Disusun oleh:
Shift G
Kelompok 3
I. Tujuan Percobaan
Menetapkan dan mengukur banyaknya senyawa yang dapat menghasilkan
busa dalam suatu simplisia serta
No. Tabung 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Rebusan simplisia
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
(mL)
Aquadest (mL) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 -
Tabung reaksi ditutup dan dikocok ke arah memamanjang selama 15 detik
dengan frekuensi 2 kocokan per detik. lalu dibiarkan selama 15 menit dan diukur
tinggi busanya. Analisis dilakukan sebagai berikut:
a) Jika tinggi busa pada setiap tabung kurang dari 1 cm, maka indeks
busanya kurang dari 100.
b) Jika tinggi busa 1 cm terdapat pada salah satu tabung, maka volume
dekokta (rebusan) bhaan tumbuhan dalam tabung tersebut ditetapkan
ssebagai parameter “a” yang nantinya akan digunakan untuk menentukan
indeks busa.
c) Namun jika tabung terpilih merupakan rabung nomor 1 atau nomor 2 dari
seri tersebut, maka harus dilakukan pengenceran kembali yang lebih rinci
untuk mandapatkan hasil yang lebih akurat.
d) Jika tinggi busa pada setiap tabung lebih dari 1 cm, maka indeks busanya
lebih dari 1000. Dalam hal ini ulangi pengujian dengan menggunakan
rangkaian seri baru dari dekokta untuk mendapatkan hasil yang akurat.
Setelah itu dihitung indeks pembusaan.
3.2. Penetapan indeks ikan
Sebanyak 2 g serbuk simplisia ditimabng dengan sesama. Dibuat dekokta
serbuk simplisia dengan mendidihkan dalam 100 mL air selama ±30 menit yang
dihitung setelah air mendidih. Ampas dari fitrat disaring sehingga diperoleh
ekstrak uji. Lalu dibuat 3 buah larutan dengan konsentrasi berbeda pada gelas
kaca 250 mL.
Konsentrasi
Pembuatan
Larutan Uji (%)
0,5 50 mL ekstrak + aquades ad 200 mL
0,1 10 mL ekstrak + aquades ad 200 mL
0,04 4 mL ekstrak + aquades ad 200 mL
Gambar Keterangan
b. Indeks Ikan
Gambar Keterangan
4.2.Perhitungan
a. Indeks Busa
Diketahui : a= 3 mL volume dekokta tabung 3
Ditanyakan : Indeks busa ?
1000
Jawab : Indeks Busa =
𝑎
1000
= = 333,33
3
b. Indeks Ikan
Diketahui : a= 0,04 % konsentrasi laruta uji
Ditanyakan : Indeks Ikan ?
1
Jawab : Indeks Busa =
𝑎
1 100
= x = 2500
0,04 1
V. Pembahasan
Saponin merupakan golongan senyawa alam yang rumit, yang mempunyai
massa dan molekul besar, dengan kegunaan luas. Saponin diberi nama demikian
karena sifatnya menyerupai sabun “Sapo” berarti sabun. Saponin adalah senyawa
aktif permukaan yang kuat dan menimbulkan busa bila dikocok dengan air.
Banyak bahan tumbuhan obat yang mengandung saponin. Adanya saponin dalam
simplisia ini dapat diuji dengan menghitung indeks pembusaan dari simplisia.
Simplisia yang mengandung saponin dapat membentuk busa yang dapat bertahan
lama ketika serbuk simplisia tersebut direbus dalam air dan kemudian dikocok.
Kemampuan pembusaan dari rebusan air dari serbuk simplisia inilah yang disebut
yang terkandung dapat menurunkan tegangan permukaan antara air dan udara
sehingga terbentuk busa. Saponin yang bersifat polar akan menarik udara ke
dalam air sehingga udara terdispersi ke dalam air dalam bentuk busa.
kimia yang berisi 500 ml aquadest mendidih dibiarkan mendidih selama 30 menit.
Ekstraksi adalah penyarian zat-zat aktif dari bagian tanaman obat. Adapun
tujuan dari ekstraksi, yaitu untuk menarik komponen kimia yang terdapat dalam
simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat
ke dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka,
kimia dalam sel tanaman yaitu pelarut organik akan menembus dinding sel dan
masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dalam
pelarut organik di luar sel, maka larutan terpekat akan berdifusi keluar sel dan
proses ini akan berulang terus sampai terjadi keseimbangan antara konsentrasi
saponin adalah tinggi busa pada setiap tabung yang terdapat sejumlah tertentu
detik dengan frekuensi 2 kocokan per detik. Pada percobaan yang dilakukan
timbul buih yang stabil dengan tinggi 1 cm pada tabung ke-3 serta indeks
glikosida saponin. Saponin memiliki sifat berbusa dalam air, disebabkan oleh
kombinasi sapogenin yang bersifat non polar dan larutan air pada rantai samping.
saponin yang terkandung dalam tanaman (daun jati belanda) sebagai racun bagi
hewan berdarah dingin. Saponin adalah segolongan senyawa glikosida yang
Saponin dapat menyebabkan hemolisis pada sel darah merah yang dapat
bersifat racun bagi hewan berdarah dingin, dan banyak diantaranya digunakan
sebagai racun ikan. Saponin bila terhidrolisis akan menghasilkan aglikon yang
disebut sapogenin (tipe alkaloid, steroid dan triterpenoid). Ini merupakan suatu
senyawa yang mudah dikristalkan lewat asetilasi sehingga dapat dimurnikan dan
dipelajari lebih lanjut. Saponin yang berpotensi keras atau beracun seringkali
Dilihat dari data hasil pengamatan pada ikan yang telah diberikan larutan
konsentrasi yang dibeikan, semakin banyak ikan yang mati. Hal ini disebabkan
karena pada buah kelerak mengandung saponin sehingga indeks pembusaan juga
kelerak. Selain itu, saponin dapat menyebabkan hemolisis pada sel darah merah
manusia. Hubungan antara indeks pembusaan dengan indeks ikan ialah semakin
tinggi indeks pembusaan kandungan saponin semakin banyak maka indeks ikan
karena saponin dapat berikatan dengan kolesterol (lesitin) dari membran sel
dimana lesitin ini merupakan komponen utama dari sebagian besar lemak pada sel
1. Makin banyak karbohidrat yang terikat pada aglycone makin kecil daya
hemolisisnya.
triterpenoid.
sakarida).
4. Makin banyak gugus polar pada aglycone makin rendah daya hemolisisnya
(Liener, 1969).
indeks ikan . Indeks ikan yaitu Bilangan atau angka yang menunjukan pada
pengenceran berapa larutan suatu zat membunuh 3 dari 5 ekor ikan dengan
VI. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukkan dapt disimpulkan bahwa kadar
senyawa saponin dalam suatu simplisia dapat menunjukan indeks busa dan indeks
ikan. Dimana semakin tinggi volume dekokta maka semakin rendah/kecil indeks
busa, dan semakin tinggi konsentrasi dekokta maka semakin renda/kecil indeks
ikan. Indeks busa yang didapat adalah sebesar 333,33 dan indeks ikan sebesar
2500.
Daftar Pustaka
Gunawan, Didik. (2009). Ilmu Oba tAlam (Farmakognosi) Jilid 1. Jakarta: EGC.
Liener IE. (ed). (1969). Toxic constituents of plant foodstuffs. New York :
Academic Press