1000
= 0,1 N x 1,5 mL x 58,5 gr/mol x 10 x 100%
10 mL x 1000
= 0,933 %
A.4 Uji Presisi
A.4.1 Menghitung Standar Deviasi (SD) dari Data Praktikan 1
2
= ∑( x−ẍ )
SD

n−1
2
= ∑(0,0483)

3−1
= 0,0342
A.4.2 Menentukan %RSD dari Data Praktikan 1
SD
%RSD =

0.0342
=
0,933
= 3,665%
A.4.3 Menentukan CV Horwitz dan 2/3 CV Horwitz dari Data Praktikan 1
CV (%) = 21-0.5log (0,933 x 0,01) = 4,0421
2/3 CV = 2/3 x 4,0421 = 2,6947
LAMPIRAN B
GAMBAR

Gambar B.1 Sampel NaCl + aquades Gambar B.2 Titrasi AgNO3 + NaCl
+ K2CrO4 sebelum titik akhir titrasi
Gambar B.3 Hasil titrasi NaCl Gambar B.4 Hasil titrasi sampel infus

Gambar B.5 Hasil uji presisi Fathan Gambar B.5 Hasil uji presisi Tia
Gambar B.7 Hasil uji presisi Syasya

Anda mungkin juga menyukai