PERCOBAAN 4
Disusun oleh:
Kelompok A/4
Mahbubah 10060316021
I. Tujuan Percobaan
a) Mengukur banyaknya senyawa yang dapat menghasilkan busa
dalam simplisia.
b) Mengukur indeks ikan dari suatu sampel uji.
II. Prinsip Percobaan
a) Menetapkan indeks busa dengan mengukur tinggi busa yang
dihasilkan dari pengocokan filtrat dari sampel simplisia dalam air.
b) Menetapkan indeks ikan dengan mengamati 2 dari 3 ikan mati
karena pengaruh konsentrasi filtrat dari sampel simplisia
III. Alat Dan Bahan
No Alat Bahan
1. Corong dan kassa saring Aquadest
5. Penggaris
7. Pipet tetes
8. Stop watch
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
tabung
Rebusan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
simplisia
(ml)
Aquadest 9 8 7 6 5 4 3 2 1 -
(ml
V. Data Pengamatan
Indeks Pembusaan
1. Dekokta Simplisia
2 Selama perebusan:
Larutan berwarna coklat muda.
4 .
Busa yang dihasilkan dari pengocokan
selama 15 detik dan didiamkan selama
15 menit
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
tabung
Rebusan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
simplisia
(ml)
Aquadest 9 8 7 6 5 4 3 2 1 -
(ml
Tinggi 2,5 3 3,5 5 5 3 4 4,5 2,5 3
busa
(cm)
Karena tidak ada tinggi busa 1 cm maka dilakukan perhitungan dengan
tinggi yang mendekati 1 cm yaitu pada tabung 9 :
2 dari 3
ekor ikan
mati
Catatan : Pada konsentrasi tertinggi yaitu 0,5 mengakibatkan 3 ekor ikan mati
Indeks ikan =
VI. Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan penetapan indeks pembusaan dan angka ikan
pada tanaman Sapindus rarak Dc. Klasifikasi tanaman Sapindus rarak Dc adalah
sebagai berikut:
Klasifikasi
Ordo: Sapindales
Famili: Sapindaceae
Genus: Sapindus
Hubungan indeks busa dan indeks ikan terlihat dimana untuk manusia,
saponin juga tidak bersifat toksik selama konsentrasinya tidak tinggi kan yang
mati karena racun dari senyawa saponin, tidak toksik untuk manusia bila dimakan.
Tidak toksiknya untuk manusia dapat diketahui dari minuman seperti bir yang
busanya disebabkan oleh saponin. Tetapi bila dijadikan sediaan obat, saponin
yang merupakan glikosida yang bila dihidrolisa dengan enzim menghasilkan
tiosianat, isotiosianat dan bensilsianat yang merupakan racun dan mempunyai
sifat antitiroid. (Harbone. J. B., 1987)
Saponin dapat menghemolisa darah karena saponin merupakan senyawa
berasa pahit menusuk dan menyebabkan bersin dan sering mengakibatkan iritasi
terhadap selaput lendir. Saponin dapat menghancurkan butir darah merah lewat
reaksi hemolisis karena terdapat racun. Saponin bersifat racun bagi hewan
berdarah dingin dan banyak diantaranya digunakan sebagai racun ikan. Saponin
yang bersifat keras atau racun biasa disebut sebagai Sapotoksin. Kematian pada
ikan, mungkin disebabkan oleh gangguan pernafasan. Contoh glikosida lain
adalah tioglikosida dan bensiltioglikosida. Bila dihidrolisa dengan enzim
menghasilkan tiosianat, isotiosianat dan bensilsianat yang merupakan racun dan
mempunyai sifat antitiroid. Zat-zat toksik tersebut ada pada bawang, selada air,
kacang-kacangan, seperti kacang tanah, kacang kedele dan juga pada macam-
macam kol. Toksisitasnya mungkin karena dapat merendahkan tegangan
permukaan (surface tension). Dengan hidrolisa lengkap akan dihasilkan sapogenin
(aglikon) dan karbohidrat (hexose, pentose dan saccharic acid).
Berdasarkan atas sifat kimiawinya, saponin dapat dibagi dalam dua kelompok :
VII. Kesimpulan
Pada tabung 9 menunjukkan busa berwarna putih setinggi 2,5 cm sehingga
didapat indeks busa sebesar 111,11 pada simplisia buah lerak (sapindus rarak
fructus) sehingga positif mengandung saponin. Indeks ikan dalam percobaan
digunakan untuk mengetahui keberadaan dan kadar saponin dalam buah lerak
yang diujikan. Berdasarkan hasil percobaan yang diperoleh kadar saponin sangat
tinggi karena pada konsentrasi terendah pun (0,04%) terdapat ikan yang mati.
semakin tinggi konsentrasi maka semakin rendah indeks ikan.